Beberapa saat kemudian taksi yang mereka tumpangi telah tiba di rumah mereka.
Elvano keluar lebih dulu dan ia membukakan pintu untuk ibunya, serta membantu nya keluar dari mobil menuju rumah.
Sedangkan sopir taksi juga keluar dari mobil untuk membantu mereka membawakan barang-barang mereka yang dibawa sehabis dari Rumah Sakit tadi.
"Terimakasih Pak sudah membantu menurunkan barang barang-barang saya." Ucap Elvano pada pak sopir sambil merogoh kantongnya untuk membayar biaya taksi
"Sama-sama Pak." Jawab Bapak sopir sambil tersenyum
"Ini Pak ongkosnya!"
Elvano mengeluarkan 1 lembar pecahan uang yang paling besar jumlahnya, dan memberikan kepada Bapak taksi itu sambil berkata,
"Sisanya buat Bapak saja."
"Terimakasih banyak Pak!" Ucap Bapak taksi kemudian ia juga sekalian pamit pada Elvano.
Elvano kemudian melangkah masuk ke dalam rumahnya.
Ibu Elvano sedang duduk di sofa rumah mereka saat itu.
"Vano .... " Ibu memangggil pelan
"Iya Bu." Jawab Elvano singkat.
"Duduk sini Nak, Ada yang ingin Ibu tanyakan padamu." Lanjut Ibu Elvano yang membuat Elvano sedikit menaikkan alisnya.
"Ada apa Bu?" Tanya Elvano setelah ia duduk di sofa dekat ibunya
"Vano, boleh Ibu melihat nota pembayaran Rumah Sakit yang tadi?"
"Eh ....
Elvano kembali menaikan alisnya.
Sedangkan ibunya menggangguk sambil mengulurkan tangannya.
"Ibu mau lihat Nak!"
Elvano sedikit ragu mengeluarkan itu, karena ia takut ibunya menjadi khawatir dengan jumlah yang sangat besar itu.
"Tidak apa-apa Nak, Ibu hanya ingin melihat saja." Ucap ibu berusaha meyakinkan Elvano bahwa dirinya akan baik-baik saja.
Ibu Elvano tau jumlah itu pasti sangat besar, ia juga sudah menyiapkan dirinya supaya jantungnya tidak shock ketika melihat itu.
Akhirnya walaupun masih ragu, Elvano juga tidak bisa menolak keinginan ibunya. Ia pun mengeluarkan nota itu dari saku celana dan diberikan pada ibu.
"Ini Bu ...."
Elvano menyerahkan nota itu pada ibu.
Ibu Elvano pun membuka nota yang terlipat itu dengan perlahan.
Dan benar saja dugaannya, jumlah itu memang sangat besar, bahkan lebih besar dari yang ia bayangkan.
Ia memang sedikit kaget melihat itu, tapi ia berusaha untuk tetap tenang karena tidak ingin Elvano khawatir.
Wow Jumlah ini memang tidak sedikit, bagaimana caranya Vano membayar semua ini ....
Apa perlu saya memberitahukan tentang statusnya yang sebenar nya ....
Ibu Elvano berkata-kata dalam hati.
Tentu saja, jika dengan status Tuan Mudanya, ia tidak akan kesulitan membayar semua ini, bahkan uang segitu hanya seujung kuku bagi Elvano.
"Bu ....
Elvano memanggil Ibunya pelan, namun tidak mendapat jawaban. Membuatnya kembali memanggil lagi untuk yang kedua kalinya.
"Bu ....
Kali ini ibu Elvano sedikit tersentak. Sebab dia sedang melamun.
"Ibu, sedang memikirkan apa?" Tanya Elvano basa-basi.
Elvano tau ibunya pasti sedang mengkhatirkan bagaimana cara mengembalikan uang itu, Hanya saja ia ingin mendengar dari mulut ibunya langsung.
Ibu tidak menjawab, ia hanya terdiam, masih berpikir harus memberitahukan status Elvano yang sebenarnya atau tidak.
Ibu masih berperang dengan batinnya. Di satu sisi ia tidak tega melihat Elvano harus mencari uang pontang-panting untuk melunasi biaya Rumah Sakit itu, di sisi lain ia juga sangat takut untuk menyampaikan kebenaran yang ada.
"Ibu ....
Elvano kembali memanggil ibunya karena tidak mendapat jawaban apapun dari nya. Ia hanya diam saja.
"Ibu, lihat Vano ...."
Elvano memegang kedua pipi ibunya dan menghadapkan ke arahnya.
"Ibu jangan khawatir ya, mulai besok Vano sudah mulai bekerja, Vano akan bekerja keras untuk mengembalikan uang Nona cheril."
Mendengar perkataan kerja keras membuat ibu Elvano semakin berpikir keras dalam hatinya, apa ia memang harus memberitahukan kepada Elvano, karena ia benar-benar tidak tega jika melihat Elvano harus bekerja sangat keras demi hutang itu.
"Ibu, Ibu percaya kan sama Vano Bu ?"
Kali ini Elvano mulai memasang wajahnya yang sangat khawatir, ia takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada ibunya, mengingat ibunya juga baru saja sembuh sudah harus berpikir terlalu banyak seperti ini.
Ibu yang melihat raut kekhawatiran anaknya kemudian segera memperbaiki raut wajahnya sendiri. Ia pun berusaha sersikap lebih tenang.
"Iya Nak, Ibu percaya sama kamu." Tanggap ibu sambil mengangguk kecil.
Akhirnya Ibu Anita memilih untuk tidak memberitahukan dulu soal status asli Elvano. Lagian dia juga belum siap untuk semua kemungkinan yang akan terjadi.
"Vano, antarkan Ibu ke kamar ya, Ibu mau istirahat." Ucap ibu Elvano kemudian
"Baik Bu!" Jawab Elvano singkat
Elvano kemudian membantu ibunya berdiri dan mengandeng lengan ibunya menuju kamar tidur.
Setelah ibu berada di tempat tidur ia pun menutup pintu kamar dan segera keluar untuk membereskan rumah mereka yang sudah sedikit tidak terurus setelah ditinggal oleh penghuninya selama beberapa hari itu.
Sementara ibunya yang berada di dalam kamar mulai tenggelam dalam masa lalu.
Ia mengingat kembali moment-moment dimana Elvano baru dilahirkan.
Waktu itu Ibu Anita adalah pelayan pribadi dari Ibu kandung Elvano yang ia sebut sebagai Nona Muda.
Elvano sebenarnya adalah anak seorang konglomerat, keluarganya adalah pemilik perusahaan "Astra Investama gruop" dimana perusahaan ini bergerak di hampir segala bidang dan ada di mana-mana hingga luar negeri.
Waktu itu Elvano akan segera lahir, namun sayangnya kehadiran Elvano tidak diinginkan. Karena kakek dari Elvano terlalu percaya takhayul.
Ia mendapat ramalan dari seorang peramal yang ia percayai, jika cucu pertama keluarga Setiono adalah seorang laki-laki, maka ia akan menjadi pembawa bencana dalam keluarga ini.
"Anitaaa .... Anitaaaaa .... " Nona besar Winda memanggil-manggil pelayan pribadinya sambil menahan sakit perut yang luar biasa.
Mendengar namanya dipanggil-panggil dengan begitu keras oleh Nona Mudanya, Ibu Anita yang saat itu sedang berada di lantai bawah segera berlari menuju lantai dua dan masuk ke dalam kamar majikannya yang tidak terkunci itu.
"Ada apa ini Nona?"
Ibu Anita sangat ketakutan melihat majikannya yang sepertinya sedang sangat kesakitan.
"An, sepertinya saya akan segera melahirkan. Tolong panggilkan Dokter, An!" Perintah ibu kandung Elvano.
"Ba-ba-ba-baik Nona .... Saya akan segera meminta Pak Rangga untuk memanggilkan Dokter!" Jawab Ibu Anita.
Bapak Rangga adalah kepala pelayan saat itu di keluarga besar Elvano.
"Pak, Pak, Pak Rangga!" Ibu Anita berlari menuruni tangga sambil memanggil-manggil Bapak rangga.
"Iya, ada apa Anita? Kenapa kamu kelihatan begitu panik? Apa yang sudah terjadi terhadap Nona Muda?" Pak Rangga ikutan panik.
"Anu Pak .... Nona Muda, Nona Muda Pak ....
"iya, ada apa dengan Nona Muda, Anita?"
"Anu Pak , Nona Muda akan melahirkan."
Cepat panggilkan Dokter!
"Baik saya segera panggilkan Dokter."
Hari itu juga 1 rumah dibuat panik karena ibu kandung Elvano akan melahirkan cucu pertama untuk keluarga itu.
Para pelayan yang ada di rumah itu ikutan panik mendapat kabar bahagia sekaligus menegangkan itu. Karena mereka sudah tau tentang ramalan itu. Mereka sangat berharap anak yang akan lahir nanti adalah seorang wanita.
Ayah Elvano (bernama William Setiono) saat itu masih di luar kota, setelah ia dihubungi ia pun segera bergegas untuk pulang ke rumah. Namun perjalanannya yang cukup jauh harus memakan waktu selama 5 jam baru ia tiba di istananya.
Sedangkan di rumah mewah itu semua penghuni rumah sudah berkumpul pada titik titik tertentu, seperti para pelayan berkumpul di titik rumah susun yang terletak di samping rumah, mereka tidak memiliki nyali yang besar untuk menyambut kelahiran Elvano di dalam ruang utama.
Hanya Ibu Anita dan Bapak Rangga lah yang tetap berada di ruang utama, beserta dengan kedua orangtua dari Ayah Elvano yang ia panggil sebagai Kakek dan Nenek itu.
Saat ini Dokter sudah tiba, ia pun segera menuju ke dalam kamar Nona Muda Winda dan proses melahirkan pun berlangsung. Di dalam kamarnya, Nona muda Winda ditemani oleh Ibu mertua dan pelayan pribadinya Ibu Anita.
Ibu mertuanya sangat menyayangi Nona Muda, ia terlihat sangat sedih melihat Winda harus kesakitan ketika sedang proses melahirkan sedang berlangsung.
Ia memegang tangan Winda dengan penuh kasih seolah-olah ia sedang menggantikan posisi putranya yang masih di luar kota itu sekaligus memberikan semangat untuk menantu kesayangannya itu.
Selain itu Nyonya besar itu juga sangat khawatir dengan bayi yang akan dilahirkan itu, bagaimana jika ia adalah seorang laki-laki? pikirnya dalam hati.
Tidak lama kemudian, Elvano pun lahir.
Oek oek oek
Semua yang ada di dalam ruangan itu lega sesaat dan sangat senang mendengar tangisan anak itu.
Namun kembali menegang ketika mendengar Dokter berkata,
"Selamat Nyonya, cucu anda adalah seorang laki-laki yang sangat tampan."
Raut wajah Ibu Anita dan Nyonya besarnya seketika berubah, yang tadinya bahagia menjadi sangat ketakutan.
Sedangkan ibu kandung Elvano tidak mendengar semua percakapan itu, karena sesaat sebelum Dokter mengumumkan jenis kelamin anaknya ia sudah terlanjur tak sadarkan diri karena kelelahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Fahrul Fahrul
lanjut Thor
2022-02-01
0
Echa
😍😍😍😍😍 makin kesini makin keren
2020-07-16
1
Li Na
lanjuut
2020-06-25
1