#Monolog
Kertas yang dikeluarkan oleh Cheril tadi kemudian ditandatangani oleh Elvano.
Setelah itu mereka berdua pun langsung bergegas menuju rumah Elvano menggunakan mobil Cheril yang terparkir di depan pintu masuk taman.
Di dalam perjalanan menuju ke rumah Elvano, akhirnya Cheril menceritakan semuanya, tentang alasan kenapa ia mengajak Elvano menikah.
Cheril bahkan juga menceritakan tentang dirinya yang sudah memiliki kekasih juga. Hanya saja ia belum bisa menghubungi kekasihnya itu karena putus kontak.
Cheril sengaja menceritakan semuanya supaya laki-laki itu tidak menjadi salah sangka padanya.
Walaupun laki-laki itu sepertinya hanya cuek saja, tapi ia merasa lega. setidaknya laki-laki itu tau tujuannya, pikir Cheril.
Oh iya, Cheril berani memilih Elvano, selain gosip yang beredar tentang dirinya yang sangat pendiam dan aneh, Cheril juga banyak mendengar sisi kebaikan laki-laki itu.
Ia tau bahkan Elvano adalah laki-laki yang baik. Ia sangat sayang kepada ibunya. Ia juga tau Elvano hanya tinggal bersama ibunya. Sedangkan ayahnya sudah lama meninggal.
Sedangkan menurut pengetahuannya, Elvano juga tidak suka mempermainkan perasaan seorang perempuan.
Elvano memang dikenal dengan sosok yang aneh, namun ketampanannya mengundang penasaran banyak wanita di SMU-nya dulu.
Bahkan banyak wanita yang mencoba mendekati nya. Tapi semuanya ditolak oleh Elvano.
Iya gaesss, ditolak. Semuanya.
Makanya, jangan heran jika ada yang memberi kan dia julukan sebagai laki-laki aneh.
Dan Cheril, ia semakin yakin laki-laki itu memang laki-laki yang baik, buktinya ia begitu mencintai ibunya.
Selama ini kan Elvano tidak pernah dekat dengan wanita manapun.
Eh, dia malah mau tuh diajak nikah oleh Cheril. Tentu saja demi kepentingan ibunya.
Iya, Semua demi ibunya.
Dan memang benar, Elvano memang sangat menyayangi ibunya sesuai dengan gosip yang beredar tentang sisi kebaikannya.
Ya, pokoknya saat ini yang ada dipikiran Cheril adalah setidaknya walaupun menikah pura-pura nantinya, main nikah-nikahan, setidaknya masih dengan laki-laki yang baik baik. Tidak seburuk menikahi Jimmy, anak Om Farhan itu, yang menikah sungguhan tapi malah dengan laki-laki Playboy Cap Kelinci.
Ah .... Tidaakkkkk! Tertanda, Cheril.
********************
~ Back to real story
"Oh, iya .... Bu, Cheril suapin Ibu makan ya. Tadi Cheril ada bawakan makanan untuk Ibu." Kata Cheril pada ibu Elvano.
Ibu Elvano mengganggukkan kepalanya pelan sambil tersenyum
Walaupun ia tadi sudah makan makanan dari Rumah Sakit, tapi ia tidak ingin mengecewakan Cheril. Setidaknya makan 2 -3 suap pun pasti akan membuat hati Cheril senang, pikir nya.
Cheril kemudian membalikkan badan menuju Elvano hendak menanyakan kantong makanan yang ia bawa tadi.
Seketika elvano yang masih menatap Cheril itu langsung membuang mukanya takut diketahui Cheril kalau dirinya sedang memperhatikan Cheril sejak tadi.
"Mana kantong makanan tadi?" Cheril bertanya sambil menatap Elvano yang baru saja membuang wajahnya ke arah bawah Seketika ia pun berpura-pura mengangkat wajahnya lagi menuju arah kantong plastik yang berisi makanan yang ia letakkan di atas meja sofa.
Kemudian Elvano memancungkan mulutnya menuju kantong-kantong itu.
Melihat Cheril yang diam saja, Elvano pun berdiri dari tempat duduknya dan mengambil kantong-kantong itu lalu dibawakannya kepada Cheril.
Cheril terlihat sibuk memilih kotak makanan dari dalam kantong, setelah ia menemukan yang ia inginkan segera ia keluarkan dari kantong plastik itu, kemudian sisanya ia berikan ke Elvano.
"Yang ini untuk kamu, makanlah!" Ucap Cheril kepada Elvano
Elvano hanya mengangkat alisnya sambil mengambil kantong yang disodorkan Cheril kemudian melangkah menuju sofa.
Cheril kemudian membuka kotak makan yang ada di tangannya dan menyuapkan kepada ibu Elvano
Ternyata isi dari dalam kotak itu hanya salad buah.
Cheril memang sudah tau, ibu Elvano pasti sudah mendapat makanan dari Rumah Sakit, makanya ia hanya membelikan salad buah untuk ibu Elvano.
Ibu yang melihat menu makan yang dibawa Cheril ia sedikit lega.
Mungkin ia bisa menghabiskan semua makanan itu karena hanya buah pikir nya.
Sedangkan yang sudah sangat kelaparan karena dari tadi belum makan, bahkan makan siang pun tidak ia lakukan tadi, segera ia melahap makanan yang diberikan Cheril dengan lahap nya.
Ya siapa lagi kalau bukan Elvano.
Ibunya bahkan sama sekali tidak tau anaknya itu belum makan.
Kebetulan tadi ibunya memang sempat ketiduran sebentar, dengan alasan itulah ia mengelabui ibunya ketika menanyakan dirinya sudah makan atau belum tadi.
"Sudah kok Bu ....Saat Ibu tidur tadi Vano keluar cari makan."
Padahal ia sama sekali tidak kemanapun. Ia kan memang tidak akan kemanapun, tidak akan tega ia meninggalkan ibunya di ruang Rumah Sakit sendirian. Ia benar-benar sangat ketakutan jika ia keluar tiba-tiba ibunya bangun dan memerlukan sesuatu tapi tidak ada siapa-siapa di sana.
Tepat seperti yang dipikirkan Cheril.
"Cheril, apa kamu sendiri juga sudah makan?" Tanya ibu Elvano
"Eh, Cheril tidak pernah makan malam Bu. Nanti sesampai di rumah Cheril akan minta Bibi di rumah buatin susu sebelum tidur!" Jawab Cheril sambil tersenyum
Ibu Elvano yang sedikit mengerutkan jidat ketika mendengar Cheril mengatakan tidak pernah makan malam sedikit lega setelah kalimat tambahan lain yang Cheril tambahkan dibelakangnya.
Pantesan tubuhnya kayak model begini, rupanya ia sangat menjaga pola makannya
Pikir Elvano dalam hatinya ketika ia tidak sengaja menguping obrolan Cheril dengan ibunya.
Kata-kata dalam hatinya sekaligus berhasil mengukir senyum tipis pada sudut bibirnya.
Bib bib bib bib
(Bunyi ponsel berdering)
Cheril yang sedang fokus menyuap ibu Elvano sedikit kaget mendengar suara ponselnya yang berbunyi.
Cheril kemudian mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya, terlihat di layar ponselnya Ibu tersayang memanggil ....
Melihat itu Cheril menepuk jidatnya sedikit shock setelah ia melirik jam tangannya yang saat itu sudah menunjukkan kurang 5 Menit lagi sudah menunjukkan pukul 9 malam.
"Ibu, aku angkat telepon sebentar ya." Ucap Cheril sambil melangkah menuju pintu yang diikuti dengan anggukan ibu Elvano
Cheril memilih mengangkat teleponnya di luar ruangan karena ia tidak mau ibu Elvano berpikir macam-macam, jika ibunya menanyakan keberadaan nya, Cheril tentu akan menjawab sedang berada di Rumah Sakit menjenguk ibu temannya yang sedang sakit.
Ya, kan tidak mungkin juga Cheril menjawab sedang mengunjungi mertuanya yang sedang sakit.
Ibu Elvano sih biasa saja, justru Elvano yang seperti cacing kebakaran jenggot.
"Eh ....
Kenapa ia malah mengangkat telepon di luar. Siapa yang menelponnya.
Ah, pasti kekasihnya yang katanya hilang itu.
Atau jangan-jangan Dokter yang tadi.
Aaaaaaaaah ...
Elvano berteriak dalam hati
Elvano beragumen dengan pikirannya sendiri. Sambil matanya yang sesekali tapi terus menerus melirik ke arah pintu.
Kelakuannya itu seakan memberitahukan bahwa ia sedang menunggu dengan cemas.
Ibunya pun menyadari gerak-gerik anaknya itu. Kali ini ibunya sudah sedikit paham jalan pikiran anaknya.
Dasar anak muda. Selalu suka berprasangka buruk.
Ibu Elvano hanya menggeleng kepalanya pelan sambil tersenyum kecil yang tentu saja tidak terlihat oleh Elvano.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Fahrul Fahrul
lanjut
2022-01-31
0
Li Na
next
2020-06-25
2
Calvien Arby
kereeen
2020-06-05
0