Bab 8 - Rencana Altesa

...༻⌘༺...

Altesa berpikir keras untuk memberikan jawaban. Satu-satunya tempat dirinya ingin kembali adalah rumah sakit. Mengingat ada Stevan yang selalu ringan tangan untuk membantu.

"Antar saja aku ke rumah sakit Anugerah Indah," ujar Altesa.

Dahi Revan berkerut. Matanya menatap penuh selidik. Dia agak penasaran dengan tujuan Altesa yang ingin di antar ke rumah sakit.

Walaupun begitu, Revan memilih tidak peduli. Tekadnya hanyalah satu. Yaitu mengantar Altesa dan pergi tanpa mengenal perempuan yang sekarang duduk di sebelah.

Selang sekian menit, Altesa dan Revan sampai di tempat tujuan. Altesa melihat-lihat ke arah rumah sakit sejenak.

"Apa kau tidak akan turun?" tegur Revan. Mendesak Altesa agar segera keluar dari mobil.

"Terima kasih..." Altesa akhirnya keluar dari mobil. Ia berderap masuk ke rumah sakit. Bersamaan dengan itu, Stevan muncul.

"Al! Kau kemana saja?!" tukas Stevan. Hingga membuat langkah kaki Altesa terhenti.

Bahkan Revan yang tadinya hendak menjalankan mobil, mengurungkan niat. Dia menoleh ke arah Stevan. Lelaki yang tidak lain adalah kakak kandungnya sendiri.

"Kak Stev?" dua alis Revan terangkat bersamaan. Dia segera mengambil topi dan keluar dari mobil. Melangkah cepat untuk menghampiri sang kakak.

"Kak Stev!" panggil Revan. Dalam sekejap, dia sudah ada di hadapan Stevan. Di waktu yang sama, Altesa juga datang. Revan sontak menatap heran.

"Kau mengikutiku?" ucap Revan.

"Aku yang memanggilnya. Dia pasienku." Stevan menjawabkan pertanyaan Revan. Ia menyarankan Revan menunggu dan mengurus Altesa.

"Al, kau bisa temui Nirina. Dia akan mengantarkanmu ke kamar. Tolong jangan pergi tanpa pemberitahuan. Aku hampir saja mencoretmu dari daftar pasien." Kening Stevan mengernyit dalam. Dia tentu serius dengan pernyataannya.

"Maaf... aku hanya ingin memastikan sesuatu," ungkap Altesa. Menambahkan senyuman tipis.

"Kau harus melakukan beberapa pengobatan lagi agar bisa benar-benar pulih."

"Aku mengerti." Altesa mengangguk. Dia segera beranjak meninggalkan Stevan dan Revan.

Altesa merebahkan diri ke hospital bed. Menatap langit-langit pelafon dengan pikiran yang berantakan. Dia tidak tahu harus bagaimana. Dari lubuk hati terdalam, Altesa yakin kalau Wildan sudah mengambil semua harta warisan miliknya. Mengingat semua properti bangunan telah dijual.

Satu jam terlewat. Rika akhirnya datang berkunjung. Kali ini dia tidak sendiri. Ada Beno yang juga ikut bersamanya.

Beno merupakan teman dekat Altesa dan Rika. Sejak SMA mereka sudah akrab. Beno sendiri adalah lelaki yang bekerja sebagai perancang busana. Gayanya jauh dari maskulin. Sebagai lelaki, dia justru sangat feminin. Beno bahkan seringkali berlagak layaknya perempuan.

"Altesaaaaa.... sayangku..." seru Beno sambil memegangi dada. Dia terlihat mengenakan pakaian nyentrik dengan warna mencolok.

"Beno!" Altesa langsung merubah posisi menjadi duduk. Dia menerima pelukan hangat dari Beno. Teman lelakinya itu meluruhkan tangis dalam dekapan.

"Aku sudah dengar semuanya dari Rika..." perlahan Beno melepas pelukan. Ia menatap penuh iba. "Yang sabar ya, Al... aku minta maaf karena nggak pernah jenguk kamu. Andai aku dan Rika tahu kamu koma, kami pasti--"

"Udah... kalian nggak usah merasa bersalah. Kalau aku jadi kalian, pasti juga akan melakukan hal sama." Altesa memotong ucapan Beno. Dia berusaha memahami kedua sahabatnya.

Suasana nostalgia menyelimuti dalam sesaat. Beno membawakan banyak bingkisan untuk Altesa. Dari mulai pakaian, buah-buahan, bahkan sepatu.

Mengobrol bersama Rika dan Beno, membuat Altesa melupakan masalahnya sejenak. Namun itu tidak berlangsung lama. Sebab Rika dan Beno tiba-tiba membahas perihal Wildan.

"Sekarang aku tahu alasan Wildan bisa memiliki perusahaan hiburan. Ternyata semua uangnya dia dapat darimu," cetus Beno. Sebagai orang yang bekerja di dunia hiburan, dia mengetahui bisnis utama Wildan.

"Perusahaan hiburan? Apakah bisnisnya berjalan baik?" tanya Altesa meragu.

"Lebih dari baik! Perusahaannya bernama Wiler Entertainment. Perusahaan itu bahkan mampu menyaingi perusahaan Athena Entertainment," jelas Beno yang disetujui Rika dengan anggukan kepala.

"Athena? Kau pasti bercanda. Perusahaan hiburan itu sangat sukses kan?" Altesa tak mau percaya.

"Ya! Karena itulah mereka bersaing sangat hebat. Mereka saling berdahuluan untuk melakukan kerjasama denganku. Dan karena aku tidak tahu, aku memilih bekerjasama dengan perusahaan Wildan. Maafkan aku... Al. Tapi setelah ini aku akan mengurus kepindahan--"

"Tidak! Jangan lakukan itu." Altesa sekali lagi menjeda perkataan Beno. "Mungkin aku nanti akan butuh bantuanmu. Kebetulan aku sedang memikirkan rencana untuk merebut Azka dan harta warisanku," sambungnya.

Rika dan Beno reflek bertukar pandang. Keduanya tersenyum mendengar ide Altesa.

"Al, ternyata kegilaanmu masih belum hilang. Jujur saja, aku kira kau akan memilih pasrah saat dicampakkan oleh Wildan!" Rika memegangi tangan Altesa.

"Aku tidak bisa tinggal diam! Andai Azka bersamaku, mungkin aku tidak akan berpikir begini." Altesa memberi alasan.

"Helooo ciiin... Wildan itu pantesnya kena beraknya ultraman. Orang kayak dia harus diberi pelajaran!" imbuh Beno dengan gaya gemulainya.

Rika dan Altesa tidak bisa menahan tawa. Sikap Beno yang percaya diri, selalu menghibur mereka.

Saat itu, Rika dan Beno sepakat membantu Altesa. Mereka akan membicarakan semuanya ketika Altesa sudah menyelesaikan pemeriksaan kesehatan dari Stevan.

Dua hari berlalu. Altesa akhirnya diperbolehkan pergi dari rumah sakit. Dia tidak lupa berpamitan dengan Stevan dan Nirina.

"Aku janji akan membayar semua kebaikanmu, Dokter..." ungkap Altesa bersungguh-sungguh.

"Al... lupakanlah. Yang terpenting kau sudah sehat sepenuhnya. Berhati-hati dan jagalah kesehatanmu," ujar Stevan. Ia memegang lembut pundak Altesa.

Stevan melepas kepergian Altesa dengan lambaian tangan. Dia tetap mematung di tempat walau mobil yang membawa Altesa telah pergi.

"Aku harap kita bisa bertemu lagi..." harap Stevan.

Sementara itu, Altesa tengah dalam perjalanan menuju apartemen Rika. Ia akan menginap di sana Setidaknya sampai rencana yang dia susun sudah matang.

Atensi Altesa tertuju ke jendela mobil. Dia memikirkan rencana terbaik untuk merebut Azka. Usai berpikir lama, Altesa akhirnya terpikirkan sesuatu hal. Ia akan membahas segalanya saat berkumpul bersama Rika dan Beno.

Kini Altesa baru selesai mandi. Dia mendapat banyak makanan dari Beno. Lelaki itu datang setelah pulang bekerja.

"Jadi bagaimana? Sudah punya ide?" tanya Beno seraya menatap Altesa dan Rika secara bergantian.

Rika mengangkat bahunya bersamaan. Pertanda bahwa dia belum terpikirkan rencana apapun. Akan tetapi tidak bagi Altesa, yang sudah memakan waktu panjang untuk berpikir.

"Aku akan tinggal bersama Wildan dan Azka," imbuh Altesa. Membuat mata Rika dan Beno terbelalak bersamaan.

"Apa kau gila?! Bukankah itu akan membuatmu semakin tersiksa?!" tanggap Rika.

"Rika benar, Al. Itu rencana yang gila. Membayangkannya saja aku tidak sanggup." Beno sependapat dengan Rika.

"Itu satu-satunya jalan agar aku bisa dekat dengan Azka!" Altesa tampak bertekad.

Beno dan Rika tak bisa berkata-kata lagi. Keduanya saling bertatapan lebih dulu, lalu menyuruh Altesa untuk menjelaskan lebih lanjut.

Altesa tersenyum lebar. Dia lantas memberitahu tentang rencananya.

Terpopuler

Comments

Yeni Yulieni

Yeni Yulieni

Suka dengan karakter Altesa...

2022-10-03

2

🦅ᴮᵀ⃝☽⃟☾fítrí

🦅ᴮᵀ⃝☽⃟☾fítrí

bagus all susun rencana mu sampe berhasil lelaki macam wildan harus di basmi pare ron up sampe akar nya biar nyaho dia

2022-08-07

1

penahitam (HIATUS)

penahitam (HIATUS)

altesaaa... omaigat, jgn deh. Nanti kamu tersiksa karena selalu dipanas-panasi sana pasangan biadap itu.

2022-08-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kecelakaan Beruntun
2 Bab 2 - Bangun Dari Koma
3 Bab 3 - Pengkhianatan Suami
4 Bab 4 - Istri Baru Wildan
5 Bab 5 - Dibenci Anak Kandung Sendiri
6 Bab 6 - Kehilangan Semua Properti Bangunan
7 Bab 7 - Pikiran Yang Runyam
8 Bab 8 - Rencana Altesa
9 Bab 9 - Istri Udik
10 Bab 10 - Kamar Kecil Untuk Istri Pertama
11 Bab 11 - Perubahan Rencana
12 Bab 12 - Bukan Wanita Murahan
13 Bab 13 - Pertama Bekerja Setelah Vakum
14 Bab 14 - Wildan Berbohong Lagi
15 Bab 15 - Mulai Dekat
16 Bab 16 - Senjata Makan Tuan
17 Bab 17 - Pesona Altesa
18 Bab 18 - Cantik Yang Kian Menggoda
19 Bab 19 - Tidak Akan Kubiarkan Dia Menyentuhku!
20 Bab 20 - Saatnya Beraksi
21 Bab 21 - Rencana Wildan
22 Bab 22 - Kesepakatan
23 Bab 23 - Altesa Vs Erma
24 Bab 24 - Ciuman Wildan
25 Bab 25 - Hasrat Suami Beristri Dua
26 Bab 26 - Wildan Vs Erma
27 Bab 27 - Perubahan Erma
28 Bab 28 - Revan & Stevan
29 Bab 29 - Cinta Semenjak Koma
30 Bab 30 - Pengacara Baru
31 Bab 31 - Membuktikan Kepada Azka
32 Bab 32 - Nekat
33 Bab 33 - Lebam
34 Bab 34 - Penyesalan Selalu Datang Di Akhir
35 Bab 35 - Pendekatan Wildan
36 Bab 36 - Sesama Penyuka Seni [Bonus Visual]
37 Bab 37 - Karma
38 Bab 38 - Kedatangan Randi
39 Bab 39 - Bertemu Randi
40 Bab 40 - Keceplosan
41 Bab 41 - Perceraian
42 Bab 42 - Memilih Pergi
43 Bab 43 - Kepergian Altesa
44 Bab 44 - Potongan Rambut Revan
45 Bab 45 - Karma & Pilihan [Ending]
46 Pengumuman Novel Baru
47 Novel Baru Gairah Cinta Zerin & Zidan
48 NOVEL WANITA KUAT
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Bab 1 - Kecelakaan Beruntun
2
Bab 2 - Bangun Dari Koma
3
Bab 3 - Pengkhianatan Suami
4
Bab 4 - Istri Baru Wildan
5
Bab 5 - Dibenci Anak Kandung Sendiri
6
Bab 6 - Kehilangan Semua Properti Bangunan
7
Bab 7 - Pikiran Yang Runyam
8
Bab 8 - Rencana Altesa
9
Bab 9 - Istri Udik
10
Bab 10 - Kamar Kecil Untuk Istri Pertama
11
Bab 11 - Perubahan Rencana
12
Bab 12 - Bukan Wanita Murahan
13
Bab 13 - Pertama Bekerja Setelah Vakum
14
Bab 14 - Wildan Berbohong Lagi
15
Bab 15 - Mulai Dekat
16
Bab 16 - Senjata Makan Tuan
17
Bab 17 - Pesona Altesa
18
Bab 18 - Cantik Yang Kian Menggoda
19
Bab 19 - Tidak Akan Kubiarkan Dia Menyentuhku!
20
Bab 20 - Saatnya Beraksi
21
Bab 21 - Rencana Wildan
22
Bab 22 - Kesepakatan
23
Bab 23 - Altesa Vs Erma
24
Bab 24 - Ciuman Wildan
25
Bab 25 - Hasrat Suami Beristri Dua
26
Bab 26 - Wildan Vs Erma
27
Bab 27 - Perubahan Erma
28
Bab 28 - Revan & Stevan
29
Bab 29 - Cinta Semenjak Koma
30
Bab 30 - Pengacara Baru
31
Bab 31 - Membuktikan Kepada Azka
32
Bab 32 - Nekat
33
Bab 33 - Lebam
34
Bab 34 - Penyesalan Selalu Datang Di Akhir
35
Bab 35 - Pendekatan Wildan
36
Bab 36 - Sesama Penyuka Seni [Bonus Visual]
37
Bab 37 - Karma
38
Bab 38 - Kedatangan Randi
39
Bab 39 - Bertemu Randi
40
Bab 40 - Keceplosan
41
Bab 41 - Perceraian
42
Bab 42 - Memilih Pergi
43
Bab 43 - Kepergian Altesa
44
Bab 44 - Potongan Rambut Revan
45
Bab 45 - Karma & Pilihan [Ending]
46
Pengumuman Novel Baru
47
Novel Baru Gairah Cinta Zerin & Zidan
48
NOVEL WANITA KUAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!