03

Lara mencoba melarikan diri namun sayangnya para pria kekar itu berhasil menangkapnya. berteriak meminta tolong sekalipun juga percuma karena semua tetangga nya hanya bisa melihat Lara tanpa bisa membantu apapun.

"LEPASKAN AKU, AKU TIDAK MAU IKUT DENGAN KALIAN, AYAHKU TIDAK MUNGKIN MELAKUKAN ITU PADAKU!'' teriak Lara sambil terus memberontak hingga akhirnya satu pria tampan turun dari mobil dengan membawa secarik kertas.

"Lepaskan dia." perintah Pria itu yang langsung di angguki para pria kekar.

"Nona, sebaiknya kau baca ini dan jangan mempersulit pekerjaan kami." kata Pria itu lalu memberikan secarik kertas untuk dibaca oleh Lara.

Lara membaca isi dari kertas itu, kali ini Ia akhirnya tak kuasa menahan tangis. Ayahnya benar benar tega menjualnya, bahkan ada bubuhan tanda tangan yang Lara yakini jika itu tanda tangan milik sang Ayah.

"Tidak mungkin," gumam Lara merobek kertas itu dan berniat untuk lari namun sayangnya Ia sudah di tangkap lagi.

Raka pria yang memberikan secarik kertas itu memberikan kode pada para anak buahnya.

Dengan cepat salah satu anak buah Raka menyuntikan sesuatu di lengan Lara hingga Lara akhirnya tak sadarkan diri.

"Bawa masuk ke mobil." perintah Raka.

Lara dibawa masuk ke dalam mobil dimana sudah ada Aiden yang menunggu disana.

"Kami terpaksa membiusnya karena dia memberontak." jelas Raka sebelum Aiden protes padanya.

Aiden hanya menghela nafas panjang, Ia menatap gadis cantik yang kini duduk disampingnya dalam keadaan tak sadarkan diri.

"Tuan yakin ingin membawa nya ke villa?" tanya Raka.

"Ya, itu tempat teraman untuk nya saat ini."

"Baiklah Tuan."

Hampir tiga jam perjalanan akhirnya mereka sampai ke tempat tujuan. Villa pribadi milik Aiden.

Aiden meminta para anak buahnya untuk membawa Lara ke kamar yang sudah di siapkan.

"Jadi mulai hari ini Aden akan sering kesini?" tanya Mbok Nah yang bekerja merawat villa itu.

"Ya, siapkan segala kebutuhan gadis itu."

"Tenang saja Tuan, saya pasti akan merawat Nona dengan baik selama tinggal disini." balas Mbok Nah yang hanya di angguki oleh Aiden.

Sementara di kamar, Lara baru saja membuka matanya. Kepalanya terasa pening dan Ia cukup terkejut karena berada di tempat asing yang tak Ia kenali.

"Dimana aku?"

Lara bangun dan bersandar di ranjang. Ia melihat sekeliling kamar itu dan tampak asing namun seketika ingatanya kembali saat pagi tadi Ia dijemput paksa oleh beberapa pria yang mengatakan jika Ayahnya telah menjual Lara pada seorang mafia.

Air mata Lara kembali menetes mengingat betapa kejamnya sang Ayah yang tega menjual putri kandungnya sendiri.

"Apa aku tidak ada artinya untuk Ayah, kenapa Ayah tega melakukan ini padaku." gumam Lara sambil menangis terisak.

Tak berapa lama pintu kamar terbuka, Lara segera menghapus air mata nya dan melihat seorang pria yang sangat tampan datang mendekat ke arahnya.

Pria itu duduk di sofa dan menatap Lara, sementara Lara menunduk takut tak berani menatap mata pria itu.

"Apa aku membeli seorang gadis hanya untuk melihatnya menangis?" kata pria itu yang entah mengapa membuat tubuh Lara gemetar takut.

"Tu Tuan... saya mohon jangan lakukan apapun pada saya. tolong bebaskan saya." pinta Lara memberanikan diri.

Aiden tertawa, "Jika aku membebaskan mu apa kau akan tinggal bersama Ayahmu lagi?"

Lara diam, Ia tak tahu harus menjawab apa karena jujur detik ini Lara sangat membenci pria yang selalu Ia panggil Ayah.

"Tidak."

"Jika tidak maka tinggalah di sini." kata Aiden membuat Lara menatap Aiden.

"Tapi aku tidak mau jadi pelacur!"

"Memang siapa yang ingin menjadikan mu pelacur?" tanya Aiden membuat Lara terkejut.

"Jadi?"

"Cukup tinggal disini dan jangan pernah mencoba untuk kabur. jika kamu berani kabur dari sini, aku tidak tahu apa yang akan ku lakukan padamu nanti." kata Aiden yang membuat Lara masih tak mengerti.

"Jadi aku tidak akan jadi pelacur?"

Aiden mengangguk, "Mungkin aku akan sering pergi. bersikap baiklah selama disini. sekali lagi jangan ada niat untuk kabur. aku tidak akan berbaik hati pada gadis pembangkang." kata Aiden yang akhirnya di angguki oleh Lara.

Lara masih tak mengerti apa maksud dan tujuan pria itu padanya. saat ini Ia tidak ingin berbuai kebaikan pria itu karena Lara tahu pasti ada maksud lain di balik kebaikan pria asing itu.

"Pukul delapan malam keluarlah untuk makan malam. aku menunggu mu di meja makan." kata Aiden lalu keluar dari kamar.

"Apa maksud pria itu? kenapa dia baik sekali. aku pikir dia akan memperkosa ku tadi." gumam Lara lalu menggelengkan kepalanya tidak ingin berpikiran kotor.

Lara turun dari ranjang, Ia melihat ada satu ruangan dimana ada lemari yang sangat besar Lara membukanya dan betapa terkejutnya Lara melihat banyak sekali baju baju yang sangat bagus.

Disamping lemari ada etalase yang berisi aksesoris wanita seperti jam tangan, perhisanan satu set dan masih banyak lagi.

Ada pula lemari khusus tempat tas juga ada banyak model sepatu disini membuat Lara memandang kagum ke arah barang barang mewah itu.

"Milik siapa ini? apa milik-"

"Itu semua milik mu." Suara Aiden yang berada dibelakang Lara membuat Lara terkejut.

"Semua barang disini aku siapkan untukmu. pakailah yang kau sukai." kata Aiden berjalan mendekat namun Lara malah mundur menjauh.

"Kenapa kau menyiapkan semua ini?"

"Tentu saja karena kau akan tinggal disini. jika aku tidak menyiapkan semua ini apa kau akan telanjang karena tak memiliki baju?" tanya Aiden yang langsung membuat tubuh Lara bergetar takut apalagi saat ini Aiden memojokan dirinya.

Aiden menyentuh wajah Lara namun seketika Lara menampik tangan Aiden membuat Aiden tersenyum,

"Apa aku tidak boleh menyentuh barang yang sudah ku beli?" bisik Aiden membuat Lara geram dan hendak menampar Aiden namun dengan cepat Aiden mengenggam tangan Lara.

"Aku bukan barang yang bisa diperjual belikan!"

Aiden tersenyum, "Aku tahu, maka dari itu aku membawamu kesini. bersikap baiklah, jangan membuatku marah."

Aiden melepaskan genggaman tangan Lara dengan kasar, Ia segera keluar dari kamar Lara.

"Gadis kecil lembut dan penuh kasih sayang kini berubah menjadi gadis cengeng yang menyebalkan." gumam Aiden keluar dari kamar Lara.

Lara tampak tersungkur dilantai melihat Aiden sudah pergi. jantungnya berdegup kencang dan tubuhnya masih bergetar.

Jari halus milik pria itu membuat jantungnya berdegup kencang.

"Ayolah Lara, sadar jangan seperti ini. Pria itu pasti ingin menjebak mu dan menjualmu di club malam. kendalikan dirimu jangan tergoda olehnya." gumam Lara sambil memukuli kepalanya.

Bersambung...

Jangan lupa like vote dan komeen

Terpopuler

Comments

3 semprul

3 semprul

masih penasaran....

2022-08-20

0

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

apa seblmnya aiden udah ktmu lara...
atw aiden yg nabrak ibu nya lara

2022-07-29

0

adiah diah

adiah diah

Kayakya aiden sudah kenal sama lara atau mungkin aide ada hubungannya dengan kamatian mamanya lara heemm 😕

masih nyimak thor dan penasaran jadinya..

2022-07-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!