Lara merasa ada yang menopang tubuhnya, rasanya sangat berat. Lara membuka matanya dan melihat ada tangan di perutnya. juga hembusan nafas disamping telinga nya.
Lara berbalik, ada Aiden disana, Aiden yang tengah terlelap disampingnya.
Pelan pelan Lara menyingkirkan tangan Aiden, Ia berbalik menghadap Aiden lalu menatap wajah tampan Aiden.
Siapapun wanita pasti akan terpesona dengan ketampanan Aiden, begitu juga dirinya. meskipun Aiden kejam dan jahat pastilah ada sisi baik dari Aiden yang belum Ia ketaui seperti apa yang di katakan Mbok Nah padanya.
Tanpa di sadari, Lara tersenyum entah mengapa Ia merasa sangat nyaman saat menatap wajah Aiden.
"Apa wajahku begitu tampan?" suara Aiden membuat Lara terkejut lalu membalikan badan memunggungi Aiden.
Aiden tersenyum, Ia menarik tubuh Lara lalu memeluknya dari belakang. Lara memberontak ingin melepaskan pelukan Aiden sampai akhirnya Aiden membisikan mantra di telinga yang entah mengapa membuat Lara luluh, "Biarkan seperti ini, rasanya sangat nyaman."
Cukup lama Lara berada di pelukan Aiden hingga Ia kembali terlelap.
Paginya Lara bangun, Ia merasa sudah tidak ada Aiden disampingnya.
Lara menatap ke sekitar memang sudah tidak ada Aiden.
Lara menghela nafas panjang, "Apakah aku bermimpi semalam?"
Lara segera bangun untuk mandi dan keluar dari kamarnya, Ia ingin tahu apakah Aiden masih berada diluar namun sayang, Aiden sudah tidak ada.
"Tuan berangkat pagi pagi sekali Nona." kata Mbok Nah yang entah mengapa membuat Lara terlihat lesu.
Namun Lara juga lega, semalam memang benar Aiden, dirinya tidak bermimpi.
"Kenapa akhir akhir ini dia sibuk sekali."
Sementara itu, Aiden kini berada di istana milik Hutama. hari ini adalah hari peringatan kematian sang Ibunda tercinta, Ia tentu akan berada di sini seharian dan juga nanti malam akan ada makan malam bersama keluarga Adira, membahas rencana pertunangan mereka.
Aiden tampak menyambut tamu yang datang, sesekali Ia menatap ke arah foto milik Ibunda nya. Mengingat beberapa tahun yang lalu saat Ibunda nya masih ada, Aiden mendapatkan kasih sayang seorang Ibu meskipun bukan ibu kandungnya sendiri.
"Putra mu sudah besar, dia juga sukses menjalankan bisnis club malam nya, aku berniat menjodohkan putri ku pada putra mu tetapi kau sudah menjodohkan dengan orang lain." obrolan Hutama dengan teman nya yang di dengar oleh Aiden.
"Bagaimana jika putrimu ku nikahi saja." kata Hutama.
"Kau gila, putriku masih sangat muda." teman Hutama tampak terkejut dan sedikit kesal.
"Aku hanya bercanda, kenapa menganggapnya serius." keduanya akhirnya tertawa bersamaan.
Tamu nya sudah berkurang, Aiden pergi keluar ke taman belakang. Ia duduk disalah satu bangku dan mulai menyalakan rokoknya. Menghisapnya perlahan sambil memandangi bunga bunga yang kini mulai layu.
Sejak ibunda nya meninggal, sudah tidak ada lagi yang merawat tempat favorit sang Ibu semasa masih hidup.
Banyak rumput liar yang membuat taman ini tidak indah lagi.
"Mengapa Tuan di sini?" Suara Raka berjalan mendekat dan berhenti disamping Aiden.
"Aku hanya bosan berada di dalam."
"Acara sebentar lagi akan selesai, apakah Tuan akan pergi ke club malam?"
Aiden menggelengkan kepalanya, "Setelah ini akan ada makan malam dengan keluarga Adira jadi mungkin kita akan pulang terlambat malam ini. dan katakan pada Friska untuk mengurus club karena mungkin aku tidak akan kesana hari ini."
Raka mengangguk, "Baik Tuan."
Setelah mengerus rokoknya, Aiden kembali ke dalam tanpa mengatakan apapun lagi pada Raka.
Raka kembali ke mobil, Ia duduk termenung disana. Entah hanya perasaan nya atau tidak namun Ia merasa Aiden sedikit mengabaikan nya, Ia merasa Aiden berbeda, tidak seperti biasanya.
"Apa yang salah dengan Tuan? apa aku yang salah?" batin Raka mencoba mencari tahu kesalahan nya namun Ia tidak mendapatkan apapun.
Raka yang berpikir setengah melamun tak menyangka matanya melihat sesuatu yang cukup mengejutkan dirinya.
Raka mengambil benda itu kecil yang berada di dekat pintu belakang, "Sialan, siapa yang memasang ini!"
Alat sadap yang sangat kecil yang mungkin orang juga tidak akan menyadari keberadaaan nya dipasang di mobil yang sering dipakai Aiden.
Kini Raka akhirnya paham dengan apa yang terjadi. Akhir akhir ini, Hutama mengetahui semua tentang Aiden dengan mudahnya padahal selama ini Ia menutup semua akses agar Hutama tidak ikut campur dengan urusan Aiden. Mungkin inilah penyebabnya, ada anak buah Aiden yang bekerja sama dengan Hutama untuk memasang alat sadap ini di mobilnya.
Sangat cerdas karena selama ini, hanya di mobil ini Aiden dan Raka membicarakan tentang urusan pribadi Aiden.
Dan akhirnya Raka juga sadar, melihat perubahan Aiden padanya mungkin Aiden curiga pada Raka telah bekerja sama dengan Hutama.
Raka meremas alat sadap itu, Ia mencari lagi alat sadap lain nya yang mungkin di pasang di mobil ini. Raka yakin tidak hanya satu, pasti ada banyak.
Dan benar saja, Ada lima alat sadap juga cctv kecil yang di pasang di mobil itu.
"Sialan, benar benar bodoh. bisa bisa nya aku kecolongan seperti ini!"
Raka melajukan mobilnya, Ia harus ke suatu tempat untuk menyelidiki ini semua. Ia ingin membuktikan pada Aiden jika dirinya bukan pengkhianat, dirinya tidak bekerja sama dengan Hutama.
Sementara di dalam acara makan malam sudah di mulai. di meja makan ada Aiden, Adira, Hutama juga Hendra Papa dari Adira.
"Putrimu sangat cantik, serasi sekali dengan Aiden ku." kata Hutama membuat Aiden muak mendengarnya.
"Kau terlalu memuji, lihatlah kepala putri ku menjadi semakin besar."
"Ck, Papa kenapa mengatakan itu." Adira tampak kesal dan malu.
"Papa hanya bercanda kenapa harus marah, lihatlah Aiden dia sangat pemarah kau harus bersabar menghadapi Adira nanti." kata Hendra pada Aiden.
"Tentu saja Aiden harus bersabar pada Adira, jika tidak kamu pasti tidak akan mempermudah akses bisnis kami. bukan begitu pak menteri?"
Hendra tersenyum, "Aku akan selalu berbaik hati pada bisnis kalian selama kalian menyayanggi putriku." ucap Hendra yang ternyata seorang menteri, memiliki pengaruh penting pada negara yang bisa membantu bisnis gelap Hutama.
"Jangan ragukan itu, Aiden sangat mencintai Adira tentu saja Ia akan sangat menyayanggi Adira dan menjaga Adira dengan baik, bukan begitu Aiden?"
Aiden hanya tersenyum tipis.
"Jadi kapan rencana pertunangan nya? apa bisa di ajukan lagi?" tanya Adira seolah tak sabar ingin segera menjadi tunangan Aiden.
"Aku juga berpikir begitu, apakah tidak bisa maju lebih dekat lagi?" tanya Hendra.
"Bagaimana ini? rencana awal dua minggu lagi, jika kalian ingin maju mungkin kita bisa membuat rencana pertunangan menjadi minggu depan." kata Hutama yang langsung membuat Aiden terkejut tak setuju sementara Adira tersenyum senang.
"Tidak bisa Ayah!"
Senyum Adira seketika memudar,
"Ada pekerjaan yang ku lakukan minggu depan jadi aku tidak bisa memajukan tanggal pertunangan." jelas Aiden.
"Jika harus dua minggu lagi bagaimana kalau kita langsung menikah saja?" ajak Adira yang lagi lagi membuat Aiden terkejut.
"Menikah? dasar wanita gila!" batin Aiden mengepalkan tangan nya.
Bersambung ...
Jangan lupa like vote dan komenn
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Eka Bundanedinar
yg perempuan pngen cpt" tidurin kamu aiden pling juga udah bolong duluan
2022-07-30
2
adiah diah
Jadi kasihan sama lara 😢😢
2022-07-30
0
Monica
agresif bgt si Dira🤧🤧
2022-07-30
0