Happy Reading 😘😘
Setelah makan malam Dea memutuskan masuk kedalam kamar nya, sementara itu Dev ke ruang kerja nya untuk mengecek email.
Dea berjalan ke balkon kamar menghirup udara malam. Biasanya angin di waktu malam akan terasa dingin.
Tapi di kota rasanya sangat beda. Angin malam terasa biasa saja, tidak sedingin angin di kampung yang sampai menusuk ke tulang.
"Baru aja sehari, aku sudah rindu sama Ayah dan Ibu! Andai saja aku punya ponsel seperti yang lain. Pasti aku akan bisa mendengar suara Ibu dan Ayah." Ucap Dea dengan suara lirih sambil menatap bintang bintang yang bertabur di atas langit.
Indah nya malam tak bisa mengobati rasa rindu Dea pada kedua orang tua nya.
"Apa iya, kalau aku harus menyerahkan mahkotaku pada Mas Dev? Tapi, di antara kami belum ada cinta? Tapi, jika memang Mas Dev nanti meminta nya mana aku tak akan bisa menolak."
Tak terasa sudah 1 jam lama nya Dea ada di balkon kamar, menatap langit gelap yang hanya di taburi bintang dan bulan.
Di lantai bawah, Dev baru saja selesai mengecek pekerjaan nya. Dia pun memutuskan untuk menyusul Dea di kamar.
"Dia pasti sudah tidur?" Gumam Dev sambil melihat jam di tangan nya, sebab sudah menunjukan pukul 10 malam.
Dahi Dev mengkerut saat melihat tempat tidur masih kosong dan rapi, seperti belum ada yang menyentuh dan meniduri nya.
"Dimana Dea?" Heran Dev.
Kemudian mata nya menatap balkon kamar yang terbuka. Dev melihat Dea ada di sana, dia pun melangkah ke arah Dea.
"Kenapa belum tidur?" Tanya Dev.
"Mas! Eh, eum, enggak. Aku hanya gak bisa tidur saja Mas. Lagi pengen nyari udara malam aja." Jawab Dea
"Ini sudah malam. Angin malam gak bagus buat tubuh! Yuk masuk." Ajak Dev.
Dea menurut dan masuk kedalam kamar, lalu dia duduk di tepi ranjang sambil menunduk.
Dev yang melihat itu segera mendekat dan duduk di samping Dea.
"Ada apa? Ada yang mengganjal pikiranmu hem?" Tanya Dev.
Dea mengangkat wajah nya, lalu melihat Dev sekilas, kemudian menatap lurus ke depan.
"Mas, apa aku boleh bertanya seauatu?"
"Tentu, Apa?"
"Apa kamu akan mempertahankan rumah tangga ini? Dan, apa kamu akan berusaha mencintai aku?"
Dev terpaku mendengar pertanyaan Dea. Dia terlihat bingung harus menjawab apa.
"Kenapa bertanya seperti itu?" Heran Dev.
"Gak papa, hanya mau nanya aja!"
Dev diam, dan Dea masih menunggu jawaban Dev. Hingga akhirnya Dev membuang napas nya dengan panjang.
"Aku tahu pernikahan kita ini tanpa di dasari cinta. Seperti apa yang kamu bilang waktu itu padaku. Jika pernikahan bukanlah ajang lomba dan permainan.
Aku ingin membuka hatiku untuk kamu, walaupun mungkin akan sulit. Aku akan berusaha mempertahankan rumah tangga kita, aku akan berusaha mencintai kamu. Dan ku harap, jika suatu saat nanti aku sudah cinta sama kamu! Maka tolong, jangan kecewakan aku." Ucap Dev sambil menggenggam tangan Dea.
Ada perasaan hangat di dada Dea saat Dev mengatakan hal itu.
"Iya Mas, insya Allah Dea juga akan berusaha mencintai Mas dan mempertahankan rumah tangga kita. Tapi, kenapa Mas tadi bilang sulit? Apa Mas pernah sakit hati?"
Dev yang mendengar itu segera memalingkan wajah nya.
"Kita tidur ya! Ini sudah malam." Ajak Dev.
Dea terlihat bingung tapi akhirnya dia pun menurut. Walaupun di hati Dea ada kejanggalan, tapi dia tak mau memaksa Dev.
Sebelum tidur, Dea membuka jilbab nya dan tidur di samping Dev.
Sejujurnya Dev sangat terpesona saat melihat Dea tanpa hijab. Dia pun menggeser tubuh nya ke samping Dea dan mengelus rambut nya.
"Kenapa di buka?" Tanya Dev.
"Emang kenapa? Mas kan suami Dea? Dan Mas sudah halal, jadi buat apa Dea tutupi?"
Dev tersenyum menyeringai saat mendengar ucapan Dea.
"Lalu, kenapa hanya jilbab nya saja? Yang lain nya gimana?" Goda Dev
Dea membulatkan mata nya dengan pipi yang sudah merah seperti kepiting rebus. Dia mencubit perut sixpack Dev.
"Emang mau?" Tanya Dea mencoba untuk tidak gugup.
"Mau lah. Masa gak mau!" Goda Dev lagi dengan senyum mengembang di bibir nya.
Dada kedua nya sama sama berdebar saat membahas hal itu.
"Kalau Dea mah pasrah. Jika memang Mas minta hak Mas, ya Dea bersedia. Masa Dea tolak? Yang ada Dea dapat dosa." Ucap Dea sambil melihat ke arah langit kamar nya
Dia tak berani menatap mata Dev, sebab saat ini wajah nya saja sudah merah menahan malu.
Dev tersenyum saat mendengar ucapan Dea. Dengan lembut Dev mendaratkan bibir nya di kening Dea, membuat wanita itu terpejam meresapi kehangatan benda kenyal itu.
"Tidurlah, kita lakukan nanti. Kamu pasti cape kan?" Ucap Dev
Dea menatap Dev dengan bingung, Dea pikir mungkin Dev belum bersedia menyentuhnya. Atau mungkin juga ia tak berselera
Dev seakan tahu apa yang di pikirkan oleh Dea.
"Jangan berpikir aneh aneh! Aku sudah menahan nya, dan jangan bikin aku kebobolan? Kamu kan cape, kita istirahat dulu malam ini. Kan masih ada esok buat ngumpulin tenaga?" Goda Dev sambil menjawil hidung Dea.
Dea tersenyum manis mendengar jawaban suaminya. Lalu Dev menarik tubuh Dea kedalam pelukan nya dan tidur dengan saling berpelukan.
Dev menghirup aroma strawberry dari sampo yang di pakai oleh Dea.
Tak ada lagi jarak di antara mereka. Sebab mereka ingin sama sama membuka hati masing masing untuk saling mencintai.
'Aku akan berusaha membuka hatiku untuk mu! Walaupun bayang bayang sakit, masih sangat jelas tergambar di hati ini. Tapi aku sangat yakin, jika kamu dan dia sangat lah berbeda.' Batin Dev.
Cup
Dia kembali mengecup dahi Dea, sebelum akhirnya dia menyusul Dea ke alam mimpi.
🌹
🌹
🌹
Pagi pagi Dea sudah menyiapkan sarapan untuk Dev di bantu oleh pelayan yang ada di sana.
Setelah makanan siap, Dea pun menuju kamar nya untuk memanggil Dev.
"Mas, sarapan dulu yuk!" Ajak Dea sambil mengguncang bahu suaminya.
Hheeeem
Dev hanya bergumam saja, tapi Dea tak kehabisan akal. Dia mencubit hidung Dev, tapi lagi lagi gagal.
Akhirnya sebuah ide yang manjur datang, dengan dada berdebar Dea mendekatkan bibir nya dahi Dev, dan mengecup nya.
Cup
Kecupan hangat itu sontak membuat Dev tak kuat lagi. Sebenarnya dia hanya pura pura tidur saja, dia ingin mengerjai Dea tapi malah dia yang di kerjai.
Aaghh
Bruk
Pinggang Dea di tarik oleh Dev hingga Dea jatuh di atas tubuh Dev. Pandangan kedua nya terkunci satu sama lain.
"Kamu sengaja hem, mau bangunin macan yang sedang tertidur?" Tanya Dev dengan suara yang serak.
Entah kenapa, hanya kecupan singkat saja mampu membuat si joni bangun dari tidur nya.
Gluk
Dea menelan ludah nya dengan kasar saat mendengar suara berat nan serak Dev. Dea merasa jika lampu merah telah menyala.
"Mas aku tadi cum--" Belum sempat Dea berbicara, Dev sudah memotong nya.
Bersambung.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Benazier Jasmine
dulu ogak2 u dev, skr bucin tuh sm si dhea
2023-01-09
1
Silfiyah Silfiyah
Ahhh gemesss 🫣🫣
2022-10-11
0
Bundanya Robby
hmmm samawa ya Dev....Dea..duo D...
2022-10-02
0