Keesokan paginya Cheril masih belum masuk kuliah karena hari Minggu.
Hari ini, Cheril juga tidak memiliki jadwal ke Butik karena setiap hari Minggu Butiknya memang biasanya tutup. Biasanya ia hanya akan menghabiskan hari Minggunya dengan bermalas-malasan di kamar seharian sambil membaca novel, nonton film atau pun hanya sekedar bermain game di hape miliknya. Atau kalau tidak ya paling ia akan menghabiskan waktunya dengan pergi hangout bersama sahabat-sahabatnya.
Hari Minggu memang hari yang sangat santai untuk sebagian orang termasuk Cheril.
Berbeda dengan hari ini, ia berencana untuk pergi menjenguk Ibu Anita ibunya Elvano di Rumah Sakit.
Walaupun semalam ia tidur agak larut, namun pagi ini jam 7 pagi ia sudah rapi.
Cheril sudah turun dari kamarnya menuju lantai bawah.
Ia sudah siap untuk pergi ke Rumah Sakit sepagi itu.
Cheril menuruni anak tangga dengan ceria. Seperti biasa Cheril memang selalu ceria.
Setelah tiba di bawah, Cheril melihat ayah dan ibunya sedang duduk di ruang keluarga.
Tangga bagian paling bawah memang langsung terhubung dengan dapur dan ruang keluarga.
Cheril pun menyapa kedua orangtuanya.
"Pagi Ibu, pagi Ayah."
"Pagi sayang." Balas ibu Cheril.
"Tumben Cher, pagi-pagi begini kamu sudah rapi? Ini kan hari Minggu." Sambung ayahnya heran.
"Eh, iya Yah ... Aku mau pergi ke Rumah Sakit."
Jawab Cheril
"Ke Rumah Sakit lagi Cher? Bukannya semalam kamu baru dari sana?" Giliran ibunya yang bertanya.
"Iya Bu, Cheril mau menemani i aku...bu teman Cheril itu Bu."
Tiba-tiba ibu Cheril mengingat laki-laki yang mengantar Cheril pulang semalam.
"Oh, maksud kamu, teman kamu itu laki-laki yang mengantar mu pulang semalam?" Tanya ibu Cheril kali ini dengan sedikit senyuman di wajahnya
Cheril masih terlihat sedikit bingung dan berusaha mengingat kembali kejadian semalam.
Oh, mungkin yang Ibu maksud adalah Sandi.
"Maksud ibu San .... "
Belum selesai Cheril bicara telepon genggam milik ibunya tiba-tiba berbunyi.
Bib bib bib
Ibunya kemudian fokus pada ponselnya.
Melihat ibunya yang sibuk dengan ponselnya Cheril pun mengangkat bahunya, ia juga tidak mungkin melanjutkan pembicaraannya yang sudah pasti tidak didengar oleh ibu.
Ia juga tidak mungkin menunggu ibunya selesai menelepon, karena biasa ibu Cheril kalau sudah ngobrol di telepon bisa menghabiskan waktu berjam-jam, apalagi yang nelepon adalah teman arisannya.
Cheril pun memilih pamit pada ayahnya.
"Ayah, aku pergi dulu ya!" Ucap Cheril berpamitan.
"Eh, kamu ga sarapan dulu?" Tanya ayahnya teringat Cheril belum sarapan.
"Tidak Yah, nanti aku sarapan di Rumah Sakit saja." Jawab Cheril sambil melangkahkan kakinya menuju pintu utama.
"Hati-hati Cher! Pesan ayah Cheril sedikit berteriak karena jarak Cheril yang sudah cukup jauh.
"Iya Yah!" Jawab Cheril juga setengah berteriak.
Cheril pun menuju ke arah mobil dan kemudian ia pun menjalankan mobil tersebut keluar dari perkarangan rumahnya menuju Rumah Sakit. Tidak lupa ia membeli 3 kotak makanan untuk dibawa ke Rumah Sakit.
Ketika tiba di Rumah Sakit Cheril pun langsung menuju kamar VIP nomor 2.
Tok tok tok
Suara ketukan mengagetkan kedua orang di dalam ruangan itu, di sana juga sedang ada Dokter yang sedang melakukan kunjungan. Kali ini bukan Dokter Sandi, tapi Dokter jaga yang sedang memeriksa ibu Elvano saat itu.
Suster yang bertugas membukakan pintu yang berbunyi.
"Eh, Selamat pagi Sus." Cheril menyapa suster itu dengan ekspresinya yang sedikit kaget.
"Selamat pagi Mbak. Silahkan masuk! Dokter sedang memeriksa pasien." Jelas Suster itu sambil tersenyum ramah.
"Oh, iya .... Terimakasih Sus." Tanggap Cheril sambil tersenyum juga.
"Gimana Dok ? Apakah Ibu baik-baik saja?" Tanya Cheril yang sudah berada di dalam ruangan.
"Eh, kalau boleh tau apakah anda keluarga pasien?" Tanya Dokter balik.
"Eh ....
Cheril terlihat bingung harus menjawab apa.
"Iya Dokter, dia adalah menantu saya." Sambung ibu Elvano yang membuat Cheril sedikit melotot mendengarnya.
Ia juga melirik ke arah Elvano yang sedang berdiri di belakangnya yang memasang ekspresi datar saja.
"Oh, maaf Nona, saya lancang." Ucap Dokter itu, ia merasa tidak enak pada Cheril, lalu ia pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya di hadapan Cheril yang diikuti Cheril yang juga mnganggukan kepalanya.
"Ibu Nona sudah membaik, semuanya bagus kok, dan kalau terus seperti ini sepertinya besok sudah bisa pulang." Tambah Dokter memberikan penjelasan.
"Syukurlah kalau begitu." Ucap Cheril lega mendengar apa yang dikatakan oleh Dokter itu
Lebih-lebih Elvano, ia juga sangat lega mendengar perkataan Dokter itu.
"Kalau begitu saya permisi dulu." Pamit Dokter.
"Oh, iya, Ibu masih harus banyak beristirahat ya Bu." Tambah Dokter itu lagi sebelum ia benar-benar meninggalkan ruangan tersebut.
"Iya Dok, Terimakasihasih ya Dok." Jawab ibu Elvano lembut
Kemudian Dokter itu pun melangkah keluar dari ruangan itu.
_
_
"Nak Cheril, hari ini pagi sekali kamu sudah di sini Nak, apa Nak Cheril tidak kerja atau kuliah?"
"Nggak Bu, hari ini kan hari Minggu Bu." Jawab Cheril.
"Oh iya, Ibu sampai lupa hari ini hari apa." Tanggap ibu Elvano sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.
"Oh iya, ini Cheril bawakan sarapan ... Ibu pasti sudah bosan kan dengan makanan di Rumah Sakit?" Ujar Cheril dengan penuh keyakinan
Ibu Elvano memang sudah sedikit bosan makan makanan dari Rumah Sakit yang sudah pasti sangat tawar itu.
Terlihat makanan di meja yang disajikan oleh Rumah Sakit juga belum disentuh sama sekali.
Ibu pun menganggukkan kepalanya setuju.
Cheril kemudian membuka plastik yang ia bawakan dan mengeluarkan 2 kotak nasi, sedangkan satu kotak lainnya tetap ia biarkan di dalam kantong dan ia memberikan kantong itu kepada Elvano.
"Ini untuk mu!" Kata Cheril sambil menatap wajah Elvano sekilas dan membuatnya teringat kejadian semalam.
Apa perlu aku tanyakan soal semalam ya.
Cheril berkata di dalam hatinya, ia memang masih penasaran.
Tapi laki-laki itu hanya membalas menatap Cheril dengan ekspresi yang biasa saja membuat Cheril akhirnya benar-benar harus mengurungkan niatnya dan memilih melupakan kejadian itu.
Sudahlah, mungkin memang aku yang berhalusinasi.
Setelah memberikan plastik yang berisi 1 kotak makanan yang memang ia belikan untuk Elvano, Cheril kembali menuju tempat tidur ibu Elvano.
"Bu, Cheril Saparan sama-sama dengan Ibu ya ... Ini Cheril sengaja membeli 2 kotak, satu untuk Ibu, satu untuk Cheril." Kata Cheril sambil menunjukkan kedua kotak makanan itu.
Cheril memang sengaja pagi itu ingin sarapan bersama-sama dengan ibu Elvano di Rumah Sakit.
Sedangkan ibu Elvano hanya mengangguk menerima tawaran Cheril.
"Sini Nak, punya Ibu, biar Ibu makan sendiri." Ucap Ibu Elvano.
"Eh, tidak usah Bu, biar Cheril yang suap saja." Tanggap Cheril sambil memegang kedua kotak makanan itu.
"Tidak perlu Nak, lagian Nak Cheril sudah dengar sendiri kan tadi? Kata Dokter Ibu sudah tidak apa-apa."
Ibu Elvano berusaha meyakinkan Cheril
"Tapi Ibu yakin bisa makan sendiri?" Tanya Cheril masih kurang yakin
"Iya, bisa Nak, sini berikan pada Ibu!" Pinta ibu Elvano sambil tersenyum dan mengulurkan kedua tangannya untuk mengambil kotak makan miliknya yang masih dipegang oleh Cheril.
Dan akhirnya Cheril pun mengalah. Dia lalu membiarkan ibu Elvano makan sendiri, dan dia juga makan bersama-sama dengan ibu Elvano.
Sedangkan seperti biasa Elvano memilih makan di sofa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Fahrul Fahrul
mari sarapan bersama dulu
2022-02-01
0
Lili Chan
lnjt
2020-07-29
1
Li Na
likee
coment
2020-06-25
2