Ditengah perjalanan, tiba-tiba Kiara teringat dengan fenomena yang terjadi belakangan ini. Dari sini Kiara mulai mengerti kenapa semua orang berlari seperti orang kesetanan.
Entah kenapa, saat ini ada sedikit rasa penasaran mengenai bos baru ini di dalam benak Kiara.
"Apa-apaan ini ? Apakah ini sikap yang akan kalian tunjukkan kepada presdir Sean ? Cepat berbaris yang rapih sebentar lagi presdir akan sampai." Manager Amy menegur karyawan wanita yang berkumpul menutupi pintu masuk.
"Kamu juga ikut baris dan jangan buat malu perusahaan." lanjut manager Amy yang ditujukan kepada Kiara.
Alih-alih menjawabnya Kiara hanya diam dan berbaris di barisan paling belakang agar tidak menarik perhatian. Tidak lama kemudian sebuah mobil Lamborgini Aventador keluaran terbaru tiba didepan pintu perusahaan disusul dengan beberapa mobil sedan mewah dibelakang nya.
Sepertinya presdir baru perusahaan ini bukan tipe yang low-profile, sebaliknya ia merupakan presdir muda yang Arogan.
Itulah yang ada di kepala Kiara saat ini.
Berbeda dengan Kiara yang tampak acuh dengan kehadiran Presdir baru ini, karyawan wanita lainnya terlihat sangat antusias meskipun tidak ada yang berani bersuara.
"Selamat pagi Presdir Sean, silahkan masuk." sambut Amy dengan penuh senyum. Sean tidak menjawab dan lanjut berjalan memasuki perusahaan.
"Selamat datang presdir Sean." ucap seluruh karyawan. Lagi-lagi Sean hanya mengangguk sebagai jawaban.
Kiara tidak dapat melihat dengan jelas wajah bos baru ini karena dirinya berada di barisan belakang. Tapi dari sikap nya ia bisa menebak kalau orang ini adalah orang yang sombong.
Sean mengedarkan pandangannya sekilas dan bertemu dengan mata seseorang yang menarik perhatian nya, ia sempat terpaku untuk sesaat kemudian ia menarik pandangan nya kembali.
Mata yang di jernih namun diselimuti ambisi yang kuat, jika dilihat sekilas mungkin terlihat seperti gadis lugu yang tidak mengerti apapun.
Jantung Kiara seolah berhenti berdetak saat matanya bertemu dengan mata Sean. Sorot mata yang tajam dan dingin yang entah kenapa justru memiliki daya tarik tersendiri.
.....
Setelah 1 bulan berlalu, akhirnya Kiara telah resmi keluar dari perusahaan tempat ia bekerja.
Sekarang Kiara lebih sering berada di perpustakaan untuk mengerjakan Novel nya. Seperti yang ia lakukan saat ini.
"Heiii ... Apakah Tuan Sean yang terhormat sudah terkena panah asmara cupid ?" Tanya Ryan yang merupakan sahabat Sean sekaligus pemilik perpustakaan ini.
"Apa mulutmu akan bisu jika kau tidak berbicara ?"
"Sial, kenapa aku memiliki teman seperti mu, benar-benar tidak memiliki hati." umpat Ryan.
Ryan mengikuti pandangan Sean dan berakhir pada seorang gadis yang tengah sibuk dengan laptopnya.
"Apa kau menyukai Kiara ?" lanjut nya.
"Siapa ?" tanya Sean bingung. Ryan tidak menjawab dan hanya menunjuk ke arah gadis kecil yang menggunakan hoodie berwarna pink.
"Bocah kecil seperti itu tidak pantas menjadi nyonya muda keluarga Dirandra," Jawabnya datar.
"Oh ya ? tapi kenapa sinyal cupidku mengatakan kau sudah jatuh cinta padanya ya ?" sindir Ryan.
"Apakah sinyal cupidmu pernah berfungsi dengan benar ?" balas Sean dengan sarkas.
"Aku pernah bertemu dengannya, ah lebih tepatnya aku pernah melihat nya di perusahaan Binakarya." lanjutnya sembari berjalan menuju ruangan Ryan.
"Lalu ? oh tunggu sebentar, apakah seorang Sean baru saja mengingat seseorang yang hanya dilihatnya sekilas ? woaahhh ini adalah keajaiban dunia."
"Ada berapa banyak gadis seksi diluar sana yang siap mengantarkan dirinya ke ranjang mu ? Kamu bahkan tidak mengingatnya satupun dan sekarang kamu mengingat seorang gadis muda yang kamu lihat sekilas ? apakah gadis ini pernah menyelamatkan dunia sebelum nya ?" lanjut Ryan.
Sean tidak menjawab dan hanya mengangkat bahunya acuh, kemudian berbaring di sofa sambil bermain game.
"Bagaimana dia bisa masuk ke perpustakaan mu ?" tanya Sean setelah menyelesaikan permainannya.
"Apa kau percaya kalau Ayahmu sendiri yang merekomendasikan nya ?" Jawab Ryan sedangkan Sean hanya mendengus mendengar jawaban dari sahabat nya itu.
"Hahhhh... Sepertinya ambisinya lebih besar dari dugaanku."
"Ayolah dia hanya gadis kecil, mungkin Ayahmu berniat menjodohkannya dengan Putra kesayangan nya." Ledek Ryan.
"Atau mungkin aku akan mendapatkan ibu tiri baru ?" keduanya lantas tertawa bersama.
"Selidiki semua yang berkaitan dengan nya ! Ingat jangan sampai ada yang terlewat," ujar Sean. Nada bicara nya berubah menjadi serius.
"Apakah termasuk makanan favorit dan warna favorit nya ?" goda Ryan yang dibalas tatapan tajam dari Sean.
"Hei, tenang dulu dude, ini adalah hal kecil untuk ku. Tapi apa untungnya untuk diriku ? you know, business is business."
"Bukankah kau sangat menginginkan lahan di perbatasan kota barat ? Kebetulan aku memiliki koneksi dengan pemerintah setempat," ujar Sean.
"Oke, deal."
"Sudahlah, aku akan menginap disini malam ini. Jangan ganggu aku."
Setelah itu Sean pergi menuju ruang bawah tanah yang dilengkapi dengan perangkat komputer yang canggih dan sebuah kamar mewah.
Disisi lain Kiara baru saja menyelesaikan pekerjaan nya saat dirinya melihat bayangan seseorang yang tidak asing. Kiara mencoba mengingat-ingat kembali namun tetap tidak bisa mengingat nya. Akhirnya ia menyerah dan segera membereskan perlengkapan nya. Setelah memilih beberapa buku tentang bisnis ia bergegas menuju meja resepsionis untuk melakukan prosedur peminjaman buku.
.....
Sebuah mobil maybach keluaran terbaru tiba disebuah gedung pencakar langit dengan logo huruf S yang tampak elegan. Mobil ini hampir saja menabrak pintu masuk perusahaan jika sang pengemudi tidak menginjak rem tepat waktu. Siapa lagi yang berani melakukan hal seperti ini kalau bukan tuan muda Ryan yang terhormat.
Dirinya keluar dari mobil dan menyerahkan kunci mobil nya kepada valet. Berbeda dengan Sean yang dingin dan tak tersentuh, Ryan terlihat lebih bersahabat meskipun kadang tingkah nya suka diluar nalar. Sikapnya sangat ramah dan ceria, ia juga sering menggoda karyawan di perusahaan sahabat nya itu.
"Halo tuan Ryan," sapa petugas resepsionis secara serentak.
"Haiii.. " jawab nya sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Apakah bosmu ada di ruangannya ?" lanjutnya.
"Tuan Sean sedang ada rapat, mungkin sebentar lagi selesai. Mari saya antar ke ruangannya." jawab Mega si resepsionis yang cantik.
"Oke,, aku akan menunggu di ruangan nya dan tidak usah diantar." Ryan menjawab dengan nada serius yang artinya dia sedang tidak ingin bermain-main.
Wajah Mega yang tadinya di hiasi senyum ceria seketika berubah, namun ia tidak terlalu menunjukkan nya. Sementara teman-temannya berusaha menahan diri untuk tidak tertawa meskipun sulit.
"Apa yang kalian lihat ?" teriak Mega.
"Tidak ada," ujar resepsionis yang lain sambil berpura-pura mencari kesibukan.
Sudah menjadi rahasia umum kalau Mega menyukai sahabat bos nya itu. Meskipun begitu Ryan tidak pernah menanggapi nya malah cenderung menghindari nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments