Mendengar jawaban Elvano keduanya pun tersenyum.
"Ibu, apakah Ibu merasa nyaman di kamar ini?" Tanya Cheril tiba-tiba.
Kemudian ibu yang tadinya belum sadar berada di kamar semewah ini pun baru melemparkan pandangan ke sekeliling.
Ia sedikit tersentak dengan kamar yang ia tempati, yang kemudian membuat dirinya melirik ke arah Elvano
"Vano, ka-kamar ini pas-pasti mahal sekali kan? Apa ka-kamu punya uang untuk mem-ba-yar Nak?" Tanya ibu Elvano
Elvano belum sempat membalas ucapan ibunya Cheril sudah lebih dulu bersuara.
"Bu, Ibu tidak usah mengkhawatirkan soal biaya ... Saya sudah mengurus semuanya, jadi Ibu tidak usah khawatir ya!"
Mendengar kata-kata Cheril, ibu Elvano yang tadinya menujukan tatapan ke arah Elvano pun langsung melemparkan tatapannya ke arah Cheril.
"Ta-tapi Nak .... " Ibu Elvano hendak protes. Ia tau bahwa uang yang akan dikeluarkan tidak sedikit, bagaimana bisa membiarkan kekasih dari anaknya yang bahkan baru kali pertama bertemu dengan nya, menanggung semua biaya Rumah Sakit ini.
Cheril kembali meraih dan menggenggam tangan ibu Elvano, ia menatap ibu Elvano lekat.
"Bu, Ibu jangan berpikir macam-macam dulu .... Yang penting Ibu harus segera sembuh dan keluar dari Rumah Sakit ini. Supaya tagihan rumah sakit tidak menjadi banyak. Ya Bu?!" Rayu Cheril lembut.
Ibu Elvano tidak dapat berkata apapun selain mengangguk pelan.
"Ibu, nanti soal biaya Rumah Sakit ini biar Vano mencicil ke saya, lagian kan Vano sudah kerja magang Bu." Ucap Cheril asal sambil mengedipkan mata ke arah Elvano supaya ia menjawab sesuai dengan yang ia katakan.
"Va-no, apa ka-mu sudah me-ne-mukan pekerjaan?" Tanya ibu pada Elvano
Ia tau Elvano baru saja dipecat dari tempat magangnya yang lama karena terlalu sering bolos, harus mengurus dirinya yang sakit sejak 2 bulan yang lalu.
Elvano pun sedikit melototkan ke arah Cheril ketika Cheril mengatakan ia sudah mendapatkan pekerjaan lagi.
Tapi Elvano mengerti maksud Cheril yang sudah memberi kode, lagian dia juga tau Cheril tidak mungkin serius meminta ia mengembalikan semua biaya Rumah Sakit itu.
Bukankah mereka sudah ada kesepakatan. Bahwa Cheril yang akan mengeluarkan semua biaya Rumah Sakit hingga ibunya sembuh dan dengan Elvano harus menikah dengan Cheril.
Dan Cheril sendiri sudah meminta Elvano untuk menandatangani sehelai kertas tanda persetujuan di antara mereka.
Sesaat kemudian Elvano mendekati ibunya. Kali ini Cheril menyingkir membiarkan Elvano mendekati ibunya.
Elvano meraih tangan ibunya, lalu memegang kedua tangan ibu dengan sangat hati-hati.
"Bu, Ibu tidak perlu mengkhawatirkan soal biaya Rumah Sakit ini, yang terpenting Ibu harus cepat sembuh." Bujuk Elvano sambil menatap ibunya lekat
Belum sempat Ibu Anita membuka suara, baru saja ia akan membuka mulutnya Elvano sudah lebih dulu melanjutkan pembicaraannya.
"Bu, benar kata Cheril .... Yang paling penting Ibu harus cepat sembuh agar tagihan Rumah Sakit tidak semakin membengkak. Kasihan Nona Cheril harus mengeluarkan biaya banyak untuk membayar biaya Rumah Sakit ini, jika Ibu tidak segera sembuh."
Elvano memang sengaja berbicara seperti ini supaya Ibu Anita lebih bersemangat untuk sembuh.
"Tapi Ibu tenang saja. Seperti yang dikatakan oleh Nona Cheril, nanti Vano akan mencicil semua biaya rumah sakit ini pada nya dengan gaji Vano nanti!"
Elvano menjelaskan dengan sangat detail supaya ibunya tidak merasa cemas lagi.
Setelah mendengar penjelasan Elvano yang panjang dikali lebar, ia pun mengangguk dan memilih tersenyum yang sedikit ia paksakan.
"Iya Bu .... Benar kata Vano, yang penting Ibu harus cepat sembuh, Ya!" Sambung Cheril dengan tersenyum manis penuh kehangatan.
Posisi Cheril waktu itu sedang berdiri tepat di sebelah Elvano.
Ibu Elvano yang tadinya sedang menatap Elvano dengan tatapan serius kini melemparkan pandangan ke arah Cheril.
Dan kembali menganggukkan pelan. Lalu berkata;
"Iya Nak, ma-af sudah menyu-sakan mu Nak Cheril!"
"Tidak apa-apa Bu, Ibu tidak perlu berkata seperti itu. Aku ikhlas kok Bu membantu Ibu dan Elvano." Jawab Cheril masih dengan senyuman manis yang ia miliki.
Ikhlas apanya, bukannya ini juga ada imbalannya ....
Elvano menggurutu di dalam hati sambil menatap punggung Cheril dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Ibu, sekarang Ibu makan buah dulu ya! Cheril akan mengupaskan buah untuk Ibu." Lanjut Cheril lagi.
Ia kemudian menuju meja sofa untuk mengambil buah yang ia bawakan tadi. Cheril memang menyempatkan diri untuk membeli buah sebelum ke Rumah Sakit tadi.
Ibu Elvano pun menatap Cheril lekat mengikuti setiap langkah kaki Cheril.
Cheril cukup kaget ketika tiba di ruangan ini, bahkan air minum pun hanya ada 1 botol kecil di atas meja samping tempat tidur Ibu Anita.
Elvano sama sekali tidak membeli apapun untuk dirinya sendiri.
Ibunya mungkin sudah mendapatkan makanan dari Rumah Sakit, tapi pasti tidak mungkin dengan Elvano. Pikir Cheril dalam hatinya.
Cheril berencana malam nanti akan balik lagi ke Rumah Sakit untuk membeli sedikit makanan ringan seperti roti untuk Elvano.
Setelah selesai mengupas buah apel, Cheril lalu meletakkannya di piring yang sudah disediakan oleh Rumah Sakit di dalam laci meja samping tempat tidur ibu Elvano.
"Bu, Cheril suapin ya!" Tawar Cheril sembari mendekatkan garpu ke arah mulut ibu Elvano.
Ibu Elvano pun membuka mulutnya dan memakan buah yang disuapi oleh calon menantu nya itu dengan lahap.
Elvano cukup lega dan senang.
Sekalipun ia memang harus menikahi wanita yang tidak ia cintai, setidaknya wanita itu sangat menyayangi ibunya.
"Ibu, apakah apel ini manis?" Tanya Cheril basa-basi.
Ibu Elvano mengangguk pelan, dan berkata;
"Manis kok, se-manis kamu!" Gombal ibu Elvano.
Tapi tidak bisa dikatakan mengejek juga sih, nyatanya Cheril memang sangat manis.
Bahkan Elvano juga mengakui itu.
Benar juga kata Ibu, gadis ini memang sangat manis, CANTIK.
Begitulah yang sedang dipikirkan Elvano di dalam hatinya.
Sementara Cheril, ia hanya tersenyum mendengar kata-kata ibu Elvano. Memang tidak hanya ibu Elvano yang memuji dirinya. Cheril memang sudah terbiasa dipuji. Karena memang itulah adanya. Cheril memang cantik.
"Baguslah Bu, jika Ibu memang suka. Kalau begitu Ibu habiskan ya!" Pinta Cheril
Sekali lagi ibu mengangguk pelan menyetujui Cheril.
Beberapa menit kemudian hanya suasana hening yang tercipta, Cheril masih terus menyuapi ibu dengan sepiring buah di tangannya itu hingga semuanya habis termakan.
Setelah selesai menyuapi ibu Elvano dengan sepiring buah apel, Cheril baru menyadari, sepertinya dia sudah cukup lama berada di ruangan itu.
Kemudian Cheril melirik ke arah jam tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 saat itu, membuat Cheril sedikit melotot.
Awalnya Cheril memang hanya berpikir untuk mampir sebentar saja, tidak disangka malah jadi selama ini.
Ia pun segera pamit. Sebab masih ada pekerjaan yang harus ia selesaikan di Butik.
"Ibu, sepertinya Cheril harus pamit sekarang. Soalnya masih ada pekerjaan yang harus Cheril selesaikan." Ujar Cheril kemudian sambil menatap ibu Elvano yang bernama Anita itu.
"Eh, iya Nak, maaf, Vano dan Ibu sudah merepotkanmu!"
"Tidak apa-apa kok Bu. Lagian Cheril senang bisa membantu." Balas Cheril sambil mengusap lembut punggung tangan ibu Elvano.
Ah, jangan percaya Bu .... Itu tidak benar ... Dia sudah memiliki tujuan tersendiri baik pada kita.
Ingin rasanya Elvano berteriak seperti itu di hadapan ibunya setelah mendengar jawaban Cheril yang terdengar sedikit menggelitik bagi Elvano. Tapi Elvano juga tidak dapat memungkiri sih, Cheril memang sedikit berlebihan menunjukkan sikapnya. Ia bahkan menyuapi ibunya. Apa masih tidak bisa dikatakan Cheril memang tulus?
Sesaat kemudian, Cheril sudah membalikan badan dan bersiap melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan VIP nomor 2.
Namun, baru 2 langkah, kakinya kembali terhenti ketika ibu Elvano kembali memanggil nya.
"Nak Cheril .... Hati-hati ya!" Ujar Ibu Anita setelah Cheril membalikkan badan.
"Iya Bu! Terimakasih atas perhatiannya." Balas Cheril sambil tersenyum manis.
Setelah itu ia kembali membalikkan badan, lalu melangkahkan kakinya ke arah pintu yang diikuti oleh Elvano dari belakang.
"Bu, Vano antar Nona Cheril sebentar ya!" Elvano meminta ijin pada ibunya.
Ibunya pun mengangguk setuju.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Fahrul Fahrul
mukin kebaikan yang dilakukan serli tulus
2022-01-31
0
Priska Anita
Jejak disini 💜
2020-07-31
1
Lili Chan
lumayan ceritax lnjt
2020-07-29
2