Dwi memanggil adiknya untuk mendekat dan sholat berjamaah bertiga dengan Bapak tetap di atas tempat tidur dengan sholat sambil duduk.
Setelah Sholat, Dzikir dan baca Al-Quran, Dwi pergi ke kantin untuk membelikan teh panas untuk adik dan Bapaknya serta kopi untuk dirinya serta beberapa cemilan serta roti untuk sarapan bersama.
"Ini Pak minuman hangatnya" ucap Dwi pada Bapaknya dan ia bantu Bapaknya untuk menikmati segelas teh manis yang panas untuk menghangatkan badan.
Anita menikmati teh manis panasnya sambil membaca buku yang semalam belum selesai di pelajarinya.
"Perlu bantuanku nggak?" tanya Dwi pada adiknya.
"Belum Mas" jawab Anita singkat.
Dwi melanjutkan aktivitasnya membantu Bapak makan dan minum.
Tepat jam 7 pagi Ibu, Astuti dan Komar sudah sampai di rumah sakit untuk menyambut keluarga Komar yang akan menjenguk Bapak.
Dokter Nugroho datang untuk memeriksa keadaan Pak Susanto.
"Saya periksa dulu ya Pak Susanto" ucap dokter Nugroho.
"Iya dok" jawab Pak Susanto.
"Keadaanya sudah semakin membaik. Nanti siang kita ronsen dulu biar kita mengetahui penyakit yang sebenarnya ya Pak. Jika semuanya baik maka sore nanti bisa pulang" ucap dokter Nugroho.
"Terimakasih dok" ucap Pak Susanto.
"Sama-sama. Kita permisi dulu ya" Kemudian dokter Nugroho keluar dari ruangan tersebut.
Kebetulan saat Bapak diperiksa dokter, Bapak hanya ditemani Ibu. Dwi dan Anita mandi di luar, sedangkan Astuti dan Komar menunggu kedatangan keluarga mereka di lobi depan.
"Anita sekarang umurnya berapa ya Bu?" tanya Bapak pada Ibu.
"Kayaknya baru 15 tahun Pak. Kenapa?" tanya Ibu menyelidik.
"Andai umurnya sudah cukup aku akan menikahkan dia dengan siapapun pilihan hatinya. Supaya kita bisa tenang karena anak gadis kita sudah ada yang menjaganya. Kaya Astuti tadi Bapak lihat bahagia sekali dengan suaminya" terang Pak Susanto.
"Masalah Anita nikah itu gampang Pak. wong nggak sampai sehari selesai kok. Yang penting Bapak sehat dulu, biar Bapak bisa menyaksikan pernikahan kedua anak kita nanti" jawab Bu Suci untuk menyemangati suaminya.
"Iya Bu, Bapak juga pengin sehat. Tapi saat penyakit itu kambuh rasanya Bapak ingin menyerah aja karena nggak tahan sama sakitnya" jawab Pak Susanto dengan mata berkaca-kaca membayangkan sakitnya.
"Iya Pak, makanya Bapak harus berjuang supaya nanti Ibu selalu ada teman untuk bertukar pikiran, nemenin Ibu tidur, tempat curhat Ibu" ucap Ibu sambil menggenggam tangan suaminya.
"Maafkan Bapak ya Bu yang selalu menjadi beban Ibu" jawab Bapak
"Nggak ada yang perlu di maafin, Bapak cukup sehat saja biar terus support Ibu oke..." ucap Ibu mantap dan di jawab anggukan oleh Bapak.
"Uh...mesranya si pengantin lama ini" tiba-tiba suara dari arah kamar mandi terdengar.
"Anak kecil udah bisa goda Ibu dan Bapak ya" ucap Ibu sambil tertawa dan diikuti pula tawa Bapak.
"Mentang-mentang Anita masih SMP terus dibilang masih kecil?" ucap Anita sambil cemberut.
"Iya anak gadis Ibu yang sudah besar" jawab Ibu lagi sambil tertawa.
Secara tiba-tiba kemudian Anita peluk Ibunya dari belakang, seakan ia telah lama berpisah dari Ibunya tersebut.
Iya, selama ini Anita merasa Ibunya telah pergi jauh, Ibunya telah berganti sosok sebagai monster yang menyeramkan yang haram untuk di dekati. Namun sekarang sosok Ibunya telah kembali. Ibu yang menyayangi dan mencintainya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Adico
lanjutkan Kak
2022-10-04
1