"Jadi ada yang mau kau jelaskan atau ceritakan mungkin ?"
"Tidak ada."
"Are you sure ? selama ini tidak ada perempuan yang pernah memasuki rumah ini."
"Dia tertidur di mobilku jadi aku terpaksa membawanya kesini.''
"Sepertinya tidak sesederhana itu."
"Sudahi omong kosong mu, kita akan meeting setengah jam lagi. Kau sudah menyiapkan semuanya ?"
"Aman, semuanya berada dalam kendali kita."
"Bagus,,, berikan file nya padaku, aku akan mengeceknya dalam perjalanan." Ryan menyerahkan sebuah flashdisk kepada Sean.
"Oh iya,,, bilang ke Indra untuk mengulang casting yg kemarin."
"What ? kau serius ?"
"Iya,,, aku ingin menyaksikan sendiri semua proses nya. Ini drama pertama kali nya aku berinvestasi dalam bidang ini. Aku tidak mau ada kesalahan sedikitpun."
"Oh ya ? apakah hanya karena itu ? Aku dengar dia juga ikut dalam proses produksi." ujar Ryan sambil melihat ke arah ruang tamu.
"Lagipula kita berinvestasi di drama ini juga hanya bagian dari rencana kita kan ? Ingat Sean tujuan utama kita adalah Sky Grup dan dia adalah orangnya ayahnu," Lanjutnya mengingatkan Sean.
"Tetap saja aku tidak mau rugi."
"Baiklah bukankah hanya mengulang casting, kurasa para artis pendatang baru itu juga akan sangat senang kalau tahu kau sendiri yang akan mengaudisinya. Tapi, kau tahu sendiri bagaimana tempramen Indra, ia tidak akan menerima pengulangan casting tanpa alasan yang jelas."
"Jadi kau takut padanya ?"
"Heeiii,,, jangan panggil aku Ryan kalau masalah kecil seperti ini tidak bisa ku selesaikan."
"Bagus !! Kau tenang saja Indra tidak akan menolaknya."
"Bagaimana kau tahu ?"
Sean tidak menjawab dan hanya menunjukkan smirknya.
"Ah siaallll... kenapa aku tidak kepikiran."
Kiara bangun dan menyadari bahwa dirinya tidak berada di rumahnya. Ia mengedarkan pandangannya, mengamati ruangan tempat ia tertidur.
"Bisa-bisanya aku tidak kepikiran kalau masih ada Kiara yang bisa jadi senjata kita. Tapi apa kau yakin Indra akan mengalah hanya demi seorang penulis kecil ?"
Kiara mendengar suara dari arah belakangnya dan namanya juga di sebut. Ia langsung berpura-pura tidur kembali.
Bukannya berniat menguping pembicaraan mereka, tapi mendengar namanya di sebut ia jadi penasaran.
"Kamu akan tahu setelah mencoba nya."
"Tapi aku tetap merasa ada yang tidak beres dengan mu, kau yakin tidak benar-benar jatuh cinta padanya ? Kau bahkan sampai membawanya ke tempat ibumu. Selain dia, belum pernah ada perempuan lain yang kesana kan ?"
"Kau memata-matai ku ?"
"Tidak,,, aku hanya kebetulan melihat mobilmu melaju ke arah sana kemarin. Tadinya kukira kau pergi sendiri karena merindukan beliau. Tapi keberadaan Kiara di sini bisa menjelaskan semuanya."
"Gadis ini tidak mudah, jadi untuk bisa mendapatkan kepercayaan dan informasi dari nya aku harus mendapatkan hatinya terlebih dahulu."
"Dengan membawa nya ke rumah tante Amira ? bukankah ini sedikit berlebihan ?"
"Sudah kukatakan gadis ini tidak mudah, tidak akan berhasil jika merayunya dengan cara biasa, ia harus benar-benar merasakan ketulusan ku dan membuat nya nyaman di samping ku baru bisa mendapatkan hatinya perlahan."
"Tapi ini terlalu beresiko, bagaimana jika bukan hanya dia yang jatuh cinta padamu ? Lautan hati manusia sangat dalam, kau bisa tenggelam didalamnya."
"Tidak akan !! Terlebih pada gadis ****** sepertinya yang hanya mementingkan materi diatas segalanya."
"Jadi apakah kemarin kalian melakukannya ?"
"Melakukan apa ?"
"Hei dude,, tidak usah berpura-pura bodoh didepan ku. Kalian menginap bersama tidak mungkin tidak terjadi apa-apa kan ?"
"Buang otak mesum mu itu."
"Ayolah kita ini pria dewasa, normal untuk melakukan nya di usia mu sekarang."
Sean tidak menanggapi celoteh Ryan.
"Hei, tunggu dulu ! Apa kita akan meninggalkan nya disini begitu saja ?" tanya Ryan yang menyadari Kiara masih berada di ruang tamu.
"Biarkan dia istirahat sebentar, kita pergi dulu sekarang."
Sementara itu, tanpa Kiara sadari air matanya perlahan menetes, tangannya mengepal sampai buku-bukunya memutih.
"Jika kau ingin bermain denganku, aku akan dengan senang hati menemanimu bermain sampai akhir. Mari kita lihat siapa yang akan mencapai garis finish dan memenangkan permainan ini." Gumamnya lirih, sorot matanya penuh dengan dendam.
Sebuah dering telepon menginterupsi lamunannya saat ini.
"Halo."
"Tenang saja, saya tidak akan melupakannya. Tapi bukankah anda berhutang satu penjelasan kepada saya."
"Saya hanya mengikuti alur saja, lagipula saya orang yang mendahulukan keuntungan diatas segalanya. Bukankah ini juga alasan anda memilih saya."
"Baiklah saya mengerti."
Kiara mengakhiri panggilan telepon tersebut dan keluar dari rumah Sean.
.....
Setelah menyelesaikan bab baru novelnya, ia melihat ada notifikasi masuk di hp nya. Ternyata itu pesan dari Indra yang menginformasikan jadwal casting yang baru.
"Punya uang memang memudahkan segala nya."
"Jangan salahkan aku yang menjadi serakah, kau sendiri yang memulai nya." Gumamnya Kiara, ia sudah memantapkan hati nya untuk membuang yang namanya Cinta. Tadinya ia tidak berniat menyentuh Sea Corp milik Sean, lagipula ia tidak tertarik dengan bisnis. Tapi pria itu telah membangunkan iblis di hati Kiara.
Kiara menutup laptopnya dan bersiap untuk pergi ke Lokasi casting.
.....
"Halo nona Cherry Blossom. Kau sudah sampai ? kita baru akan mulai 5 menit lagi." Sapa Indra yang melihat Kiara datang.
"Halo pak Indra, maaf karena kemarin saya tidak bisa datang. Beruntung anda melakukan casting ulang, jadi saya bisa memiliki kesempatan untuk melihat keseluruhan proses nya," jawab Kiara ramah.
"Tapi kalau boleh tahu kenapa casting nya harus diulang ya ? bukankah sudah ditentukan pemeran nya ? Tidak mungkin karena pak Indra memikirkan aku kan ?" Canda kiara yang berpura-pura tidak tahu mengenai pengulangan casting ini.
"Bagaimana jika iya ? apakah akan ada kompensasi yang memuaskan ?" Indra juga menimpalinya dengan candaan.
"Hmmmm... sepertinya aku harus memikirkan nya dengan hati-hati agar tidak mengecewakan pak Indra."
"Hahahaaa.... aku baru tahu kalau Nona Kiara sangat pandai bergurau."
"Maaf barusan anda —"
"Ah iya,, kemarin aku juga berada di pesta Tuan Sanjaya jadi aku baru tahu kalau Nona Cherry Blossom ah maaf maksud saya Nona Kiara yang terkenal ini ternyata adalah alon Nyonya muda Sanjaya dimasa depan."
"Anda terlalu berlebihan, lagipula saya lebih senang anda memanggil saya Cherry Blossom, mengingat kita bekerjasama karena Novel Cherry Blossom, bukan karena koneksi Kiara sebagai calon nyonya muda Sanjaya, benar bukan ?" Kiara sedikit memberikan penekanan pada kalimat terakhirnya.
"Tentu saja, Nona Cherry Blossom ? Tapi Cherry Blossom sedikit terlalu panjang, bagaimana jika kau memanggilmu Cherry saja ?"
"Tidak masalah, itu juga bagus."
Tak lama kemudian, Sean tiba di lokasi casting.,
"Oh,, pak Sean juga sudah tiba rupanya." Sapa Indra ketika melihat Sean datang.
"Sepertinya pak Sean tidak bisa berjauhan lama-lama dengan Nona Kiara."
Sementara Kiara langsung menoleh kebelakang saat mendengar nama Sean disebut. Tak lupa ia memberi tatapan tajam kepada Indra karena lagi-lagi memanggilnya dengan nama aslinya. Entah kenapa ia tidak suka ketika Indra memanggilnya dengan nama asli.
"Kau sudah datang ?" Sapa kiara dengan lembut dan terlihat sangat natural seolah mereka adalah pasangan yang sedang dimabuk cinta.
"Aku langsung kesini setelah menyelesaikan pekerjaan di kantor," jawab Sean sembari melingkarkan tangannya di pinggang Kiara.
"Tolong jaga tangan anda Tuan Sean, saya disini sebagai Cherry Blossom, penulis novel Fatamorgana bukan Kiara kekasih mu," tegas Kiara, lagipula ia masih kesal dengan apa yang didengarnya tadi pagi.
"Ah... maaf Nona Cherry Blossom." Sean berpura-pura meminta maaf.
"Baiklah, mari kita berbicara didalam agar lebih nyaman." Ucap Indra menginterupsi perdebatan kecil antara Kiara dan Sean.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments