Episode 16

Saat menjelang sore suasana rumah keluarga Pak Susanto kembali hangat.

Mereka pada sibuk keluar masuk bergantian ke kamar mandi.

Saat menjelang Maghrib Pak Susanto dengan tertatih keluar kamar dan menemui keluarga serta besannya. Mereka berbincang hangat di ruang keluarga dengan ditemani kopi dan teh hangat serta ubi rebus sebagai penghantar obrolan mereka.

Adzan Maghrib berkumandang dan semua yang ada di ruangan tersebut bergegas bergantian mengambil air wudlu.

Anita dan Dwi menggelar tikar di ruang tengah untuk tempat sholat berjamaah semuanya.

Pak Susanto dengan dibantu istrinya mengambil air wudlu dan mengikuti sholat berjamaah dengan duduk di kursi pada barisan depan para kaum pria.

"Gilang kamu yang jadi imamnya ya, nggak boleh nolak" pinta Komar.

Komar ingin menunjukkan pada keluarga istrinya bahwa saudara sepupunya itu laki-laki yang mempunyai nilai plus terutama dalam bidang agama.

Semua merespon dengan baik pada penunjukkan yang dilakukan Komar dan Gilang pun tak menolak karena merasa mampu. Bahkan ia juga ingin menunjukkan pada perempuan yang sedang diincarnya bahwa ia layak untuk dijadikan suami idealnya.

"Hmmm" Astuti berdehem di hadapan adiknya.

"Apa sih mbak..." jawab Anita dengan berbisik.

Sholat Maghrib berjamaah dimulai. Lantunan ayat suci Al-Quran bergema pada rumah sederhana keluarga Susanto. Ternyata kemerduan suara lantunan ayat suci Al-Quran yang dibacakan Gilang tak beda jauh dengan bacaan Komar. Mungkin mereka bulan hanya saudara sepupu namun juga saudara seperguruan mendengar nada lantunan Ayat Suci Al-Quran mereka tak beda jauh.

Setelah sholat selesai di lanjut dengan dzikir & doa yang masih diimami oleh Gilang.

Setelah itu mereka masuk ke dalam kamar masing-masing dan dilanjutkan dengan membaca Al-Quran.

Terasa adem melihat kebersamaan dan ritual ibadah mereka semua. Hingga mereka keluar dari kamar mereka setelah mendengar suara Adzan Isya.

Mereka melanjutkan dengan sholat Isya berjamaah dengan formasi yang sama seperti saat Maghrib.

Setelah mereka beranjak dari tempat sholat mereka, ruang makan telah siap dengan hidangan yang menggugah selera makan malam mereka dan mereka menikmati makan malam dengan wajah yang teduh dan sejuk karena wajah-wajah mereka yang masih segar setelah wudlu dan sholat.

"Pak Susanto dan Ibu, ijinkan saya minta ijin disini, besok Komar dan Astuti akan kami bawa ke rumah untuk kami perkenalkan kepada keluarga kami. Setelah kami tanyakan tadi siang ternyata mereka berencana setelah dari acara perkenalan keluarga mereka akan langsung kembali ke Ibukota dan menempati rumah mereka yang telah mereka siapkan sendiri. Untuk itu apakah Bapak dan Ibu Susanto mengijinkannya?" jelas Pak Wawan.

Pak Susanto yang belum begitu fit untuk berbicara panjang lebar akhirnya mempersilakan istrinya untuk berbicara dan menjawab pertanyaan besan mereka.

"Pada intinya kami mempersilakan anak kami untuk dibawa oleh suaminya kemanapun karena sekarang menjadi tanggung jawab suaminya. Tapi maaf beribu maaf, kami tidak bisa mengantarkan anak kami untuk bertemu dengan keluarga Bapak dan Ibu Wawan karena seperti ini keadaannya dan kebetulan anak kami Anita besok pagi juga akan mengikuti ujian sekolah. Mungkin nanti hanya Dwi dan Pakdhe sekalian dan Paklik sekalian dari keluarga sini yang akan mengantarkan mereka" jawab Bu Suci panjang lebar.

"Tidak apa-apa Bapak, Ibu. Kami memaklumi. Semoga Bapak cepat sehat lagi dan kami tunggu kehadirannya di keluarga kami" ucap Bu Wawan.

"Insya Alloh" jawab Pak Susanto dan diikuti oleh istri dan anak-anaknya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!