Elvano lalu membukakan pintu untuk Cheril, dan mengantar nya keluar dari ruangan.
Mereka kemudian berjalan saling beriringan.
Sesaat kemudian Elvano menghentikan langkahnya yang membuat Cheril pun ikut menghentikan langkah kakinya.
Eh, ada apa ini ... Kok malah berhenti.
Cheril bertanya-tanya dalam hati.
"Nona, Terimakasih untuk semuanya! Untuk semua yang sudah Nona lakukan pada Ibuku!" Ucap Elvano sambil membungkukkan badan di hadapan Cheril
"Eh .... Jangan begini ... Saya hanya membantu sebisa saya. Lagian ini semua kan tidak gratis!" Tanggap Cheril bingung.
Elvano tau, pasti maksud Cheril adalah soal perjanjian itu.
"Iya Nona ... Saya tau. Tapi bagaimanapun saya tetap harus berterimakasih kepada Nona ... " Elvano kembali membungkukkan badan di hadapan Cheril, yang membuat gadis cantik itu salah tingkah.
Tentu saja Cheril merasa tidak enak, sebab kejadian tersebut dilihat oleh beberapa orang yang kebetulan berada disana.
"Eh, sudah dong ... Jika kamu begini terus saya akan menghentikan semua perawatan Ibumu ... Sekarang juga!" Ancam Cheril.
Mendengar itu Elvano segera menegakkan kembali badannya.
Fiiiiiiuh
Cheril bernafas lega.
"O iya, kamu saat ini tidak sedang bekerja kan?" Tanya Cheril sambil mengingat kembali percakapan di dalam ruangan VIP tadi.
Melihat ekspresi Elvano yang melototkan matanya tadi membuat Cheril mengerti, Elvano pasti sedang tidak bekerja.
"Tidak Nona ... " Jawab Elvano, lalu menundukkan wajahnya sesaat dan mengangkatnya kembali. Yang diikuti tatapan bingung dari Cheril.
"Sebelumnya saya bekerja di sebuah cafe sebagai pengantar makanan. Tapi saya dipecat 2 bulan yang lalu karena saya sering tidak masuk kerja dikarenakan harus menjaga Ibuku yang sedang sakit." Lanjut Elvano kemudian.
Cheril yang mendengar itu merasa sedikit terenyuh.
Laki-laki ini memang berhati malaikat. Ia begitu menyayangi Ibunya. Bahkan rela kehilangan pekerjaan hanya untuk merawat Ibunya.
Tapi kan jika ia kehilangan pekerjaan juga akan membuat dirinya dan juga Ibunya menjadi susah. Demikian yang sedang dipikirkan oleh Cheril.
"Hem .... Begini, Jika kamu mau, kamu bisa datang ke Perusahaan Indos Perkasa .... " Ucap Cheril menawarkan Elvano pekerjaan di Perusahaan milik Ayahnya.
Elvano yang sedari tadi masih menunduk seketika mengangkat wajahnya menatap Cheril dengan tatapan yang serius.
"Kamu bisa langsung bekerja kapanpun kamu siap .... Hubungi nomor ini jika kamu sudah siap bekerja. Kamu akan langsung diterima di sana!" Lanjut Cheril sambil menyodorkan selembar kartu nama yang ia ambil di dalam tas sandang miliknya.
Elvano masih belum bisa berkata apapun, ia hanya mengulurkan tangan untuk mengambil kartu nama itu.
"Indos Perkasa"
Elvano membaca tulisan yang paling mencolok pada kartu nama itu di dalam hatinya.
Ia juga tau itu adalah perusahaan milik keluarga Cheril.
"Terimakasih Nona!" Ucap Elvano sesaat kemudian, ia kembali membungkukkan badan di hadapan Cheril.
Dia mengulanginya lagi ....
Huuuuuuuuh
Aku harus bagaimana ya supaya laki-laki ini tidak melakukan hal ini lagi. Apa ia tidak tau tingkah dia seperti ini sudah seperti seorang anak kecil.
Cheril sudah hampir kehilangan akal supaya pria yang ada di hadapannya ini tidak bersikap seperti itu lagi.
Masih ada satu hal lagi yang pasti bakal membuat lelaki ini melakukan hal yang sama jika ia mengetahuinya, pikir Cheril.
" OK! Saya minta tolong, kamu jangan lagi melakukan hal seperti ini. Tolong jangan membungkukkan badanmu seperti ini lagi, Aku mohon!" Pinta Cheril balik menundukkan badan di hadapan Elvano meniru apa yang dilakukan oleh Elvano terhadap dirinya.
Tentu saja tingkah Cheril kali ini membuat Elvano kelabakan dan langsung mengangkat badannya.
Kali ini pasti berhasil. Hihihi
"Eh, Nona, jangan begini .... "
Elvano reflek memegang lengan Cheril dengan kedua tangannya yang membuat keduanya tersentak kaget.
Mereka berdua saling bertatapan beberapa detik dengan jarak yang sangat dekat bahkan keduanya bisa merasakan hembusan nafas masing-masing.
Membuat wajah mereka berdua memerah dan salah tingkah.
"Ma-maaf Nona!" Ucap Elvano meminta maaf sambil menundukkan kepala.
Sedangkan Cheril, ia hanya diam tidak menjawab apapun.
Suasana pun hening untuk beberapa saat.
-
-
-
"Eh .... "
"Eh .... "
Keduanya memulai percakapan mereka bersamaan.
"Nona dulu .... "
"Kamu dulu .... "
Lagi-lagi mereka berbicara bersamaan yang membuat mereka berdua menggaruk kepala mereka yang tidak terasa gatal.
"Ok! Ladies first!" Ucap Elvano kemudian. Lagian dia juga tidak tau harus memulai dari mana. Kejadian tadi sudah membuat konsentrasinya benar-benar buyar saat ini.
Kemudian Cheril pun memulai membuka suaranya lebih dulu.
Ia merogokan tas nya seperti sedang mencari sesuatu, setelah menemukan ia pun mengeluarkan tangannya dari dalam tas.
"Ini, uang 10 juta kamu pegang dulu, buat jaga-jaga jika pihak rumah sakit akan menagih tambahan biaya."
" Eh, Ta-tapi Nona .... "
Elvano seperti agak berat menerima uang itu, tapi ia juga tidak bisa bilang tidak karena ibunya juga sangat membutuhkan uang itu.
"Ayo ambil!" Paksa Cheril, ia masih mengulurkan tangannya dengan 2 ikat uang yang berjumlahkan 10 juta itu.
Mau tidak mau, Elvano tetap menerima uang tersebut.
Mungkin harga dirinya sebagai seorang laki-laki saat itu benar-benar jatuh karena harus menerima uang dari seorang wanita, tapi ia juga harus memikirkan kepentingan ibunya. Bukan saatnya untuk memikirkan diri sendiri.
Setelah menerima uang tersebut, Elvano hampir mengulangi perbuatannya yang tadi, yaitu membungkukkan badannya di hadapan Cheril, sontak ia mengingat Cheril yang tadinya juga ikut membungkukkan badannya dan yang menyebabkan kejadian konyol tercipta saat itu. Ia pun mengurungkan niat itu.
"Terimakasih Nona!"
Akhirnya Elvano hanya mengucapkan terimakasih dengan sedikit menundukkan kepala.
Fiiiiiiiiiuh
Ternyata caraku tadi berhasil membuat laki-laki ini tidak mengulangi perbuatannya yang seperti anak kecil itu.
Ya, walaupun sempat terjadi sedikit insiden yang memalukan sih.
"OK, baiklah! Aku harus pergi sekarang!" Jawab Cheril setelah ia yakin semua yang ingin disampaikannya sudah tersampaikan semuanya.
Elvano masih mengikuti Cheril dari belakang, mungkin maksudnya ingin mengantar Cheril sampai ke tempat parkir.
"Eh, mau apa lagi kamu mengikutiku?" Protes Cheril sambil membalikkan badan ketika menyadari laki-laki itu masih mengikuti nya.
"Oh, iya ...." Ucap Cheril menggantung seperti sedang teringat sesuatu.
"Tadi kamu kan mau bicara ya?"
"Ayo, Katakan! Apa yg ingin kamu katakan tadi?"
"Hah?" Elvano terlihat sedikit kebingungan
"Ya, tadi itu kan kamu bilang ladies first. Nah saya sudah selesai bicara, bukankah sekarang seharusnya giliran mu?" Tanggap Cheril penuh keyakinan.
Lagian kamu terus mengikuti ku, masih berpura-pura tidak tau, pasti karena alasan ini kan ....
"Eh, oh, itu .... Saya sudah lupa tadi mau ngomong apa Nona .... " Hehehe.
Jawab Elvano sambil tertawa kecil.
Padahal memang dari awal juga ia tidak tau mau ngomong apa.
Sedangkan Cheril hanya mengangkat kedua alisnya bingung.
Eh, tebakan ku salah nih .... Terus dia mau apa masih mengikuti ku ....
"Kalau begitu kenapa masih mengikuti ku?" Akhirnya Cheril harus menanyakan ini langsung. Ia merasa penasaran.
"Oh, maaf Nona, saya hanya ingin mengantar Nona sampai ke depan ... " Jawab Elvano sambil menunjuk ke arah pintu keluar.
"Eh .... Tidak perlu .... " Jawab Cheril lantang membuat Elvano sedikit tersentak.
"Sampai disini saja!" Tambah Cheril lagi.
"Eh, tidak apa-apa nih?" Tanggap Elvano singkat.
"Tentu saja tidak apa-apa, aku bisa sendiri kok ... " Jawab Cheril. Lalu segera membalikkan badannya dan mengambil langkah seribu, berjalan dengan sangat cepat meninggalkan Elvano begitu saja.
Elvano tersenyum kecil sambil menatap punggung Cheril yang semakin menjauh.
Ia juga tidak punya niat untuk mengejar gadis itu. Gengsinya terlalu tinggi. Ia tisak mungkin memaksa, karena Cheril sendiri sudah berkata tidak perlu diantar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Fahrul Fahrul
mulai enakni
2022-01-31
0
Priska Anita
Semangat terus thor 💜
2020-08-04
0
Kadek
lanjutkan
2020-07-13
0