"Baiklah, kapan kita mulai casting nya ?" tanya Sean sembari berjalan kearah kursi yang di tunjukkan Indra.
"5 menit lagi, tapi kami hanya mengundang 10 kandidat terbaik untuk mempersingkat waktu," jelas Indra, meskipun ia tidak bisa melawan Sean untuk saat ini tapi ia tetap tidak mau terlihat lemah dihadapan nya.
"Tidak masalah."
Proses casting berlangsung sekitar 1 jam karena para aktor dan aktrisnya sangat profesional, dari sini baik Sean maupun Kiara bisa melihat tingkat profesionalitas Indra yang sudah tidak diragukan.
.....
"Maaf sebelumnya, tapi bisakah aku melihat naskah yang sudah jadi ?" tanya Kiara kepada Indra. Karena ini sebuah film, aku tidak masalah dengan beberapa penyesuaian tapi aku tetap ingin melihat nya.
"Tentu saja tapi Maura hari ini tidak datang, mungkin kita bisa membuat janji dilain hari." jawab Indra dengan perasaan bersalah.
"Bagaimana jika pak muda Sean juga ikut." lanjutnya.
"Tidak masalah, kau yang tentukan tempat dan waktu nya. Oh iya, tidak usah terlalu formal, bukankah kita dulu cukup akrab waktu kuliah ?"
"Oh ya ?? maaf ku sedikit melupakannya karena sudah cukup lama."
"Tidak masalah, kalau begitu kami pamit dulu. Ayo sayang kita pulang."
Kiara mendelik kepada Sean yang memanggilnya dengan mesra, seolah ingin menunjukkan kekuasaan nya.
"Heii... bukankah tugas nona Cherry Blossom sudah selesai ? jadi sekarang hanya ada Nona Kiara Sanjaya."
Kiara tidak menjawab apapun, ia mengikuti Sean keluar.
"Aku bisa pulang sendiri." Ucap Kiara ketika mereka sampai diluar.
"Naik ke mobil, ada yang perlu ku bicarakan."
"Bicara tentang apa ?"
"Masuk saja dulu, kau akan tau ketika kita sampai."
"Selalu begitu, kau pikir aku harus menuruti mu setiap saat. Hanya karena kau berkata A bukan berarti aku harus menuruti mu." Kiara paling benci diatur-atur oleh orang lain, apalagi tanpa alasan yang jelas.
"Aku pergi dulu, mobilku sudah sampai." Kiara pergi tanpa menunggu jawaban dari Sean.
"Nanti malam datang ke rumahku, ada yang harus kita bicarakan mengenai kesepakatan kita." Sean mengirimkan pesan kepada Kiara.
Kiara sengaja tidak membuka pesan dari Sean dan baru membacanya ketika sudah malam.
"Jika ada yang perlu dibicarakan, kuberi waktu 5 menit."
"Meskipun kekuatan ku belum cukup untuk melawan mu, tapi untuk saat ini setidaknya kau masih membutuhkan ku." Gumam Kiara sambil menunjukkan smirk nya.
"Dimana kau ?"
Kiara mengirimkan foto rumah Sean yang di ambil dari balkonnya.
"Jadi kau lebih suka bicara disini honey ?" Seru Sean sambil memeluk pinggang Kiara.
"Kau keberatan ?" tanya kiara dengan nada sedikit menggoda.
"Tidak, tapi sebaiknya kita bicara didalam, diluar terlalu dingin."
"Bukankah kau sedang memelukku ? aku tidak merasa dingin sama sekali."
"Aku masih merasa dingin, mungkin kita bisa berpelukan di ranjang agar lebih hangat," jawab Sean sambil mencium leher belakang Kiara.
"Berhenti bermain-main, bukankah kau kesini untuk membicarakan hal penting ?" Kiara melepaskan pelukan Sean dan berlalu ke dalam kamar.
"Kau tidak akan menawariku minum terlebih dahulu ?"
"Sean, aku benci berbasa-basi. Kalau kau tidak mau bicara lebih baik kau pulang sekarang."
"Baiklah, silahkan kau baca ini dulu. Jika tidak ada masalah kita bisa menandatangani nya." Sean memberikan surat perjanjian kepada Kiara.
"Tidak masalah, tapi aku ingin menambahkan 2 poin."
"Katakan !!"
"Pertama, Kau juga harus membantu ku berakting di depan orang tuaku. Termasuk meminta izin secara resmi sebelum kita menikah."
"Tidak masalah, kita juga bisa mengundang mereka ke pernikahan kita."
"Yang kedua, No *** selama perjanjian berlangsung."
"Jadi kita bisa melakukannya setelah perjanjian nya berakhir ?" Sean bertanya sambil mengangkat sebelah alisnya dan dibalas tatapan tajam oleh Kiara
"Hahaaa... baiklah aku hanya bercanda. Meskipun memang sangat disayangkan."
Sean baru saja akan pulang tapi dihentikan oleh Kiara.
"Bersikaplah seperti dirimu yang biasanya. Karakter CEO yang dingin lebih cocok untuk mu, jadi jangan terlalu menempel padaku, itu justru membuat ku jijik," ujar Kiara. Sebenarnya ia hanya takut kalau dirinya jatuh ke dalam jebakan Sean lagi.
Sean berbalik pergi tanpa menjawab Kiara.
"Cihhh dasar, baru beberapa menit yang lalu bersikap sok manis, sekarang sudah langsung kembali ke setelan pabrik." Gerutu Kiara setelah memastikan Sean benar-benar pulang ke rumah nya. Padahal dia sendiri yang meminta Sean untuk tidak terlalu genit. Memang perempuan adalah mahluk yang paling susah ditebak.
Tak lama kemudian ponsel nya berdering, itu adalah ibunya. Sejujurnya Kiara sangat tidak ingin menjawab telepon tersebut, tapi pada akhirnya ia tetap menjawabnya.
"Ya, halo..."
"Halo, bagaimana kabarmu akhir-akhir ini ?"
"Baik, aku cukup sibuk akhir-akhir ini."
"Sudah dapat kerjaan baru ?"
"Hmmm..."
"Sudah dapat atau belum ? kalau belum biar papamu menelpon om Lukman. lagian ngapain resign sih, sudah benar kerja disini, sudah menjadi karyawan tetap juga."
"Aku perlu keluar dari zona nyaman ma, lagian aku tidak merasa nyaman bekerja disana. Terlalu banyak orang toxic."
"Yaaa... kalau itu adikmu sih mama percaya, lagian lulusan SMA cari kerja di Kota S itu susah. Coba kalau kamu sepintar adikmu pasti udah lulus kuliah dan punya kerjaan bagus. Ini boro-boro lulus kuliah, lulus pendaftaran aja nggak."
"Yahhhh mau gimana lagi, aku bukan kutu buku seperti Kayla."
"Udah deh mending kamu balik aja, nikah. Lagian temen-temen seusiamu sudah pada punya anak."
"Maa .... !!!"
"Apa ?? Mau jadi wanita karir ? mau jadi penulis ?"
"Lusa aku akan pulang, Oh iya siapkan beberapa lauk, karena pacarku akan ikut bersama ku."
"Pacar ? kamu bukannya baru sebentar disana ? sekarang udah punya pacar aja, yakin dia serius ?"
"Dia mau ikut aku pulang sudah pasti serius ma, lagian sebentar lagi kita akan menikah. Aku juga sudah bertemu orang tuanya."
"Yasudah, syukurlah kalau memang begitu. Tapi mama masih nggak yakin lo."
"Sudah mama tenang aja, sudah malam aku mau tidur dulu besok ada meeting penting."
"Aalaahhhh... meeting apaan ? Yaudah jaga diri baik-baik. Tidur, jangan drama Korea terus."
"Hmmm..."
....
Keesokan paginya Kiara pergi ke Sea corp untuk menemui Sean. Ia pergi ke meja resepsionis untuk menanyakan keberadaan Sean.
Sejujurnya ia tidak ingin melakukan ini jika Sean tidak mengabaikan panggilan nya sejak pagi tadi.
"Permisi, apakah Sean ada di ruangan nya ?"
"Maaf apakah anda sudah memiliki janji temu ?" jawab resepsionis dengan pandangan menelisik. Wajar saja karena Kiara langsung menyebut nama Sean tanpa embel-embel pak atau tuan.
"Belum, katakan saja tunangannya ingin bertemu."
"Hhahaahaa... kau dari agensi mana ? sudah banyak artis pendatang baru yang mengaku jadi kekasih pak Sean, tapi baru kau yang berani mengaku jadi tunangannya." jawab resepsionis cantik tadi dengan nada mengejek.
Kiara tidak marah karena ia sudah menduga hal ini, meskipun ia sudah menggunakan pakaian yang cukup mahal hanya untuk bertemu Sean.
"Oh ada Nona Kiara rupanya ?" Sapa Ryan yang melihat Kiara sedang berdebat dengan resepsionis.
"Iya, dan anda ?" tanya Kiara sedikit bingung.
"Oh tidak,,, apa kau melupakanku ?" Ryan balik bertanya seraya menaikkan sebelah alisnya.
Kiara masih belum mengingat siapa Ryan, tapi ia juga tampak familiar dengan orang ini. Terutama dengan suaranya, seperti pernah mendengar di suatu tempat.
"Ah sudahlah kalau kau tidak mengingat ku. Padahal dulu kita sering bertemu." Ryan memasang wajah sedih uang dibuat-buat.
"Aku Ryan, sahabat sekaligus partner kerja Sean. Kali ini tolong ingat dengan baik." lanjut nya.
"Oh Halo Pak Ryan, maafkan saya, penampilan anda hari ini agak berbeda dari biasanya, jadi aku tidak bisa mengenali anda. Aku benar-benar melupakan nya." Jawab Kiara sopan, Kiara merasa orang di depannya ini tidak sesederhana kelihatan nya.
"Tidak masalah aku baru selesai rapat dengan Sean jadi harus sedikit rapih, kau kesini untuk mencari Sean ?"
"Ah iya, aku tidak bisa menghubungi nya. Jadi memutuskan kesini untuk menemuinya langsung."
"Hmmm... pasangan yang akan segera menikah memang sulit dipisahkan."
Kiara hanya tersenyum menanggapi perkataan Ryan.
Resepsionis yang sedari tadi mendengar percakapan Ryan dan Kiara, terkejut sampai mulutnya menganga.
"Antarkan Nona Kiara ke ruangan pak Sean dan juga lain kali jaga sikap kalian." Ryan menatap tajam kearah resepsionis yang tadi berdebat dengan Kiara.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments