Sudah pukul delapan malam, namun Lara tak keluar untuk makan malam. Ia masih merasa kesal dengan ucapan pria itu yang mengatakan jika dirinya hanyalah barang yang baru di beli.
Pintu kamar terbuka, tampak seorang wanita paruh baya memasuki kamarnya dan berjalan mendekat ke arahnya.
"Selamat malam Nona, nama saya Mbok Nah, saya yang bertugas mengurus semua keperluan Nona selama tinggal di sini." kata wanita bernama Mbok Nah itu.
Lara mengangguk ragu, Ia melihat jika Mbok Nah itu orang baik bukan orang jahat.
"Tuan Aiden sudah menunggu Nona untuk makan malam, sebaiknya Nona segera keluar atau Tuan akan marah." kata Mbok Nah lagi.
"Aiden? jadi namanya Aiden." batin Lara.
"Mari Nona, keluar bersama saya."
Bak di hipnotis, Lara sangat penurut dan mengikuti ucapan Mbok Nah padahal tadinya Ia kekeh tidak akan keluar untuk makan malam.
Sampai di meja makan, Ia duduk didepan Aiden yang tampak sibuk dengan menatap layar ponselnya.
"Kau terlambat lima belas menit." kata Aiden tanpa menatap Lara, masih fokus menatap layar ponselnya.
Lara hanya diam, Ia tak tahu harus menjawab apa jadi memilih diam dan menatap semua makanan yang lezat di meja makan.
Aiden meletakan ponselnya, "Jangan lakukan ini lagi, aku tidak suka dengan orang yang tidak tepat waktu."
"Kenapa harus menunggu? kamu bisa makan lebih dulu." balas Lara mulai memberanikan diri.
Aiden tersenyum, "Kau ini milik ku, jadi apapun yang ku katakan kau harus menuruti semuanya!"
Lara mengepalkan tangan nya, bagi Lara semua pria sama saja. egois tidak memikirkan perasaan nya sama sekali.
"Makan lah, bukan kah semua makanan di sini sangat lezat?" kata Aiden menatap salah satu maid disana, meminta untuk mengisi piring Lara.
"Saya akan mengisi piring Nona." kata salah satu maid yang sedari tadi berdiri disana.
"Tidak perlu, aku bisa mengambilnya sendiri." Lara merasa tak enak, Ia tidak terbiasa di layani seperti ini.
"Kau di sini Ratu, jadi perintahkan apapun untuk mereka semua karena mereka memang ku bayar untuk melayani mu."
Entah mengapa ucapan Aiden baru saja membuat jantung Lara berdegup kencang. baru kali ini ada yang menjadikan dirinya ratu, bahkan Ayahnya sendiri saja tidak pernah mengatakan itu. Bagi Ayahnya, dirinya hanyalah boneka penghasil uang.
"Bagaimana rasanya? kau suka?" tanya Aiden saat Lara sudah menyuapkan makanan ke mulutnya.
Lara mengangguk, "Kenapa kamu sangat baik padaku?"
Aiden tersenyum, "Bukankah memang sudah sewajarnya, orang baik bertemu dengan orang baik?"
Lara mengerutkan keningnya, tak mengerti dengan ucapan Aiden.
"Makan lah lalu pergi istirahat." kata Aiden.
Lara tak lagi protes, Ia menurut menghabiskan makanan nya dan kembali ke kamar.
"Sebenarnya siapa pria itu? Aiden namanya Aiden, aku sama sekali tidak mengenalnya tapi kenapa dia memperlakukan ku dengan baik?" gumam Lara, duduk di pinggir ranjang sambil memeluk kedua kakinya.
"Sebaiknya aku harus berhati hati, mungkin ada niat lain yang ingin Ia lakukan padaku."
Ceklek, pintu kamar terbuka tampak Aiden masuk ke kamar membawakan minuman untuknya.
"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Aiden mengulurkan minuman pada Lara.
Lara menatap minuman berwarna itu, "Apa ada racun di dalam nya atau mungkin..."
"Minumlah, ini vitamin bagus untuk kesehatan mu." kata Aiden yang akhirnya membuat Lara menerima minuman itu.
Lara sempat ragu namun karena Aiden terus menatapnya akhirnya Ia segera meneguk minuman itu hingga habis.
"Bagaimana rasanya? enak?"
Lara mengangguk, Ia merasa hanya minuman biasa sepertinya tidak perlu khawatir.
"Tidurlah, jika kau membutuhkan sesuatu, pencet tombol itu dan akan ada maid yang datang kesini untukmu." Aiden menunjuk tombol merah yang di pasang disamping ranjang.
Lara hanya mengangguk, Aiden meminta gelasnya kembali lalu keluar dari kamar Lara.
"Tidak ada yang terjadi, minuman itu memang vitamin bukan racun." gumam Lara meraba tubuhnya dan merasa tubuhnya baik baik saja.
Lara berbaring di ranjangnya, Ia tersenyum "Dia memang pria yang baik. sepertinya aku beruntung kali ini." gumam Lara kembali tersenyum lalu menutup wajahnya dengan bantal.
Setelah melewati malam panjang yang sangat nyaman karena pertama kalinya Lara tidur di ranjang yang empuk, Pagi ini Lara bangun dalam keadaan hati yang lebih baik.
Ia sudah tak memikirkan lagi tentang Ayahnya yang tega menjualnya. mungkin jika Lara menikmati hidupnya yang sekarang jauh lebih baik dari hidupnya yang kemarin.
Sekarang Lara dijadikan ratu disini sementara kemarin Ia hanyalah babu yang harus menghasilkan uang untuk Ayahnya.
"Nona... Nona.."
Lara terlalu asyik membayangkan hidupnya hingga tak sadar jika sudah ada salah satu maid di kamarnya.
"Ah maaf, aku tidak tahu kamu berada disini."
Maid itu tersenyum, "Tidak apa apa Nona, saya baru datang. perkenalkan nama saya Risa saya maid yang akan membantu keperluan Nona."
Lara tersenyum, "Baiklah, terima kasih banyak."
"Sebaiknya Nona segera mandi karena pukul tujuh pagi Nona harus keluar untuk sarapan bersama Tuan."
Lara mengangguk, "Baiklah aku akan mandi sekarang."
Lara berjalan memasuki kamar mandi dan Risa mengikutinya, "Apa yang kau lakukan?" tanya Lara.
"Saya akan memandikan Nona."
Lara membulatkan matanya tak percaya, "Tidak, tidak perlu melakukan itu padaku."
"Tapi Nona..."
"Ku mohon biarkan aku mandi sendiri." pinta Lara yang akhirnya di angguki oleh Risa.
Lara menutup pintu kamar mandi, Ia menghela nafas panjang. Tak menyangka jika menjadi ratu harus di mandikan juga oleh para maidnya.
"Gila, kenapa harus sampai seperti ini."
Lara menggelengkan kepalanya, masih tidak mempercayai apa yang terjadi dalam hidupnya.
Ia segera mandi agar tidak terlambat sarapan.
Pukul tujuh kurang lima menit, Lara sudah berada di meja makan, tak berapa lama Aiden datang dan duduk di depan Lara.
"Kau tepat waktu kali ini." kata Aiden sambil tersenyum manis dan entah mengapa melihat senyuman Aiden membuat Lara luluh lantak, ketampanan Aiden membuat dirinya jatuh hati pada pria itu.
Keduanya sarapan tanpa ada yang berbicara hingga ponsel Aiden yang berada di meja berdering mengejutkan keduanya.
"Baiklah, aku akan kesana."
Aiden meletakan ponselnya setelah berbicara singkat dengan si penelepon.
"Hari ini aku pergi dan mungkin akan pulang larut. bersikap baiklah saat berada di sini dan jangan pernah memiliki niat untuk kabur." kata Aiden yang akhirnya di angguki oleh Lara.
"Jika bosan lakukan apapun, banyak orang di sini, mereka bisa membantu mu." jelas Aiden lagi.
Aiden sudah menyelesaikan sarapan nya, Ia berdiri dan akan meninggalkan meja makan.
"Tunggu, ada yang ingin ku tanyakan padamu."
"Tanyakan saja."
"Kenapa kau sangat baik padaku?"
Aiden tersenyum, "Bukankah sudah ku katakan jika orang baik akan bertemu dengan orang baik."
"Tapi aku merasa belum pernah bertemu denganmu."
Aiden tersenyum dan berlalu pergi meninggalkan Lara yang masih penasaran.
Bersambung....
jangan lupa like vote dan komen
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
3 semprul
masih nyimak....tp suka ceritanya....👍
2022-08-20
0
adiah diah
Makin jadi penasaran jadinya 😐
2022-07-26
0
Rohma Wati
tebak tebak berhadiah nih Thor 😃
2022-07-26
0