Bab 4 - Istri Baru Wildan

...༻⌘༺...

"Tidak! Itu salah besar! Aku tidak pernah menikahi lelaki lain selain Mas Wildan!" bantah Altesa dengan nada penuh penekanan. Matanya mulai berkaca-kaca. Dia berusaha menahan tangis. Di hatinya seakan ada sesuatu yang menusuk tajam.

"Tapi kata Wildan..." Rika jadi tidak enak. Dia merasa iba menyaksikan mimik wajah yang ditunjukkan Altesa.

"Aku akan ceritakan semuanya padamu..." lirih Altesa.

Rika mengangguk setuju. Dia dan Altesa pergi ke taman untuk saling bercerita. Di sana Altesa mengatakan apa yang sudah dilakukan Wildan terhadapnya. Ia tentu tidak lupa menceritakan perihal koma yang di alaminya selama dua tahun lebih.

Mulut Rika menganga lebar. Dia jadi ikut-ikutan terbenam amarah. Apalagi dirinya mengetahui sesuatu hal lain yang tidak diketahui Altesa.

"Al, aku tahu dimana Wildan sekarang. Maaf aku harus mengatakan ini. Tapi apa Wildan pernah cerita kalau dia telah menikah lagi?" ungkap Rika serius.

Mata Altesa terbelalak tak percaya. Kini dia tidak bisa membendung tangisannya lagi. Kepala Altesa tertunduk sambil terus mengeluarkan cairan bening dari sudut mata. Sakit! Hati Altesa terlampausakit. Apa yang sudah dilakukan Wildan benar-benar menyiksa batinnya.

"Maafkan aku, Al... andai aku tahu kau tertimpa masalah begini, pasti aku akan selalu menemani. Maaf karena aku datang terlambat..." Rika jadi ikut menangis. Dia memeluk Altesa dengan lembut.

Altesa tidak mengatakan apapun. Dia hanya membalas dekapan yang diberikan oleh Rika. Lagi-lagi dirinya harus menanggung rasa sakit di hati.

Tidak lama kemudian, Rika melepas pelukannya. Dia baru teringat kalau dirinya harus mengambil resep obat di apotek.

"Kau sakit apa, Rik?" tanya Altesa.

"Nanti aku akan ceritakan." Rika memberitahu sambil menyentuh bagian perutnya.

"Kamu hamil? Kau menikah dengan siapa? Aku pasti banyak sekali ketinggalan berita!" Altesa yang mengerti, langsung bertanya.

Rika menggigit bibir bawahnya. Dia tertunduk sendu. Seolah kehamilan yang di alaminya bukanlah kebahagiaan.

"Aku belum menikah, Al... lelaki itu memang bejat ya." Rika mengungkapkan semuanya dengan raut wajah masam.

"Maaf... aku tidak bermaksud..."

"Tidak apa-apa. Ini juga sepenuhnya salahku. Aku tidak bisa menjaga diri dengan baik," tutur Rika sembari mencoba beranjak dari ruangan.

"Boleh aku minta bantuanmu nggak?" tanya Altesa sembari mencegat kepergian Rika. Dia menggenggam pergelangan tangan temannya tersebut.

"Ya?" Rika menuntut jawaban.

"Bisakah kau membawaku untuk menemui Wildan? Aku ingin melihat semuanya dengan mata kepalaku sendiri."

"Kau yakin?"

Altesa mengangguk. "Aku ingin memberinya pelajaran!" ucapnya bertekad.

"Baiklah. Itu gampang. Tapi aku ke apotek dulu ya." Rika bersedia membantu Altesa. Dia pergi sebentar untuk mengambil obat ke apotek.

Sementara menunggu Rika, Altesa menatap kosong keluar jendela. Saat itulah Stevan muncul dari balik pintu. Dia membawakan parcel yang dipenuhi dengan buah-buahan.

"Kau perlu banyak makanan sehat," ujar Stevan seraya berjalan mendekat. Lalu mengambil sebuah apel dari dalam parcel.

Menyaksikan perhatian Stevan, Altesa menghela nafas. Dia merasa terlalu banyak merepotkan lelaki tersebut.

"Sudahlah, Dokter. Kau membuatku jadi merasa berhutang banyak. Aku tidak tahu harus bagaimana untuk membayar semuanya," ungkap Altesa.

"Aku memang begini kepada semua pasienku. Tanya saja Nirina. Bukan hanya kau saja yang pernah aku bantu. Kebetulan aku punya tabungan khusus untuk membantu pasien yang kesulitan sepertimu," tutur Stevan lembut. Dia duduk ke hadapan Altesa. Kemudian menyodorkan sebuah apel.

"Benarkah? Kau memang luar biasa. Aku tidak tahu harus bagaimana. Tapi aku janji, suatu hari nanti aku pasti akan bayar semua kebaikanmu," kata Altesa sembari tersenyum tipis. Dia meraih apel pemberian Stevan.

"Syukurlah sekarang kau sudah bisa tersenyum." Stevan membalas senyuman Altesa. Dia segera pergi karena harus mengurus pasien lainnya.

...***...

Kini Altesa masih menunggu Rika. Dia jadi ragu karena sudah dibuat terlalu lama menanti oleh Wildan.

Satu jam terlewat. Orang yang ditunggu akhirnya datang. Rika terlihat membawa tas karton misterius.

"Kenapa lama banget? Aku kira kamu tinggalin aku juga kayak Wildan," keluh Altesa sembari mendengus kasar.

"Enggaklah! Mana mungkin aku tinggalin kamu. Aku cuman belikan kamu pakaian doang. Nih, cepat pakai!" Rika memberikan tas karton berisi pakaian.

"Benar juga. Aku nggak kepikiran. Nggak mungkin aku ketemu Wildan pakai baju ini." Altesa mengambil tas karton yang diberikan Rika. Dia segera mengganti pakaiannnya.

Rika mengamati Altesa yang sibuk mengenakan pakaian. Dia kaget saat melihat baju yang dikenakan Altesa sangat ketat.

"Aku lupa kasih tahu kalau berat badanku naik drastis setelah mengalami koma." Altesa menghembuskan nafas kasar. Meniup anak rambut yang kebetulan bertengger di depan wajah. Sekarang dia berdiri di depan cermin. Menyaksikan penampilan yang sudah tidak terawat selama dua tahun lamanya.

"Pakai aja itu dulu. Nanti di jalan kita singgah ke toko baju lagi." Rika mengusulkan.

Altesa mengangguk. Dia dan Rika sudah siap pergi dari rumah sakit.

"Rik, kamu punya masker nggak? Aku pokoknya nggak boleh ketahuan pergi dari sini," ucap Altesa. Membuat Rika mengernyitkan kening.

"Jadi kita pergi dari sini tanpa izin?" Rika memastikan.

"Iya! Aku nggak mau ngerepotin dokter Stevan lagi. Nanti aku akan kembali setelah bisa mengambil uang dari tabungan." Altesa menerangkan dengan pelan. Ia dan Rika lantas diam-diam pergi dari rumah sakit.

Sebelum mendatangi rumah Wildan, Rika dan Altesa berhenti di toko baju terlebih dahulu. Altesa memilih pakaian yang cocok untuk tubuhnya.

Selang sekian menit, barulah Rika dan Altesa benar-benar pergi. Mereka perlu memakan waktu sekitar lima belas menit untuk sampai di kediaman Wildan.

"Rumahnya mewah banget. Wildan baru beli nih rumah?" tanya Altesa. Dia mengamati rumah besar bak istana yang tertutupi oleh pagar.

"Sepertinya begitu. Aku sebenarnya nggak tahu betul bagaimana kehidupan Wildan. Yang aku tahu dia menikah lagi dengan wanita lebih tua," jawab Rika.

"Wanita lebih tua?!" Altesa terperangah. Dia tidak menyangka, Wildan lebih memilih wanita tua dibanding dirinya.

"Iya, dia emang cantik dan kayak punya kharisma gitu. Mirip-mirip artis Yuni Sara," ujar Rika sambil melipat tangan di dada.

Tanpa berpikir lama, Altesa langsung turun dari mobil. Dia melenggang laju menghampiri pagar rumah Wildan yang tertutup. Di sana Altesa celingak-celingukan untuk mencari pemilik rumah.

"Rumahnya sepi. Kayaknya Wildan nggak ada di rumah deh." Rika yang berdiri di samping Altesa, mengutarakan pendapatnya.

Altesa diam saja. Ia mencoba membuka pagar yang masih terkunci. Keributan yang dibuatnya sukses membuat seorang satpam menghampiri.

"Hei! Apa yang kau lakukan?!" timpal satpam bernama Sandi itu.

"Aku ingin bertemu dengan Wildan! Ini rumahnya kan?!" sahut Altesa dengan dahi berkerut dalam.

"Tuan Wildan sedang pergi bersama istrinya! Dia sedang tidak ada di rumah!" ujar Sandi ketus.

"Biarkan aku masuk! Walau pun begini, aku masih istri sahnya Wildan!" Altesa mendesak.

"Apa kau bilang?!" Sandi tentu tidak percaya.

"Sudahlah, Al... mungkin Wildan benar-benar sedang pergi." Rika mencoba menenangkan.

"Nggak apa-apa. Aku akan menunggunya di dalam," sahut Altesa bersikeras.

Dari arah belakang, terlihat sebuah mobil yang berhenti. Melihat mobil tersebut, Sandi langsung membukakan pagar. Ternyata yang datang adalah Wildan dan istri barunya.

Terpopuler

Comments

Adila Ardani

Adila Ardani

ayo Al jgn lemah lawan laki"menjijikan itu

2022-08-21

2

penahitam (HIATUS)

penahitam (HIATUS)

sakit banget ya al dapetin fakta kalau suami kamu mendua, sakitt ya

2022-08-07

1

Yenie Yul Rompis

Yenie Yul Rompis

ayo Althesa lawan Wildan....kau harus jadi wanita tangguh🤣🤣🤣

2022-08-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kecelakaan Beruntun
2 Bab 2 - Bangun Dari Koma
3 Bab 3 - Pengkhianatan Suami
4 Bab 4 - Istri Baru Wildan
5 Bab 5 - Dibenci Anak Kandung Sendiri
6 Bab 6 - Kehilangan Semua Properti Bangunan
7 Bab 7 - Pikiran Yang Runyam
8 Bab 8 - Rencana Altesa
9 Bab 9 - Istri Udik
10 Bab 10 - Kamar Kecil Untuk Istri Pertama
11 Bab 11 - Perubahan Rencana
12 Bab 12 - Bukan Wanita Murahan
13 Bab 13 - Pertama Bekerja Setelah Vakum
14 Bab 14 - Wildan Berbohong Lagi
15 Bab 15 - Mulai Dekat
16 Bab 16 - Senjata Makan Tuan
17 Bab 17 - Pesona Altesa
18 Bab 18 - Cantik Yang Kian Menggoda
19 Bab 19 - Tidak Akan Kubiarkan Dia Menyentuhku!
20 Bab 20 - Saatnya Beraksi
21 Bab 21 - Rencana Wildan
22 Bab 22 - Kesepakatan
23 Bab 23 - Altesa Vs Erma
24 Bab 24 - Ciuman Wildan
25 Bab 25 - Hasrat Suami Beristri Dua
26 Bab 26 - Wildan Vs Erma
27 Bab 27 - Perubahan Erma
28 Bab 28 - Revan & Stevan
29 Bab 29 - Cinta Semenjak Koma
30 Bab 30 - Pengacara Baru
31 Bab 31 - Membuktikan Kepada Azka
32 Bab 32 - Nekat
33 Bab 33 - Lebam
34 Bab 34 - Penyesalan Selalu Datang Di Akhir
35 Bab 35 - Pendekatan Wildan
36 Bab 36 - Sesama Penyuka Seni [Bonus Visual]
37 Bab 37 - Karma
38 Bab 38 - Kedatangan Randi
39 Bab 39 - Bertemu Randi
40 Bab 40 - Keceplosan
41 Bab 41 - Perceraian
42 Bab 42 - Memilih Pergi
43 Bab 43 - Kepergian Altesa
44 Bab 44 - Potongan Rambut Revan
45 Bab 45 - Karma & Pilihan [Ending]
46 Pengumuman Novel Baru
47 Novel Baru Gairah Cinta Zerin & Zidan
48 NOVEL WANITA KUAT
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Bab 1 - Kecelakaan Beruntun
2
Bab 2 - Bangun Dari Koma
3
Bab 3 - Pengkhianatan Suami
4
Bab 4 - Istri Baru Wildan
5
Bab 5 - Dibenci Anak Kandung Sendiri
6
Bab 6 - Kehilangan Semua Properti Bangunan
7
Bab 7 - Pikiran Yang Runyam
8
Bab 8 - Rencana Altesa
9
Bab 9 - Istri Udik
10
Bab 10 - Kamar Kecil Untuk Istri Pertama
11
Bab 11 - Perubahan Rencana
12
Bab 12 - Bukan Wanita Murahan
13
Bab 13 - Pertama Bekerja Setelah Vakum
14
Bab 14 - Wildan Berbohong Lagi
15
Bab 15 - Mulai Dekat
16
Bab 16 - Senjata Makan Tuan
17
Bab 17 - Pesona Altesa
18
Bab 18 - Cantik Yang Kian Menggoda
19
Bab 19 - Tidak Akan Kubiarkan Dia Menyentuhku!
20
Bab 20 - Saatnya Beraksi
21
Bab 21 - Rencana Wildan
22
Bab 22 - Kesepakatan
23
Bab 23 - Altesa Vs Erma
24
Bab 24 - Ciuman Wildan
25
Bab 25 - Hasrat Suami Beristri Dua
26
Bab 26 - Wildan Vs Erma
27
Bab 27 - Perubahan Erma
28
Bab 28 - Revan & Stevan
29
Bab 29 - Cinta Semenjak Koma
30
Bab 30 - Pengacara Baru
31
Bab 31 - Membuktikan Kepada Azka
32
Bab 32 - Nekat
33
Bab 33 - Lebam
34
Bab 34 - Penyesalan Selalu Datang Di Akhir
35
Bab 35 - Pendekatan Wildan
36
Bab 36 - Sesama Penyuka Seni [Bonus Visual]
37
Bab 37 - Karma
38
Bab 38 - Kedatangan Randi
39
Bab 39 - Bertemu Randi
40
Bab 40 - Keceplosan
41
Bab 41 - Perceraian
42
Bab 42 - Memilih Pergi
43
Bab 43 - Kepergian Altesa
44
Bab 44 - Potongan Rambut Revan
45
Bab 45 - Karma & Pilihan [Ending]
46
Pengumuman Novel Baru
47
Novel Baru Gairah Cinta Zerin & Zidan
48
NOVEL WANITA KUAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!