Lara berbaring di ranjang, perutnya sangat lapar hingga membuatnya merasa lemas.
"Dia tidak pulang, kenapa aku harus menunggu nya?"
"Dia bahkan memiliki banyak rumah." Lara tersenyum kecut.
"Dia tampan dan kaya, sudah pasti memiliki wanita lain, apa yang kau harapkan Lara!" Lara kembali tersenyum kecut, menertawai kebodohan nya sendiri.
"Apa kau pikir dia akan menyukaimu? lihatlah dirimu bahkan bukan siapa siapa!" Lara akhirnya menangis tak tahan merasakan sesak di dada nya.
Lara sudah melampaui batas, Ia sudah banyak berharap pada pria yang bahkan sangat sulit untuk Ia gapai.
"Sadar diri lah sebelum kau tersakiti lebih dalam lagi." kata Lara pada dirinya sendiri.
Lara memejamkan matanya, namun tak kunjung tertidur. Ia sangat lapar, mungkin itu yang membuat Lara tak kunjung terlelap.
Lara bangun dari ranjang, Ia kembali ke meja makan untuk makan malam. Ia tidak ingin menyiksa diri hanya karena memikirkan tentang Aiden.
"Nona kembali lagi?" tanya Mbok Nah.
"Ya, aku ingin makan malam."
Mbok Nah tersenyum, "Biar saya siapkan Nona."
"Tidak perlu." tolak Lara "Aku akan mengambilnya sendiri, Mbok Nah istirahat saja." kata Lara yang akhirnya di angguki Mbok Nah.
Lara mengambil nasi dan sayur, Ia memilih makan di taman belakang dimana ada gazebo disana, Ia memilih makan malam dengan menikmati pemandangan malam yang sangat indah di sini.
Ditengah tengah makan malam nya, Nathan tampak datang mendekatinya, "Nona, kenapa makan di sini tengah malam begini?" tanya Nathan.
"Hanya ingin suasana baru." balas Lara yang sebenarnya tak ingin berbicara dengan siapapun.
"Suasana baru atau memang sengaja agar tidak merasa kesal karena Tuan tidak pulang." celetuk Nathan membuat Lara menatap Nathan tajam.
"Maaf, saya hanya bercanda Nona." kata Nathan sambil tertawa.
Lara mengacuhkan Nathan, Ia kembali menikmati makan malamnya, tak memperdulikan Nathan yang juga ikut duduk disana.
"Tuan memiliki banyak rumah, sudah pasti ada banyak wanita yang Ia simpan disetiap rumahnya." kata Nathan membuat Lara menghentikan kunyahan nya.
"Apa yang kau katakan itu?"
"°Lupakan Nona, saya salah bicara." kata Nathan lalu Ia pergi meninggalkan Lara.
Lara terdiam, melihat makanan yang masih banyak di piringnya namun Ia sudah tidak nafsu untuk melajutkan makan.
"Dia tidak sebaik yang ku pikirkan." kata Lara.
Sudah dua hari lama nya Aiden tidak datang ke villa, Lara pun tampak lelah menunggu dan akhirnya Ia mengerti jika dirinya bukan orang yang spesial untuk Aiden.
Pagi ini, Lara berada di taman bersama Nathan, membantu Nathan merawat tanaman yang ada disana.
Nathan tampak memberi pupuk sementara Lara yang menyiram nya dengan air.
"Sudah selesai semua Nona." kata Nathan yang di angguki Lara.
"Cukup melelahkan."
Nathan tersenyum, Ia mencuci tangan nya lalu mengambil sebotol air mineral untuk Lara.
"Terima kasih."
Keduanya duduk di bangku taman untuk istirahat, Lara meneguk air mineral dan langsung habis setengah,
"Nona sangat haus rupanya."
Lara tersenyum, "Mengerjakan taman melelahkan namun juga menyenangkan." kata Lara yang di angguki Nathan.
Nathan menatap Lara, tiba tiba tangan nya terulur menyentuh rambut Lara membuat Lara terkejut,
"Maaf Nona, saya hanya ingin mengambil ini." kata Nathan menunjukan sebuah daun yang menempel di rambut Lara.
Lara mengangguk paham,
"Apa yang kalian lakukan disini?" suara seorang pria yang sangat familiar membuat keduanya terkejut kemudian berbalik. Melihat ada Aiden yang berdiri di pintu, menatap keduanya tajam.
"Tu tuan..." Nathan tampak ketakutan sementara Lara menatap Aiden acuh.
"Aku akan masuk untuk mandi dulu." kata Lara berjalan melewati Aiden begitu saja.
Aiden masih berdiri disana menatap Nathan tajam,
"Nona hanya membantu saya merawat taman Tuan." jelas Nathan.
Aiden tersenyum, "Begitu ternyata. baiklah." Aiden segera pergi meninggalkan taman membuat Nathan lega.
Aiden memasuki kamar Lara, mendengar suara gemericik air di dalam kamar mandi yang menandakan jika Lara tengah mandi.
Aiden duduk di pinggir ranjang, menunggu Lara keluar dari kamar mandi.
Sudah dua hari lamanya Ia tidak pulang, tidak melihat wajah Lara yang sangat Ia rindukan itu. Ada banyak masalah di club malam miliknya membuat Aiden tidak bisa pulang ke villa ini.
Ceklek... pintu kamar mandi terbuka, Lara dan Aiden sama sama terkejut. Lara terkejut melihat Aiden berada dikamarnya begitu juga dengan Aiden yang terkejut melihat tubuh mulus Lara yang hanya terlilit handuk.
Dengan cepat Lara menutup kembali pintu kamar mandi.
"Sialan," umpat Aiden yang tidak bisa menahan dirinya.
Aiden berjalan mendekat ke kamar mandi, "Keluarlah dan ganti baju mu, aku akan keluar dari kamar mu." kata Aiden.
Lara mendengar ucapan Aiden, Ia juga mendengar suara langkah kaki Aiden keluar dari kamarnya, setelah dirasa aman tidak ada suara lagi, Lara kembali membuka pintu kamar mandi.
Dan betapa terkejutnya Lara saat melihat Aiden masih disana menunggu dirinya dan menahan pintu kamar mandi membuat Lara tidak bisa menutup pintu kamar mandi.
Aiden menarik tangan Lara lalu membawanya ke ranjang. Aiden berada di atas Lara.
"Tu Tuan apa yang ingin kau lakukan?" tanya Lara tampak ketakutan.
Aiden yang sudah dibutakan oleh gairah, tak menjawab ucapan Lara, Ia mencium bibir Lara membuat Lara memberontak namun tenaga Aiden lebih kuat hingga akhirnya Lara pasrah ciuman pertama nya di ambil oleh Aiden.
Tak hanya bibir, ciuman Aiden turun ke leher dan saat tangan Aiden terangkat untuk membuka handuk Lara, dengan cepat Lara menahan nya.
"Jangan Tuan, ku mohon jangan." pinta Lara sambil menangis membuat kesadaran Aiden kembali.
"Arghhhhh!"
Aiden segera berdiri dan pergi meninggalkan kamar Lara.
Sementara Lara menutupi tubuhnya dengan selimut, Ia memeluk tubuhnya sendiri sambil menangis.
Aiden berjalan memasuki kamarnya, Ia membanting pintunya lalu menjambak rambutnya dengan kedua tangan nya.
"Bodoh, apa yang kau lakukan!" umpat Aiden pada dirinya sendiri.
"Kau membuatnya takut! sial, aku bahkan tidak bisa menahan diri." umpat Aiden lagi.
Aiden tak keluar kamar setelah kejadian itu,rasanya Ia masih tak sanggup melihat wajah Lara apalagi saat Lara memohon padanya sambil menangis, membuat dirinya merasa sangat bersalah.
Saat makan malam, Aiden hanya sendirian di meja makan,
"Nona tidak lapar Tuan, saya sudah membujuknya keluar kamar dan masih tetap tidak mau." kata Mbok Nah.
"Siapkan saja makanan nya, biar ku antar."
"Baik Tuan."
Aiden membawa nampan berisi makanan ke kamar Lara.
Aiden melihat Lara berbaring memunggungi pintu, Aiden masuk dan langsung mendengar suara Lara,
"Aku tidak lapar mbok, aku tidak ingin makan."
"Dan aku akan memaksamu untuk makan." suara Aiden mengejutkan Lara.
Buru buru Lara berbalik dan menutupi tubuhnya dengan selimut.
Aiden tersenyum, "Maafkan atas kejadian siang tadi, aku salah maafkan aku."
Bersambung...
jangan lupa like vote dan komenn
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
3 semprul
like...👍👍👍
2022-08-20
0
Eka Bundanedinar
nathan mata"nya kali dr ayah angkt aiden
jngan sembrono aiden buat lara trauma
2022-07-29
0
shyafira fitri
lanjut
2022-07-27
0