"Bagaimana ini Anita?" Nenek Elvano saat itu benar-benar sangat panik.
"Kalau Tuan Besar sampai tau anak yang dilahirkan Winda adalah seorang laki-laki ia pasti akan memikirkan cara untuk melenyapkan nya, bagaimana ini An?" tanya nenek Elvano dengan raut wajahnya yang sangat khawatir.
Ibu Anita saat itu juga bingung harus bagaimana.
Ia sama sekali tidak dapat berpikir dengan jernih.
Jegreek!!
Bunyi pintu mengagetkan Ibu Anita, semua lamunannya seketika berpencar.
"Nak Vano?"
"Ibu sudah bangun? Maaf Vano ganggu Bu!"
"Tidak apa-apa Nak! Ibu Anita menjawab sambil tersenyum.
"Sudah waktunya minum obat Bu, Vano pikir Ibu masih tidur jadi Vano mau membangunkan Ibu untuk minum obat,"
"Oh iya Bu, ini Vano masak bubur ayam buat Ibu, Vano suapin ya! Setelah makan bubur baru Ibu minum obat," pinta Elvano.
Ibu anita mengangguk pelan sambil berkata;
"Terimakasih Nak!" ucap Ibu Anita sambil tersenyum.
Kemudian Elvano pun mnyuapi ibunya secara perlahan.
"Enak tidak Bu buburnya?" tanya Elvano sedikit menaikkan alisnya.
"Enak!" Ibu Anita menjawab sambil tersenyum kembali.
"Ternyata kamu pintar masak juga ya!" tambah Ibu anita mengejek nya.
"Vano kan belajar dari Ibu, hehehe,"
Elvano menjawab sambil terkekeh kecil dengan sedikit merasa bangga karena masakannya dipuji ibunya.
Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya semua bubur yang ada di mangkok itu pun sudah kosong.
"Sekarang Ibu minum obatnya ya!" pinta Elvano.
Ibu Anita hanya mengangguk pelan
Elvano kemudian mengambilkan obat yang diresepkan oleh Dokter dan memberikannya kepada ibunya. Ibu Anita pun segera meminum nya.
"Nah, sekarang Ibu bisa beristirahat lagi," Kata Elvano sambil tersenyum setelah selesai menunaikan semua tugasnya untuk merawat ibunya siang ini.
"Ibu tidur lagi ya, Vano keluar dulu," ucap Elvano sekaligus pamit keluar dari kamar ibunya.
Ibu Anita tidak menjawab apa-apa, ia hanya menatap nya lekat sambil tersenyum kecil, entah apa maksud dari tatapan itu yang sepertinya mengandung banyak sekali pertanyaan. Namun Elvano sama sekali tidak menyadari tatapan ibunya yang aneh itu.
Ia pun segera beranjak dari kursi di dekat tempat tidur ibunya, dan keluar dari kamar ibu membiarkan ibunya beristirahat.
Setelah pintu tertutup, Ibu Anita kembali pengembarakan pikirannya ke masa lalu.
Pikirannya saat itu langsung tertuju pada Dokter yang menangani Nona besar.
Dokter Jesi adalah dokter kandungan langganan Nona besarnya selama kontrol kehamilan, jadi ketika melahirkan pun Dokter Jesi lah yang menangani nya.
Dokter Jesi juga adalah teman akrab Tuan Besar Hendri Setiono. Jadi mereka sudah sangat mempercayai nya.
Saat itu Dokter Jesi sudah turun ke bawah setelah selesai melakukan tugasnya.
Tuan Besar yang adalah kakek Elvano pun segera memanggil Dokter itu ketika melihat nya turun dari tangga.
"Bagaimana Dokter? Apakah anak Winda lahir dengan selamat?" Dan bagaimana kondisi Winda saat ini?" tanya kakek Elvano.
Ia bahkan tidak berani menanyakan apa jenis kelamin anak itu, karena ia juga tidak tau harus dan akan berbuat apa jika anak itu adalah seorang laki-laki.
"Semuanya baik-baik saja Tuan. Keadaan Nona juga baik, hanya saja ia tadi sempat pingsan dan setelahnya tersadar sesaat, 2 menit kemudian ia tertidur kembali mungkin karena kelelahan Tuan," jelas Dokter Jesi
"Tapi semua baik-baik saja kan Dokter?" Kakek Elvano masih sedikit khawatir mendengar penjelasan Dokter itu.
"Iya Tuan, semua baik-baik saja. Tuan tidak perlu khawatir!" ujar Dokter sambil tersenyum.
"Oh iya, Selamat ya Tuan atas kelahiran cucu pertamanya yang sekaligus bisa menjadi penerus keluarga Setiono," ucap Dokter itu lagi sambil sedikit menundukan bahunya pelan tanda memberi selamat
Deg
Seketika wajah Kakek Elvano menjadi tegang.
"Mak-maksud Dokter?"
"Iya Tuan, anak Nona Muda berjenis kelamin laki-laki Tuan!"
Apa ... Jadi bayi Winda sungguh laki-laki.
"Sekali lagi, Selamat Tuan!" Kata Dokter kandungan itu masih dengan posisi sedikit menundukkan bahunya.
" I-iya Dokter. Terimakasih!" balas Tuan Besar Setiono sambil sedikit memaksa wajahnya untuk tersenyum.
"Kalau begitu saya permisi dulu Tuan!" pamit dokter.
Dokter Jesi kemudian berlalu dari hadapan Tuan Besar menuju pintu keluar, di sana sudah ada Pak Rangga yang siap membukakan pintu.
Sedangkan Kakek Elvano masih berdiri tegak pada tempatnya. Ia terlihat sangat tegang.
Melihat majikannya, Pak Rangga pun paham pasti sudah terjadi masalah besar saat itu.
Kakek Elvano kemudian melangkah menuju tangga, ia menaikinya dengan sangat berat.
Setibanya ia di kamar Tuan Muda ia pun bisa langsung melihat kedalam kamarnya yang sangat luas itu.
Ditempat tidur mewah itu terlihat Winda sedang terlelap sangat nyaman.
Sedangkan Ibu Anita dan Nenek Elvano yang saat itu sedang menggendong Elvano kecil terlihat sangat pucat karna ketakutan melihat kakek Elvano menampakan diri di depan pintu kamar yg tidak ditutup itu.
"Pa ...," sapa Nenek Elvano dengan tatapan yang tidak bisa diartikan
Kakek Elvano mendekati nya, membuat Nyonya Besar sedikit memundurkan langkahnya dan mendekap Elvano kecil semakin erat.
"Tolong Pa, jangan diapa-apakan cucu kita! Dia sangat tampan Pa," pinta nenek Elvano yang mulai meneteskan air mata, Ibu Anita pun sudah tampak berkaca-kaca.
Kakek Elvano tidak bergeming sama sekali, ia masih memasang wajahnya yang datar dan terus memajukan langkahnya hingga istrinya sudah tidak bisa lagi memundurkan langkahnya karena sudah mentok di tembok.
Kakek Elvano pun kini bisa melihat Elvano kecil dengan sangat jelas, ia sangat kagum melihat wajahnya yang tampan.
Yah Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang. Aku tidak mungkin melenyapkan anak yang tidak berdosa ini.
Kakek Elvano berkata-kata di dalam hati.
Ia masih mengingat dengan jelas perkataan peramal itu dan ia terlalu percaya dengan ramalan itu. Namun ia juga tidak tega untuk menghabisi nyawa cucunya yang sangat tampan itu.
Akhirnya ia pun menemukan sebuah solusi yang menurutnya sangat tepat.
"Anita, kemarilah!" ucap Kakek Elvano
"Ba-baik Tuan Besar!"
Ibu Anita kemudian melangkah mendekat
"Aku mau kamu membawa anak ini pergi!Besarkanlah dia di luar, asalkan dia tidak tinggal di rumah ini kejadian buruk juga tidak akan terjadi di sini," jelas kakek Kemudian.
Ibu Anita tentu saja sangat kaget dengan keputusan yang diambil oleh Kakek Elvano lebih-lebih nenek Elvano, ia hampir jantungan mendengar kata-kata suaminya itu.
Namun mereka berdua memikirkan hal yang sama saat itu, sudah sangat bagus kakek Elvano tidak melenyapkan anak itu.
"Lalu bagaimana dengan Anak dan menantu kita Pa? Bagaimana kita akan menjelaskan kepada mereka bahwa anak mereka telah kita buang?" tanya nenek Elvano yang sudah berurai air mata.
"Kamu tenang saja. Soal itu, saya yang akan mengurusnya! Saya yang akan menjelaskan kepada mereka nanti," jawab kakek Elvano lantang sambil melangkahkan kaki pergi dari kamar anaknya karena ia juga tidak tahan lama-lama berada di dalam suasana penuh haru itu.
Sebenarnya kakek juga sangat sedih saat itu, ia hanya tidak menampakkan kesedihannya. Di dalam hati, ia merasa sangat sakit. Diam-diam ia pun meneteskan air mata setelah keluar dari kamar itu.
Nenek Elvano saat itu menangis sejadi-jadinya. Memikirkan cucunya yang baru saja dilahirkan harus berpisah dari orangtuanya, dari keluarga besarnya yang sangat kaya dan harus hidup sederhana bersama pelayan pribadi ibunya.
Sedangkan Winda sama sekali tidak mendengar semua percakapan yang terjadi, ia masih terlelap saat ini. Keributan yang terjadi di dalam kamar sama sekali tidak membangunkan nya.
Singkat cerita, mereka sudah di lantai bawah saat ini.
Nyonya Besar pun harus merelakan cucunya dibawa oleh Anita.
Ibu Anita kemudian menggendong Elvano kecil dengan sangat hati-hati.
Nenek Elvano tidak sempat menyiapkan apapun saat itu, ia pun hanya bisa memberikan cek senilai 500 juta kepada Anita untuk biaya hidup mereka.
Dan saat itu Kakek Elvano juga meminta Pak Rangga menemani Ibu Anita, mereka berdua dipercayakan untuk membawa pergi cucu Setiono dan membesarkan nya.
Sebelum mereka pergi, kakeknya berpesan, panggil anak ini dengan sebutan Elvano.
Begitulah Kakek Elvano menamai cucunya.
Mereka pun akhirnya pergi dari rumah mewah itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Fahrul Fahrul
cerita yang mengharukan
2022-02-01
0
Lili Chan
terharu kisahx elvano ank org kaya rupax
2020-07-29
2
Li Na
selalu semangaat
2020-06-25
2