Dua bulan sudah Daisy berada di desa kelahiran sang Ayah dia pun memutuskan untuk kembali ke rumah nya di ibukota, Daisy ingin kembali mengisi tabungan nya.
Ya... walaupun dia tidak kehabisan uang karena Rio, selalu memberikan nya sebagai gaji untuk Daisy yang selalu membantu meringankan pekerjaan nya dari jauh.
Daisy, sudah bersiap kini dia sudah memasukkan beberapa barang milik nya kedalam koper, setelah itu dia langsung keluar dari kamar tempat mendiang ayahnya dulu semasa muda.
rasanya berat untuk bisa pergi tapi dia harus melanjutkan hidup,apa lagi rumah telah lama ia tinggalkan pasti banyak debu itu pikir nya.
padahal tanpa sepengetahuan Daisy, Rio selalu menyuruh seseorang untuk membersihkan rumah tersebut, karena Rio memiliki kunci duplikat nya.
Daisy pun kembali pamit pulang untuk yang kedua kalinya setelah semalam membicarakan tentang hal ini pada paman dan bibi nya.
paman dan bibi nya sebenarnya merasa keberatan Daisy, harus pergi saat ini karena dia belum sempat memperkenalkan Daisy dengan putra mereka tepat nya putra angkat karena mereka adalah pasangan mandul.
yang unik nya lagi, anak angkat mereka adalah seorang CEO, yang sempat mengalami kecelakaan di desa tersebut, pria itu bertahun-tahun lamanya mengalami amnesia hingga seseorang yang ditugaskan untuk mencari nya menemukan orang yang dicari ada di desa tersebut dan sudah berganti nama bahkan sifat dan kebiasaan nya sudah tidak lagi sama seperti dulu pria itu menjadi manusia alim tidak seperti sifatnya yang dulu berbanding sembilan puluh derajat.
Daisy pun pergi dengan mobilnya, menyusuri jalan desa yang sedikit sunyi karena di sana terdapat banyak pepohonan yang begitu besar menjulang tinggi, berganti sawah warga dan perkebunan teh hingga tembus ke jalan utama yaitu jalan raya.
cuaca yang lumayan cerah pun membuat perjalanan Daisy, menjadi sangat ringan terasa meski dia harus beberapa kali mengistirahatkan tubuh nya yang terasa lelah maklum perjalanan jauh yang mengharuskan nya mengemudi hingga berjam-jam lamanya.
hingga tiba di pintu tol dalam kota ia melanjutkan perjalanan sampai rumah tujuan dia saat ini.
tepat pukul tujuh malam Daisy tiba di rumah nya, dia langsung masuk kedalam sambil membawa koper dan beberapa oleh-oleh kampung yang ia bawa tadi setelah memasukkan mobil ke garasi rumah nya dia langsung masuk dan mengunci pintu.
tanpa sepengetahuan Daisy bahwa saat ini seseorang tengah tersenyum lalu melaporkan kedatangan nya pada seseorang.
sementara Daisy, yang merasa sangat lelah dia tidak ingin istirahat sebelum mandi dia langsung bergegas menuju kamar mandi, dan membersihkan diri setelah itu dia langsung menggunakan piayma tidur nya dan berbaring tanpa selimut saking lelahnya.
baru tiga puluh menit Daisy terlelap tiba-tiba seseorang mengetuk pintu depan dengan terburu-buru, Daisy tidak berpikir itu orang lain yang ia pikir itu adalah Rio, Daisy yang sedang benar-benar mengantuk pun dia langsung bergegas membuka pintu bahkan matanya masih lima wat Daisy, langsung membuka pintu tanpa mengintip terlebih dahulu seperti kebiasaan nya.
"Bos... kenapa?... mengetuk pintu sih, bukan nya bos punya duplikat kunci rumah ini"ucap Daisy, sambil menyandarkan kepalanya di atas lengan yang bertumpu di dinding saking ngantuk nya.
"Owh... hebat sekali!!... kakak ku diberikan akses masuk rumah mu, sementara aku tunangan mu,kau bahkan tidak pernah ingin menemui ku bahkan kau selalu menghindar dari ku, kenapa...?... kenapa ???... Daisy jawab"ucap Rayendra yang kini begitu marah.
Daisy, yang baru tersadar dia langsung hendak menutup pintu namun Rayendra sudah lebih dulu masuk dan langsung menutup pintu tersebut dengan cepat dan mengunci pintu tersebut lalu mengambil kunci nya dimasukkan nya kedalam saku.
Daisy, bengong melihat semua itu, dia masih berdiri di dekat pintu tersebut.
"Daisy"ucap Rayendra, yang kini menatap lekat wajah cantik itu yang terlihat sangat lelah.
"Tolong pergi dari rumah ku bang, aku sudah tidak ingin lagi berurusan dengan pria yang kini sudah beristri,Abang mau apa lagi dari aku, kamu sudah mendapatkan kan apa yang kamu mau"ucap Daisy sendu gadis itu hendak pergi ke atas tapi Rayendra menahan nya.
"Ikut aku kita akan kembali ke rumah kita, Daisy"ucap Rayendra sambil menarik tangan Daisy, tapi kemudian wanita itu menghempaskan nya dengan kasar.
"Aku tidak punya rumah lain, karena disini lah rumah ku sekarang ini, sekarang silahkan Abang pergi, aku tidak punya urusan lagi dengan mu"ucap Daisy yang langsung pergi tapi Rayendra berkali-kali menghalangi jalan nya.
"Tolong minggir aku sangat lelah"ucap Daisy.
"Sayang!!!.... kamu itu benar-benar berubah setelah kepergian mu dulu kenapa?.. Daisy apa??... jangan-jangan kau adalah simpanan kakak ku iya"
plak......
suara tamparan terdengar begitu nyaring, Rayendra, bahkan tidak pernah bermimpi bahwa wanita yang teramat dia cintai saat ini berani menamparnya.
"Asal kamu tahu aku tidak seperti yang kau tuduhkan aku tidak serendah itu meski aku miskin, aku tidak akan pernah melakukan itu, dan asal kamu tahu aku benci dengan pria pengecut seperti mu!!..."ucap Daisy yang kemudian menangis dan berlari ke arah kamar nya dia langsung membanting pintu setelah masuk ke dalam kamar nya.
"Hiks hiks hiks... apa??... aku serendah itu di mata mu, apa aku pernah menggoda suami orang seperti apa yang kamu tuduhkan apa aku tidak memiliki harga diri... Ahhhhhh.... kenapa??... kenapa? semua nya begitu kejam pada ku hiks hiks hiks"tangis Daisy semakin pecah Rayendra kini memaksa masuk kedalam kamar tersebut yang tidak terkunci dilihat nya wanita yang kini tengah duduk di lantai bersandar di samping ranjang dengan kepala tertunduk tangan memeluk lutut, dan rambut panjang nya yang hitam legam itu menutup lutut nya.
Daisy tidak bergeming saat tangan kekar itu mengelus puncak kepala nya terdengar suara yang ia rindukan meminta maaf berulang-ulang kali hingga membawa nya ke dalam dekapan hangat nya.
Rayendra, berjongkok untuk mensejajarkan diri dengan Daisy yang kini terisak pelan dia meminta maaf sambil mengelus puncak kepala Daisy dan menarik wanita rapuh itu mendekap nya erat.
Daisy hanya terdiam tanpa melawan, wanita itu bahkan sudah tidak punya tenaga lagi untuk berontak jujur dia merasa rindu dengan perlakuan Rayendra, yang selalu romantis tapi dia sadar diri siapa dia dan Rayendra saat ini mereka bahkan tidak pantas untuk melakukan itu.
bahkan tidak punya hak untuk bersentuhan seperti saat ini Daisy mencoba menormalkan keadaan dia bangkit, dan beranjak menuju kamar mandi hendak membasuh wajah meski Air mata nya masih terus menetes.
🌹💖💖💖🌹
hampir tiga puluh menit, Daisy berada di dalam kamar mandi, dan Rayendra, sedari tadi mengetuk pintu kamar mandi, takut terjadi sesuatu pada wanita itu tapi sedetik kemudian, Daisy membuka pintu wajah nya sudah sedikit segar saat ini, meski mata sembab tidak bisa ia hilangkan.
Daisy, langsung bergegas menuju sofa yang muat untuk dua orang yang ada di kamar tersebut.
Ia duduk dan kemudian menatap Rayendra yang kini menatap ke arah nya dari samping meja rias samping pintu kamar mandi tersebut.
"Pulang lah aku mohon"ucap Daisy.
"Tidak aku tidak akan pulang"ucap Rayendra.
"Bang please, jangan buat aku sulit dan terhina , kamu sudah punya istri dan sekarang kita sudah tidak punya hubungan apa-apa, karena memang sedari dulu juga kita tidak punya hubungan yang serius"ucap Daisy mencoba berbicara lembut.
"Kau yang keras kepala, aku sudah meminta mu untuk menikah dengan ku, dan kamu yang menolak Daisy, kamu egois"ucap Rayendra .
"Ya... aku memang egois, tapi semua itu demi kebaikan mu"ucap Daisy.
"Kebaikan, hahaha.... kebaikan macam apa?... kebaikan macam apa!!!...."ucap laki-laki itu berteriak sampai dia menitikkan air mata.
"Aku tidak pernah baik-baik saja Daisy,meski aku sudah berusaha menerima takdir bahkan aku sudah berkali-kali menyentuh nya, tapi apa ?... Daisy aku tidak bisa melupakan mu, karena kamu adalah separuh nafas ku Daisy, kamu yang aku inginkan"ucap Rayendra lagi, Air mata itu dia usap dengan kasar .
sementara Daisy yang mendengar kata menyentuh berulang kali, dia terus mencerna kata-kata itu dalam hati nya, hingga dia benar-benar terluka saat ini.
Daisy berusaha untuk biasa saja dengan wajah nya yang terlihat datar, dia berkata.
"Aku tidak punya hubungan apapun lagi dengan mu, apalagi saat ini kalian sudah benar-benar menyatu jadi pergilah tinggal kan aku, tolong jangan pernah temui aku lagi dan jika kita bertemu lagi di mana pun itu, kita tidak usah lagi saling menyapa"ucap Daisy yang kini hendak pergi meninggalkan Rayendra, tapi langkah nya terhenti.
"Aku akan mengambil rumah dan mobil mu sebagai ganti rugi untuk uang yang diberikan oleh ku dulu dan rekening Bank milik mu aku sita karena uang yang kakak ku kirim adalah uang ku juga uang dari perusahaan dan untuk kerja keras mu selama ini anggap itu sebagai biyaya mu karena telah menumpang hidup"ucap Rayendra, dengan kejam dia tidak bermaksud lain dia hanya ingin Daisy menyerah hingga dia tidak bisa pergi lagi dari nya.
"Kecuali bila kamu mau menikah dengan ku, semua nya akan kembali menjadi milik mu, bahkan seluruh harta kekayaan yang aku punya"ucap Rayendra, tegas.
"Dengan senang hati, aku akan berikan semua nya saat ini juga"ucap Daisy yang benar-benar sudah menutup pintu hati nya untuk pria itu.
Daisy berjalan menuju lemari dia mengambil surat rumah surat kendaraan dan buku tabungan nya dia langsung memberikan semua itu pada Rayendra saat itu juga.
pria itu mengepalkan tangannya erat ingin sekali rasanya ia memberi wanita itu pelajaran yang tidak akan pernah ia lupakan selama hidup nya karena telah menolaknya .
Daisy langsung memasukkan semua barang-barang miliknya kedalam koper dan tas yang lumayan besar, termasuk foto keluarga dan foto dirinya yang terpajang di dinding kamar tersebut, setelah semua selesai Daisy menggeret koper dan tas besar tersebut , hendak pergi tapi kemudian Rayendra mengambil alih semua nya bahkan dia langsung menarik lengan Daisy yang kini berontak minta di lepas, tapi genggaman tangan itu begitu erat.
"Lepas... aku bisa pergi sendiri"ucap Daisy.
"Aku tidak akan membiarkan mu bebas begitu saja"ujar Rayendra.
"Apa??... maksud mu,"ucap Daisy.
"Kita akan pulang ke rumah kita dan kita akan segera menikah"ucap Rayendra.
"Kau ingkar janji, aku sudah memberikan semuanya!!!"ucap Daisy.
"Aku akan membakar rumah ini jika aku mau untuk menghilangkan barang bukti"ucap Rayendra.
"Kau sungguh pria licik "ucap Daisy yang dengan sekuat tenaga mencoba melepaskan genggaman tangan Rayendra.
"Semua bisa aku lakukan, bahkan untuk membeli harga diri mu,itu adalah hal yang mudah untuk ku"ucap Rayendra.
"Kau bajingan!!!... pria pengecut, aku akan bilang pada keluarga mu bahkan pada istri mu,kau adalah "ucapan Daisy terhenti saat Rayendra mencium bibir nya dengan sangat kasar, bahkan Daisy di dorong ke arah dinding kamar nya, karena posisi mereka masih di dalam kamar.
Daisy berontak bahkan dia memukul-mukul dada bidang Rayendra, tapi pria itu tidak bergeming hingga gigitan di bibir bawah Daisy, terasa sangat sakit, Daisy langsung membuka mulutnya ingin berteriak tapi tidak bisa Rayendra mencumbu nya dengan brutal.
Air mata mengalir deras dari pelupuk mata wanita itu,tak berhenti disitu Rayendra menarik kasar Daisy menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang lagi-lagi Rayendra berbuat kasar dia mengungkung Daisy masih mencium bibir nya Daisy, semakin berontak hingga Rayendra, menarik kasar piyama yang kini Daisy kenakan, hingga dia menjerit.
"Ahhhhhh...."Daisy benar-benar frustasi.
"Kenapa???.... bukan nya kamu mengatakan bahwa aku pria bajingan jadi terimalah perlakuan ku sekarang aku akan menjadi bajingan seperti yang kau katakan"ucap pria itu masih menatap tajam kearah Daisy.
"Please aku mohon jangan lakukan ini, aku mohon biarkan aku pergi, aku sudah memberikan semuanya yang kamu minta, kamu mau apa lagi aku mohon, lepaskan aku aku akan pergi jauh dari mu"ucap Daisy.
"Kau tanya apa??... yang aku mau heuhhhhh!!!.... aku bahkan sudah berkali-kali mengatakan bahwa yang aku mau adalah dirimu, Daisy hanya dirimu, apa ??..kau pikir aku butuh uang dan rumah yang tidak seberapa ini kau keliru Daisy"ucap Rayendra semakin berapi-api.
hingga suara dering handphone milik Rayendra berbunyi, dia langsung merogoh saku nya dan mengangkat panggilan sementara dia masih dalam posisi di atas tubuh Daisy, meski tidak sedang melakukan hal diluar batas.
📱"Ya... Honey, ada apa??.."
Deg ...
sakit.... teramat yang kini Daisy rasakan dia langsung mendorong kuat tubuh Rayendra namun dengan sigap Rayendra mengunci tubuh itu dengan posisi tangan Daisy berada di atas kepala nya.
"Lepas kan aku"ucap Daisy yang tertahan karena seketika mulut nya di bekap menggunakan tangan nya Rayendra menjatuhkan ponselnya di kasur tepat dekat telinga Daisy.
📱"Honey... pulang lah aku punya kejutan untuk mu"ucap wanita itu.
📱"Aku sedang berada di luar kota,maka katakanlah sekarang juga"ucap Rayendra.
📱"Baiklah ... tadi aku kerumah sakit dan aku positif hamil"ujar Dinda,di sebrang telpon.
Deg...
perih bagaikan luka yang dibubuhi garam,itu adalah Daisy, saat ini wanita itu tidak berontak lagi dia menatap lekat wajah pria yang kini melepaskan genggaman tangan nya yang tadi begitu erat, Daisy melihat ada binar bahagia di mata pria itu hingga Rayendra duduk di samping ranjang dan melanjutkan obrolan nya, Daisy turun dari ranjang namun lagi-lagi tangan nya di cekal oleh Rayendra dan Daisy melepaskan nya dengan kasar.
Daisy langsung meraih koper dan langsung membuka nya dia mengambil t-shirt dan celana jeans panjang lalu ia berlalu kedalam kamar mandi, setelah selesai mengunakan pakaian tersebut, dia langsung keluar setelah mengikat rambut nya kuncir kuda, dia langsung bergegas mendekat ke arah koper dan merapihkan nya, Daisy hendak pergi tapi tangan Rayendra langsung melingkar di pinggang nya.
"Jangan pernah berusaha untuk pergi lagi dari ku, karena aku tidak akan mengijinkan itu"ucap Rayendra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments