Elvano kemudian berjalan dengan sangat lesu seperti orang yang kehilangan semangat menuju kamar VIP nomor 2 tempat ibunya dirawat.
Setelah sampai di depan pintu, ia pun berusaha memperbaiki raut wajahnya kusut itu, ia tidak mau ibunya khawatir melihat wajahnya yang demikian.
Jegreek
Pintu terbuka perlahan
Ibu Elvano dari tempat tidur langsung melirik ke arah anaknya itu yang sudah memasang wajah berseri-seri yang ia paksakan.
Dia sedang bersandiwara ya Ibu Anita.
Wah, sepertinya Tuan Muda Elvano sedang senang.
Elvano sukses dengan sandiwaranya.
Ibu Elvano tersenyum kecil membayangkan hal lucu yang pasti sudah terjadi saat itu. Ibunya malah berspekulasi sendiri.
'Kira-kira gimana ya ekspresi Cheril ketika melihat tingkah Elvano yang seperti tadi. Pasti Cheril bakal geli sekali melihat itu.'
Hihihihi
Ia pun tertawa kecil sambil menutup mulutnya takut didengar oleh Elvano.
Namun ibu Elvano sama sekali tidak menanyakan apapun pada anaknya itu, ia sudah berhasil bersandiwara dengan sangat baik. Ia berhasil menampilkan wajahnya yang sangat bahagia dan kelihatannya juga Elvano terlihat sangat kelelahan mungkin karena kurang tidur karena harus menjaga ibunya selama 2 hari ini.
Sedangkan Elvano langsung menuju sofa bed yang tersedia di dalam ruangan VIP itu dan merebahkan tubuh di atas sofa tersebut.
Sejenak ia melirik ke arah ibunya, sepertinya ibu sudah memejamkan mata saat itu, Elvano pun membalikan badan menghadap tembok.
Ia mulai membayangkan waktu bertemu Cheril di taman, dari detik awal pertemuan yang tak disengaja karena tabrakan itu hingga Cheril mengajak dia menikah hingga pada kejadian yang baru saja terjadi.
Jujur saja, Elvano juga masih bingung dengan apa yang ia rasakan saat ini.
Apa mungkin ia sudah jatuh cinta pada Cheril, tapi rasanya masih terlalu cepat untuk mengatakan itu memang cinta.
Apa mungkin dia hanya mengagumi Cheril karena memiliki sifat yang sangat baik, perhatian dan penuh kasih.
Bahkan ibu Elvano juga terlihat begitu menyukai Cheril karena kebaikan dan ketulusan yang dimiliki gadis itu.
Ibu Elvano memang baru pertama kali melihat Cheril waktu di Rumah Sakit.
Pada waktu Elvano mengajak Cheril ke Rumahnya di awal pertemuan yang rencananya ingin langsung membawa ibunya ke Rumah Sakit, tiba-tiba Cheril malah mendapat telepon dari karyawan di Butik. Sebab ada sedikit urusan yang tidak bisa ditunda. Jadi ia pun memutuskan untuk memberi Elvano sedikit uang supaya Elvano sendiri yang mengantar ibunya ke Rumah Sakit seorang diri tanpa dirinya.
Pertemuan pertama pun sudah membuat keduanya terlihat begitu akrab. Elvano kemudian berpikir, mungkin ia memang bukan sedang jatuh cinta kepada Cheril, pasti karena ia sedang mengagumi nya.
Semua perasaan aneh yang ia rasakan ia hempaskan sejauh mungkin saat itu.
Saat ini Elvano hanya ingin fokus dengan kesembuhan ibunya. Lagian ia tidak ingin merasa kecewa lebih dalam jika Dokter yang bersama Cheril tadi memang kekasihnya, ia sudah menyiapkan hatinya saat ini juga. Elvano kemudian membalikkan badan kembali menghadap ibunya. Ia mulai menatap tubuh tua itu secara seksama, menatap ibunya yang sudah tertidur dengan pulas.
Sesaat setelah merasa puas, ia pun ikut memejamkan mata.
*************
Waktu menunjukkan pukul 21.25 waktu itu.
Cheril tiba di rumahnya yang diikuti oleh Sandi dari belakang.
Cheril kemudian memasukkan mobilnya ke dalam perkarangan rumah, sedangkan Sandi menghentikan mobilnya di depan gerbang dan ia turun dari mobil menuju perkarangan tempat mobil Cheril terparkir.
Cheril melirik pria yang sedang berjalan menghampiri nya.
"San, makasih ya sudah mengantar ku." Ucap Cheril sambil tersenyum kecil
"Sama-sama ril." Sandi membalas Ucapan Cheril sambil tersenyum kecil juga.
"Aku balik sekarang ya. Bye Cheril .. " Ucap Sandi pamit sambil melambaikan tangannya.
"Iya san, kamu hati-hati ya!" Jawab Cheril yang diikuti anggukan dari Sandi.
Cheril kemudian menuju pintu rumahnya. Baru saja ia tiba di depan, pintu pun sudah terbuka dan ibunya sudah berdiri di sana sambil melipatkan kedua tangan dengan sedikit senyuman terlukis di wajahnya.
"Eh, Ibu .. " Sapa Cheril. ia sedikit tersentak melihat kehadiran ibunya.
"Cher .... Tadi itu siapa? Pacar mu?" Tanya ibu Cheril karena ia sudah melihat semuanya tadi.
"Eh, oh, itu ... Itu San ....
Belum selesai ia menjawab sudah terdengar suara dari dalam rumah yang sangat berisik.
"Bu, Cheril disuruh masuk dulu! Kasian sudah kelelahan." Teriak Ayah Cheril dari dalam rumah.
"Iya, iya .... Baik Yah!" Jawab ibu Cheril patuh. Dan tentu saja ia sedikit menekuk wajahnya cemberut, Dia masih penasaran dengan pria tadi, tapi ya sudahlah.
Sepertinya ibu tetap pada pendapatnya.
Tadi itu pasti pacarnya Cheril.
Sepertinya lumayan juga, dari penampilannya, laki-laki itu memang sangat berwibawa.
Ibu Cheril sepertinya menyukai lelaki ini.
Cheril sudah masuk ke dalam rumah, setelah menyapa ayahnya ia langsung naik ke lantai 2 menuju kamarnya. Ia memutuskan untuk membersihkan diri di kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.
Setelah selesai mandi dan mengenakan baju tidur, Cheril pun menjatuhkan diri di atas tempat tidur.
Brukkkkk
Baru saja ia akan masuk dalam lamunannya Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang membuat Cheril sedikit kaget.
Tok tok tok
"Iya, siapa?"
"Ini Bibi Non."
"Oh, iya, masuk Bi!"
Cheril memang jarang kunci pintu, jadi Bibi bisa masuk tanpa harus menunggu Cheril untuk membukakan pintu.
Bibi membawakan Cheril segelas susu hangat untuk nya. Setiap sebelum tidur Cheril memang selalu meminum segelas susu hangat.
"Letakkan di atas meja saja Bi!" Perintah Cheril
"Makasih ya Bi!" Tambah Cheril sambil tersenyum
"Sama-sama Non. Bibi permisi ya Non."
"Iya Bi."
Percakapan antara Cheril dan Bibi Jum usai.
Cheril kemudian beranjak dari tempat tidur dan segera meneguk susu hangat itu. Setelah itu ia pun sikat gigi dan kembali merebahkan diri di tempat tidur untuk yang kedua kalinya malam itu.
Bruuuuk
Cheril mulai masuk dalam lamunannya, yang pastinya langsung tertuju pada kejadian di Rumah Sakit tadi.
Ia masih sangat penasaran dengan penglihatannya di Rumah Sakit tadi itu.
"Apa mungkin ya aku memang berhalusinasi tadi?"
"Tapi kan itu sangat nyata. Lagian aku tidak sedang memikirkan apapun saat itu, apalagi memikirkan laki-laki itu.
"Apa aku harus menanyakan ke orangnya besok?"
"Hanya saja memang ada yang aneh sih, biasanya laki-laki itu memanggil ku dengan sebutan Nona, tapi tadi ia hanya memanggil nama ku saja tanpa kata Nona di depannya."
Cheril berkata-kata sendiri di dalam kamarnya.
Huuuuuuh
"Sudahlah .... Mungkin memang aku yang sedang berhalusinasi tadi. Lebih baik tidak perlu menanyakan hal yang tidak penting seperti ini, yang ada nanti aku malah yang malu kalau memang hanya pikiranku saja."
Cheril kemudian memejamkan matanya. Ia pun segera terlelap. Selain karena sudah larut malam, ia juga sudah sangat kelelahan. Waktu pun sudah menunjukkan jam 22.40 saat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Fahrul Fahrul
terus
2022-02-01
0
Li Na
jejak
berusaha dukung tiap part
2020-06-25
1
Calvien Arby
mantaaap
2020-06-05
0