Lara duduk di ayunan yang berada di taman belakang villa. ternyata di Villa yang Ia tempati ada banyak hal menarik. ada banyak tempat yang bisa mengusir kebosanan nya selama berada di sini.
Lara masih termenung, memikirkan ucapan Aiden yang membuatnya penasaran.
"Aku yakin belum pernah bertemu dengan dia, lalu kenapa dia bisa mengatakan jika aku ini baik?"
Lara mengelengkan kepalanya, "Entahlah, memikirkan ini membuatku pusing saja."
Sementara itu selama perjalanan di mobil, Raka melihat Aiden tersenyum padahal biasanya Aiden selalu memasang wajah datar. Entahlah sejak kemarin memang Aiden tampak lebih senang dari biasanya.
"Kita langsung menuju ke rumah ketua Tuan?" tanya Raka memastikan.
"Ya, kita kesana sekarang."
"Tuan terlihat lebih bahagia, apa karena gadis itu?" tanya Raka akhirnya memberanikan diri.
"Entahlah, aku juga tidak tahu."
"Saya senang melihat Tuan seperti ini." kata Raka.
Aiden kembali tersenyum.
Setelah tiga jam perjalanan Aiden akhirnya sampai ke kota, Ia segera memasuki istana besar tempat tinggal nya dulu.
"Ketua sudah menunggu Tuan di dalam." kata Salah satu anak buah yang berada disana.
Aiden mengangguk, Ia segera naik ke atas dan memasuki ruangan dimana ada pria paruh baya yang sedang duduk bersama dua wanita cantik seksi yang berasal dari club malam nya.
"Keluarlah." pinta pria itu pada dua wanitanya saat Aiden berdiri didepan pintu.
Kedua wanita itu keluar dan Aiden memasuki ruangan.
"Sudah seminggu kau tidak datang, apa kau tidak merindukan aku?" tanya pria itu.
"Maafkan aku, banyak urusan di club jadi aku sibuk mengurusnya."
Pria itu tersenyum, "Apa ini termasuk mengurus gadis yang tinggal di villa tersembunyi mu?"
Aiden terkejut, tak menyangka jika Ayah angkatnya mengetahui tentang Lara. Ya pria didepan nya ini adalah Hutama, ayah angkat Aiden.
Hutama tertawa, "Tidak perlu tegang seperti itu, santai saja son. kau bisa bermain main dengan gadis itu. aku tidak akan ikut campur." kata Hutama.
Aiden menatap Ayah angkatnya itu, Ia merasa tak yakin dengan ucapan Ayah angkatnya itu,
"Apa yang Ayah inginkan?"
Hutama kembali tertawa, kali ini tawanya lebih keras, "Kau memang putra yang paling bisa mengerti aku son."
Aiden diam, menunggu Ayahnya mengatakan sesuatu lagi,
"Kau bisa bermain main dengan wanita manapun tapi jangan lupakan pertunangan mu dengan Adira."
"Ayah ingin aku menikahi Adira?"
Hutama mengangguk, "Tapi tidak secepat itu son, kita lakukan pertunangan dulu, jika memang menguntungkan kita bisa melanjutkan ke pernikahan." kata Hutama.
Aiden mengepalkan tangannya,
"Jika kau ingin Gadis itu baik baik saja. lakukan apa yang ku perintahkan." kata Hutama lalu tersenyum.
"Baiklah, akan aku lakukan apapun yang Ayah perintahkan."
Aiden segera pergi dari ruangan itu, rasanya Ia tak tahan jika harus berlama lama memandang wajah Ayahnya.
Raka membuka pintu mobil untuk Aiden, melihat wajah Aiden sudah berubah, Raka mengerti jika sudah terjadi sesuatu pada Aiden.
"Apa ketua sudah mengetahuinya Tuan?" tanya Raka saat keduanya sudah berada di dalam mobil.
Aiden mengangguk, "Pria bangka itu memang tidak akan membiarkan aku bahagia."
"Lalu apa rencana Tuan?"
"Tentu saja aku harus menyetujui pertunangan dengan Adira, kau pikir aku ada pilihan lain?"
Raka mengangguk, melihat Aiden sedang emosi, Ia tak lagi menanyakan apapun pada Aiden.
Aiden sampai di devil club miliknya. Ia ingin mengecek keadaan club karena semalaman Ia tidak berada disini.
"Apa terjadi sesuatu?" tanya Aiden pada Friska orang kepercayaan Aiden yang membantu Aiden menjaga club malam.
"Tidak ada Tuan, semua aman."
Aiden menatap mata Friska, Ia merasa ada yang disembunyikan oleh Friska.
"Baiklah, terima kasih atas kerja kerasmu." kata Aiden lalu berjalan memasuki ruangan nya di ikuti oleh Raka.
"Apa yang Tuan pikirkan?" tanya Raka saat sudah berada di ruangan dan melihat Aiden melamun.
"Sepertinya mulai sekarang aku tidak bisa mempercayai siapapun lagi."
"Apa Tuan menemukan sesuatu yang aneh?"
"Entahlah, aku hanya tidak ingin kecewa nantinya." Kata Aiden bersamaan dengan pintu terbuka.
Aiden dan Raka melihat ke arah pintu dimana ada seorang wanita yang tersenyum ke arah Aiden.
Melihat wanita itu adalah Adira, Raka segera keluar dari ruangan Aiden.
Adira berlari lalu duduk di pangkuan Aiden, "Aku sudah mendengar berita dari Papa jika kita akan segera bertunangan. kau tahu aku sangat senang mendengarnya." ungkap Adira sambil merangkul bahu Aiden.
"Aku akan membuat acara yang sangat mewah dan akan mempersiapkan semuanya dari sekarang. kau harus ikut membantu ku Aiden." kata Adira tampak bersemangat.
"Lakukan apapun yang kau mau, aku akan mengikutinya."
"Baiklah, kau tidak boleh protes dengan acara yang akan ku buat nanti." kata Adira yang hanya di angguki Aiden.
"Aku lapar, ayo makan siang bersama." ajak Adira.
"Tidak bisa, aku sibuk!"
"Jangan seperti ini, aku akan mengadukan pada Ayahmu." ancam Adira.
Aiden menghela nafas panjang, "Hanya makan siang!"
Adira tersenyum senang, "Baiklah,"
Adira dan Aiden makan siang di restoran dekat club malam milik Aiden.
Keduanya memasuki restoran dan saat keduanya sedang mencari tempat duduk, tak sengaja salah satu pelayan menyenggol Adira hingga membuat minuman tumpah ke baju Adira.
Plak... Adira segera menampar pelayan restoran yang ketakutan itu,
"Apa kau bodoh, bagaimana bisa kau berjalan dan menabrak ku seperti ini!" Bentak Adira pada pelayan yang kini sudah menangis karena ketakutan.
"Ma maafkan saya Nona." ucap pelayan itu dengan bibir bergetar.
"Maaf saja tidak cukup untuk mengganti baju mahalku ini, panggil bos mu sekarang!"
Pelayan itu terkejut, seketika langsung berlutut di kaki Adira, "Maaf Nona, maafkan saya. saya masih baru di sini. saya tidak ingin di pecat." kata wanita itu sambil menangis.
"Pelayan bodoh sepertimu memang layak dipecat!"
Aiden yang tak tahan dengan sikap Adira, menyentuh bahu Adira, "Sudahlah, jangan diperpanjang lagi. nanti ku belikan baju baru untukmu."
Adira menatap kesal Aiden, "Tidak semudah itu, gadis bodoh ini sudah mengotori baju ku, aku harus memberinya pelajaran." kata Adira masih tak terima.
Aiden yang kesal dengan sikap Adira akhirnya pergi keluar meninggalkan Adira, Ia sungguh malu menjadi bahan tontonan orang banyak.
Adira tampak mengejar Aiden, "Sayang, kau mau kemana? kenapa meninggalkan ku?"
"Aku malu berjalan bersama wanita brutal sepertimu." jujur Aiden yang membuat Adira menatap Aiden tak percaya.
"Wanita brutal katamu?" mata Adira memerah ingin menangis, Adira pergi meninggalkan Aiden dan menaiki taksi.
Aiden hanya bisa menghela nafas panjang melihat tingkah Adira.
"Kali ini kita akan kemana Tuan?" tanya Raka yang menunggu di mobil.
"Pulang ke villa."
Bersambung...
jangan lupa like vote dan komen
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
3 semprul
ceritanya banyak teka teki yg belum terpecahkan...
2022-08-20
0
Eka Bundanedinar
jngan sampai larajd pelampiasan aiden
2022-07-29
0
Eka Bundanedinar
jngan sampai larajd pelampiasan aiden
2022-07-29
0