"Hallo Bu ... " Cheril menjawab telepon.
"Hallo sayang .... Kamu di mana?" Tanya ibu Cheril dengan nada yang terdengar sedikit cemas
"Ini Bu, aku lagi jenguk Ibu teman aku yang sedang sakit Bu. Lagi di Rumah Sakit Bu." Jelas Cheril
"Oh .... Kenapa tidak memberi kabar? Ibu kan jadi cemas. Tidak biasanya sudah jam segini kamu belum pulang." Lanjut ibu Cheril dibalik telepon.
"Eh, iya Bu, maafkan Cheril .... Cheril tadi lupa mau mengabari Ibu."
Cheril memang lupa memberi kabar ke ibunya, lagian biasanya ibunya juga belum pulang ke rumah jam segini. Ibu Cheril memang sering pergi keluar bersama dengan teman sosialitanya, kadang ya nge-Mall, atau sekedar nge-Gym dan sebagainya.
"Yasudah! Kamu masih belum mau pulang? "Tanya ibunya lagi.
"Iya Bu, sebentar lagi juga Cheril pulang kok. Lagian jam besuk juga sudah habis."
Sudah dulu ya Bu, bye ....Muach."
"Bye sayang, kamu hati-hati di jalan ya!"
"Baik Bu. Muuuach .... Muachhh .... " Cheril kembali memberi ciuman mesra dari jarak jauh untuk ibunya sebekum menutup telepon.
Sedangkan kejadian di balik pintu dalam ruangan VIP nomor 2,
Sepertinya dia memang sedang menelepon kekasihnya.
Pakai acara ciuman lewat telepon segala.
Iiiih .... Dasar norak. Cium tuh hape.
Elvano berkata-kata sendiri dengan suara yang kecil yang hanya bisa didengar dirinya sendiri setelah melihat ekspresi Cheril yang sedang memberi ciuman kepada ibunya lewat hape.
Cheril yang sudah mematikan ponselnya segera membalikkan badan mengarah ke arah pintu.
Pria di balik pintu itu langsung membuang wajahnya, ia tak ingin Cheril tau kalau ia memperhatikan nya dari balik ruangan pada saat dia sedang menjawab telepon tadi.
Jegrek
Bunyi pintu terbuka perlahan.
Cheril sama sekali tidak melirik ke arah Elvano yang masih berada di sofa. Ia langsung menuju tempat tidur ibu Elvano.
"Bu, habisin ya salad nya ya." Pinta Cheril sambil meraih kembali kotak makan berisi salad buah yang masih tersisa satu sendok itu.
Ibu Elvano tersenyum pertanda setuju.
Hup
1 sendok salad terakhir mendarat dengan selamat dan cantik di dalam mulut ibu Elvano
"Bu, sekarang Cheril mau pulang dulu ya. Sudah malam Bu. Jam besuk juga sudah habis." Ujar Cheril sambil tersenyum manis.
"Iya Nak Cheril, sudah malam begini apa tidak perlu Elvano mengantar Nak Cheril pulang?" Tanya Ibu menawarkan anaknya untuk mengantar Cheril
"Eh, tidak perlu Bu. Biar Elvano di sini saja, jaga Ibu. Cheril bisa pulang sendiri kok." Jawab Cheril kemudian
"Bener Nak?" Ibu Elvano masih belum yakin
"Iya Bu, tidak apa-apa kok, Cheril bisa pulang sendiri." Jawab Cheril kembali meyakinkan ibu Elvano.
"Tapi kamu hati-hati ya Nak!" Pesan ibu Elvano yang diikuti oleh anggukan Cheril
"Kamu naik apa ke sini Nak Cheril? Ibu dengar akhir-akhir ini banyak kejadian kriminal tentang anak gadis yang pulang seorang diri naik kendaraan umum loh Nak Cheril." Ucap ibu Elvano lagi sedikit cemas ketika mengingat berita yang dia lihat di televisi beberapa hari yang lalu.
Ah, Ibu apa tidak terlalu berlebihan kenapa mencemaskan Nona Cheril hingga seperti itu.
Sementara Cheril, mendengar apa yang dikatakan oleh ibu Elvano ia malah tersenyum. Senang juga sih diperhatikan seperti itu oleh ibu Elvano.
"Bu, Terimakasih sudah mencemaskan Cheril. Tapi Ibu tenang saja. Cheril tidak naik kendaraan umum kok, Cheril bawa mobil sendiri, Bu." Jelas Cheril.
"Oh .... Baguslah kalau begitu." Ibu Elvano lega mendengar Cheril bawa mobil sendiri.
"Tapi kamu tetap harus berhati-hati ya nak berkendara di malam hari buat seorang wanita juga tidak begitu aman. Kalau ada apa-apa di jalan kamu harus menghubungi Ibu." Ucap Ibu Elvano masih mencemaskan hal lainnya.
Tuh kan, Ibu kok makin lebay saja. Memangnya Ibu bisa berbuat apa coba jika seandainya Nona ini menghubungi kemari.
Padahal di dalam hatinya, ia juga sedikit mencemaskan Cheril.
"Iya Bu. Cheril janji. Tapi tenang saja, tidak akan terjadi apa-apa kok." Jawab Cheril masih berusaha meyakinkan ibu Elvano.
"Cheril pamit ya Bu." Ucap Cheril kemudian yang sudah benar-benar siap untuk pulang sambil melambaikan tangannya ke arah ibu Elvano.
Cheril pun berjalan menuju pintu dan hendak keluar, tapi sebelumnya dia masih ingat untuk menyapa sekaligus pamit kepada makhluk yang berada di sofa dekat pintu yang sudah berdiri siap membukakan pintu untuk Cheril itu.
"Aku pulang dulu ya." Ucap Cheril pamit pada Elvano sambil melambaikan tangannya ke arah laki-laki itu.
Sedangkan Elvano hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kecil.
Dia masih mencerna hubungan Cheril dengan ibunya yang begitu dekat.
Elvano sungguh heran melihat interaksi kedua orang itu. Sungguh di luar nalarnya.
Bahkan ibunya terlihat begitu perhatian terhadap Cheril. Ia bahkan sangat mencemaskan Cheril yang akan pulang sendirian di malam hari.
Setelah Cheril kleuar dan Elvano menutup pintu kamar, ibunya tiba-tiba memanggil nya.
"Vano, kemari lah!"
Deg
'Ada apa nih tiba-tiba Ibu memanggilku dengan tatapan seperti tu?' Gumam Elvano dalam hati
"Ada apa Bu ?" Tanya Elvano sambil berjalan mendekati ibunya.
"Ih .... Kamu ini .... " Ucap ibu menggantung. Sambil memukul pelan pundak anaknya.
Eh, kenapa nih?' Masih berkata dalam hatinya.
"Kenapa Ibu memukul ku?" Tanya Elvano akhirnya.
"Kamu ini, kenapa kamu tidak memaksa untuk mengantar Cheril?" Tanya Elvano kemudian yang membuat Elvano baru tersadar.
'Oh iya, benar juga kata Ibu.'
Elvano kembali bergumam di dalam hati.
Sejak tadi memang dia tidak berpikiran tentang hal itu, tapi kan ia memang tau kalau Cheril memang membawa mobil
"Ya Ibu, Cheril kan bawa mobil. Bagaimana cara mengantar nya coba ?!" Jawab Elvano kemudian sekaligus membela diri.
"Iya, Ibu tau. Tapi setidaknya kamu kan bisa basa-basi kek, menawarkan diri.
Ini kamu bahkan tidak mengantarkan nya keluar ke tempat parkir.
Padahal tadi Ibu lihat kamu seperti cacing kepanasan hanya karena melihat Cheril menjawab telpyon di luar." Ejek Ibu Elvano sambil mengerutkan keningnya.
'Eh salah lagi.'
'Eh, Ternyata Ibu menyadari kejadian tadi.
Ah jadi malu kan!'
Wajah Elvano sedikit memerah sekarang. Ia bahkan menggaruk kepala yang tidak terasa gatal.
'Hem, fokus dengan yang barusan.
Apa maksud Ibu tadi ya?
Maksudnya apa aku harus berpura-pura menawarkan diri terus seperti seorang pahlawan kesiangan yang hendak menolong. Begitu kah?!' Elvano berpikir keras di dalam otaknya.
"Hem ... Baiklah Bu!" Jawab Elvano sambil melangkah pergi.
"Eh, mau kemana?" Ibunya Kaget melihat Anaknya yang tiba-tiba berbalik badan sambil berlari kecil menuju pintu.
"Apalagi Bu? Ya mau kejar Cherillah!" Jawab Elvano dengan raut wajahnya yang seperti anak kecil.
Melihat itu ibunya jadi ingin tertawa.
Hahaha (tertawa kecil saja)
"Terus gimana ni Bu, boleh aku kejar Cheril?" Tanya Elvano yang masih bengong di depan pintu. Ia bahkan lupa seketika tentang prinsipnya yang tidak boleh meninggalkan ibunya sendirian di dalam kamar rawat.
Melihat tingkah anaknya yang menggelikan itu membuat ibu yang bernama Anita itu mendapat hiburan tersendiri.
Senyuman lebar masih terlihat di raut wajah paruh bayanya itu.
"Yasudah, sana kejar Nak Cheril!" Jawab Ibu Anita sedikit menahan tawanya yang hendak menyeruak.
Tanpa berpikir panjang, Elvano yang sudah meraih gagang pintu langsung membuka pintu dan berlari agak cepat menuju pintu keluar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Toshio Inge
cinta memang bisa membuat orang pinter jadi bodoh 🤣
2021-02-22
0
Katlyin Ilona
aku udah baca sampai sini kak, besok aku lanjut lagi. semangat terus update nya 😘
2020-07-07
2
Li Na
up
elips tengah tiga titik, akhir empat titik💪💪
2020-06-25
2