Dua tahun sudah Daisy pergi tanpa kejelasan dan selama dua tahun itu Rayendra tidak pernah sekalipun terlewat untuk mencari keberadaan Daisy, rasa cinta yang semakin besar telah membuat nya lupa akan wanita lain.
Sementara kedua orang tuanya tetap mendesak ia untuk menikah.
Dinda Kirana... adalah wanita dewasa yang selama dua tahun ini hadir dalam kehidupan Rayendra, wanita berusia tiga tahun lebih tua dari Rayendra itu terlihat sangat cantik dan anggun, wanita berparas cantik itu adalah seorang wanita karir yang sering bertemu dengan Rayendra di setiap kesempatan.
Hubungan pertemanan di antara mereka terbilang cukup baik, bahkan lebih dari sekedar teman biasa,hal itu yang menyebabkan kedua orang tua nya ingin segera memiliki cucu.
Rayendra sering mengulur waktu jika kedua orang tua nya, selalu meminta nya untuk segera menikah maupun bertunangan.
tidak bisa dipungkiri bahwa Dinda Kirana adalah wanita yang sangat baik dan penyabar dalam menghadapi sikap nya yang kadang arogan semenjak kehilangan Daisy.
Satu Minggu berlalu semenjak pertemuan keluarga di hotel itu kini Rayendra memutuskan untuk menerima Dinda Kirana sebagai calon istri nya tepat nya mereka akan bertunangan.
Sementara itu kini di sebuah negara xx seorang gadis tengah bersiap untuk kembali ke Indonesia setelah dua tahun lamanya pergi dari kehidupan nya yang sangat menyedihkan itu, Daisy kini sudah memiliki pekerjaan sebagai sekertaris,di perusahaan R. group yang bergerak di bidang perhotelan.
CEO, perusahaan tersebut adalah seorang laki-laki tampan bernama Rio Dewanto
Pria itu adalah seorang yang sangat ramah dibalik segala kesempurnaan yang ia miliki, bahkan hingga saat ini dia selalu di keliling wanita.
Saat ini Daisy sudah selesai mendampingi Rio untuk meeting penting.
Daisy langsung berangkat menuju bandara saat itu juga tepat pukul sembilan malam bertepatan dengan malam pertunangan Rayendra bersama dengan Dinda Kirana.
Daisy, memang kembali ke negara kelahiran nya tapi dia tidak punya rumah tujuan dia berencana untuk membeli rumah meski rumah sederhana yang harus ia tempati nanti tujuan nya saat ini adalah hotel.
Rio yang baik hati dia dan asisten nya Leon mengantar Daisy hingga bandara.
Setelah Daisy naik pesawat keduanya langsung kembali, Rio yang memindahkan Daisy untuk menjadi asisten pribadi adiknya di Indonesia , entah siapa Daisy juga belum tau, Rio hanya merekomendasikan Daisy untuk bekerja di sana.
Rio sendiri sebenarnya ingin secepatnya kembali ke Indonesia dia sudah merindukan keluarga besar nya tapi pekerjaan nya yang begitu padat mengharuskan ia untuk tinggal lebih lama lagi.
Waktu yang sangat melelahkan kini sudah Daisy tempuh, dia begitu bahagia ketika menginjakkan kaki di tanah air, tapi kembali matanya menitikkan setetes air mata kesedihan,dua tahun yang lalu saat ia pergi dia meninggalkan pria yang sangat ia cintai demi kebaikan nya, saat ini entah bagaimana kabar nya dia tidak tahu.
Pagi hari yang cerah Daisy tiba di bandara Soekarno-Hatta, gadis itu langsung berjalan ke luar bandara dengan membawa tiga koper besar miliknya gadis cantik yang kini berpenampilan sangat elegan itu menggunakan celana bahan dan kemeja yang berlapis blazer berwarna hitam tak lupa kacamata hitam yang bertengger di hidung mancung nya itu dia semakin terlihat menarik.
Sesampainya di depan taksi yang hendak ia tumpangi saat ini dia melirik ke arah restaurant yang ada di bandara tersebut tidak jauh dari tempat nya berdiri di melihat berita di tv yang menyiarkan acara pertunangan Rayendra semalam .
Pengusaha muda itu semalam telah melamar Dinda Kirana, seorang CEO, perusahaan besar yang bergerak di bidang properti.
Deg...
Bagai di hantam batu besar dada Daisy begitu sakit saat ini rasanya sangat sesak dia tidak bisa melangkah dia hanya mematung hingga pengemudi taksi tersebut membuat nya tersadar dari lamunannya dan berusaha untuk melangkah masuk meskipun sedikit gontai, supir taksi berpikir bahwa Daisy mabuk pesawat .
Setelah dipastikan masuk supir tersebut langsung tancap gas menuju hotel yang tadi sempat diberitahukan oleh Daisy , sebelum ia naik.
Daisy, hanya bisa menangis dalam diam saat ini dia tidak ingin supir tersebut tau dengan kondisi nya saat ini, Daisy kira Rayendra, sudah menikah dua tahun lalu jika saja dia tau semalam adalah malam pertunangan nya bersama wanita lain, yang tidak pernah ia kira , mungkin saat ini dia tidak akan menyetujui untuk kembali ke Indonesia dan menerima rekomendasi dari Rio.
Nasi sudah menjadi bubur kini Daisy, hanya berharap Rayendra, bahagia bersama dengan tunangan nya itu, dan Daisy juga berharap semoga mereka tidak bertemu lagi.
Sesampainya di hotel dia langsung dibantu oleh pelayan hotel tersebut membawa kan barang-barang nya karena hotel itu sudah dipesan sebelum nya oleh Rio untuk Daisy mantan sekretaris nya itu.
Daisy kini sudah berada di dalam kamar, dia langsung merebahkan diri tanpa membersihkan diri terlebih dahulu,rasa lelahnya membuat dia enggan untuk beranjak kemanapun bahkan dia memesan layanan kamar untuk breakfast nya saat ini.
Denting jam terdengar lebih keras dari biasanya mengiringi hati nya yang begitu sepi Daisy mencoba beranjak dari tempat tidur nya karena sarapan sudah siap untuk ia santap setelah pelayan menyiapkan semua itu di meja kecil yang ada di sana.
Daisy langsung mencuci wajah dan mengeringkan nya dengan handuk kecil sebelum dia menyentuh makanan tersebut lalu dia bercermin di dalam kamar mandi hotel itu dilihat nya wajah nya sedikit lebih fresh dari sebelumnya meski matanya terlihat sedikit sembab saat ini.
Daisy langsung keluar dari kamar mandi dan duduk di sofa ia mulai menikmati sarapan pagi nya meskipun rasanya enggan untuk itu tapi dia harus menyayangi diri nya sendiri yang tidak akan pernah ada yang perhatian lagi seperti Rio seperti selama ini.
Atasan nya itu terlalu baik hingga dia selalu memperhatikan jam makan Daisy selama dua tahun ini, pria itu selalu disiplin untuk urusan pekerjaan tapi tidak mengesampingkan urusan kesehatan Rio, selalu menyuruh nya makan meski jadwal meeting sangat mepet, karena kesibukan nya mengerjakan tugas nya Daisy selalu lupa untuk mengisi perut nya tapi pria itu selalu mengingatkan nya bahkan kadang memaksa nya untuk makan terlebih dahulu.
Tapi saat ini dia hanya bisa menarik nafas pelan lalu ia keluarkan, karena dia sadar saat ini ia hanya sendiri.
Setelah selesai mengisi perut nya dengan sarapan pagi yang hampir terlewat dia pun langsung membuka ponsel nya yang kini berada di dalam tas nya dia mengambil handphone tersebut dan menelpon seseorang di sebrang sana.
"Bos... saya sudah tiba di hotel dengan selamat dan sudah selesai sarapan"ujarnya sambil tersenyum sedikit di paksakan karena itu adalah panggilan video.
"Bagus lah kalau kamu tidak lupa untuk satu hal itu, ingat jangan lupa menghubungi ku, karena aku masih bos mu meski kamu tidak bekerja bersama ku disini tapi perusahaan itu masih milik keluarga ku"ucap Rio tegas.
"Baik bos, anda tenang saja, tapi kenapa?..bos tidak memberitahu aku siapa bos ku disini"ucap Daisy, mengungkapkan rasa penasaran nya itu.
"Kau akan tahu nanti, tapi tidak usah khawatir dia adalah pria yang baik,sama seperti ku hanya saja dia sedikit pendiam"ucap Rio.
"Berarti kamu mengakui kalau kamu itu adalah bos yang cerewet"ucap Daisy yang langsung diikuti dengan mimik wajah mengejek bos nya itu, mereka memang sering bercanda di sela istirahat mereka saat ini.
"Dasar kau ini awas saja nanti aku suruh adikku untuk memotong gaji mu"ucap Rio.
"Wah bos... gak seru ah bisa nya cuman ngancem"ucap Daisy sambil memonyongkan bibir nya itu, dia memang selalu bersikap manja karena Rio, sudah seperti kakak bagi nya tak jarang Rio membawa kan makan atau pun barang untuk nya ketika ia bepergian.
Pria dewasa itu belum mau menikah hingga saat ini.
Ke esokan hari nya, Daisy yang masih dalam masa cuti ia sudah membuat janji dengan seseorang untuk mengurus pembelian rumah yang akan ia tempati nanti sekalian ia melihat lihat tipe rumah yang cocok untuk nya.
Sampai lah dia di sebuah kompleks perumahan tersebut dia langsung mengikuti orang itu masuk menunjukkan sekeliling rumah yang lumayan besar untuk ia tinggali sendiri rumah yang memiliki dua lantai dan empat kamar tidur termasuk kamar mandi di dalam nya dan sebuah dapur yang cukup luas dan di sana juga terdapat kolam renang meski ukurannya tidak terlalu besar tapi cukup menarik dengan pinggiran nya terdapat taman hias yang terlihat asri tepat di belakang rumah di halaman belakang tempat itu cukup untuk bersantai tidak hanya itu rumah itu juga terdapat ruang tamu dan ruang keluarga juga ruang makan di depan mini bar.
"Saya ambil rumah ini,atas nama saya sendiri dan pembayaran nya akan saya transfer langsung dan satu lagi saya ingin di teras depan itu kolam ikan nya sedikit di ubah sesuai gambar yang akan saya berikan nanti"ucap Daisy.
"Tentu saja nona tapi ada biyaya tambahan yang sesuai dengan keinginan anda"ucap orang tersebut.
"Itu tidak jadi masalah" ucap Daisy meski hasil kerja keras nya selama dua tahun ini hampir habis, tapi itu tidak masalah untuk Daisy setidaknya dia kini memiliki rumah sendiri dari hasil kerja keras nya sendiri.
Daisy pun kembali setelah mengurus surat-surat resmi pembelian rumah tersebut.
Tepat pukul tiga sore Daisy sudah berada di restaurant hotel tersebut untuk mengisi perut nya yang terasa keroncongan karena jam makan siang nya terlewat setelah seharian ia beraktifitas mengurus pembelian rumah itu.
Daisy hendak menyantap makanan nya saat itu tiba-tiba seseorang langsung memeluk nya dari belakang memeluk Daisy yang kini dalam posisi duduk di kursi.
"Sayang, kamu kemana saja selama ini aku mencari mu kemana-mana, kenapa? kamu tega ninggalin aku heeuh, kenapa!"ucap seorang pria yang sudah lama ia berusaha lupakan, tapi saat ini dia berada di belakang nya bahkan dia memeluk nya erat.
"Maaf...Bang tolong lepas malu dilihat orang bagaimana kalau sampai tunangan mu itu tau bahwa kamu memeluk wanita lain"ucap Daisy, lirih.
Daisy menahan tangisnya sekuat tenaga saat ini bohong kalau dia tidak bahagia dan bohong juga kalau dia tidak sakit saat pria yang ia cintai orang yang pernah menjadi sugar Daddy nya dulu kini telah menjadi milik orang lain.
Rayendra, pria itu langsung duduk di hadapan Daisy, dia menatap sendu wajah cantik yang kini berada di hadapan nya, wanita itu terlihat sangat cantik dari sebelumnya bahkan penampilan nya sangatlah anggun.
Daisy, perlahan berusaha untuk melepaskan genggaman tangan Rayendra meski itu sulit untuk di lakukan karena Rayendra, tidak mau melepaskan nya hingga saat ia berucap.
"Tolong lepaskan tanganku ini aku bukan tahanan yang akan kabur aku harus makan ini makan siang ku, saat ini sudah sangat terlambat karena suamiku tidak ada bersama dengan ku saat ini, jadi tidak ada yang mengingatkan ku untuk makan"ucap Daisy, pelan.
Seketika itu Rayendra mengeratkan genggaman tangan nya dia tidak akan pernah bisa menerima kenyataan jika Daisy benar-benar sudah menikah saat ini dia berjanji akan menghabisi pria manapun di dunia ini yang berani merebut wanita nya itu.
"Aku yang akan mengingat kan mu makan mulai saat ini jadi tidak perlu lagi berbohong kalau kamu memiliki suami"ucap Rayendra pelan tapi penuh penekanan.
Daisy, hanya terdiam saat ini dia sedang berpikir bagaimana cara nya agar pria itu bisa percaya.
Muncullah ide di kepala nya saat ini dia menggunakan tangan kiri nya merogoh ponsel didalam tas nya lalu menelpon seseorang lalu berkata.
"Sayang tolong jelaskan sama pria yang ada di hadapanku ini, yang sudah mengganggu waktu makan siang ku ini bahwa kamu adalah suamiku dan aku adalah istri mu, dia adalah "ucapan Daisy terhenti saat Rayendra merebut handphone nya itu betapa terkejutnya Daisy, saat mengetahui hal itu.
"Owh... jadi kakak yang menjadi suami bohongan calon istri ku ini"ucap Rayendra yang langsung membuat Daisy membulat kan mata nya, dia benar-benar kaget dan tidak menyadari nya selama ini ternyata mereka begitu mirip.
"Aku memang suami dia dimasa depan, dan satu lagi Daisy! kenapa? kau sampai telat makan kebiasaan awas saja kalau sampai itu terulang lagi cepat makan"ucap Rio lantang di sebrang telpon.
Sementara Rayendra saat ini malah semakin dibuat cemburu dan kesal saat Rio, mengatakan bahwa Daisy adalah calon istri nya di masa depan.
"Pantas saja selama ini kamu menghilang tanpa bisa terlacak ternyata kakak ku yang menyembunyikan diri mu awas saja kau kak, akan aku buat kau menderita aku akan mengambil semua yang kini menjadi milik mu"ucap Rayendra tegas.
"Jangan lakukan itu aku mohon"ucap Daisy yang kini beranjak dari duduknya memasukkan ponselnya kedalam tas nya.
"Daisy, sayang kalian harus membayar semua nya, apa yang sudah kamu lakukan terhadap ku selama ini, apa? kamu pikir aku tidak mengalami kerugian karena kehilangan mu selama ini apa? kamu pikir kamu bisa semua yang kulakukan untuk mencari dirimu itu gratis "ucap Rayendra yang benar-benar sudah diliputi oleh emosi.
"Abang aku tidak pernah meminta mu untuk mencari ku, aku bahkan sudah merelakan rumah itu untuk kau bakar dan jika aku berhutang kepada mu, itu mungkin hanya untuk biyaya pendaftaran kuliah ku, aku akan mengganti nya dan asal kamu tahu uang yang selama ini kamu kirim masih tersimpan utuh disini dan sekalian aku akan membayar hutang ku sekarang tolong sebutkan berapa nomor rekening Bank mu"ucap Daisy lantang.
"Dan satu lagi, jangan pernah menyalahkan orang lain untuk sesuatu yang kamu inginkan sendiri seperti saat ini kamu sudah bertunangan dengan nya itu adalah kehendak mu bukan sebuah paksaan bahkan aneh jika kamu bilang terpaksa berhubungan dengan nya, jika selama ini kalian selalu menunjukkan kemesraan dimana pun kalian berada"ucap Daisy yang langsung memberikan sebuah kartu dan mentransfer sejumlah uang ke nomor itu, Daisy pergi begitu saja dari hadapan Rayendra yang kini mengeratkan kepalan tangan nya sambil menggenggam kartu tersebut yang kini menjadi berkeping-keping.
Daisy, pergi tanpa menoleh lagi ke arah pria yang kini mengikuti nya dari belakang, Daisy bahkan tidak tau kalau dia diikuti oleh Rayendra saat ini.
Sampai saat Daisy hendak masuk ke dalam lift, dia baru sadar kalau Rayendra mengikuti nya dan langsung menarik nya kedalam lift.
"Abang"mau apa? lepaskan aku aku sudah membayar nya"ucap Daisy berontak.
"Daisy ini yang kamu sebut mengganti"Ucap Rayendra
"Abang!"ujar Daisy berteriak karena kaget sebab kartu itu berisi uang yang begitu besar jumlah nya bahkan Daisy sudah bekerja selama dua tahun pun tidak bisa menghasilkan uang sebanyak itu.
"Kamu harus mengganti nya mulai saat ini dengan tubuh mu"ucap Rayendra terlihat sangat serius, tiba-tiba Daisy jatuh pingsan.
"Sayang bangun jangan buat aku khawatir, dan kamu jangan bohongi aku"ucap Rayendra.
Pria itu langsung mengangkat tubuh yang kini ia tahan agar tidak terjatuh,lalu dia langsung menghubungi seseorang meminta mengirimkan sesuatu ke kamar pribadi nya.
Ternyata hotel itu milik keluarga Rayendra dan Rio adalah kakak Rayendra beda ibu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments