#kepergok#

Tiga bulan sudah sejak saat itu Rayendra menggunakan jasa Daisy, untuk mencuci pakaian nya, meski untuk itu sebenarnya dia tidak perlu repot-repot karena asisten nya selalu mempersiapkan semua nya dengan sangat perfek tapi Rayendra sengaja melakukan hal itu untuk membantu keuangan gadis itu agar bisa secepatnya untuk menebus rumah peninggalan kedua orang tua nya.

Sebenarnya dia ingin langsung memberikan bantuan tapi Daisy, bukan gadis yang akan dengan gampang menerima bantuan dari siapapun, dia adalah gadis yang sangat menjunjung tinggi harga diri selagi nyawa masih bersemayam di dalam raga,ia akan terus bekerja keras.

Seperti sekarang ini dia sedang bekerja lembur di supermarket tempat nya bekerja saat ini, Rayendra mengirimkan sebuah pesan pada nya meminta nya, untuk membelikan semua yang ia tulis di dalam pesan itu dan meminta nya untuk mengantar kan itu ke kostnya besok pagi sebelum dia berangkat kuliah.

"Sungguh merepotkan"ucap nya lirih.

Gadis itu berbicara sendiri tanpa sadar, orang yang ia sedang umpat saat ini sudah berada di samping nya, entah punya kekuatan super pria itu sudah berada di samping nya dan menyela kata-kata nya.

"Siapa yang merepotkan"ucap nya pelan agar orang lain tidak mendengar nya.

"Tuan, anda disini"ucap Daisy kaget.

"Aku tanya siapa yang merepotkan"ucap nya lagi.

"Ehh...itu anu ada pesan masuk meminta saya untuk mencari keberadaan teman saya"ucap Daisy, sedikit gugup meski sudah berusaha untuk bersikap tenang.

"Owh, kirain saya, yang merepotkan , bisa ??..minta tolong temani aku makan malam"tanya Rayendra.

"Makan malam,.....maaf tuan saya tidak bisa anda bisa lihat bukan saya sedang bekerja"jawab nya.

"Saya bisa bayar denda untuk mu malam ini"ucap nya yang langsung menarik tangan Daisy.

"Tuan, tapi"

"Tidak ada tapi-tapian, aku sudah menyuruh asisten ku mengatur semua nya dan satu lagi jangan panggil aku tuan karena aku bukan tuan mu"ucap nya tegas.

"Tapi, saya harus memanggil apa??..."ucap Daisy bingung.

"Kau bisa memanggilku apa saja asal jangan tuan"ucap nya lagi.

"Baiklah bagaimana kalau Om"ucap Daisy.

"Apa??... aku setua itu"ujarnya kesal.

"Lalu apa, saya panggil Abang, rasanya aneh"ucap Daisy.

"Aneh kenapa?.."tanya Rayendra.

"Abang Ray, saja"ucap Daisy.

"Sedikit lebih baik dari pada kata tuan"ucap Rayendra.

"Heumm"Daisy, bergumam.

Tak terasa mereka berdua pun kini sudah berada di dalam mobil, Rayendra langsung tancap gas menuju sebuah restoran bintang lima, saat itu juga.

Sesampainya di sana dia dan Daisy turun bersamaan Rayendra, dia tidak ingin diperlukan seperti saat itu, Rayendra selalu bersikap seolah Daisy, adalah kekasih nya yang turun harus setelah dia membuka pintu walaupun itu adalah adab sopan santun yang seharusnya di lakukan oleh seorang pria.

Daisy sempat mematung hingga tangan kekar itu menarik lengan nya untuk berjalan beriringan.

"Bang saya tidak punya uang lebih untuk makan di sini"ucap Daisy jujur.

"Memang nya siapa yang meminta mu untuk membayar nya"ucap Rayendra sambil menatap penuh pertanyaan pada Daisy.

"Tidak ada sih bang tapi aku malu jika makanan ku di bayar oleh orang lain Abang saja ya yang masuk, saya tunggu di sini"ucap Daisy, sambil menghampiri sebuah kursi yang berbeda di luar restaurant tersebut.

"Kau ini kenapa?... kamu hanya perlu menikmati makan saja susah benar, ayo masuk"ujar Rayendra kesal dia tidak menggubris ucapan Daisy, tangan Daisy terus ia tarik untuk masuk kedalam bersama nya.

Sesampainya di dalam, tepat nya di lantai dua, dia sengaja memilih tempat sedikit private agar dia leluasa untuk mengobrol dengan Daisy saat ini.

Setelah mereka duduk saling berhadapan Rayendra, langsung membuka buku menu yang telah tersedia di meja, dan seorang pelayan langsung datang menghampiri mereka berdua.

"Kamu pilih menu yang kamu suka"ucap Rayendra.

"Aku tidak laper bang sebaiknya Abang saja yang makan, aku sudah kenyang"ucap Daisy.

"Daisy, aku tau kamu hanya makan nasi Padang tadi saat jam lima sore, dan sampai sekarang kamu belum juga makan aku tau semua kebiasaan mu,ayo pilih kamu harus makan agar tidak mudah sakit saat harus bekerja lembur seperti tadi"ucap Rayendra.

"Tidak bang saya masih kenyang"ucap Daisy tetap kekeuh tidak ingin memesan apapun, karena melihat dari semua harga saat ini yang satu menunya saja menghabiskan setengah dari gajinya sebagai karyawan kecil seperti nya.

"Daisy, jangan membantah kamu harus makan kakak, tidak ingin dibantah"ucap Rayendra, keceplosan.

"Kakak"ujar Daisy, mengulang kata yang Rayendra ucapkan.

"Maaf, aku lupa aku kira sedang bicara dengan adikku"ucap nya.

"Adik"gumam Daisy, dalam hati.

Rayendra, tidak menunda waktu lagi saat itu juga dia langsung memesan beberapa jenis makanan yang tertera di buku menu itu.

Sedangkan Daisy, kini tengah sibuk dengan handphone miliknya Rayendra, yang melihat itu sedikit kesal karena sedari tadi ia merasa di abaikan.

"Bisa minta tolong"ucap nya.

"Minta tolong apa"ucap Daisy.

"Tolong simpan dulu ponsel nya, saat ini aku ingin bicara"ucap Rayendra.

"Heumm, bicara lah bang aku dengar ko"ucap Daisy.

"Aku serius Daisy"ucap Rayendra.

"Baiklah"ucap Daisy.

"Jadilah orang yang akan selalu ada saat aku butuh, aku janji akan mencukupi semua kebutuhan mu, termasuk menebus rumah peninggalan kedua orang tua mu itu"ucap Rayendra.

"Maksud, Abang jadi asisten gitu??..."tanya nya.

"Bukan, karena aku sudah memiliki itu"jawab Rayendra.

'Lalu"ucap Daisy, bingung.

"Kamu pasti mengerti dengan maksud ku, aku hanya tidak ingin melihat mu hidup susah seperti saat ini, aku tidak tega melihat mu mengambil cucian dan mencuci baju milik orang lain, aku tidak ingin"

"Ini hidup ku,mau aku senang atau pun susah aku sudah terbiasa menjalani nya, dan itu bukan aib pekerjaan ku lebih baik dari pada mengemis belas kasih dari orang lain, aku tidak akan pernah melakukan itu selama aku masih mampu berdiri di atas kakiku sendiri dan aku tidak ingin dikasihani maaf tuan Rayendra, aku tidak butuh belas kasih dari anda"ujar nya sambil beranjak pergi.

Tapi langkah nya terhenti saat Rayendra, menghentikan nya dengan menggenggam erat tangan gadis itu.

"Daisy, dengarkan aku dulu tolong duduk dan dengarkan aku dulu please"ucap nya memelas.

"Tuan saya tau saya memang miskin tapi saya tidak tertarik dengan tawaran anda, untuk menjadikan saya wanita yang seperti kebanyakan di luaran sana, saya masih punya harga diri, meski harus kelaparan sekali pun saya tidak akan pernah mau menjadi seperti apa yang anda mau"ucap Daisy, sambil melepaskan genggaman tangan Rayendra.

........................

Hari-hari berlalu semenjak saat itu dia tidak pernah lagi mengambil cucian milik Rayendra, setiap hari dia hanya lewat ketempat kost Rayendra.

Sementara pria itu sudah sangat geram setiap kali wanita itu lewat dia bahkan tidak pernah menyapa ataupun tersenyum apa kesalahannya sehingga pertanyaan demi pertanyaan selalu hadir di benak nya.

Daisy, pun pergi setelah selesai mencuci saat ini dia harus bekerja di supermarket hingga pukul satu dini hari.

Daisy pergi mengunakan motor nya, gadis itu begitu lihai mengendarai motor di jalan yang begitu ramai dengan kendaraan.

Sesampainya di sana dia langsung menyimpan tas selempang nya ditaruh di dalam lokernya.

Setelah itu dia langsung bergegas menghampiri rak barang seperti biasa dia kini tengah merapikan berbagai jenis barang dari mulai makan minuman hingga hingga berbagai kebutuhan pokok yang di jual di sana.

Tidak hanya itu saja Daisy juga sering membantu orang-orang yang kesulitan menemukan beberapa produk.

Malam pun semakin larut Daisy, tengah bersiap untuk pulang dia langsung mengambil tas selempang milik nya dan merapikan rambut nya lalu menggunakan helm, dan pergi ke parkiran dan menghampiri motor nya tapi saat itu tiba-tiba seseorang datang menghampiri Daisy.

"Daisy, kamu di sini jam segini sedang apa? ucap Kaka kelas nya Daisy, yang langsung menoleh ke arah kanan dia terkejut dengan tatapan penuh kerinduan.

"Aku kerja di sini, sudah dua tahun terakhir"jawab Daisy.

"Owh,kukira sedang nunggu seseorang atau sengaja janjian"ucap nya.

Mereka tengah asik mengobrol di depan supermarket tersebut, terlihat seseorang sedang mengawasi mereka dan ekspresi nya begitu muram akhirnya Daisy, menghentikan obrolan nya lalu pamit pulang, pada mantan kakak kelas nya tersebut.

Daisy pun pergi dengan motor nya diikuti oleh seseorang dari belakang sambil terus mengumpat kesal pada wanita itu.

"Dengan orang lain saja kau mau mengobrol dan tersenyum, sedang dengan ku! kau tidak pernah sekalipun mau bicara kenapa!"teriak nya dari dalam mobil.

Ke esokan pagi nya hari itu adalah weekend bagi Daisy, seperti biasa di hari bebas kerja Daisy, berniat untuk pergi ke pantai meski dia harus pergi sendiri kali ini dia menggunakan motor nya.

Daisy, sudah bersiap sejak pagi buta gadis itu menyiapkan baju ganti tikar kecil dan keranjang berisi berbagai masakan dan camilan, dia berniat untuk piknik meski sendiri syukur-syukur ada teman yang mau menemani nya, tapi akhir-akhir ini Hanny menjauh dari nya semenjak ia memiliki seorang kekasih.

Dia berangkat pagi-pagi sekali, tanpa sadar di belakang nya lagi-lagi dia diikuti oleh Rayendra, yang benar-benar dongkol dengan sikap Daisy, yang begitu cuek pada nya.

Setelah menempuh dua jam perjalanan akhirnya dia sampai di sebuah pantai, wanita itu langsung memarkir motor nya dan langsung mengelar tikar kecil sebagai alas untuk duduk di atas pasir, angin pantai yang sejuk dan saat itu sedang sepi pengunjung, hanya ada beberapa saja, Daisy menurunkan keranjang nya, saat ini juga dia menyiapkan makan dan minum tersebut di atas tikar tadi layaknya seperti orang yang sedang piknik bersama keluarga.

Rayendra, yang sedari tadi memperhatikan Daisy, ada rasa nyesek di dadanya betapa mirisnya saat Daisy, menyiapkan semua itu dia bergumam lirih.

"Ayah... Bunda, ini adalah hari dimana terakhir kali kita piknik, aku rindu kalian"ujarnya sambil tersenyum dipaksakan.

Rayendra, memalingkan wajahnya saat ia benar-benar merasa tidak tega melihat itu.

Ternyata gadis itu begitu kesepian dibalik sikap cerianya selama ini.

Rayendra berjalan menghampiri Daisy, yang kini tengah duduk menatap ombak yang datang silih berganti, ada lelehan air mata dari sudut mata nya, padahal saat ini dia tengah memegang sebotol jus.

"Tidak baik menangisi orang yang sudah lama pergi, sebaiknya kamu berdoa untuk mereka jika kamu rindu mereka"ucap Rayendra, sambil duduk di ujung tikar tersebut.

"Abang, sedang apa? disini"tanya Daisy.

"Aku sedang rindu dengan orang yang sudah bersikap cuek selama tiga bulan ini"ujarnya.

"Aku sudah berusaha untuk menjauh agar tidak ada pertengkaran antara kita"ucap Daisy.

"Semua orang pasti mengalami itu semua Daisy, tapi kenapa kamu begitu marah dengan kata-kata ku waktu itu, aku tidak meminta mu untuk menjadi seorang wanita simpanan, aku hanya ingin kamu selalu ada untuk ku, dalam artian, jangan pernah menjauhi ku, seperti saat ini, aku menyayangimu Daisy, aku sudah menganggap mu seperti adik ku sendiri, aku tidak tega melihat kamu kerja banting tulang di usia mu yang masih sangat muda, seharusnya saat ini kamu melanjutkan pendidikan mu, bukan bekerja banting tulang"ucap Rayendra lembut.

"Abang tidak akan pernah bisa mengerti dengan hidup yang selama ini aku jalani, aku seorang yatim Piatu bahkan setelah kedua orang tua ku meninggal aku harus terusir dari rumah ku sendiri hanya karena kedua orang tua ku, menggadaikan rumah itu untuk biyaya kuliah ku, yang uang nya entah dimana keberadaan nya hingga saat ini aku tidak tahu, aku tidak perduli dengan uang itu yang aku perduli kan adalah rumah itu ...satu-satunya peninggalan kedua orang tua ku, rumah yang memiliki begitu banyak kenangan dengan kedua orang tua ku, dan aku bertekad untuk menebus rumah tersebut makanya aku bekerja keras"ucap nya panjang kali lebar.

"Aku akan menebus nya untuk mu , anggap saja itu sebagai bayaran jasa mu mencuci pakaian ku selama satu tahun kedepan dan kamu hanya perlu mencuci punya ku, tidak dengan orang lain nya"ucap pria itu.

"Tidak bang terimakasih untuk niat baik Abang mulai besok aku memang berniat untuk berhenti mencuci atau pun bekerja di supermarket, karena aku akan pergi ke Hongkong untuk bekerja di sana gajinya lumayan besar"ucap Daisy.

"Siapa yang memberikan ijin untuk kamu pergi, aku tidak akan pernah mengijinkan mu pergi"ucap Rayendra.

"Bang .... kamu itu tidak punya hak mengatur hidup ku, aku bukan siapa-siapa kamu, kita hanya orang asing bang Rayendra, jika Abang lupa itu"ujar Daisy dengan nada tinggi.

"Kita akan bertunangan jika, kamu ingin seratus yang jelas"ucap Rayendra tegas.

"Itu tidak akan mungkin bang kita terlalu jauh berbeda, kasta mu terlalu tinggi sementara aku hanya segelintir debu, aku tidak pantas untuk mu"ucap Daisy.

Tiba-tiba saja Rayendra, membungkam bibir Daisy, dengan bibir nya dia mencium lembut bibir ranum tersebut.

"Sayang, sedang apa kamu disini, dan apa-apaan ini"ucap nya kaget saat melihat kekasihnya kini mencium wanita lain yang usianya berbeda jauh sekitar lima tahun.

Daisy, yang kala itu syok akibat perbuatan Rayendra, dia hendak pergi tapi tangan nya di genggam erat oleh Rayendra.

Episodes
1 #Duka#
2 #Senyuman#
3 #kepergok#
4 #Tak mau tau#
5 #Rasa yang aneh#
6 #pergi #
7 #kehilangan#
8 #Tak bisa lepas lagi#
9 #Bertemu dengan nya#
10 #Ikuti kata. hati#
11 #Daisy sakit#
12 #Bertemu tapi tidak menyapa#
13 #Pulang ke tempat ayah#
14 #Paksaan Rayendra#
15 #Pedih#
16 #Tak bisa menyentuh#
17 #Murung#
18 #Berpisah#
19 "Mi apa Mimi#
20 #Terlacak#
21 #kecelakaan#
22 #Remi berpisah#
23 #Sesal Gibran#
24 #Bersama Rayendra#
25 #Bertahan sendiri#
26 #Menolong Gibran#
27 #Positif #
28 #Wina#
29 #Tinggal bersama#
30 #melahirkan#
31 #positip#
32 #Takut ngidam#
33 #Sakira#
34 #Rayan bertemu dengan nya#
35 #Lebih dekat#
36 #Membantu#
37 #Lupa#
38 #Masih diam#
39 #Daisy kembali#
40 #Berbagi#
41 #Tidak ingin pulang#
42 #Belum bisa kembali#
43 #Kolam cinta#
44 #Tidak peka#
45 #Kecemburuan Rayan#
46 #Percuma#
47 #Berhenti berharap#
48 #Hujan Air mata#
49 #Mengalah#
50 #Kembali ke kota#
51 #Rumah ku#
52 #Hari pertama setelah menikah#
53 #Salah paham#
54 #Lemah#
55 #Lemah 2#
56 #Positif#
57 #Datangnya masalalu#
58 #Baby Boy#
59 "Baby boy 2#
60 #Jebakan#
61 #David#
62 #Kemunculan calon pewaris#
63 #Guna-guna#
64 #Jalan bertiga#
65 #Sepi#
66 #Kembali pulang#
67 #Semakin dekat#
68 #Lamaran#
69 #Menegakkan#
70 #Jangan pergi#
71 #Bertemu#
72 #Masih Amnesia#
73 #Mencintaimu adalah ingin ku#
74 #Tidak makan#
75 #Anya sakit#
76 #Mengantar Anya#
77 #Pernikahan#
78 #Tidak pulang#
79 #Riki sakit#
80 #Kesabaran di uji"
81 #Halal#
82 #Hari pertama jadi imam#
83 #Hari kedua setelah menikah#
84 #Resmi#
85 #Resmi#
86 #Ricky mabuk#
87 #Kecemburuan Agam#
88 #Tangung jawab#
89 #perhatian#
90 #Merindukan#
91 #Bertahan demi janji#
92 #Bertemu Sherina#
93 #Cinta tanpa pamrih#
94 #Rujuk kembali#
95 #Khilaf#
96 #Terpaksa membenci#
97 #Sherina muntah#
98 #Tidak akan kutinggalkan#
99 #Meminta Restu#
100 #Akhiri#
101 #Pertengkaran#
102 #perhitungan#
103 #Perempuan menang begitu#
104 #Berdamai dengan keadaan#
105 #Tidak mendapatkan keduanya#
106 #Pantai#
107 #Pantai dua#
108 #Hari bahagia#
109 #Syukuran rumah baru#
110 #Tak mau tahu#
111 #Kejutan#
112 #Rapatt#
113 #Berenang di Empang#
114 #Hamil#
115 #Terlalu over#
116 #Pertengkaran#
117 #Karma#
118 #Tidak punya siapa-siapa#
119 #Selalu ada#
120 #Merah#
121 #Luka dan cinta#
122 "Salah faham#
123 #Masalalu Haidar#
124 #Kepergian Novita#
125 #Rindu mommy#
126 # Rindu Mommy #
127 #Pilu#
128 #Hotdog#
129 #Pulang ke Mension#
130 #Tangis pilu Natali#
131 #Duka Natali#
132 #Agis merajuk#
133 #Halalkan#
134 #Ada#
135 "Buccin nya Haidar#
136 #Haidar mabuk#
137 #Kecewa untuk yang kedua kalinya#
138 #Sangat mencintai#
139 #Menikah#
140 #Liburan di pantai#
141 #Mimpi buruk Rayan#
142 #Ayah dan anak sama saja#
143 #Tempat ternyaman untuk Agista#
144 #Mencari koki#
145 #lebai#
146 #Ratu#
147 #Bunuh diri#
148 "Anak Daddy#
149 #Ember#
150 #Kemarahan David#
151 #Makan malam yang gagal#
152 #Menguras tabungan#
153 #Cafe N.A#
154 #Membuka Cafe#
155 #Sakit hati#
156 #Lamaran#
157 #Batal menikah#
158 #Rasa kesal#
159 #Sulit#
160 #Bertemu David#
161 #Tidak menikah#
162 #Tidak menikah#
163 #Karma#
164 #Permohona dari Rayan#
165 #Permohonan Rayan 2#
166 #Rencana balas dendam Leon untuk Agis#
167 #Rahasia besar terbongkar#
168 #Kimberly#
169 #Jangan tinggalkan aku#balasan
170 #Agis siuman#
171 #Agista siuman#
172 #Agis pulang.
173 Promosi
174 #Karma mulai datang#
175 #Bertemu Daddy#
176 #David menangis#
177 #Sampai akhir#
178 #Masih disini#
179 #Pindah rumah#
180 #Positif#.
181 #Positif 2 #
182 #Sampai nanti#
183 #Cinta Ray#
184 #Ngidam#
185 #Tidak mungkin#
186 #Rencana pernikahan#
187 #Hari bahagia#
188 #Mengejar#
189 #Semakin cinta#
190 #Wajar#
191 #Jadian#
192 #Tumbuh dan bersemi#
193 #Tidak merasa bersalah#
194 #Kejahatan tidak akan pernah abadi#
195 #Agis hilang#
196 #Rebutan anak dan cucu#
197 #Tinggal di Mension#
198 #Pulang kampung#
199 #Keluarga#
200 #Akhir bahagia#
201 Pengumuman.
Episodes

Updated 201 Episodes

1
#Duka#
2
#Senyuman#
3
#kepergok#
4
#Tak mau tau#
5
#Rasa yang aneh#
6
#pergi #
7
#kehilangan#
8
#Tak bisa lepas lagi#
9
#Bertemu dengan nya#
10
#Ikuti kata. hati#
11
#Daisy sakit#
12
#Bertemu tapi tidak menyapa#
13
#Pulang ke tempat ayah#
14
#Paksaan Rayendra#
15
#Pedih#
16
#Tak bisa menyentuh#
17
#Murung#
18
#Berpisah#
19
"Mi apa Mimi#
20
#Terlacak#
21
#kecelakaan#
22
#Remi berpisah#
23
#Sesal Gibran#
24
#Bersama Rayendra#
25
#Bertahan sendiri#
26
#Menolong Gibran#
27
#Positif #
28
#Wina#
29
#Tinggal bersama#
30
#melahirkan#
31
#positip#
32
#Takut ngidam#
33
#Sakira#
34
#Rayan bertemu dengan nya#
35
#Lebih dekat#
36
#Membantu#
37
#Lupa#
38
#Masih diam#
39
#Daisy kembali#
40
#Berbagi#
41
#Tidak ingin pulang#
42
#Belum bisa kembali#
43
#Kolam cinta#
44
#Tidak peka#
45
#Kecemburuan Rayan#
46
#Percuma#
47
#Berhenti berharap#
48
#Hujan Air mata#
49
#Mengalah#
50
#Kembali ke kota#
51
#Rumah ku#
52
#Hari pertama setelah menikah#
53
#Salah paham#
54
#Lemah#
55
#Lemah 2#
56
#Positif#
57
#Datangnya masalalu#
58
#Baby Boy#
59
"Baby boy 2#
60
#Jebakan#
61
#David#
62
#Kemunculan calon pewaris#
63
#Guna-guna#
64
#Jalan bertiga#
65
#Sepi#
66
#Kembali pulang#
67
#Semakin dekat#
68
#Lamaran#
69
#Menegakkan#
70
#Jangan pergi#
71
#Bertemu#
72
#Masih Amnesia#
73
#Mencintaimu adalah ingin ku#
74
#Tidak makan#
75
#Anya sakit#
76
#Mengantar Anya#
77
#Pernikahan#
78
#Tidak pulang#
79
#Riki sakit#
80
#Kesabaran di uji"
81
#Halal#
82
#Hari pertama jadi imam#
83
#Hari kedua setelah menikah#
84
#Resmi#
85
#Resmi#
86
#Ricky mabuk#
87
#Kecemburuan Agam#
88
#Tangung jawab#
89
#perhatian#
90
#Merindukan#
91
#Bertahan demi janji#
92
#Bertemu Sherina#
93
#Cinta tanpa pamrih#
94
#Rujuk kembali#
95
#Khilaf#
96
#Terpaksa membenci#
97
#Sherina muntah#
98
#Tidak akan kutinggalkan#
99
#Meminta Restu#
100
#Akhiri#
101
#Pertengkaran#
102
#perhitungan#
103
#Perempuan menang begitu#
104
#Berdamai dengan keadaan#
105
#Tidak mendapatkan keduanya#
106
#Pantai#
107
#Pantai dua#
108
#Hari bahagia#
109
#Syukuran rumah baru#
110
#Tak mau tahu#
111
#Kejutan#
112
#Rapatt#
113
#Berenang di Empang#
114
#Hamil#
115
#Terlalu over#
116
#Pertengkaran#
117
#Karma#
118
#Tidak punya siapa-siapa#
119
#Selalu ada#
120
#Merah#
121
#Luka dan cinta#
122
"Salah faham#
123
#Masalalu Haidar#
124
#Kepergian Novita#
125
#Rindu mommy#
126
# Rindu Mommy #
127
#Pilu#
128
#Hotdog#
129
#Pulang ke Mension#
130
#Tangis pilu Natali#
131
#Duka Natali#
132
#Agis merajuk#
133
#Halalkan#
134
#Ada#
135
"Buccin nya Haidar#
136
#Haidar mabuk#
137
#Kecewa untuk yang kedua kalinya#
138
#Sangat mencintai#
139
#Menikah#
140
#Liburan di pantai#
141
#Mimpi buruk Rayan#
142
#Ayah dan anak sama saja#
143
#Tempat ternyaman untuk Agista#
144
#Mencari koki#
145
#lebai#
146
#Ratu#
147
#Bunuh diri#
148
"Anak Daddy#
149
#Ember#
150
#Kemarahan David#
151
#Makan malam yang gagal#
152
#Menguras tabungan#
153
#Cafe N.A#
154
#Membuka Cafe#
155
#Sakit hati#
156
#Lamaran#
157
#Batal menikah#
158
#Rasa kesal#
159
#Sulit#
160
#Bertemu David#
161
#Tidak menikah#
162
#Tidak menikah#
163
#Karma#
164
#Permohona dari Rayan#
165
#Permohonan Rayan 2#
166
#Rencana balas dendam Leon untuk Agis#
167
#Rahasia besar terbongkar#
168
#Kimberly#
169
#Jangan tinggalkan aku#balasan
170
#Agis siuman#
171
#Agista siuman#
172
#Agis pulang.
173
Promosi
174
#Karma mulai datang#
175
#Bertemu Daddy#
176
#David menangis#
177
#Sampai akhir#
178
#Masih disini#
179
#Pindah rumah#
180
#Positif#.
181
#Positif 2 #
182
#Sampai nanti#
183
#Cinta Ray#
184
#Ngidam#
185
#Tidak mungkin#
186
#Rencana pernikahan#
187
#Hari bahagia#
188
#Mengejar#
189
#Semakin cinta#
190
#Wajar#
191
#Jadian#
192
#Tumbuh dan bersemi#
193
#Tidak merasa bersalah#
194
#Kejahatan tidak akan pernah abadi#
195
#Agis hilang#
196
#Rebutan anak dan cucu#
197
#Tinggal di Mension#
198
#Pulang kampung#
199
#Keluarga#
200
#Akhir bahagia#
201
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!