Daisy, langsung pulang dengan mobilnya hingga sampai di rumah nya, sementara Rayendra kehilangan jejak Daisy yang kini entah kemana.
"Daisy sayang kamu dimana??.... gumamnya lirih.
sementara Daisy sudah turun menggiring koper nya, turun menuju lantai bawah menuju pintu keluar untuk pergi setelah membereskan barang-barang nya supaya tapi saat rumah itu ia tinggalkan.
Daisy, menghela nafas panjang lalu berjalan menuju garasi rumah nya saat itu juga, dia langsung membuka bagasi mobil nya memasukkan koper miliknya dan langsung menutup nya lalu ia pun masuk ke dalam mobil nya dan menghidupkan mesin nya.
Daisy langsung tancap gas setelah ia memarkirkan mobilnya di luar gerbang rumahnya.
Daisy pun menutup pintu gerbang rumah nya, dan mengunci nya lalu kembali masuk ke dalam mobil nya dan melanjutkan perjalanan nya lagi.
Daisy bergumam dalam hati"Semoga setelah kepergian ku kali ini kamu bisa lebih bahagia"gumam Daisy.
Daisy langsung tancap gas dia tidak perduli lagi pada masalalu yang kini membuat dia sakit' hati.
Daisy masih berada di jalan menuju tempat kelahiran ayah nya Daisy tau bahwa ayahnya masih memiliki saudara kandung namun karena jarak yang jauh dan komunikasi terputus hingga mereka tidak tau bahwa ayahnya Daisy sudah meninggal sembilan jam perjalanan membuat nya sangat lelah hingga berkali-kali ia beristirahat di pom bensin,agar lebih aman.
Daisy selalu tertidur beberapa menit untuk melepaskan lelah hingga dia sampai di sebuah desa yang sungguh indah jika di lewati saat di pagi hari.
hamparan persawahan perkebunan coklat dan bukit-bukit kecil yang di penuhi tanaman teh Daisy langsung menghentikan mobilnya, saat bertemu dengan orang yang kini berpapasan dengan nya.
"Maaf pak, apa bapak tau dirumah bapak Ahmad"ucap Daisy yang kini berhadapan dengan seorang pria paruh baya.
"Pak Ahmad Yang mana ya neng soalnya nama Ahmad itu banyak di sini"ucap pria yang juga bernama Ahmad.
"Maksud saya Ahmad gojali"ucap Daisy.
"Owh...pak ustadz toh...kalau pak ustadz sih rumah nya masih agak jauh dari sini neng "ucap bapak itu.
"Bisa minta tolong bapak untuk mengantar saya kesana saya janji akan memberikan bapak imbalan"ucap Daisy.
"Baik neng ayo ikuti bpk..."ucap pria itu.
"Bukan seperti itu,pak bapak itu masuk ke dalam mobil saya dan menjadi penunjuk arah"ucap Daisy sopan.
"Owh... begitu ya"ucap bapak itu, dan akhirnya mereka pun menuju tempat paman Daisy, karena mereka juga kebetulan punya tujuan yang sama.
beberapa menit kemudian mereka sampai di sebuah rumah yang cukup besar meski terlihat sangat sederhana dari luar, terlihat beberapa orang baru keluar dari rumah itu saat Daisy turun dari mobil dia langsung mengucap salam pada seseorang yang kini tengah berdiri di depan pintu masuk.
"Asalamualaikum paman"ucap Daisy yang langsung membuat pria itu berurai air mata saat melihat wajah Daisy yang sangat mirip dengan adiknya yang sudah hampir dua puluh tahun tidak pernah kembali.
"Andi"gumam nya lirih.
"Maaf paman ayah sudah tiada"ucap Daisy.
Pria itu langsung memeluk putri dari sang kakak, saudaranya satu-satunya dan pria yang mengantar nya tadi pun ikut menitikkan air mata, orang tua itu merasa sedih saat teringat putra nya yang tidak pernah kembali setelah sekian lama beranda di luar negeri hingga akhirnya ia dinyatakan meninggal dunia saat terjadi gempa bumi dan jasad nya, tidak bisa dia kebumikan selayaknya umat muslim yang meninggal karena biyaya dan keadaan jenazah yang sudah tidak lagi utuh.
"Mang Ahmad"ucap pak Ahmad.
"Iya pak ustadz, saya mengantar si neng ini katanya dia mencari rumah bapak ucap pria paruh baya itu.
"Terimakasih atas bantuannya, dia adalah keponakan saya"ucap pak Ahmad Yang selalu dipanggil pak ustadz karena Ahmad gojali adalah seorang ustadz.
"Oya...pak ini yang tadi saya janjikan terimakasih atas bantuannya"ucap Daisy yang memberikan beberapa lembar uang berwarna merah dan satu buah paper bag, berisi oleh-oleh yang sengaja ia beli untuk dibagikan kepada saudara sang ayah jadi karena beli lumayan banyak Daisy bisa membagi nya dengan pak Ahmad tersebut.
"Tidak usah neng bapak ikhlas ko, nolongin neng "ucap Ahmad.
"Ambil saja pak Ahmad, anggap saja itu rejeki untuk istri bapak yang kini tengah sakit"ucap pak ustadz.
"Terimakasih banyak neng semoga Allah membalas kebaikan eneng "ucap pak Ahmad.
"Sama-sama pak, semoga istri bapak juga cepat sembuh ya pak... besok saya akan menjenguk istri bapak jika bapak tidak keberatan"ucap Daisy sambil tersenyum.
"Tentu saja tidak neng terima kasih"ucap nya.
pak Ahmad pun pamit pak ustadz pun meminta seseorang untuk membantu Daisy untuk mengeluarkan barang-barang bawaan Daisy dari mobil dan membawanya ke dalam rumah.
"Nak... masuk lah mungkin bibi mu sudah tertidur pulas saat ini, sebaiknya kamu juga istirahat,di sana kamar milik ayah mu masih terawat seperti selama sebelum dia kembali.
Daisy membawa barang pribadi nya termasuk koper besar itu menuju kamar bekas sang ayah.
ternyata rumah itu adalah rumah peninggalan dari kakek nenek nya, namun masih terlihat kokoh dan bahkan sangat nyaman.
Daisy pun menatap ke sekeliling kamar tersebut, ada rasa yang sangat menyakitkan, saat melihat seseorang pria tampan di usia muda nya, berdiri bersama keluarga nya dialah Andi ayah kandung Daisy.
Daisy pun mengusap foto tersebut dan mencium nya.
"Ayah, aku disini saat ini jadi ayah tidak usah khawatir dengan keadaan ku"ucap Daisy.
Daisy merebahkan tubuh lelahnya di atas ranjang empuk yang terbuat dari kapuk ranjang kayu jati yang memiliki ukiran cantik kini menjadi tempat nya untuk beristirahat.
tidak beberapa lama, Daisy, sudah terbang ke alam mimpi, Daisy bahkan tidak ingat jika dia belum mengisi perut nya, hingga pagi hari tiba Daisy terbangun karena perutnya yang sangat lapar.
Daisy langsung membersihkan diri setelah itu dia berganti pakaian dan langsung keluar dari kamar, tapi ternyata sepi entah kemana orang-orang saat ini hingga dia keluar rumah dan mereka juga tidak ada .
"Paman bibi kalian dimana sih aku laper"ucap Daisy.
tiba-tiba seseorang berlari melewati nya, seorang perempuan paruh baya yang kini dikejar warga, entah apa kesalahannya, tiba-tiba dia berkata "Novi anakku kau sudah kembali nak"ucap wanita itu langsung memeluk Daisy, tapi ada kesedihan yang sangat dalam dari dalam mata wanita itu.
"Asri dia bukan anak kita,Novi sudah tidak ada Asri... sadarlah"ucap pak Ahmad pria paruh baya tersebut.
"Ibu ini Novi, sebaiknya kita pulang ya, jangan pergi berlarian seperti ini lagi lihat lah kaki ibu pasti sakit"ucap Daisy.
Daisy yang tidak tega memberikan kode pada semua orang agar tidak mendekat.istri
pak Ahmad yang kini menganggap nya sebagai anak nya Novi yang sudah tiada, Daisy tau ibu itu depresi karena putri bungsu nya meninggal yang lain nya entah lah kasih sayang ibu benar-benar sepanjang masa.itulah kenapa?... orang tua akan merasakan sakit yang teramat saat kehilangan anak nya.
Daisy mendekap erat tubuh wanita paruh baya itu bahkan Daisy mengecup kening nya, seakan ia adalah anak nya.
Ibu pulang ya Bu bersama Novi, Novi sudah lapar ingin dimasakin ibu"ucap Daisy lembut.
ibu itu mengangguk dan tersenyum lalu berjalan bergandengan tangan dengan Daisy saat ini semua warga yang tadi ikut mengejar kini mulai bubar sedikit demi sedikit, hanya beberapa orang yang mengikuti langkah mereka untuk berjaga takut terjadi apa-apa.
sesampainya di rumah yang cukup besar untuk ukuran di kampung ibu Novi, seakan benar-benar sembuh dia langsung masuk kedalam dan menuju ke arah dapur disana dia langsung ingin membuat kan masakan tapi Daisy menghentikan langkahnya.
"Bu... Novi ingin kita makan bersama, tapi ibu tidak usah masak lagi itu sudah ada makanan di meja ayo kita makan bersama"ucap Daisy.
"Sebentar nak ibu hanya ingin mengambil piring"ucap nya .
"Biar aku saja Bu, ibu duduk saja di sini ya, aku akan mengambil piring untuk ibu dan kita makan satu piring berdua ya Bu"ucap Daisy lembut.
wanita paruh baya itu pun mengangguk pelan.
semua gerak gerik kedua wanita itu diawasi oleh paman Daisy dan pak Ahmad suami Bu Narti, wanita paruh baya itu kini tengah duduk sambil makan dari suapan tangan Daisy, yang menurut mereka ajaib.
"Sekarang ibu minum obat dulu agar ibu tidak sakit lagi ya,ini obatnya "ucap Daisy lembut.
Anehnya wanita paruh baya itu menurut apa pun yang Daisy ucap kan, saat ini.
biasanya dia akan mengamuk pada setiap orang yang mencoba mendekati nya.
"Bu... kita mandi yu agar ibu jauh lebih cantik biar Novi temenin Novi, juga punya punya baju baru untuk ibu sebentar ya Novi suruh orang untuk mengambil nya"ucap Daisy yang langsung mendekat ke arah paman nya.
"Paman boleh Daisy minta tolong Daisy ada baju untuk almarhum ibu, semua masih baru ada di dalam tas tolong paman ambilkan empat dan bawa kesini"ucap Daisy.
paman nya hanya mengangguk dia pergi bersama dengan istri yang sedari tadi mengikuti nya,selang beberapa menit mereka sudah kembali sambil membawa kan baju-baju tersebut.
dan Daisy, sudah membantu ibunya Novi untuk mandi bibinya Daisy mendekat ke arah mereka lalu memberikan empat steel pakaian tersebut.
"Novi, ini baju baru semua nak"ucap wanita itu.
"Iya... Bu, Novi sengaja membelikan itu untuk ibu"ucap Daisy.
"Sekarang ibu pakai yah lalu kita akan bermain di halaman"ucap Daisy sambil membantu ibu tersebut untuk menggunakan pakaian nya itu, beruntung ukuran nya pas, Daisy dengan telaten merawat ibu itu, yang bisa merawatnya adalah istri pak ustadz, yang tak lain adalah bibi dari Daisy, karena yang lain menganggap istri pak Ahmad adalah adalah wanita gila.
semu sudah selesai, bahkan Daisy sudah membantu Bu Narti menggunakan gamis dan hijab nya, lalu Daisy membawa ibu itu duduk di halaman rumah tepat di bangku yang terbuat dari bambu, disana ada berbagai jenis tanaman bunga mawar yang ibu Narti tanam sebelum dia sakit.
sementara Daisy langsung menyiram tanaman tersebut, dan merawat nya tanpa lelah disaksikan beberapa orang yang masih ada di sana, termasuk bibinya yang kini tengah menemani dan mengelus tangan Bu Narti.
"Narti lihat lah putri mu sangat sayang pada mu berdoa lah semoga dia bahagia"ucap sang bibi yang masih kerabat dari Bu Narti.
setelah terlihat bunga itu kembali segar, Daisy mendekat ke arah Bu Narti.
"Ibu sebaiknya setiap pagi ibu siram dan rawat bunga nya,biar bunga itu semakin cantik Novi sangat suka dengan bunga itu"ucap Daisy .
"Itu ibu tanam juga untuk kamu nak,ibu tau sedari dulu kamu sangat menyukai bunga mawar itu"ucap Narti, sementara paman dan bibi Narti, tengah bicara dengan beberapa orang yang ada di sana untuk membiarkan Daisy, sementara merawat Narti, dan akan tinggal di rumah itu untuk sementara.
di ibukota, Rayendra begitu frustasi, saat tau rumah yang Daisy tinggali selama ini adalah salah satu perumahan yang belum genap setahun ia bangun tapi dia sama sekali tidak mengetahui itu.
sayang seribu kali sayang, Daisy sudah pergi jauh, meski rumah tersebut masih milik Daisy saat ini.
Rayendra, pun kembali menyuruh orang untuk melacak keberadaan Daisy, saat ini tapi belum juga membuahkan hasil, Rayendra yang dulu tidak pernah menyentuh rokok dan minuman beralkohol saat ini dia tengah melakukan hal itu.
bahkan dia sudah tidak pernah lagi menghiraukan keberadaan sang istri beberapa hari terakhir ini.
sementara yang dia rindukan saat ini tengah sibuk merawat orang sakit yang berangsur-angsur pulih, tidak terasa satu bulan berlalu,kini Bu Narti sudah kembali normal, dia bahkan sudah bisa beraktivitas seperti dulu,meski Daisy terus berpura-pura menjadi putri nya.
"Nak ibu tidak tau kamu siapa dan berasal dari mana, tapi terimakasih selama ini kamu sudah sabar merawat dan menemani ibu,ibu sudah ingat bahwa putri ibu sudah pergi pulang ke pemilik nya, saat ini"ucap Bu Narti yang kini mengelus tangan Daisy lembut.
Daisy yang mendengar itu sontak dia kaget, tapi wanita itu tersenyum pada nya dan meyakinkan Daisy.
"Maaf kan saya Bu , karena telah membohongi ibu, tapi jauh dari lubuk hati yang paling dalam saya sudah menganggap ibu sebagai ibu saya sendiri, karena ibu saya sudah lama meninggal bersama dengan ayah saya beberapa tahun lalu tepatnya saat putri ibu dinyatakan meninggal dunia"ucap Daisy.
"Kau boleh memanggil ku,ibu dan anggap saja aku adalah ibu mu nak ibu akan sangat senang jika kamu mau menjadi anak ibu"ucap nya.
"Tentu saja Bu, sampai kapan pun mulai saat ini ibu adalah ibuku,ibu juga bisa kunjungi aku di kota sambil liburan bersama paman dan bibi ku"ucap Daisy lembut.
"tentu saja anak ku"ucapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments