Mantan Suami Posesif
Hai, hai, akak reader semuanya 🥰 Kisah Ave, Austin sudah rilis, ya😁😁 Di cerita kali ini kita buat agak santai tapi sedikit serius, gak tegang-tegang banget tapi masih seru...
Selamat Membaca kisah mereka yang belum kelar 🤭
Happy Reading.
"Al..!! sudah Mommy bilang berapa kali, jangan membuang sampah plastik di bawah tempat tidur!!"
"Maaf Mom, Al tidak sengaja," jawab Aldo.
"Tidak sengaja? ya Tuhan!!"
"Aldo tadi buru-buru, Mom!"
Ave sebenarnya tidak tega memarahi Aldo tapi kebiasaannya yang ceroboh itu terkadang membuat Ave harus menahan kesal dan emosi saat melihat kamar Aldo berantakan setelah ia pulang bekerja.
"Besok Mommy suruh Nanny kesini, kamu gak boleh ke rumah nenek, jadi sepulang sekolah Aldo harus belajar di rumah dan tidak boleh main keluar sampai Mommy pulang!" Aldo langsung menggeleng cepat, dia tidak mau di kurung di rumah seperti dulu, meskipun ada Nanny yang menjaganya tapi tetap saja Aldo akan merasa kesepian.
"Gak mau Mom, Al mau main ke rumah nenek, Al janji gak akan nakal lagi, Al gak akan bikin kotor kamar lagi," ucap anak berusia Lima tahun itu dengan mengeluarkan jurus puppy eyes nya.
Ave mendesah panjang, bila sudah begini wanita itu tidak bisa untuk tidak ikut hanyut ke dalam mata biru milik sang putra. Mata yang mengingatkannya pada mantan suami dan juga Ayah kandung Aldo.
Putranya itu memang sangat mirip dengan Austin, sang mantan suami. Hanya warna rambutnya yang pirang yang mirip dengan rambut Ave. "Tapi Al harus berjanji pada Mommy, janji yang harus di tetapi, bukan di ingkari! Bagaimana?" Aldo langsung mengangguk.
"Siap Mom! Kali ini Aldo janji!" ucap Aldo semangat.
Ave langsung memeluk putranya dengan sayang, tidak terasa dia sudah membesarkan putranya itu Lima tahun ini dengan susah payah. Dulu ketika awal menjadi seorang ibu, Ave sempat mengalami baby blues karena stres, akhirnya sang Ibu yang tinggal di New York membawanya tinggal bersama dan ikut membantu mengurus Baby Al waktu itu.
Ave tidak pernah tahu kabar sang mantan suami, bahkan setelah pindah ke New York Ave memutuskan komunikasi dengan sahabatnya di Florida.
Ave trauma dan terkadang rasa bersalah itu muncul bersamaan, membuatnya sedikit tertekan, tapi lambat laun akhirnya kehidupan nya mulai berjalan baik dan normal. Aldo tumbuh menjadi baby yang ceria dan tampan.
Drrrtt, drrrrtt!!
Ave melihat ponselnya di meja belajar Aldo bergetar. Sang ibu menelepon. "Aldo lekas cuci muka, tangan dan kaki, jangan lupa sikat gigi, oke!"
"Siap, Mom!" Aldo langsung berlari ke arah kamar mandi untuk menjalankan perintah Mommy-nya.
Sedangkan Ave langsung mengangkat panggilan dari sang ibu yang rumahnya tidak jauh dari rumah Ave, hanya berjarak 100 meter.
"Halo, bu? Ada apa?"
"Ave, besok akan ada klien dari Florida, yang akan ke tempat kita untuk melihat desain-desain pernikahan di WO kita, di dulu senior ibu di kampus dan sekarang putrinya akan menikah, jadi besok ibu minta tolong sama kamu untuk menemui putrinya dan calon pasangannya, ya? Ibu masih belum selesai dengan klien satunya."
"Baik bu, memangnya ibu punya sahabat orang Florida?"
"Tentu saja, dulu ibu kuliah di sana, seperti kamu, dan kenal Ayah kamu juga di sana... Ehm, maaf Ave, ibu tidak bermaksud ..."
"Tidak apa-apa, ya sudah besok aku akan temui mereka, sebaiknya ibu cepat segera istirahat."
"Oke sayang, selamat malam, bilang sama Aldo jangan merusak tanaman nenek!"
Ave mematikan panggilannya setelah mengiyakan ucapan sang ibu. Meletakan ponselnya di atas meja ruang tengah, Ave duduk sambil mendesah pelan, entah kenapa mendengar kota Florida mengingatkan tentang masa lalu. Meskipun sudah Lima tahun dia meninggal kota itu, tapi tetap saja hatinya terasa perih jika mengingat akan Florida, di mana dia juga pertama kali bertemu dengan Austin, di kampus yang sama dengan pria itu.
Bayang-bayang Austin yang telah mengkhianati nya membuat dada Ave terasa sesak, rasa sakit itu terkadang masih ada, tapi Ave selalu bisa menepisnya dengan mengingat Aldo.
Putranya itu menjadi penyemangat dalam hidupnya, menjadi motivasi dia untuk bisa berdiri dengan tegar, apalagi kehadiran Aldo yang tanpa di ketahui oleh mantan suaminya, Ave harus selalu bisa menjawab pertanyaan Aldo saat anak itu menanyakan keberadaan sang Daddy.
*****
Keesokan harinya.
Ave mengantarkan Aldo ke sekolah, pagi itu putranya benar-benar bersemangat, entah apa yang terjadi, yang jelas Aldo yang biasanya ogah-ogahan pergi ke sekolah, kali ini benar-benar semangat.
"Apa yang membuatmu begitu semangat, sayang?" tanya Ave.
"Aldo punya teman baru Mom, dia murid pindahan, cantik sekali dan dia juga membantu Aldo dari ejekan Kevin dan yang lainnya," jawab putranya.
Ave langsung menghilangkan senyumannya ketika mendengar ucapan sang putra, Aldo memang sering di jahili teman-teman sekelasnya karena tidak memiliki Daddy, awalnya itu menjadi pukulan terberat Ave saat Aldo selalu menanyakan keberadaan sang Daddy.
Tapi lambat laun Aldo bisa mengerti bawa Mommy dan Daddy-nya tidak bisa bersama lagi, dan gurunya juga di sini ikut andil untuk menjelaskan kepada murid-muridnya bahwa terkadang orang tua kita tidak bisa tinggal bersama karena harus berpisah.
"Mom, Aldo masuk dulu, ya! Mommy harus happy, donk!" ucapan Aldo membuyarkan lamunan Ave.
"Iya, sayang, Aldo juga harus selalu bahagia," setelah itu Aldo keluar dari mobil Ave dan masuk ke dalam gerbang sekolah.
Tidak lama setelah itu, terlihat mobil sedan berwarna putih berhenti di depan gerbang. Aldo melihat seorang gadis kecil keluar dari dalam mobil tersebut. Senyum anak itu semakin mengembang ketika tahu siapa gadis kecil tersebut.
"Florensia!" Aldo melambaikan tangannya pada gadis itu dan di sambut dengan lambaian tangan juga.
Aldo bisa melihat dua orang dewasa yang sedang bersama Florensia memberikan pelukan dan ciuman untuk gadis kecil itu sebelum menghampiri Aldo.
Terkadang pria kecil itu merasa iri ketika melihat teman-temannya diantarkan ke sekolah bersama Ayah dan Ibu mereka. Tapi Aldo sadar bahwa kini dia dan Ayahnya tidak bisa kembali bersama.
"Hai, Al! Ayo masuk," Aldo tersentak ketika Flo menggenggam tangannya.
"Apakah tadi kedua orang tuamu, Flo?" tanya Aldo.
Florensia menghentikan langkahnya, gadis cantik berlesung pipit itu menggeleng. "Mereka adalah paman dan bibiku yang sebentar lagi akan menikah, makanya aku pindah ke sini karena mereka akan menetap di sini untuk bekerja," jawab Florensia.
"Lalu kemana orang tuamu?"
Raut wajah Florensia terlihat sedih, "orang tuaku sudah meninggal, bibi Laura yang mengasuhku, dan sekarang bibi akan pindah ke sini karena akan menikah dengan paman Austin," jawab Flo tersenyum.
Sedangkan dua orang dewasa yang mengantarkan Florensia ke sekolah barunya langsung masuk ke dalam mobil.
"Sayang, setelah ini kita langsung ke tempat WO milik sahabat Mamaku, ya, kita akan memakai jasa mereka karena Mama sudah berjanji kepada sahabatnya itu," ucap Laura.
"Hemmm!"
Bersambung..
gimana nih komentarnya di awal bab akak2 reader semuanya 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Manoy Cagar
kaya y seru juga nih thor,aku mampir dulu,bari ngabisin RTL 😘👌
2023-12-11
0
Rosikh Nurhayati
mampir kesini sukaa bgt
2023-06-17
0
Siti Sri Wahyuni
Mampir kesini juga ya " Suami Warisan Kakak "
2023-05-19
0