Rayendra, kini masih menatap tajam kearah wanita yang kini berada di hadapan nya, Rayendra, sangat marah kenapa? Daisy begitu keras kepala dan selalu ingin pergi menjauh dari nya.
"Sisy ... aku tidak akan pernah membiarkan mu pergi sekalipun aku sudah menikah dengan nya dan kamu akan tetap berada di sini sampai kapan pun"kata Rayendra sambil beranjak pergi menuju keluar kamar dia bahkan menutup pintu itu begitu kasar dan langsung mengunci nya.
Setelah itu dia langsung pergi ke ruang tengah dan merebahkan tubuh nya di sofa Rayendra langsung memejamkan mata nya dan ia tertidur karena sudah sangat lelah saat ini .
Pagi menjelang mereka berdua tidak ada satupun yang terlihat beraktifitas saat ini keduanya masih tidur karena merasa sangat mengantuk setelah bisa tidur di jam empat pagi.
Tepat saat ketukan pintu terdengar nyaring Rayendra pun membuka mata nya perlahan lalu ia mengedarkan pandangannya ternyata dia tidur di sofa sedari pagi.
Rayendra pun bangkit dan berjalan menuju pintu yang kini tengah diketuk oleh seseorang.
Saat Rayendra, membuka pintu dia langsung menatap kearah pria yang kini berdiri di hadapan nya itu.
"Cari siapa?."ucap Rayendra.
"Maaf... Daisy nya ada?"ucap pria yang tidak lain adalah, kakak senior Daisy di kampus.
"Ada apa?anda mencari tunangan saya"ucap nya datar.
"Tunangan.... apa? anda tidak salah"ucap Ardi.
"Tentu saja tidak! apa? tunangan ku tak pernah mengatakan nya"ucap Rayendra .
"Abang buka pintu nya aku harus pergi kuliah"ucap Daisy.
"Kamu tidak kuliah hari ini Honey"ucap Rayendra.
Ardi langsung masuk seperti biasanya saat bersama dengan Daisy, melewati Rayendra yang kini melotot tajam kearah pria yang masih berjalan masuk tanpa permisi.
"Daisy, kamu dimana?"ujar pria tadi.
"Hey kau apa? kau tidak punya sopan santun"ucap Rayendra yang kini menarik kaos Ardi dan menyeret pria itu keluar.
"Hey apa? yang kau lakukan siapa kau hingga kini berani melakukan itu pada ku"ujar Ardi teramat kesal.
"Kau sudah berlaku tidak sopan di rumah kami"ucap Rayendra yang marah.
"Ini rumah Daisy, kau tidak punya hak untuk mengusir ku"ucap Ardi yang kini hendak masuk kembali kedalam rumah tapi Rayendra langsung menutup pintu dengan keras hingga hampir mengenai wajah Ardi.
"Dasar pria gila "ucap Ardi.
Setelah pintu tertutup rapat Rayendra berjalan menuju tangga dia meniti anak tangga sambil mengepalkan tangannya dia harus memberikan Daisy , pelajaran agar tidak lagi-lagi membiarkan pria lain seenaknya masuk ke dalam rumah disaat dia sedang tidak berada di sana.
Pintu kamar pun terbuka setelah Rayendra membuka kunci tersebut, saat dia hendak masuk Daisy hendak pergi begitu saja tapi tidak jadi karena Rayendra, membawa dia kembali ke atas ranjang dan menahan nya di sana seolah dia ingin melakukan sesuatu.
"Sejak kapan? kau membawa pria lain masuk"ucap Rayendra lantang.
"Apa? maksud nya, aku tidak mengerti"ucap Daisy yang kini berusaha melepaskan diri.
"Sisy! jangan menguji kesabaran ku!"teriak Rayendra tegas.
"Aku tidak menguji Abang... memang aku tidak pernah membawa siapapun masuk kerumah mu"ucap Rayendra.
"Daisy!"ucap Rayendra.
"Apa!"ucap Daisy tidak kalah sengit.
"Aku adalah tunangan mu, tapi kamu tidak pernah memberitahu kan pada mereka apa?maksud nya heuhhhhh"tanya Rayendra sambil menekan bahu Daisy, sedikit lebih kuat.
"Ah.... sakit Abang kamu itu kenapa sih sejak datang ke sini selalu saja membentak ku, apa?Abang ingin aku pergi! lalu kenapa? kemarin Abang tidak membiarkan aku pergi"ujar Daisy, sambil berderai air mata.
"Rayendra, terbengong sesaat setelah itu dia langsung minta maaf pada Daisy dan langsung memeluk nya.
"Aku tidak rela jika orang lain masuk tanpa seijin ku, apa lagi dia seorang pria,kau itu milikku dan aku melarang keras siapapun dekat sama laki-laki lain"ujarnya tegas.
"Aku tidak akan pernah lagi memasukkan siapapun kerumah ini lagi begitu juga dengan ku, aku sudah tidak berhak atas rumah ini lagi"ucap Daisy yang kini membuang pandangannya ke arah lain.
"Sisy! tarik kembali kata-kata mu, aku tidak ingin mendengar itu dari bibir mu walaupun itu tidak di sengaja"ucap Rayendra.
"Maaf bang aku harus segera pergi ke kampus "ucap Daisy.
"Sekali ini saja please "ucap Rayendra memohon.
"Baiklah"ucap Daisy, sambil memejamkan mata nya.
"Bangun jangan tidur lagi, aku ingin sarapan sayang"ucap Rayendra.
"Abang beli aja yah aku lagi malas untuk masak"ucap Daisy.
"Aku akan mempekerjakan orang lagi di sini biar kamu nggak usah capek-capek membersihkan rumah atau masak"ucap Rayendra lembut.
"Tidak sebaiknya nanti saja setelah Abang menikah dengan nya"ucap Daisy.
"Dy... please jangan bahas itu lagi, aku hanya ingin kamu yang menjadi istri ku"ucap Rayendra lagi.
"Tidak kak...itu tidak akan pernah terwujud kita terlalu berbeda, aku tidak ingin membuat mu terusir dari keluarga"ucap Daisy .
"Jangan pikirkan itu, aku bisa menyembunyikan mu"ucap nya lagi.
"Tapi aku tidak ingin menjadi istri simpanan, aku punya impian biarpun hidup sederhana dengan pasangan ku nanti seperti ayah bunda ku, aku sangat bahagia tanpa harus bersembunyi dari siapapun, jadi Abang mulai saat ini bisa lupakan aku"ucap Daisy datar.
"Yang apa? kamu pikir aku main-main dengan perasaan ini heuhhhhh, aku serius Yang, aku cinta kamu aku hanya ingin kamu bagaimana pun caranya"ucap Rayendra.
"Sudah ya, aku tidak ingin membahas itu lagi, bukan nya Abang ingin sarapan"ucap Daisy.
"Jangan alihkan pembicaraan Daisy, kita akan segera menikah, setuju atau pun tidak"ujar Rayendra tegas.
Daisy tidak bicara lagi dia langsung bangkit dan berjalan menuju pintu keluar setelah itu dia turun melewati tangga dan berjalan menuju teras depan keluar dari pekarangan rumah, hanya membawa dompet milik nya saat ini dia menuju ke warteg yang tidak jauh dari rumah nya untuk membeli sarapan pagi yang sudah terlewat kan.
Daisy, membeli nasi dan beberapa jenis lauk makan , tidak lupa juga membeli beberapa buah-buahan yang ada di samping warteg dari penjual buah itu khusus untuk Rayendra yang selalu minta dibuatkan salad buah.
Sementara Rayendra kini tengah berdiri di halaman rumah melihat pemandangan dari luar yang masih terlihat asri di sekitar rumah mereka saat ini.
Banyak orang yang berlalu lalang sambil menyapa nya, mereka tau siapa Rayendra, saat ini dan mereka begitu ramah, Rayendra pun tersenyum ketika orang lain menyapa nya, saat ini Rayendra seakan tinggal di kediaman nya sendiri meski baru di sana.
Sekitar tiga puluh menit lebih barulah Daisy, muncul sambil membawa beberapa kantong plastik yang berisi makanan dan buah juga sesuatu yang entah apa? itu Rayendra tidak mengetahui nya, dia pun membawakan kantong keresek yang kini dipegang oleh Daisy.
Hingga sampai di meja makan Rayendra membantu menyiapkan sarapan tersebut dan mulai duduk untuk menikmati nya bersama Daisy.
....................
Dua hari sudah, Rayendra berada di rumah itu, dia bahkan tidak masuk kuliah dan bekerja saat ini dia hanya bekerja dari rumah, setelah Daisy, pergi kuliah.
Rayendra, tidak ingin cepat pulang karena masih rindu dengan kekasih nya itu saat ini bahkan dia berniat untuk mencari seseorang yang mau bekerja di rumah itu sebagai asisten rumah tangga karena Rayendra ingin segera menikah dengan Daisy, tanpa sepengetahuan orang tua nya.
Karena jika kedua orang tua nya tau Daisy bisa disingkirkan dari kehidupan nya saat ini.
Tepat pukul tujuh malam, Daisy baru kembali kerumahnya setelah Rayendra, berkali-kali menelpon dia, yang sedang mempersiapkan kepergian nya ke Hongkong, Daisy memutuskan untuk berhenti kuliah, dan pergi bekerja setelah itu karena dia tau Rayendra tidak akan pernah bisa dibantah.
Saat tiba di rumah, dia langsung masuk tapi langkah nya terhenti ketika mendengar pembicaraan Rayendra, dengan seseorang di sebrang telpon.
"Iya aku akan pulang, baik'lah aku akan menikah secepatnya tapi Daddy , harus ijinkan aku untuk tinggal di luar Mension, aku ingin hidup mandiri"ucap Rayendra .
"Ya, aku akan segera memberikan Daddy cucu tapi setelah aku lulus kuliah dan setelah aku siap untuk memimpin perusahaan"ucap nya lagi.
Daisy, yang mendengar itu dia langsung bergegas menuju kamar nya, dia tidak ingin Rayendra,tau bahwa ia mendengar percakapan itu, saat ini Daisy tau suatu hari nanti Rayendra, akan menikah dengan seseorang yang pasti bukan dia.
Saat Daisy, akan masuk ke dalam kamar nya tiba-tiba seseorang muncul dari dalam kamar nya, seorang wanita paruh baya yang dia sendiri tidak mengenal nya tersenyum dan menyebut nya sebagai nyonya muda.
"Selamat malam nyonya muda"ucap wanita itu.
"Malam, anda siapa? dan kenapa? memanggil saya begitu.
"Saya, asisten rumah ini, tuan muda yang mempekerjakan saya di sini nama saya"
"Dia mbok Rumi, asisten baru di rumah ini sayang"ucap Rayendra sambil berjalan mendekat ke arah Daisy.
"Owh...saya Daisy dan bukan nyonya muda anda , nyonya muda anda belum datang saya hanya"
"Cukup! sayang cukup jangan diteruskan, ikut aku"potong Rayendra yang kini langsung menarik pergelangan tangan Daisy dan menarik nya untuk mengikuti nya masuk kedalam kamar.
Sesampainya di dalam kamar Rayendra langsung mengunci pintu dia tidak ingin orang lain mendengar pertengkaran mereka.
"Daisy, harus berapa kali aku jelaskan bahwa kita akan segera menikah, dan kamu harus segera bersiap untuk itu"ucap Rayendra terjeda"dan kenapa? beberapa hari ini kamu pulang larut malam, apa masih kurang kuliah sedari pagi heuhhhhh"ucap Rayendra marah.
"Aku sibuk"ucap Daisy, tidak ingin memperpanjang obrolan.
"Sibuk apa?sibuk menghindari ku ia"ujar Rayendra lagi.
"Abang... apa?mau Abang saat ini aku terlalu lelah bisa tidak jangan ganggu aku"ucap Daisy yang kini menatap lekat wajah pria tampan itu.
"Aku mau kita menikah secepatnya, sebelum Daddy ku, menikah kan aku dengan orang lain"ucap nya jujur.
"Bukan nya itu yang kamu inginkan,agar secepatnya menikah Bang... lalu untuk apa? Abang menikah dengan ku... lagi pula saat ini aku belum siap untuk menjadi seorang istri... terlalu banyak yang harus aku persiapkan"ucap Daisy.
"Persiapan apa? lagi kamu sudah bisa melayani ku, kamu pasti sudah mengerti kewajiban seorang istri bagaimana"ucap Rayendra lagi.
"Bukan hanya soal melayani suami, Bang menjadi seorang istri juga butuh persiapan mental...apa? lagi menikah dengan pria yang jelas-jelas tidak hanya akan menjadi milikku sepenuhnya sudah lah, sebaiknya Abang... turuti keinginan kedua orang tua Abang"ucap Daisy.
"Daisy... aku tidak mau tau pokonya dalam waktu dekat ini kita akan segera menikah"ucap Rayendra tegas.
Pria itu langsung pergi entah kemana, tapi Daisy hanya terdiam di kamar nya.
Daisy pun mulai mempersiapkan barang yang akan dibawa nya pergi saat ini.
Rayendra, kini sudah bersiap untuk kembali ke Mension, dia turun melewati tangga pagi hari ini dia berharap Daisy, sudah bersiap untuk ikut dengan nya ke ibukota.
"Yang.... kamu dimana"ucap Rayendra, sambil berdiri di depan meja makan.
Semua sudah terhidang di atas meja tapi dia tidak kunjung melihat Daisy turun untuk sarapan.
"Yang.. aku sudah siap nih kamu ko belum turun, apa?kamu belum bangun"teriak nya lagi.
"Biar saya panggilkan tuan mungkin nyonya muda masih tidur bukan nya semalam dia pulang nya larut mungkin masih mengantuk"ucap mbok Rumi.
"Baiklah... pergilah bilang padanya untuk bersiap karena kita akan ke ibukota"ucap Rayendra.
Wanita itu pun langsung berjalan menaiki tangga menuju lantai dua dimana letak kamar Daisy berada.
Sesampainya nya di sana mbok Rumi, langsung masuk sambil memanggil nyonya muda nya itu tapi dia tidak menemukan nya bahkan suasana kamar nya begitu sepi saat ini,mbok Rumi turun tanpa curiga dia melapor bahwa Daisy, sudah tidak ada di dalam kamar nya.
"Tuan nyonya muda tidak ada di kamar"ucap si mbok .
"Kemana? dia ini masih terlalu pagi, memangnya mbok tidak melihat Daisy, pergi tadi"ucap Rayendra lagi.
"Tidak tuan muda,mbok tadi baru kembali dari pasar, dan pintu masih terkunci "ucap wanita paruh baya tersebut.
Rayendra langsung bergegas menuju kamar Daisy, pria itu sudah tidak tenang saat mendengar penjelasan dari pembantu nya itu, sesampainya di dalam kamar, Rayendra langsung membuka lemari yang ternyata sudah kosong, dia langsung berteriak memanggil nama Daisy yang kini telah pergi entah kemana.
Rayendra begitu frustasi dia bahkan tidak lagi menghampiri meja makan, tapi dia meraih koper nya dan tas kecil milik nya lalu pergi menuju keluar rumah, sebelum itu dia sempat berpapasan pada mbok Rumi, untuk tetap tinggal dan menjaga rumah itu, sampai mereka kembali.
Rayendra segera pergi dengan mobilnya melesat membelah jalanan, dia ingin segera sampai bandara karena dia yakin Daisy,kini berada di sana atau mungkin sudah pergi dia hanya ingin memastikan wanita itu pergi ke negara mana, saat dijalan dia mengirim pesan pada seseorang untuk mencari Daisy, dan meminta mereka untuk melacak keberadaan nya lewat Cctv jalan dan bandara.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments