Al yang bisa merasakah hembusan nafas Fisya hanya bisa terdiam di tempatnya bahkan dia sampai menahan nafasnya mengingat jarak di antara mereka sangan dekat,dan Al pun bisa melihat lebih jelas lagi wajah yang ada di depanya, dia bahkan meneliti setiap pahatan indah yang ada di depannya,melihat pemandagan indah itu dia hanya bisa meneguk air liurnya saja.
"glekk".Rasanya dia tidak tau harus berbuat apa.
"Sungguh dia begitu cantik sekarang, bahkan dia sangat terlihat dewasa sekarang".
"Ada apa ini?kenapa jantungku bisa berdangdutan begini,dan apa-apaan ini kenapa aku seperti tidak bisa berbicara begini".batin Al yang merasakan detak jantungnya semakin berdebar debar kalau berdekatan seperti ini dengan Fisya.
"Tapi tatapan matanya begitu indah"lalu tatapan Al pun turun dan tepat di bibir Fisya, sungguh ini begitu gila menurutnya"kenapa bibirnya begitu sexy, kalau saja bisa di rasa pasti sangat-sangat Ahh rasanya tidak bisa aku jelaskan".batin Al lagi yang membayangkan seandainya dia berciuman dengan Fisya dan bisa merakan manisnya bibir sekretarisnya pasti dia sangat beruntung itulah sekarang yang ada di dalam fikiranya,membuat dia membayangkan hal yang tidak-tidak bersama Fisya, padahal dia hanya melihat bibir nya saja tapi pikiranya sudah kotor entah kemana mana.
Fisya yang melihat Al hanya diam saja melihat apa yang dilakukannya segera mendekatkan bibirnya ke telinga Al lalu berkata tepat di telinga Al.
"Kenapa hmmm"?
"Kenapa kamu tida melepaskan tanganku, penjelasan seperti apa lagi yang ingin kau degarkan tuan Alkays william".ucap Fisya dengan sangat lembut tapi penung dengan penekanan
Bahkan Al yang mengar perkataan Fisya yang penuh penekan tidak bisa berkata apa-apa, sebab bukan itu fokusnya, melainka hembusan nafas sekretaarisnya dan suara lembutnya membuat sesuatu benda meronta-ronta ingin segera di lepaskan, suara sekretarinya ini sunguh sagat sexxihh di telinganya.
Bahkan Al tidak bisa berfikir jernih hanya karena merasakan hembusan nafas sekretarisnya, bukan hanya di telinganya saja melainkan nafas Fisya mennyapu sedikit permukaan kulit lehernya,yang membuat ia tidak sadar sudah melepaskan sedikit genggaman tagannya,rasanya sungguh sangat geli-geli gimana gituh.
"Apa anda menyukai saya?sampai-sampai anda rela beranjak dari kursi kebesaran anda hanya ingin menahan saya untuk menjawab pertanyaan anda yang tidak penting itu tuan, apa sepenting itu jawaban dari saya tuan Alkasy william".ucap Fisya sedikit nenjeda perkataanya
"Ingat dengan baik-baik tuan Alkasy willian yang terhormat kita dulu tidak pernah sedekat itu, dan satu lagi yang harus anda ingat tuan itu hanya masa lalu yang tidak ada artinya bagi saya, jadi berhentila bertanya hal-hal yang tidak berguna".ucap Fisya lagi yang masih berbicara di telinga Al itu dengan suara yang masih sangat lembuh tapi setiap katanya penuh dengan penekanan dan peringatan.
Fisya yang merasakan genggaman tangan Al terlepas dari pergelagan tangan nya pun segera memutuskan pembicaraanya dengan bossnya ini dia harus segera keluar dari ruangan ini,lalu dia mengarahkan tatapan matanya tepat di bola mata hitam Al.
Al yang melihat Fisya menatap matanya denga tatapan dingin dan penuh dengan luka hanya bisa terpaku.
Fisya pun segera mengarahkan tangan nya kearah dasi yang di pakai oleh Al , dan berbicara sambil memperbaiki dasi Al yang sedikit berantakan itu.
"jadi".....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments