Sesampainya di dalam kamar Rayendra langsung membaringkan Daisy yang kini berada di gendongan nya.
Rayendra langsung naik ke atas ranjang dan membaringkan tubuhnya di samping Daisy lalu pria itu memeluk nya erat dia tidak perduli dengan Daisy yang masih pingsan dia juga sudah menyuruh dokter untuk datang memeriksa kondisi Daisy.
Tidak lama suara ketukan pintu terdengar nyaring, dia langsung bergegas membuka pintu.
Ternyata dokter yang akan memeriksa Daisy yang kini sudah masuk bersama dengan nya.
"Tolong periksa kondisi istri ku"ucap Rayendra serius.
"Baik tuan"Jawab sang dokter sambil langsung menghampiri Daisy dan memeriksa kondisi nya.
Tidak beberapa lama dokter pun kembali menghampiri Rayendra yang kini duduk di sofa.
"Istri anda hanya sedikit syok dan asam lambung nya naik saat ini tapi tidak masalah saya sudah menyuntikkan obat lewat cairan infus itu, setelah cairan infus nya habis saya akan meminta perawat untuk melepaskan nya "Ucap dokter tersebut lalu Rayendra pun mengangguk dia bangkit berdiri untuk mengantar kan dokter itu sampai di depan pintu.
Setelah dokter berlalu Rayendra langsung menghampiri Daisy, yang kini terlihat seperti sedang tidur nyenyak.
"Sayang kamu itu sampai pingsan mendengar perkataan ku, tadi padahal aku tidak mungkin serius untuk melakukan itu setidaknya sampai kamu resmi menjadi istri ku, aku akan menahan nafsu ku untuk menyentuh mu walaupun sedari dulu kau sudah membuatku hampir gila karena membayangkan itu semua saat melihat mu"ucap nya lirih.
Saat Daisy sadar Rayendra, tidak berada di sana Daisy langsung melepaskan jarum infus itu begitu saja tanpa menghiraukan rasa sakit dan darah menetes Daisy meraih tas nya yang terletak di atas nakas dan beranjak pergi tapi tiba-tiba sebuah tangan kekar menghentikan langkahnya .
"Mau kabur sudah tidak bisa lagi "ucap Rayendra dengan posesif nya dia langsung membawa Daisy dan mendudukkan nya di atas ranjang, empuk tersebut.
"Abang aku tidak kabur aku mau kembali ke kamar ku mulai besok aku akan pindah ke rumah ku, dan akan langsung masuk kerja"ucap Daisy.
"Kita kembali ke rumah kita sayang dan satu lagi kamu tidak usah bekerja lagi, aku yang akan bekerja untuk membahagiakan mu"ucap Rayendra.
"Ya ampun Abang aku udah nggak ngerti lagi harus bicara bagaimana lagi agar Abang mau mengerti"ucap Daisy.
"Kamu tidak bisa berkata apa-apa untuk bisa meyakinkan ku yakin kan aku dengan menuruti keinginan ku"ucap Rayendra.
"Abang aku itu manusia bukan barang aku berhak memutuskan ingin melakukan apa saja yang aku mau lagian kita tidak punya ikatan apa-apa jadi Abang tidak punya hak apa-apa untuk mengatur hidup ku"ucap Daisy.
"Sudah bicara nya?"tanya Rayendra datar.
"Daisy apa perlu aku ingatkan lagi , bahwa kamu itu adalah tunangan ku calon istri ku dan calon ibu dari anak-anakku, dan jika perlu kita bisa nyicil dari sekarang untuk membangun sebuah keluarga kecil heumm apa? kamu siap"ucap Rayendra yang kini mulai mendekat tapi Daisy langsung menghidar.
"Aku ingin pulang titik, tapi terserah sih jika Abang ingin aku benci sama Abang seumur hidup ku, lakukan apapun mau Abang"ucap Daisy memberi peringatan.
Daisy langsung berjalan hendak pergi tapi lagi-lagi Rayendra menghentikan langkahnya pria itu langsung membalikkan badannya dan langsung mencium bibir Daisy, dengan kasar tapi sedetik kemudian ciuman itu mulai lembut dan Daisy pun terpaksa membalas nya, agar Rayendra percaya bahwa dirinya tidak akan kabur.
Hingga beberapa saat dan hampir kehabisan oksigen mereka pun akhirnya melepaskan ciuman tersebut dan saling menatap sendu.
"Abang antar kan aku kembali ke kamar ku "ucap Daisy Rayendra pun kembali mengecup bibir yang seksi itu walau hanya sekilas.
"Kenapa tidak di sini saja"ucap Rayendra.
"Aku harus bersiap kan sudah kubilang tadi mulai besok aku harus bekerja"ucap nya.
"Ya baiklah-baiklah tapi kamu harus janji setelah pulang kerja kita pulang ke rumah kita"ucap Rayendra lagi.
"Tidak bang kita tidak bisa tinggal bersama nanti apa kata orang, karena orang-orang semua tau Abang milik dia"ucap Daisy mencoba untuk membuat Rayendra mengerti.
"Aku tidak peduli kata orang, aku hanya peduli pada kita"ucap Rayendra, pria itu dingin dan cukup keras kepala saat ini.
"Jika Abang tetap kekeuh lebih baik aku mati saja"ucap Daisy yang langsung mendapat tatapan tajam dari Rayendra.
"Kamu sadar dengan ucapan mu itu Daisy, jangan pernah berniat untuk melakukan hal bodoh aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi"ucap Rayendra.
"Aku cape berdebat dengan mu, aku akan kembali ke kamar ku sendiri saja"ucap Rayendra.
Rayendra pun langsung bergegas mengantar Daisy kekamar nya , Rayendra tidak akan memaksa lagi tapi dia juga tidak akan tinggal diam dia akan mengawasi Daisy dua puluh empat jam, lewat orang-orang nya.
Rayendra kini berjalan sambil merangkul pinggang Daisy dengan sangat posesif kecantikan wanita itu tidak kalah dengan model papan atas apalagi Daisy, sekarang sudah jago berdandan tidak seperti dulu tuntutan pekerjaan yang mengharuskan nya berada di kantor mengurus semua jadwal untuk harian sang CEO ,meski dibantu oleh asisten pribadi nya saat itu mengharuskan Daisy untuk mengikuti rapat atau sekedar bertemu klien diluar.
Daisy menjelma menjadi wanita paling cantik di kantor itu tidak sedikit para wanita cantik yang iri pada nya tapi Daisy, selalu rendah hati dan itu yang membuat rasa iri mereka menjadi rasa kagum pada Daisy.
Bahkan Rayendra sendiri tidak peduli jika mereka berdua akan menjadi buah bibir di luaran sana justru itu yang ia harapkan saat ini agar dia bisa terlepas dari semua masalah yang ia alami selama dua tahun ini.
Bahkan Rayendra tidak pernah berpikir jika hubungan nya di ketahui oleh publik akan berdampak pada perusahaan nya.
Rayendra sudah siap dengan segala kemungkinan besar yang akan terjadi jika kebersamaan mereka tercium oleh media saat ini, menurut nya itu adalah sebuah kesempatan besar, jika hubungan antara mereka di ungkap ke publik dia akan mengklarifikasi bahwa Daisy adalah istri nya dan calon ibu dari janin yang akan dia karang nanti.
setelah sampai di dalam kamar Daisy, gadis itu langsung bergegas menuju kamar mandi setelah membawa baju ganti dan tas kosmetik nya, dia akan mandi dan bersiap untuk pergi jalan-jalan malam ini sendirian.
sementara Rayendra kini masih berada di dalam kamar Daisy, pria itu seperti enggan untuk pergi, sambil sesekali melirik ke arah kamar mandi Rayendra merebahkan tubuh nya di kasur, dan tidak sengaja dia pun tertidur pulas di atas ranjang karena tadi sore Rayendra sedang meeting di sekitar lokasi hotel tersebut saat anak buah nya mengatakan melihat wanita yang sangat mirip dengan Daisy yang ada di foto yang selalu mereka bawa saat pencarian berlangsung.
....................
Setelah merasa bosan menapaki jalan yang begitu ramai dengan pengunjung yang mendatangi kawasan tempat hangout bareng sahabat atau keluarga tempat yang juga menyajikan wisata kuliner tersebut bisa membuat pengunjung nya merasa happy saat ini Daisy berjalan sendirian.
Wanita itu pergi keluar sendiri tanpa mengajak Rayendra yang kini masih tertidur pulas di dalam kamar nya.
Daisy kembali dengan membawa paper bag yang kini ia tenteng sambil berjalan menuju kamar nya dengan menggunakan lift, sampai lah ia di depan kamar nya dan langsung menempel kan kartu akses masuk kamar nya itu setelah berbunyi tanda kunci terbuka Daisy membuka pintu dan langsung masuk kedalam kamar nya itu.
Saat sampai di dalam Rayendra ternyata sudah bangun dan kini tengah berdiri menatap tajam kearah nya.
"Dari mana saja kamu, aku mencari mu kemana-mana tapi tidak ketemu "ucap Rayendra sambil meraih pinggang Daisy dan menarik nya mendekat ke arah nya masih dengan posisi saling tatap saat ini.
"Aku bosan dan ingin jalan-jalan di sini apa salah"ujar Daisy, sedikit kesal .
"Tentu saja salah karena kamu tidak bicara dulu pada ku"ucap Rayendra.
"Abang, aku harus minta izin sama siapa?sementara kamu juga tidur dan aku tidak punya kewajiban untuk itu karena Abang bukan siapa-siapa aku"ucap Daisy lantang.
"Daisy, aku sudah tegaskan bahwa"
"Aku tunangan mu dan calon istri mu ia begitu tapi mana buktinya dari semua ucapan Abang kita tidak pernah bertunangan dan satu lagi kamu tidak akan pernah sanggup untuk mengakui aku didepan mereka semua, jika pun kita bisa bersama nanti aku hanya akan menjadi seorang simpanan yang tidak pernah dihargai oleh siapapun, dan aku tidak ingin itu, aku mau hidup normal jika kelak aku menikah siapapun dia, adalah pria yang sangat mencintai ku dan selalu membuat ku menjadi satu-satunya yang paling berharga dalam hidup nya dan hanya aku satu-satunya yang menjadi istri nya"ucap Daisy, tegas .
"Tidak akan ada siapapun... karena hanya aku aku yang akan menjadikan mu milikku seutuhnya sampai kapan pun"ucap Rayendra menjawab semua perkataan panjang yang tadi Daisy katakan.
Daisy melepaskan tangan Rayendra tapi tidak berhasil Rayendra semakin mengeratkan pelukannya saat ini.
"Abang aku mau makan sudah sangat lapar Abang juga pasti lapar bukan"ucap Daisy.
"Owh ya ampun Daisy sayang, kamu itu tidak pernah berubah untuk satu hal itu, kenapa? tidak makan saat diluar tadi, ayo duduk lah aku akan pesankan makan"ucap Rayendra.
"Aku sudah membawa nya bang jadi tidak perlu repot-repot, tadinya aku berharap kita makan bersama tapi ternyata aku salah perkiraan, aku mau langsung tidur saja"ucap Daisy sambil berjalan menghampiri meja untuk menaruh makanan tersebut.
"Yang...kamu itu sedang kelaparan kenapa? malah ingin tidur,ayo makan dulu jika malas biar aku suapi "ucap Rayendra sambil meraih paper bag tersebut yang berisi beberapa kotak Sushi yang terlihat sangat menggugah selera.
Rayendra langsung menghampiri Daisy yang kini sudah mencuci wajah di kamar mandi, dan sudah berganti baju dengan piyama tidur nya saat ini.
"Yang... jangan tidur dulu ayo aku temani kamu makan"ucap Rayendra lembut sambil meraih tangan Daisy.
"Aku sudah tidak berselera, lebih baik aku tidur saja"ucap Daisy, yang mencoba melepaskan tangan Rayendra saat ini.
"Yang... ayolah jangan begini, kamu itu harus memikirkan kesehatan mu, setidaknya makan dulu sebelum tidur nanti kalau asam lambung nya kambuh lagi bagaimana"ucap Rayendra mencoba bicara dengan sangat lembut.
"Itu sudah biasa"ucap Daisy.
"Yang! bisa tidak nurut sekali ini saja, kamu itu bisa sakit jika terus seperti ini"ucap Rayendra dia tidak sengaja membentak Daisy saat ini, Rayendra hanya takut Daisy, kenapa-napa.
"Aku hanya ingin makan bersama, setelah dua tahun lebih kita tidak pernah makan bersama, apa?aku salah, itu juga jika kamu masih menganggap ku ada"ucap Daisy.
"Maafkan aku sayang , baik'lah ayo kita makan bersama "ucap Rayendra.
"Tidak aku hanya ingin tidur sekarang, jika kamu mau pergi tolong tutup rapat pintunya"ucap Daisy.
"Yang....aku minta maaf"ucap Rayendra sambil terus mengikuti langkah Daisy yang kini menuju ranjang nya.
"Sudah lah tidak ada yang perlu dimaafkan kalaupun ada itu adalah aku, karena aku sudah terlalu lancang berharap, pada calon suami orang"ucap Daisy yang langsung berbaring dan menyelimuti tubuh nya sendiri hingga ke atas kepala, Daisy.
Rayendra langsung menarik selimut tebal itu dengan paksa dia tau Daisy, saat ini sedang menangis karena kecewa.
"Abang...apa? sih maunya, apa? aku tidak punya hak untuk memilih semua ini "Ucap Daisy yang kini menatap lekat wajah pria tampan itu.
Daisy buru-buru mengusap wajah nya agar derai air mata itu tidak kembali jatuh, rasanya sungguh sangat sakit bila berada di posisi Daisy saat ini, harus mencintai pria yang jelas-jelas sudah memiliki tunangan.
"Daisy sayang aku minta maaf, jika saja kamu ada bersama dengan ku selama dua tahun ini, aku tidak akan pernah menerima semua ini"ucap Rayendra.
"Sudah lah Bang semua itu sudah terjadi, akan lebih baik Abang jalani semua itu dengan baik dan kita juga harus mulai melangkah masing-masing mulai saat ini, dan seterusnya kita jalani hidup kita masing-masing" ujar Daisy yang kini kembali meraih mantel dan tas nya ia hendak pergi tapi Rayendra langsung menghadang langkah nya.
"Yannk... kamu mau kemana? ini sudah malam apa? kamu tidak melihat itu"ucap Rayendra yang kini menujuk arah jam dinding.
"Aku hanya ingin pergi "ucap Daisy sambil terus mencoba mencari celah.
"Tidak! aku bilang tidak ya tidak kamu ikut aku"ucap Rayendra yang kini langsung membawa Daisy duduk di sofa Rayendra langsung mengambil sumpit dan mengambil sushi tersebut dengan cepat lalu memasukkan nya.
"Aku sudah makan sekarang giliran kamu yang ayo buka mulut nya sayang keburu dingin"ucap Rayendra.
tapi sepertinya sangat sulit untuk membujuk wanita keras kepala yang kini berada di hadapan nya itu.
"Aku ingin Abang pergi"ucap Daisy, tanpa menoleh pada Rayendra.
Deg...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Anne Paendong
terlalu keras kepala....
apa sih mau deisy..??
2023-04-21
0