Sementara Elvano berusaha mengejar Cheril yang entah sudah tiba di tempat parkir atau belum, ibunya yang di dalam kamarnya seorang diri malah sedang menertawai anak yang polos itu.
"Tidak disangka, Anak seorang pengusaha besar bisa bertingkah begitu menggemaskan." Ibu Anita berkata-kata sendiri di dalam kamar sambil tertawa kecil dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
UPS
----------------------------
Hai .... Ini saya Kim'z, Author.
Terimakasih banyak ya Kakak-Kakak semua yang sudah mendukung saya sebagai penulis.
Terimakasih untuk semangat yang kalian berikan.
Dukungan kalian semua sungguh sangat berarti buat saya sebagai semangat bagi saya untuk terus menulis.
Terus dukung saya ya Readers, caranya dengan terus mengikuti dan membaca karya saya, bila perlu sharekan juga cerita ini kepada teman-teman Kakak😉
Jangan lupa juga untuk memberikan like, coment, dan votenya ya 🥰
Sekali lagi terimakasih 🙏
O iya, saya mau kasih bocoran sedikit di episode kali ini ya,
Barangkali ada yang penasaran dengan judul dari cerita ini, judulnya berhubungan dengan pangeran, tapi kok laki-laki pemeran utama di sini yang bernama Elvano malah bukan orang kaya raya justru ia hanya seorang anak dari tukang kuli cuci. Sedangkan ayahnya sebelum meninggal juga hanya seorang pekerja buruh harian. Terus dari segi mana bisa disebut sebagai seorang pangeran?
"Nah gaes,jadi sebenarnya, Elvano memang bukan anak kandung dari Ibu Anita dan alm. Bapak Rangga."
Ok! Hanya itu saja ya gaes bocorannya. Hehehe.
Ikuti terus cerita "TSASP" ya gaes, nanti kita akan sampai di cerita itu😉
Sampai jumpa lagi Kakak👋😘
Yuk lanjutkan ceritanya🤗🤗
************************
"Cheril .... Cherilllllll ..... " Elvano memanggil Cheril dengan suara keras.
Mendengar seperti ada yang memanggil namanya dan sepertinya suara itu juga tidak asing bagi Cheril, ia lalu membalikkan tubuh untuk mencari asal suara tersebut.
Cheril sudah di parkiran saat itu, tepat di depan mobilnya miliknya. Sedangkan Elvano memanggil Cheril dari pintu keluar Rumah Sakit.
Tepat seperti yang Cheril pikirkan, "Ternyata memang dia." Cheril bergumam pelan.
"Tapi tunggu dulu, dia memanggil aku apa tadi?"
"Cheril?"
Cheril menghentikan langkahnya di tempat, sedangkan Elvano berlari cukup cepat berusaha mengejar Cheril.
"Cheril?" Panggil Sandi tiba-tiba, yang entah muncul dari mana.
Perbuatan Dokter itu sekaligus membuat Cheril kaget karena ia sedang fokus melihat ke arah Elvano yang sedang berlari
Sedangkan Elvano yang melihat Sandi dari kejauhan langsung menghentikan langkahnya seketika.
Ah, laki-laki itu lagi
"Eh, sandi .... " Jawab Cheril menanggapi Sandi
"Kamu baru pulang Ril? Tanya Sandi basa-basi.
"Eh, iya San. Tadi aku temani ibu teman aku ngobrol dulu sebentar jadinya agak telat pulangnya." Jelas Cheril sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Terus kamu pulang sendiri?" Sandi bertanya lagi, yang sama sekali tidak didengar oleh Cheril kali ini.
Loh, kemana laki-laki itu, kok ia menghilang.
Cheril sedikit kebingungan, ia sedang mencari Elvano yang tadi memanggilnya.
"Ril .... Cheril .... " Sandi memanggil-manggil Cheril yang ada di hadapannya karena ia sedang melamun, juga seperti sedang mencari sesuatu yang hilang dan dia bahkan belum menjawab pertanyaan Sandi tadi.
"Ril .... " Panggil Sandi sekali lagi sambil mene pun pundak Cheril pelan.
"Eh, i-iiiya San .... "Jawab Cheril kaget.
"Kamu kenapa Ril? Sepertinya kamu sedang mencari sesuatu." Tanya Sandi
"Eh ....
"San, aku mau nanya, apa kamu melihat seorang laki-laki yang sedang berlari di sana tadi?"
Cheril bertanya pada Sandi sambil menunjuk ke arah Elvano saat berlari tadi.
Sandi seperti berpikir sesaat lalu menjawab Cheril.
"Sepertinya tidak ada orang di sana Ril ... " Jawab Sandi sambil memegang lehernya.
Ah masa sih, apa aku tadi sedang berhalusinasi, tapi sepertinya aku memang melihat Elvano tadi.
"Kamu yakin San? Di sana itu loh San .... Dekat pintu keluar. Tadi aku lihat ada orang yang sedang berlari sambil manggil-manggil nama aku, berpas-pasan pada saat kamu memanggil ku tadi San." Jelas Cheril untuk meyakinkan sambil menunjuk-nunjuk ke arah yang sama dengan yang ia tunjuk tadi.
Sandi ikut melirik arah yang ditunjuk Cheril sekali lagi.
"Hem, sepertinya aku memang tidak melihat apapun Ril." Tanggap Sandi untuk menegaskan jawabannya yang masih sama dengan jawaban awal.
Setelah ia melihat wajah Cheril yamg kebingungan ia melanjutkan kembali ucapannya.
"Atau mungkin saja ada orang yang mengenal mu yang memanggil mu tadi Ril, mungkin dia sudah pergi pada saat kita sedang mengobrol tadi. Jadinya aku tidak melihat orang itu." Tambah Sandi.
Sandi tidak ingin membuat Cheril jadi merasa takut, jadi dia berbicara demikian untuk menenangkan pikiran Cheril.
"Eh, mungkin sih." Jawab Cheril sedikit ragu, tapi ia juga tidak ingin membuat Sandi berpikiran aneh tentang dirinya.
"Ah, sudahlah San. Hari sudah semakin larut nih, aku balik dulu ya!" Sambung Cheril
"Tunggu! Jadi kamu pulang sendirian Ril?" Tanya Sandi
"Iya San, seperti yang kamu lihat ... " Jawab Cheril santai.
"Aku antar kamu ya!" Sandi menawarkan diri
"Eh, Tidak usah .... Aku kan bawa mobil kok." Jawab Cheril sambil menunjuk ke arah mobil
"Oh, iya ya .... Begini deh, aku ikutin kamu dari belakang saja ya." Tawar Sandi lagi.
"Ah, Tidak perlu San .... Aku bisa pulang sendiri kok. Merepotkanmu saja." Tolak Cheril lembut sambil memberi sedikit penjelasan.
"Sudah jangan banyak protes. Sana masuk kedalam mobilmu!" Sandi mendorong tubuh Cheril pelan menuju pintu mobilnya.
"Eh, ini mobilmu kan?" Tanya Sandi untuk meyakinkan dirinya
Cheril hanya mengangguk-anggukan kepalanya
"Sana masuk! Pokoknya aku akan mengikuti mu dari belakang. Titik." Ucap Sandi seolah-olah keputusannya sudah bulat, tidak bisa lagi diganggu gugat.
Setelah itu Sandi pun menuju ke arah mobilnya.
Sementara Cheril, ia masih berdiri di depan pintu mobil, ia masih melirik ke arah pintu keluar Rumah Sakit, berharap ia menemukan apa yang sedang dicarinya.
Dia masih sangat yakin dengan penglihatannya tadi.
Karena ia tidak juga menemukan sosok yang dia cari akhirnya Cheril pun masuk ke dalam mobil dan melajukan mobil miliknya keluar dari pekaragan Rumah Sakit yang diikuti oleh Sandi dari belakang.
Sedangkan Elvano yang tadinya bersembunyi ketika melihat Sandi mendekati Cheril pun keluar dari persembunyian ketika mobil Cheril sudah tak terlihat lagi.
Aaaaaaaaaaah ....
"Laki laki itu lagi ... Apa mungkin ya itu memang kekasih Cheril yang hilang itu?"
"Terus kalau memang bukan kenapa juga dia pakai acara pegang-pegang Cheril saat membawa Cheril ke mobil?
Dia juga mengikuti Cheril dari belakangan.
Pasti dia mau mengantar Cheril pulang kan?"
Aaahhhhh ....
Elvano Mengusap wajah kasar dengan kedua tangannya
Elvano berkata-kata sendirian, untung saja saat itu kondisi di Rumah Sakit sedang sangat sepi tidak terlihat ada yang lewat di dekat Elvano, jik saja ada yang lewat dan mendengar dia berkata-kata sendiri ia pasti dikira orang stres.
"Tunggu! Aku ini kenapa juga, kenapa harus memikirkan wanita itu terus? Dia kan memang bukan siapa-siapanya aku.
"Lagian juga jika memang iya, kami jadi menikah, itu pun hanya main nikah-nikahan kan?"
"Tapi kalau Dokter tadi memang benar kekasih Cheril, itu artinya main nikah-nikahan dengan Cheril pun tidak akan bisa."
Kali ini ia mengacak-acak rambut kasar dengan kedua tangannya, sambil membuang nafas kasar seperti orang yang sedang frustasi.
Huuuuuuuuuuuuuuuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Jesta Juventini
syuukaaa ada kejutan baru nya
2020-10-02
1
Lili Chan
bgs ceritax suka lnjt kn lg baca tambah penasaran
2020-07-29
1
Echa
kejutan besar ya kak
2020-07-16
1