"Iiiih, Cheril .... Aku heran deh sama kamu, apa kamu tidak tertarik sama sekali dengan Erik? Dia kan ganteng Cheril." Kata Tania pada Cheril sambil melepaskan tangan Cheril yang sedang menggenggam pergelangan tangannya.
Cheril tidak menjawab apapun, ia hanya memandang Tania lekat sambil sedikit mengerucutkan sudut Bibirnya dan menaikan kedua alisnya.
"Ah, seandainya yang disukai Erik adalah aku." Nikita tiba-tiba menyambung kalimat Tania.
"Ih .... Si pipi chubby, siapa juga yang bakal suka dengan pipi chubbymu ini?!" Tanggap Tania kembali mencubit pipi Nikita.
"Ah ... Taniaaaaaa .... Sakit tau!" Teriak Nikita sebal.
"Ada yang suka banget dengan pipiku ini. Kamu orang nya!" Jawab Nikita masih dengan wajah sebalnya yang semakin membuat Tania gemas.
"Iya, hanya aku yang suka sama pipimu itu!" Tania bersiap ingin menerkam pipi Nikita lagi. Namun kali ini Nikita tidak membiarkannya, ia berlari ke belakang Cheril meminta pembelaan.
Kemudian Tania pun mengejar Nikita dan mereka pun berlarian mengelilingi Cheril.
Cheril hanya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah kedua sahabatnya ini.
"Sudah yuk! Kita masuk kelas sekarang saja. Sebentar lagi pelajaran juga akan segera di mulai." Ajak Cheril sekaligus merelai perkelahian mesra Tania dan Nikita setelah melirik jam tangannya yang saat itu sudah menunjukkan pukul 6.57.
Mereka pun akhirnya masuk ke dalam ruangan kelas dan duduk di meja mereka masing-masing.
Cheril duduk di urutan barisan kedua paling pojok, sedangkan Tania berada tepat di sampingnya dan Nikita berada di belakang Tania.
Tidak lama kemudian Dosen mereka pun masuk ke dalam kelas dan pelajaran segera dimulai.
Kelas yang sebelumnya sedikit gaduh pun kembali hening.
***************
Sementara pagi ini Elvano sudah bersiap-siap merapikan semua bawaan mereka, karena hari ini ibunya sudah diperbolehkan untuk pulang dari Rumah Sakit.
Baru saja Dokter Sandi masuk ke kamar ibunya dan memberitahukan bahwa ibunya sudah bisa pulang.
Ia pun diminta menuju kasir untuk mengurus semua administrasi yang ada.
Saat itu Elvano sedikit khawatir, ia takut uang yang diberikan Cheril sebanyak 10 juta itu tidak cukup untuk membayar biaya rumah sakit ibunya mengingat ruang yang digunakan ibunya adalah ruang VIP.
Elvano memang tidak tau bahwa Cheril sudah mengurus semua administrasi.
Dengan langkah sedikit berat dan jantung yang masih berdebar tidak karuan ia melangkah menuju meja kasir.
"Permisi Mbak, saya mau mengurus administrasi atas nama Ibu Anita." Ucap Elvano pada seorang wanita petugas kasir di Rumah Sakit itu.
"Oh iya, sebentar saya cek dulu ya Pak." Jawab petugas kasir sambil tersenyum. Yang diikuti dengan anggukan dari Elvano.
Sesaat kemudian Mbak kasir kembali bertanya tentang data pasien untuk meyakinkan.
"Maaf Pak, data pasien atas nama Ibu Anita yang dirawat di ruang VIP nomor 2, apakah benar Pak?"
Entah kenapa pertanyaan kasir itu malah membuat Elvano semakin gugup saja.
Deg deg deg
Jantungnya berdetak semakin cepat.
"I-iiiya Mbak. Kira-kira berapa semua biayanya?"
Elvano memberanikan diri untuk bertanya.
"Eh, begini Pak. Pasien atas nama Ibu Anita yang dirawat di ruang VIP nomor 2, sudah lunas terbayar. Dan ini masih ada sisa uang yang dari deposit yang terpakai." Ucap petugas kasir sambil menjelaskan secara terperinci.
Mendengar penjelasan dari petugas kasir membuat Elvano sedikit kaget dan melototkan mata. Ia tidak menyangka Cheril sudah melunasi semuanya.
Belum sempat Elvano mengeluarkan suara, petugas kasir itu kembali melanjutkan pembicaraannya.
"Dan pesan Mbak yang memberi deposit kemarin, jika ada kelebihan bisa dikembalikan kepada Bapak Elvano. Maaf, apakah Bapak yang bernama Elvano?"
"I-iya Mbak, saya Elvano. Anak dari Ibu Anita." Jawab Elvano.
Setelah mendengar ucapan Elvano wanita itu segera menyiapkan uang yang masih tersisa, dan bersiap untuk mengembalikannya kepada Elvano.
"Baik, ini sisanya masih 6 juta ya pak, ini saya kembalikan kepada Bapak. Silahkan dihitung dulu Pak!" Pinta petugas kasir ramah
"Eh, baik!" Jawab Elvano singkat sambil menghitung kembali uang yang sudah diberikan oleh petugas kasir itu. Setelah merasa cukup ia pun menganggukkan kepalanya.
"Sudah benar Mbak !" Ucap Elvano sambil tersenyum.
"Baik, kalau begitu, Bapak bisa menandatangani di sini dan di sini!" Kata petugas kasir itu lagi sambil menyodorkan sehelai kertas yang berisikan tentang tanda terima pengembalian deposit.
Elvano pun meraih pena yang ada di atas meja kasir dan menandatangani surat pernyataan yang diberikan oleh wanita itu.
"Baik Pak, sekarang semuanya sudah selesai. Apa masih ada yang mau ditanyakan Pak?" Tanya kasir itu setelah Elvano selesai menandatangani surat yang ia sodorkan.
"Tidak Mbak, Terimakasih!" Jawab Elvano yang juga dibalas dengan ucapan Terimakasih beserta salam dari petugas kasir itu.
Setelah selesai dengan petugas kasir, Elvano melanjutkan melangkahkan kakinya menuju ke arah farmasi, karena tadi Dokter juga meminta Elvano mengambil obat untuk diminum ibunya setelah dari Rumah Sakit nanti.
Setelah mengambil antrian farmasi Elvano memilih merebahkan tubuhnya di atas sofa yang tersedia untuk menunggu obat yang masih disiapkan oleh pihak farmasi.
Ia kemudian membuka nota yang diberikan Mbak kasir tadi. Seketika Elvano kembali melototkan matanya setelah melihat jumlah yang tertera pada kertas itu.
Tertulis di sana total tagihan adalah sejumlah RP.34.000.000 lengkap dengan rincian lnya.
"Wow ...." Elvano bergumam pelan.
Bagi dia tentu saja jumlah uang segitu sungguh sangat besar.
Elvano kemudian juga mengeluarkan amplop yang berisikan uang 10juta dari saku celananya. Ia memandang amplop itu yang berada di tangan kanannya beserta dengan nota yang berada di tangan kirinya, menatap kedua benda tersebut saling bergantian.
Apa tidak berlebihan Nona, kamu pasti sudah tau kan deposit yang telah kamu titipkan itu sudah sangat cukup untuk melunasi biaya rumah sakit.
Bagaimana aku bisa mengembalikan semua ini padamu Nona, rasanya tidak cukup jika hanya menikah dengan mu, bahkan aku sangat tidak sepadan untuk dirimu.
Elvano berpikir keras dalam hatinya.
Tak lama kemudian Panggilan dari bagian farmasi pun terdengar dan sekaligus membangunkan Elvano dari lamunannya.
Setelah selesai dengan petugas farmasi, Elvano akhirnya kembali menuju kamar rawat ibunya.
ibu Elvano masih harus menunggu kedatangan Dokter visit yang berjaga, petugas Suster di sana belum berani membuka semua alat yang terpasang pada ibunya karena tadi Dokter Sandi lupa berpesan untuk melepaskan peralatan yang masih terpasang pada tubuh ibunya.
Setelah dokter visit datang dan Suster diperintahkan untuk membuka semua alat yang ada pada ibu Elvano, mereka pun sudah benar-benar diperbolehkan pulang.
Ibu Elvano diminta untuk tetap duduk dikursi roda, karena ia belum diperbolehkan terlalu banyak berjalan oleh Dokter Sandi, kemudian Suster rumah sakit itu mendorong nya menuju pintu keluar Rumah Sakit dan Elvano berjalan lebih dulu karena harus menunggu taksi online yang sudah dia pesan untuk mengantar mereka pulang kerumah.
Setelah taksi yang dipesan tiba, mereka pun naik ke dalam taksi dan menuju kediaman mereka.
Ibu merasa sangat senang saat itu karena bisa menghirup udara luar lagi. Disepanjang perjalanan ibu Elvano melirik keluar jendela memandang sekeliling jalan.
Ia sengaja memilih diam, menyimpan semua rasa penasaran nya soal biaya Rumah Sakit yang pikirnya pasti sangat besar itu, ia berencana untuk menanyakan kepada Elvano setelah tiba di rumah nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Fahrul Fahrul
semuanya telaselesai di urus lulu pulang
2022-02-01
0
Li Na
like😍
2020-06-25
2
Calvien Arby
kereen
2020-06-05
0