Ibu Cheril tentu saja kaget mendengar ungkapan anaknya itu.
Jelas-jelas Cheril belum pernah memperkenalkan seorang laki-laki sebagai kekasihnya kepada kedua orangtuanya sebelum ini.
Apalagi sewaktu ayahnya membicarakan perihal perjodohan waktu itu, ia juga tidak memberikan komentar apapun.
Ia terlihat fine aja waktu itu, seolah-olah ia menyetujui perjodohan yang telah diatur oleh ayahnya itu.
Mereka jelas berpikir Cheril sama sekali tidak mempermasalahkan perihal perjodohan itu.
Mendengar perkataan Cheril tadi, ayahnya yang sedang menyeruput teh pun tersedak.
Uhuk uhuk uhuk
"Apa maksud mu Cheril?" tanya ayah sambil mengatur kembali nafasnya yang tak beraturan
"Apa kamu sudah memiliki kekasih? Tapi kenapa kamu tidak memberitahukan pada Ayah dan Ibu waktu itu?" lanjut ayah Cheril.
"Eh, maaf Ayah!" jawab Cheril sambil menundukkan wajahnya.
"Baiklah Cheril! Ayah mengerti, jika kamu memang sudah memiliki calon suami, Ayah juga tidak akan memaksakan kamu untuk menerima perjodohan ini." tanggap ayah Cheril kemudian dengan sedikit raut kekecewaan di wajahnya.
Cheril sendiri bisa melihat raut kekecewaan ini ketika ia mencuri-curi pandang ke arah ayahnya.
Sementara ibu Cheril ia hanya diam seribu bahasa tanpa bisa berkata apapun saat ini.
"Maafkan Cheril Ayah, Ibu!" ucap Cheril sekali lagi sambil melempar pandangan ke arah kedua orangtuanya bergantian, lalu kembali menundukkan wajahnya.
"Tidak apa-apa Cheril ... Jika kamu memang sudah memiliki pilihanmu sendiri itu juga bagus kok. Bagaimana pun kebahagiaanmu adalah yang utama," jelas ayah sambil tersenyum
Perlahan Cheril pun mengangkat kembali wajahnya yang menunduk.
"Makasih ya, Ayah!" balas Cheril yang ditanggapi anggukan oleh ayahnya.
Cheril pun kemudian beranjak dari tempat duduknya lalu memeluk ayahnya yang sedang duduk.
Ayah juga membiarkan Cheril memeluk dirinya, ia malah menepuk-nempuk pungung Cheril lembut. Sudah lama sekali rasanya Cheril tidak bermanjaan seperti ini.
Tidak terasa kini Cheril sudah sebesar ini, Ayah jadi merindukan masa-masa kecil Cheril dulu yang dimana ia sering dipeluk oleh putrinya itu seperti saat ini.
Sedangkan ibu Cheril, ia hanya tersenyum melihat hubungan Ayah dan Anak itu. Sebuah pemandangan yang sangat jarang terjadi tentunya. Cheril sudah seperti seorang anak kecil yang sedang memeluk ayahnya manja.
"O iya Cheril, kapan kamu akan mengenalkan calon suamimu kepada Ayah dan Ibu?" ibu Cheril membuka suara.
Kali ini giliran ayah yang diam, memberi kesempatan pada ibu untuk berbicara.
Setelah mendengar pertanyaan dari ibunya itu, Cheril pun seketika melepaskan pelukannya dari tubuh ayahnya.
Cheril sepertinya agak kebingungan harus menjawab apa. Sesaat kemudian ia pun menemukan jawaban yang sepertinya cocok untuk pertanyaan itu.
"Secepatnya Bu ...," jawab Cheril singkat
Cheril memang memiliki rencana untuk mengenalkan Elvano sebagai calon suaminya kepada kedua orangtuanya sebagaimana bunyi dari perjanjian mereka waktu itu. Namun di dalam lubuk hatinya yang paling dalam Cheril juga masih menyimpan 1 harapan besar, yaitu ia sangat ingin menikah dengan orang yang benar-benar ia cintai.
Untungnya setelah mendapatkan jawab Cheril, ayah dan ibunya tidak segera mendesak Cheril untuk dikenalkan dengan calon suaminya.
Cheril pun bisa bernafas lega untuk saat ini.
Fiiiiiuuuuh
"Ayah, jika perjodohan ini dibatalkan, apakah tidak apa-apa? Bagaimana dengan hubungan baik Ayah dan Om Farhan?" tiba-tiba Cheril sedikit mencemaskan hal ini.
"Sudahlah Cheril, kamu tidak perlu memikirkan hal itu." tanggap ayah sambil tersenyum.
"Bagaimanapun kebahagiaanmu adalah yang paling utama." tambah ayah lagi.
Mendengar apa yang diucapkan oleh ayahnya, Cheril pun kembali memeluk tubuh ayahnya yang sudah mulai menua itu.
Sekalipun jawaban ayahnya sangat mendamaikan hatinya, namun Cheril tau Ayahnya juga pasti akan mendapatkan sedikit masalah, setidaknya Ayah pasti akan merasa tidak enak pada Om Farhan jika perjodohan ini dibatalkan.
Apalagi Om Farhan sangat berpengaruh untuk perusahaan ayahnya yang baru, karena saham Om Farhan sangat besar di perusahaan Indos Perkasa cabang baru.
Ayah Cheril memang baru saja mengembangkan Indos Perkasa, sebuah perusahaan Tekstil yang sudah ia rintis sejak masih muda dulu, menjadi 2 cabang. Dan cabang yang kedua ini sangatlah besar, karena itulah Ayah Cheril pun harus menggandeng Om Farhan sebagai partnernya.
Karna alasan inilah Cheril sedikit mengkhawatirkan perusahaan itu.
Namun ia juga tidak ingin terlibat ikatan pernikahan dengan Anak Om Farhan yang bernama Jimmy itu.
Alasannya adalah Cheril sudah sangat mengenal laki-laki yang akan dijodohkan dengan dirinya itu, Jimmy bukanlah seorang laki-laki yang baik.
Kedua orangtua Cheril memang tidak tau tentang ini, Jika mereka tau, mereka juga pasti tidak akan mau mengambil resiko untuk menikahkan anak mereka dengan laki-laki itu.
Sementara itu, Cheril sendiri juga tidak memiliki keberanian untuk memberitahukan kenyataan ini kepada kedua orangtuanya.
"Cheril, Sudahlah! Kamu tidak perlu memikirkan apapun. Nanti Ayah akan mencari waktu yang tepat untuk menyampaikan pembatalan perjodohan itu."
"Dan kamu juga tidak perlu memikirkan perusahaan Ayah yang baru itu, ya?!" tukas ayah Cheril setelah menyadari sepertinya ada yang sedang dipikirkan oleh putrinya.
Ayah pun tau, Cheril pasti sedang memikirkan hal ini, tentang perusahaan baru itu, yang baru berjalan sekitar 2 bulan hingga saat ini.
Sebenarnya, Ayah sendiri juga tidak begitu yakin semuanya akan baik-baik saja jika perjodohan ini dibatalkan.
Namun ia juga tidak ingin memaksakan anaknya untuk menerima perjodohan itu. Bagaimanapun, kebahagian Cheril adalah yang paling penting bagi nya.
"Sudahlah ... Tidak perlu membahas ini lagi ... Lebih baik kita sarapan dulu yuk!" ajak ibu Cheril untuk mencairkan suasana yang penuh ketegangan itu.
Cheril pun kembali melepaskan pelukannya dari tubuh ayahnya lalu menuju ke arah tempat duduk yang berada di samping ayahnya.
"Mari makan!" kata Cheril sambil tersenyum, ayah dan ibu pun juga ikut tersenyum.
Cheril kemudian mengambilkan nasi untuk ayah dan ibunya, setelah itu ia juga mengambilkan untuk dirinya sendiri.
Akhirnya mereka pun sarapan bersama.
suasana hening tercipta ketika makan pagi itu sedang berlangsung.
Aturan tetaplah aturan. Aturan yang dari jaman dahulu kala sudah berlaku.
Ayah cheril juga menetapkan aturan ini di dalam keluarganya. Yaitu, Pada saat sedang makan tidak boleh bersuara.
Jadi saat acara makan sedang berlangsung, mereka semua tidak ada yang berani bersuara.
Setelah acara makan pagi itu selesai, Cheril pamit kepada ayah dan ibunya untuk pergi ke Butik, karena ada pekerjaan yang harus ia selesaikan.
"Ayah, Ibu .... Cheril pergi dulu ya." pamit Cheril.
"Iya sayang, berhati-hatilah di jalan!" nasehat ibu.
Sementara Ayah hanya diam saja, jawaban ibu sudah cukup untuk mewakili nya.
Cheril kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju Butik miliknya.
Namun ketika di jalan,Cheril tiba-tiba teringat dengan laki-laki yang ia temui kemaren di taman, yaitu Elvano.
---------------------------
Elvano sudah membawa ibunya ke Rumah Sakit saat ini, dengan bermodalkan uang yang sudah diberikan Cheril kemarin. Sebagai tanda persetujuan perjanjian yang telah mereka buat.
Namun Cheril jelas tau, uang itu tidak akan cukup, karena penyakit ibu Elvano sepertinya sudah lumayan parah. Sedangkan Cheril sendiri juga sudah berjanji akan membayar semua biaya Rumah Sakit ibu Elvano, jadi ia pun tidak akan mengingkarinya.
Akhirnya, sebelum menuju ke Butik, Cheril berniat untuk mampir lebih dulu ke Rumah Sakit. Cheril lalu memutar mobilnya ke arah yang berlawanan dengan jalan menuju Butik.
Selang beberapa menit kemudian cheril sudah tiba di Rumah Sakit Permata Kasih, tempat dimana ibu Elvano dirawat.
Elvano memang sudah memberitahukan kepada cheril melalui pesan singkat bahwa ibunya dirawat di Rumah sakit tersebut.
Sesampainya di sana, Cheril lalu memarkirkan mobilnya dan setelah itu ia segera memasuki gedung Rumah Sakit dan langsung menuju ke ruangan ibu Elvano yaitu ruang VIP nomor 2.
Sesuai dengan isi pesan yang sudah diterimanya dari Elvano.
Sebelum ini, Cheril memang berpesan supaya Elvano mengambil ruang VIP untuk ibunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Fahrul Fahrul
suatu perbuatan yang mulia
2022-01-31
0
Toshio Inge
beda dr yg lain biasa nya cwo yg melintir , keren dah😎💪
2021-02-22
0
Lili Chan
ok good ceritax.next
2020-07-29
1