Waktu berlalu begitu cepat, keluarga Susanto telah rukun kembali dan aktivitas berjalan seperti biasanya.
Pak Susanto bisa kembali menjalani bisnisnya namun bukan sebagai pemilik usaha pengolahan kayu, namun sebagai jual beli bahan bakunya. Jadi beliau membeli kayu dari para petani dan menjualnya kembali000 kepada para pemilik usaha pengolahan kayu.
Keluarga kecilnya berlahan ekonominya semakin membaik. Barang-barang yang dahulu terkesan mewah bagi mereka berlahan satu persatu mulai mengisi rumah mereka.
Bu Suci di perbolehkan menerima orderan oleh suaminya hanya sebatas mengisi waktu luang, tak diijinkan seperti dulu lagi yang menjahit pakaian dari pagi ketemu pagi lagi.
Pak Susanto bekerja tidak sendiri, ia meminta Dwi agar membantunya dan tak mengijinkan anak laki-lakinya pergi merantau. Bagi Pak Susanto sudah cukup Dwi mengenal dunia luar pada saat ia merantau kemarin.
Rupanya diam-diam Pak Susanto mempersiapkan Dwi sebagai penggantinya kelak.
Dwi pun merasa tak keberatan sama sekali atas permintaan bapaknya, bahkan yang ia inginkan memang kembali ke desanya dan membangun desanya, dekat dengan keluarganya.
Rupanya sakit bapaknya yang menjadi pertimbangan besarnya untuk tidak pergi merantau lagi seperti sebelumnya.
Dengan adanya Dwi di rumah keadaan rumah menjadi teratur, segala kegiatan rumah terkawal dengan baik oleh tangan dingin Dwi.
Terutama masalah adiknya Dwi yang bernama Anita.
Setiap hari Dwi rela antar jemput Anita ke sekolah hanya ingin memastikan adiknya baik-baik saja dan tak mengijinkan adiknya tersebut berteman dengan lawan jenis. Itulah yang mendorong serta melatarbelakangi Anita mengambil sekolah di SMK jurusan tata busana selain karena bakatnya yang condong menuruni ibunya tersebut.
Anita sekarang telah menginjak kelas 3 di SMK N di kota kabupaten. Perjalanan yang cukup jauh, namun tak menjadi penghalang kakaknya untuk mengantar dan menjemputnya setiap hari. Hanya saat ia benar-benar tak bisa mengantar dan menjemput adiknya maka ia mengijinkan adiknya tersebut membawa motor atau mobil sendiri.
Dwi di sibukkan bukan hanya masalah pekerjaannya saja, namun ia juga sibuk dengan berbagai organisasi yang ada di lingkungannya, bahkan ia dipercaya menjadi ketua karang taruna di desanya dan organisasi sepakbola yang ada di desanya.
Dengan cara seperti itu ia bisa mengenalkan dunia luar kepada adiknya sekaligus ia bisa membantunya setiap saat.
Penyakit yang ada di tubuh Pak Susanto sekarang sudah jarang kambuh dan rumah Pak Susanto kini telah kembali memiliki ART yang membantu kegiatan rumah mereka.
Astuti bersama suaminya juga tak kalah bahagianya, mereka telah memiliki seorang putri yang lucu berumur 3 tahun bernama Zaskia Pusparini. Telah memiliki sebuah rumah di perumahan di Ibukota.
Kebetulan tempat kerja Astuti memberi kelonggaran untuk bisa membawa pulang pekerjaannya dan di kerjakan di rumah hingga mereka memilki banyak waktu bersama.
Dengan telah kembalinya perekonomian keluarga Pak Susanto, berdampak pula pada anaknya Astuti. Semula Astuti dan suaminya berniat membeli rumah berdua dengan menyicil dan dibantu keluarga Komar untuk membayar uang mukanya. Rupanya berita tersebut sampai ke telinga Pak Susanto.
Pak Susanto adalah tipikal orang yang tidak suka berhutang, hingga beliau berupaya membantu anaknya tersebut mendapatkan rumah tanpa melalui hutang piutang.
Dan upayanya berhasil. Dan rumah Astuti telah terbeli secara cash meski harus melalui sebelumnya drama kehilangan sejumlah uang yang telah masuk menjadi uang muka dari keluarga Komar.
Itulah yang mendasari Pak Susanto bangkit kembali dari keterpurukannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments