Happy Reading 😘😘
Setelah perasaan Dea menjadi lebih baik, dan dia juga sudah shalat dan berserah pada Allah. Mengadukan segala kegundahan, rasa kecewa, marah dan juga sedih pada sang Pencipta.
Malam ini semua makan tanpa ada yang membuka suara. Dev juga sedari tadi hanya memperhatikan Dea dalam diam.
Sebenarnya dia ingin sekali mengajak Dea mengobrol empat mata, untuk membicarakan tentang hubungan mereka.
"De, aku ingin bicara." Ucap Dev akhirnya membuka suara saat makan malam telah usai.
Dea menatap Dev sekilas lalu membantu Susi membereskan piring kotor.
Ibu yang melihat Dea hanya diam saja, akhirnya memegang bahu putrinya itu.
"Nak, Suami kamu mau bicara. Ingat apa yang ibu katakan tadi di kamar." Ucap Ibu.
Dea membuang nafas nya dengan pelan, lalu mengangguk.
"Kita bicara di luar saja Mas." Ucap Dea
Ada desiran aneh di hati Dev saat Dea memanggil nya dengan sebutan Mas. Entah kenapa panggilan itu begitu sangat indah terdengar.
Dea keluar rumah menuju teras, di ikuti oleh Dev. Kemudian mereka duduk di gazebo dan masih dalam mode diam.
Eekhmm
Dev berdehem kecil untuk menetralkan perasaan gugup nya.
"Mau bicara apa Mas?" Tanya Dea dengan tatapan lurus memandang kegelapan malam.
"Apa kamu marah dengan pernikahan ini?" Tanya Dev sambil memandang ke arah Dea.
"Untuk apa? Toh, semua sudah terjadi. Lagipula, mau Dea nolak pun, tak akan ada guna nya?"
"Kalau kamu mau lepas, maka aku akan me--"
"Stop! Pernikahan itu bukan ajang lomba dan permainan Mas? Mas bisa mengucap ijab, artinya Mas bersedia menerima Dea. Jangan pernah menjadikan pernikahan itu sebuah permainan, yang bisa Mas tarik ulur seenak nya?" Potong Dea sambil menatap Dev dengan tajam.
Dev diam tak menjawab.
"Sekarang Dea mau tanya sama Mas? Apa yang membuat Mas mau menikahi Dea? Padahal kita tak saling mengenal, dan kita juga tak pernah bertemu, apalagi cinta?" Tanya Dea
Dev menatap Dea dengan tatapan yang begitu dalam.
"Aku menikahi kamu, karena paksaan dari Mama dan Papa. Mereka memaksaku menikah! Aku cuma gak mau, kalau sampai Mama penyakit nya kambuh dan kenapa napa." Jujur Dev.
Dia tak mau menutupi kebenaran nya, walaupun memang itu adalah fakta yang sebenar nya.
"Apa! Sakit? Tante Linda sakit apa?" Kaget Dea
"Mama sakit jantung. Jadi gak bisa syok! Soalnya bisa anfal jantung nya."
Dea menunduk, dia tahu kenapa Dev mau menikahi nya. Memang sakit saat mengetahui fakta sebenar nya. Dimana Dev terpaksa menikahi nya karena Mama nya.
Dea selalu berharap jika suatu saat ia menikah, maka pernikahan itu di dasari oleh sebuah rasa cinta. Tapi kenyataan nya, semua tak seindah bayangan kita.
"Lalu, apa Mas punya kekasih?" Tanya Dea.
"Kenapa kau Tanya seperti itu?" Tanya Dev dengan satu alis terangkat.
"Gak papa. Dea cuma gak mau saja, jika nanti Mas punya kekasih dan Dea menjadi orang ketiga? Dea gak mau menjadi penghalang cinta seseorang. Dan Dea juga gak mau, jika Dea bahagia di atas penderitaan seseorang." Jelas Dea.
Dev terpaku mendengar ucapan Dea. Kedua nya sama sama terdiam tanpa ada lagi kata yang terucap. Mereka sama sama sibuk dengan pikiran nya.
Dea berdiri dan hendak masuk kedalam rumah.
"Jika memang Mas gak ada wanita lain, atau tak ada wanita yang Mas sukai saat ini. Maka Dea akan berusaha menerima dan mempertahankan rumah tangga ini.
Dea akan berusaha mencintai Mas, sebagai suami Dea. Dan Dea akan mencoba menerima Mas. Dea harap, Mas juga sama seperti Dea. Kita sama sama belajar untuk saling menerima satu sama lain.
Tapi, jika ternyata Mas mempunyai wanita lain. Maka maaf Mas! Dea gak bisa bertahan. Dea tak mau menyakiti hati seseorang. Dea harap Mas tidak akan berbelok setelah mengucap janji suci pernikahan." Ucap Dea panjang lebar.
Setelah mengatakan itu, Dea pun pamit kedalam rumah dan masuk ke kamar nya. Sementara itu Dev terus memenadang Dea hingga hilang di balik pintu.
"Dia benar! Aku harus belajar membuka hati ku, dan menerima pernikahan ini? Dia juga tak salah." Gumam Dev.
Pikiran nya sedang kemelut saat ini. Dev menyugar rambut nya lalu menengadah ke atas.
"Dev, kamu tidur di kamar Dea saja! Kalian kan sudah menikah. Ayah juga tadi sudah bilang pada Dea." Ucap Ayah Rozak.
Dev terlihat ragu, tapi Papa Abraham mengangguk. Membuat Dev akhirnya berjalan menuju kamar Dea.
Dengan perlahan dia membuka kamar itu, padahal hati nya saat ini sedang berdebar kuat. Bagaimana tidak, ini pertama kali nya Dev tidur dengan wanita.
Dev melihat Dea sudah tertidur di atas kasur yang hanya cukup untuk dua orang saja. Dia melihat Dea tidur membelakangi pintu dan mengahadap tembok.
Dia melihat selimut tebal juga sudah ada di samping Dea. Sebenarnya Dev ingin tidur di lantai saja, tapi lantai itu terlihat sangat dingin.
'Apa gak papa jika aku tidur di sisi nya? Aku takut nanti aku malah ke bablasan? Ah, tak mungkin lah! Melihat dia saja aku tak nafsu?' Batin Dev.
🌹
🌹
🌹
Ayam berkokok membangunkan manusia yang sedang tertidur lelap dan menyelami alam mimpi.
Dingin nya udara pagi, membuat sebagian orang enggan untuk beranjak dari tempat tidur. Adzan subuh juga sudah berkumandang.
Dea menggeliat, lalu mempererat pelukan nya di guling. Dea merasa guling itu begitu hangat.
Tapi dia juga merasa aneh, sebab perut nya terasa sangat berat. Dengan mata perlahan terbuka, Dea mencoba memegang sesuatu yang berat menindih kaki dan perut nya.
Aaaaghhh
Dea menjerit saat membuka mata nya dan melihat Dev memeluk nya dengan erat.
Dev yang sedang tertidur, seketika bangun saat mendengar teriakan Dea.
"Apa sih teriak teriak? Berisik tahu?" Ketus Dev.
"Kamu ngapain peluk peluk saya?"
"Siapa juga yang meluk kamu?"
"Ini apa?" Ucap Dea sambil menunjuk taman Dev yang ada di perut nya.
Dev segera melepas pelukan nya dan memalingkan wajah nya. Dia sangat malu sebab kebablasan sudah memeluk Dea.
Udara dingin malam tadi membuat Dev tak sadar memeluk tubuh istrinya itu.
"Kau sengaja kan dekat dekat denganku? Supaya ku peluk?" Tuduh Dev, dia sangat gengsi mengakui jika ia lah yang salah.
"Iish, apaan sih? Gak salah tuh? Jelas jelas Mas yg meluk? Udah lah, Dea mau shalat." Ketus Dea.
Jantung keduanya sama sama berdebar kuat akibat kejadian tadi. Wajah mereka sama sama memerah malu, namun mereka enggan menunjukan nya.
"Nak, kenapa tadi teriak?" Tanya Ibu saat Dea sudah keluar kamar
"Eh, eum, gak papa Buk! Itu, tadi ada kecoa jalan di kaki Dea. Jadi Dea teriak karena kaget." Bohong Dea.
Dia gak mungkin bilang tentang kejadian tadi. Bisa bisa Dea di ledek habis habisan.
Bersambung.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Mr.VANO
tetap pertaankan gengsoimu dev.
2023-02-05
0
Eko Priyosantoso
kok ngga konsisten thor. pas di Dev kadsng bilang Dea cantik juga… ketika akrab dng Fakri ngga suka kan berarti afa rasa tertatik. tapi ketija di kamar bilang ngga tertarik. gmn thor. yg kobsisten fong thor
2022-12-22
0
Noer Anisa Noerma
seru juga utho
2022-10-25
0