Kembalinya Istri Pertama

Kembalinya Istri Pertama

Bab 1 - Kecelakaan Beruntun

...༻⌘༺...

Seorang wanita berjalan sambil membawa banyak barang bawaan. Di bahu kanannya terdapat ponsel yang di apit dengan telinga.

Altesa namanya. Wanita cantik yang merupakan pewaris keluarga Dewangga. Harta kekayaannya bahkan lebih banyak dibanding suaminya sendiri. Meskipun begitu, Altesa selalu berusaha menjadi istri yang baik.

"Tumben banget Mas mau jemput Azka? Tapi bagus deh. Aku akan langsung pulang ke rumah aja. Aku udah beli daging untuk menu makan malam nanti," ujar Altesa. Dia membuka pintu mobil belakang. Lalu meletakkan semua barang belanjaan ke sana.

"Berhati-hatilah, sayang. Maafkan aku," ungkap Wildan dari seberang telepon. Dia tidak lain adalah suami Altesa sendiri.

Dahi Altesa berkerut. "Kenapa Mas minta maaf? Mas nggak ada salah apa-apa kok." tanggapnya. Merasa lucu dengan sikap Wildan yang terasa berbeda dari biasanya. Altesa baru saja duduk ke kursi kemudi.

"Aku mencintaimu..." bukannya menjawab, Wildan malah mengungkapkan kalimat jitu yang sukses membuat Altesa tersipu malu.

"Aku juga cinta kamu," balas Altesa sembari mengaitkan anak rambut ke daun telinga. Pembicaraannya dan Wildan berakhir disitu. Altesa segera menjalankan mobil.

Segalanya terasa baik-baik saja. Altesa mengemudi dengan tenang seperti biasa. Jalur transportasi juga tidak begitu macet.

Lama-kelamaan, Altesa merasa mobil di belakang sangat aneh. Entah kenapa dia berpikir kalau mobil itu mengikutinya.

Kening Altesa mengernyit. Dia mencoba berpikir positif terlebih dahulu. Namun saat berusaha tenang, mobil hitam yang dicurigai Altesa tiba-tiba menghimpit.

"Hei!" seru Altesa yang tidak terima. Dia menoleh ke arah mobil tersebut. Berusaha melihat sosok yang sedang mengemudi. Nihil, Altesa hanya bisa melihat seorang lelaki yang memakai topi dan masker. Wajahnya sama sekali tidak jelas.

Kekhawatiran Altesa terhenti, saat mobil misterius itu melaju lebih dulu. Tetapi siapa yang menduga, mobil tersebut justru kembali membuat ulah. Dia tiba-tiba berbelok dan menyebabkan sebuah truk oleng. Truk itu menabrak susunan mobil yang ada di lampu merah.

Altesa kaget setengah mati. Dia berupaya keras memutar setir agar bisa menghindar. Namun usahanya gagal karena sudah terlalu dekat dengan truk yang ada di depan.

BRAK!

Suara dentuman mobil yang bertabrakan terdengar menggema. Kecelakaan yang terjadi tidak hanya mengenai satu mobil. Akan tetapi puluhan mobil lainnya. Termasuk Altesa sendiri.

Mobil Altesa tidak sengaja menghantam belakang truk. Bagian depan mobilnya tampak penyok. Kaca-kaca jendela pecah berkeping-keping. Sedangkan mobil yang menabrak dari belakang, membuat mobil Altesa bergeser ke pinggir.

Keadaan Altesa sekarang bersimbah dengan banyak darah. Dia langsung tidak sadarkan diri dalam keadaan tertelungkup ke alat kemudi.

Asap mengepul memenuhi udara. Suara sirine dari mobil ambulan dan polisi saling sahut-menyahut. Keadaan kota begitu kacau dalam sekejap.

...***...

Kabar tentang kecelakaan Altesa telah sampai ke seluruh keluarga Dewangga. Mereka bergegas pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Altesa.

Wildan menjadi orang yang pertama datang. Wajahnya tampak datar. Dia seolah tidak terganggu dengan segala hal yang menimpa istrinya.

Wildan duduk di kursi depan UGD. Menunggu Altesa selesai di operasi. Dia terlihat masih mengenakan setelan jas dan dasi. Bersama anak semata wayangnya yang bernama Azka.

"Pah, Bunda mana? Aku mau ketemu Bunda," seru Azka yang belum tahu keadaan sang ibu.

"Bunda sedang sibuk. Sebentar lagi nenek akan datang ke sini." Wildan tersenyum lembut sembari mengusap puncak kepala Azka.

"Kita mau apa?" tanya Azka.

"Mending Azka duduk dulu di sebelah Papah. Kamu pasti capek," tutur Wildan. Dia membawa Azka duduk ke sampingnya.

Tidak lama kemudian, Ratna datang. Dia adalah ibu kandung Altesa. Dari kejauhan, Wildan bisa mendengar tangisan wanita itu.

Wildan menghela nafas. Dia menundukkan kepala dan terlihat sedih.

"Bagaimana kabar Altesa, Wil?" tanya Ratna di sela-sela isak tangisnya.

"Al masih dalam proses operasi, Mah." Wildan menjawab dengan mimik wajah sendu. Dia segera memeluk lembut Ratna.

Azka yang melihat terheran. Wajah polosnya itu memperlihatkan segalanya. "Kenapa Papah sama Oma nangis?" tanya-nya.

Perlahan Ratna melepas dekapan Wildan. Dia segera berjongkok ke hadapan Azka.

"Nggak apa-apa, Ka. Semuanya baik-baik saja," ucap Ratna seraya mengusap air mata yang menetes.

Azka lantas mengangguk. Dia perlahan menerima pelukan dari neneknya.

Beberapa jam terlewat. Dokter Stevan akhirnya keluar dari ruang operasi. Dia memberitahukan bagaimana keadaan Altesa.

Wildan dan Ratna bergegas berkumpul untuk mendengar kabar tentang Altesa. Sementara Azka, hanya celingak-celingukan dalam pelukan Ratna.

"Kami sudah mencoba semaksimal mungkin. Kecelakaan yang menimpa pasien menyebabkan gangguan otak cukup parah. Dan... aku tidak bisa memastikan kapan pasien akan bangun," jelas Stevan selaku dokter yang bertugas.

"Maksudnya gimana, Dok?" tanya Wildan.

"Pasien mengalami koma. Kecil kemungkinan dia akan kembali bangun. Mengingat kecelakaan yang terjadi menyebabkan fungsi sarafnya terganggu." Stevan memegangi pundak Wildan. Berharap hal itu bisa menenangkan.

Mendengar kabar tersebut, tangisan Ratna pecah seketika. Dia menangis dalam raungan dan terduduk di lantai.

Hal serupa juga dilakukan Wildan. Dia berusaha menenangkan Ratna sebisa mungkin. Keduanya meratap cukup lama. Azka yang tak tahu apa-apa, jadi ikut menangis.

Tidak ada angin dan hujan, kesadaran Altesa direnggut dalam sekejap. Ratna merasakan kepiluan yang amat mendalam. Dia tenggelam dalam isakan tangis yang menjadi-jadi.

Beberapa waktu berlalu. Altesa sudah dipindahkan ke ruang VIP. Keadaannya tampak tidak berdaya dan di kelilingi banyak peralatan medis.

Ratna terus berada di sisi Altesa. Sedangkan Wildan sengaja tidak memperlihatkan keadaan Altesa kepada anak itu. Dia hanya tidak mau Azka ikut sedih.

Kini Wildan beranjak keluar rumah sakit. Membelikan es krim untuk Azka. Dia menyuruh sang anak untuk duduk menunggu di sebuah bangku panjang.

Wildan beranjak tidak jauh. Dia menghubungi seseorang melalui ponsel.

"Kerja bagus. Tapi aku tidak menyangka, kecelakaan yang terjadi bisa sampai begitu," ujar Wildan.

"Kau pikir Ivan sengaja melakukannya?! Kau memang keterlaluan! Sekarang lebih baik kau tepati janjimu!" sahut suara lelaki misterius dari seberang telepon.

"Tenang saja. Aku hanya butuh waktu. Kau pikir mengurus harta warisan adalah perihal mudah? Bersabarlah..."

"Jika kau melanggar janji, maka aku tidak akan segan-segan membocorkan rencana jahatmu kepada polisi!"

Wildan menarik sudut bibirnya ke atas. Dia membalas, "Kau tenang saja. Aku akan memberikanmu uang muka lusa nanti."

Pembicaraan Wildan dan pria misterius berakhir. Dia mendengus lega sembari menatap langit jingga sore hari.

Sebuah panggilan telepon kembali masuk. Wildan langsung sumringah ketika melihat nama yang tertera di layar ponsel.

"Sayang, bagaimana?" tanya wanita yang bernama Erma dari seberang telepon.

"Rancana kita berhasil, sayang."

"Syukurlah. Aku sangat mencemaskanmu..."

"Do'akan saja agar rencana kita selanjutnya bisa berjalan lancar. Aku pastikan, sebentar lagi kita akan menikah."

"Aku sudah tidak sabar menunggu momen itu."

"Aku juga..." Wildan tersenyum senang. Pembicaraannya dan Erma berakhir.

Wildan perlahan menoleh ke arah Azka. Lalu berjongkok ke hadapan anaknya tersebut.

"Sayang, Papah ingin kasih tahu kamu," tutur Wildan.

"Apa, Pah?" Azka bertanya dengan ekspresi polosnya.

"Mulai sekarang, Bunda tidak akan menemui kita lagi..." ucap Wildan lirih.

"Kenapa?" tanya Azka.

"Papah nggak tahu. Bunda meninggalkan kita tanpa alasan yang jelas." Wildan memasang raut wajah sendu.

Mendengar hal itu, tangis Azka pecah seketika. Es krim yang dipegangnya sontak terjatuh ke tanah. Wildan lantas menenangkan dengan pelukan.

"Kenapa?... kenapa bunda tinggalin kita? Kenapa, Pah?" Air mata Azka berderai di pipi.

"Dia lebih memilih keluarga barunya dibanding kita..." Wildan memutar balikkan fakta. Dia tidak akan membiarkan Azka mengetahui bagaimana keadaan Altesa yang sebenarnya.

Terpopuler

Comments

Al Fatih

Al Fatih

aq mampir.....

2023-09-23

0

🍓🍓🍓

🍓🍓🍓

laki model gini halal di jadikan tumbal pesugihan gak sih🤣

2022-12-23

1

Neneng Liauw

Neneng Liauw

laki sampah !!

2022-11-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kecelakaan Beruntun
2 Bab 2 - Bangun Dari Koma
3 Bab 3 - Pengkhianatan Suami
4 Bab 4 - Istri Baru Wildan
5 Bab 5 - Dibenci Anak Kandung Sendiri
6 Bab 6 - Kehilangan Semua Properti Bangunan
7 Bab 7 - Pikiran Yang Runyam
8 Bab 8 - Rencana Altesa
9 Bab 9 - Istri Udik
10 Bab 10 - Kamar Kecil Untuk Istri Pertama
11 Bab 11 - Perubahan Rencana
12 Bab 12 - Bukan Wanita Murahan
13 Bab 13 - Pertama Bekerja Setelah Vakum
14 Bab 14 - Wildan Berbohong Lagi
15 Bab 15 - Mulai Dekat
16 Bab 16 - Senjata Makan Tuan
17 Bab 17 - Pesona Altesa
18 Bab 18 - Cantik Yang Kian Menggoda
19 Bab 19 - Tidak Akan Kubiarkan Dia Menyentuhku!
20 Bab 20 - Saatnya Beraksi
21 Bab 21 - Rencana Wildan
22 Bab 22 - Kesepakatan
23 Bab 23 - Altesa Vs Erma
24 Bab 24 - Ciuman Wildan
25 Bab 25 - Hasrat Suami Beristri Dua
26 Bab 26 - Wildan Vs Erma
27 Bab 27 - Perubahan Erma
28 Bab 28 - Revan & Stevan
29 Bab 29 - Cinta Semenjak Koma
30 Bab 30 - Pengacara Baru
31 Bab 31 - Membuktikan Kepada Azka
32 Bab 32 - Nekat
33 Bab 33 - Lebam
34 Bab 34 - Penyesalan Selalu Datang Di Akhir
35 Bab 35 - Pendekatan Wildan
36 Bab 36 - Sesama Penyuka Seni [Bonus Visual]
37 Bab 37 - Karma
38 Bab 38 - Kedatangan Randi
39 Bab 39 - Bertemu Randi
40 Bab 40 - Keceplosan
41 Bab 41 - Perceraian
42 Bab 42 - Memilih Pergi
43 Bab 43 - Kepergian Altesa
44 Bab 44 - Potongan Rambut Revan
45 Bab 45 - Karma & Pilihan [Ending]
46 Pengumuman Novel Baru
47 Novel Baru Gairah Cinta Zerin & Zidan
48 NOVEL WANITA KUAT
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Bab 1 - Kecelakaan Beruntun
2
Bab 2 - Bangun Dari Koma
3
Bab 3 - Pengkhianatan Suami
4
Bab 4 - Istri Baru Wildan
5
Bab 5 - Dibenci Anak Kandung Sendiri
6
Bab 6 - Kehilangan Semua Properti Bangunan
7
Bab 7 - Pikiran Yang Runyam
8
Bab 8 - Rencana Altesa
9
Bab 9 - Istri Udik
10
Bab 10 - Kamar Kecil Untuk Istri Pertama
11
Bab 11 - Perubahan Rencana
12
Bab 12 - Bukan Wanita Murahan
13
Bab 13 - Pertama Bekerja Setelah Vakum
14
Bab 14 - Wildan Berbohong Lagi
15
Bab 15 - Mulai Dekat
16
Bab 16 - Senjata Makan Tuan
17
Bab 17 - Pesona Altesa
18
Bab 18 - Cantik Yang Kian Menggoda
19
Bab 19 - Tidak Akan Kubiarkan Dia Menyentuhku!
20
Bab 20 - Saatnya Beraksi
21
Bab 21 - Rencana Wildan
22
Bab 22 - Kesepakatan
23
Bab 23 - Altesa Vs Erma
24
Bab 24 - Ciuman Wildan
25
Bab 25 - Hasrat Suami Beristri Dua
26
Bab 26 - Wildan Vs Erma
27
Bab 27 - Perubahan Erma
28
Bab 28 - Revan & Stevan
29
Bab 29 - Cinta Semenjak Koma
30
Bab 30 - Pengacara Baru
31
Bab 31 - Membuktikan Kepada Azka
32
Bab 32 - Nekat
33
Bab 33 - Lebam
34
Bab 34 - Penyesalan Selalu Datang Di Akhir
35
Bab 35 - Pendekatan Wildan
36
Bab 36 - Sesama Penyuka Seni [Bonus Visual]
37
Bab 37 - Karma
38
Bab 38 - Kedatangan Randi
39
Bab 39 - Bertemu Randi
40
Bab 40 - Keceplosan
41
Bab 41 - Perceraian
42
Bab 42 - Memilih Pergi
43
Bab 43 - Kepergian Altesa
44
Bab 44 - Potongan Rambut Revan
45
Bab 45 - Karma & Pilihan [Ending]
46
Pengumuman Novel Baru
47
Novel Baru Gairah Cinta Zerin & Zidan
48
NOVEL WANITA KUAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!