Episode 14

"Makanya Bapak sangat bersyukur memiliki kalian yang tak pernah mengeluh menjaga dan merawat Bapakmu ini yang sudah tidak berdaya seperti ini" lanjut Pak Susanto.

"Bapak jangan ngomong begitu, kan aku jadi sedih" ucap Anita sambil mengusap air matanya.

"Nggak Pak, apa yang kami lakukan ini tak ada seujung kukupun dengan apa yang telah Bapak dan Ibu berikan kepada kami hingga kami bisa seperti ini. makanya Bapak tidak usah mikir yang macam-macam ya Pak. Tugas Bapak hanya satu yaitu sembuh. Sehat seperti sediakala supaya bisa mendampingi kita sampai sukses dan sampai kita menikah dan punya anak cucu" ucap Dwi.

"Aamiin" jawab Anita dan Bapaknya serempak.

Tak lama kemudian Bu Suci masuk dengan membawa semangkuk bubur dengan ditaburi toping abon hingga meninggalkan bau yang sangat menggoda.

"Wuih, baunya enak nih" ucap Anita sambil mendengus hidungnya menikmati aroma yang menusuk hidungnya.

"Iya dong kan buat Bapak harus yang enak-enak supaya lahap makannya dan cepat sembuh" ucap Bu Suci memotivasi.

"Tapi Bapak belum lapar" jawab Pak Susanto.

"Eits nggak bisa, Bapak harus tetap makan biar kuat dan cepat sembuh" ucap Anita.

"Aku suapin ya Pak" ucap Dwi.

"Anita aja ya yang makan nak, kan kamu besok ujian jadi harus kuat" ucap Pak Susanto yang seakan telah berubah menjadi anak-anak lagi.

"Aku mah nggak usah disuruh Pak, dah otomatis akan makan lahap dan banyak. Pasti Ibu juga masak bubur banyak kan Bu?" tanya Anita ngeles.

"Ibu tau yang disini pada suka bubur semua makanya ibu masak banyak. Ibu masak bubur bukan karena Bapak sakit. Tapi karena semua pada suka bubur" jawab Bu Suci mengimbangi yang lainnya.

"Ayok Bapak makan dulu nanti habis itu minum obat dan istirahat" ucap Dwi sambil menyuapi Bapaknya dengan telaten.

Pak Susanto akhirnya menyerah dan nurut untuk disuapi anak laki-lakinya.

"Besan kita sudah disiapkan makanannya?" tanya Pak Susanto khawatir.

"Bapak nggak usah khawatir, Astuti sudah masak banyak dan enak-enak untuk mereka. Sekarang mereka sedang makan bersama" jawab Bu Suci.

"Kenapa Ibu nggak ikut gabung?" tanya Pak Susanto.

"Ibu mau nemenin Bapak makan. Kan dari kemarin Dwi terus yang memonopoli jaga dan temenin Bapak terus. Sekarang gantian ya nak, biar Ibu yang jaga Bapak dan kalian berdua makan sana" perintah Bu Suci kemudian.

Kedua anaknya tersebut pun nurut dan keluar kamar untuk makan bersama tamu mereka.

"Kenapa Ibu usir mereka?" tanya Pak Susanto yang seakan merasa aneh karena ada sesuatu yang disembunyikan istrinya.

"Biar mereka makan bersama tamu kita, supaya akrab" jawab Bu Suci.

"Maksudnya?" tanya Pak Susanto tak mengerti.

"Disamping mereka belum makan dan setelahnya bisa istirahat karena mereka kurang tidur, Ibu juga pengin mereka saling akrab dengan Gilang si anak laki-laki sepupunya Komar itu loh Pak. Entah kenapa Ibu merasa seneng aja liat laki-laki itu. Kayaknya cocok sama Anita deh Pak" terang Bu Suci tanpa merasa bersalah.

"Ibu sadar nggak si kalau Anita itu masih belia? umurnya aja baru 15 tahun mau main jodoh-jodohan" ucap Pak Susanto.

"Ih Bapak ini, ya nggak sekarang juga kali mereka nikahnya. Ya tunggu Anita cukup umurnya" terang Bu Suci.

Terpopuler

Comments

Adico

Adico

jangan keburu - buru juga,kalau sudah berjodoh ntar juga nikah😁😁

2022-10-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!