Bab 18. Penjelasan

Sudah jam tujuh malam, tetapi Daren belum pulang juga. Dera yang tak sabar menunggu penjelasan dari pria itu, sedikit gusar karena tidak biasanya Daren pulang semalam ini. Bolak-balik Dera di dekat pintu, demi menunggu Daren kembali.

“Apa Nyonya tidak ingin makan dulu?” Pertanyaan dari salah satu pelayan, membuat Dera terkejut.

Lantas, gadis itu menoleh. Menghembuskan napas pelan, Dera menggeleng. “Saya makan dengan suami saya nanti,” jawab gadis itu.

Pelayan mengangguk. Segera dia hengkang dari hadapan Dera, menyisakan gadis yang sudah memakai piama tidur di ruang utama. Tidak lama, deru mesin mobil terdengar memasuki halaman rumah. Dera langsung membuka pintu rumah, dia berlari menghampiri mobil Daren yang baru berhenti.

“Om kenapa pulangnya lama, sih?” Dera langsung melempar tanya ketika Daren keluar dari dalam mobil.

Pria itu hanya tersenyum, apalagi melihat wajah sebal istrinya. “Maaf. Aku harus meng-handle pekerjaan sampai benar-benar selesai.”

“Tapi Om, ‘kan, punya utang penjelasan sama aku.”

Ternyata tentang penjelasan. Daren sangat berharap tadi Dera benar-benar mengkhawatirkan dirinya. Tidak ingin Dera tahu dia kecewa, dengan segera Daren mengembangkan senyumnya.

“Iya, iya. Setelah ini aku akan menjelaskannya,” ucap Daren.

“Oke. Ya, sudah ayo masuk. Aku udah laper banget karena nunggin Om pulang,” ajak Dera.

“Aku sudah makan di kantor. Kamu makan sendiri saja, aku mau langsung membersihkan diri,” kata Daren ketika mereka sudah sampai di ruang utama.

Sedikit kecewa mendengar perkataan Daren, tetapi Dera tetap mengangguk. Berjalan menuju meja makan tanpa melihat suaminya. Dia biarkan Daren masuk ke kamar juga, untuk membersihkan diri.

 Setengah jam Dera makan hanya berteman sepi, barulah gadis itu pergi ketika semua sudah dia bereskan. Tujuannya sekarang adalah kamar, bagaimanapun tentang Jilia sangat dia ingin tahu. Apalagi setelah mendapat pesan menjengkelkan tadi, Dera semakin penasaran tentang perselingkuhan yang Daren alami.

Setelah menunggu sampai jam makan malam selesai, Dera harus menunggu Daren selesai dengan pekerjaannya juga. Dia bosan, ingin cepat-cepat mendengar penjelasan Daren, tetapi tidak mungkin memaksa pria itu. Kesannya, nanti dia benaran sangat kepo, padahal memang iya.

“Sabar, ya, sebentar lagi selesai, kok,” ucap Daren. Dia mengerti perasaan Dera. Pasti istrinya itu tengah kesal.

“Hmm. Lanjutin aja dulu,” kata Dera sambil membaringkan tubuh di kasur.

Dari pada bosan menunggu Daren dengan plonga-plongo, lebih baik Dera berbalas pesan saja dengan Vera. Dia juga sangat rindu pada sepupunya itu. Rindu bercanda bareng, tidur bareng, nonton bareng, dan banyak lagi yang selalu mereka lakukan dengan kegilaan.

Monyet hilang: Suami Lo mana?

Bukannya bertanya kabar, Vera malah menanyakan tentang suaminya. Dera semakin kesal, apalagi melihat Daren yang tampak fokus dengan laptop.

Derarara: Sibuk sama pacarnya.

Monyet hilang: What? Om Daren punya pacar? (Emot kaget tiga biji)

Derarara: Hmm. Laptop. Tiap hari pantengin laptop terus.

Monyet hilang: Hahaha. Lo cemburu sama laptop.

Dera semakin kesal saja. Mana mungkin dia cemburu pada laptop. Bahkan, kalau pun ada cewek lain, Dera tidak akan cemburu.

Derarara: Gue bukan tipe perempuan cemburuan. You camkan itu!

Monyet hilang: Iya, deh, Nyonya Algra. Gue percaya aja.

Lama-lama berbalas pesan dengan Vera, membuat Dera sinting. Gadis itu tidak membalas lagi, memilih menaruh ponsel di meja samping ranjang. Dera menatap langit-langit kamar, bosan dengan situasi seperti ini. Untuk mengobrol saja, rasanya sangat sulit dia lakukan.

“Kamu sudah tidur?” tanya Daren sembari menaruh laptop di meja.

“Belum,” jawab Dera. Dia lekas mendudukkan tubuhnya dengan bersandar kepala ranjang.

Ranjang berderit, Daren naik ke atas kasur setelah menaruh laptop. Pria itu masih memberi jarak yang jauh antara dirinya dan Dera. Bahkan, keduanya nyaris duduk di tepian kasur.

Daren berdehem, demi mencairkan suasana yang cukup menegangkan bagi keduanya. Disusul dengan deheman Dera, gadis itu berbalik arah, duduk menghadap ke Daren.

“Bagaimana ceritanya, kok, bisa Tante Jilia itu mantan istri, Om?”

“Ya, begitulah. Namanya cinta, pasti bikin gila,” jawab Daren.

“Aku serius, Om!”

“Aku juga serius. Seperti cintaku padamu.”

Dera melempar bantal guling ke arah Daren, tetapi tidak kena karena sang empu langsung menghindar. Malas menanggapi pria itu lagi, batas kesabaran Dera sudah habis.

Saat melihat istrinya ingin berbaring, Daren buka suara. “Berawal dari aku yang dulu sering keluar kota, kembali seminggu setelah itu pergi lagi. Awalnya aku biasa saja, menganggap mereka hanya berhubungan selayaknya sepupu sesama sepupu. Tapi, ketika melihat dengan mata kepala sendiri, perbuatan gila mereka. Seketika aku runtuh, harapan rumah tangga harmonis tandas begitu saja karena sebuah perselingkuhan.” Daren menjeda ucapannya untuk mengambil napas. Dera tetap tenang, menunggu lanjutan dari sang suami.

“Dia memohon padaku dan keluargaku, bahwa semua itu khilaf semata. Aku menolak, merasa dia sangat merendahkan statusku sebagai suaminya. Tapi, kedua orang tuaku memaafkan dan berusaha membujuk aku untuk memaafkan dia juga. Kamu tahu bagaimana rasanya, saat semua orang malah menyudutkan aku? Aku sakit, Der. Aku benar-benar terluka.”

Melihat Daren menunduk dengan helaan napas yang terus terdengar. Dera menyesal karena sudah memaksa pria itu bercerita.

“Om. Maaf. Aku tidak bermaksud untuk membuka mas—“

“Tidak apa. Kamu memang perlu tahu,” potong Daren.

“Setelah mendapat maaf dari keluargaku, dia tidak berulah. Aku yang memang belum memaafkan dia, berpikiran semua itu hanya pencitraan saja. Ternyata dugaanku benar, satu bulan setelah insiden itu, dia ketahuan hamil. Dan nyatanya, anak dalam kandungan dia bukan anakku.” Daren menunduk, menahan sesak yang tiba-tiba menumpuk dalam dada.

Dera masih belum bereaksi, dia masih terkejut. Diam-diam ternyata luka Daren sangat dalam.

“Aku benci sama orang-orang yang masih menerima Jilia. Apa itu salah?” sambung Daren.

“Nggak salah, Om. Hanya saja ....”

“Aku mohon, jangan paksa aku untuk menerima semua itu, Der. Aku butuh waktu. Luka yang dia torehkan, nyatanya menghancurkan separuh hatiku,” lirih Daren masih menunduk. Dia berusaha mati-matian agar air mata tak menetes.

Dera bungkam. Tidak tahu respons apa lagi yang harus dia berikan. Berita ini cukup mengejutkan untuk dia. Dan sangat Dera sayangkan, sikap Jilia seolah-olah tidak terjadi apa pun. Padahal wanita itu nyaris membuat Daren gila.

Melihat Daren mengusap sudut mata, ada perasaan terluka yang tiba-tiba muncul di hati Dera. Gadis itu berusaha tenang, dia menganggap itu hanya sebagai bentuk turut berduka cita saja.

“Maaf, kebablasan curhatnya,” ujar Daren sambil terkekeh.

“Om kalau mau nangis, nangis aja. Nggak apa, kok. Dera nggak bakalan ngejek,” ucap Dera sambil mengangkat dua jari tangannya membentuk huruf V.

Daren tertawa mendengar ucapan Dera. Tanpa dia sadari, di balik tawa juga ada air mata yang menetes dengan sendirinya.

 

**

Ada yang cair, tapi bukan es.

jangan lupa vote dan hadiah, gaes. Biar othor semangat terus.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

UDHLH BERKHIANAT,, SKRG MLH INGIN RECOKIN RMH TANGGA DAREN DN DERA..
YG GOBLOKNYA,, KNP DAREN HRS IKUT OMONGN KLUARGA, LO BKN ROBOT, BONEKA ATAU WAYANG, LO PRIA DEWASA YG PNY HAK PRIBADI...

2023-12-21

0

Ida Blado

Ida Blado

makanya om,,,jgn kerjaan aja yg di kekepin

2023-01-03

1

Fatma Wati

Fatma Wati

heran gue si Daren kok mau maunya di panggil om om Mulu , tegas dikit Napa , dia gak berasa nidurin ponakan di panggil om Mulu or berasa nidurin pelacur muda , kan biasa tuch pada panggil om om gitu kan , ck ,, si perempuanaya gak punya adab panggilan ma suami !!!

2022-09-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kabar Menyakitkan
2 Bab 2. Lelaki Pengganti
3 Bab 3. Pernikahan
4 Bab 4. Berbagi Makanan
5 Bab 5. Pesan Ibu
6 Bab 6. Ajakan untuk Pindah
7 Bab 7. Nyonya Algra
8 Bab 8. Belanja
9 Bab 9. Nasi Goreng
10 Bab 10. Istri Sah
11 Bab 11. Defenisi Tampan yang Sesungguhnya
12 Bab 12. Mengalir Seperti Air
13 Bab 13. Bahagiamu, Bahagiaku
14 Bab 14. Hadiah
15 Bab 15. Makan Malam
16 Bab 16. Aku-Kamu
17 Bab 17. Merajuk
18 Bab 18. Penjelasan
19 Bab 19. First kiss
20 Bab 20. Cium Pagi
21 Bab 21. Usapan Lembut
22 Bab 22. Lingerie
23 Bab 23. Madu Pernikahan
24 Bab 24. Perhatian Daren
25 Bab 25. Hinaan Jilia
26 Bab 26. Melepas Rindu pada Ibu
27 Bab 27. Ngidam?
28 Bab 28. Tatapan Meremehkan
29 Bab 29. Dera Marah?
30 Bab 30. Cemburu?
31 Bab 31. Menantu Kesayangan
32 Bab 32. Daren Frustrasi
33 Bab 33. Tidak ada Alasan untuk tak Mencintainya
34 Bab 34. Obat Perangsang
35 Bab 35. Mengulang Kembali
36 Bab 36. Buket
37 Bab 37. Berusaha Mencintaimu
38 Bab 38. Secercah Kebahagiaan
39 Bab 39. Komplain
40 Bab 40. Sakit
41 Bab 41. Positif
42 Bab 42. Bebek
43 Bab 43. Makhluk Astral
44 Bab 44. Akting
45 Bab 45. Harta
46 Bab 46. Teror?
47 Bab 47. 'Aku kembali.'
48 Bab 48. Bertemu
49 Bab 49. Takkan Pergi
50 Bab 50. Aku Mencintaimu, Mas.
51 Bab 51. Terima Kasih
52 Bab 52. Ingin Berbicara Sesuatu?
53 Bab 53. Tamu tak Diundang
54 Bab 54. Penjelasan
55 Bab 55. Vera Mengorek Informasi
56 Bab 56. Bertemu Mima
57 Bab 57. Virus Cinta
58 Bab 58. Flashback
59 Bab 59. Bakar-bakar
60 Bab 60. Bertemu
61 Bab 61. Tidak Perawan Lagi
62 Bab 62. Selalu Rindu
63 Bab 63. Menangis Bersama
64 Bab 64. Resep Mendatangkan Cinta?
65 Bab 65. Semakin Cinta
66 Bab 66. Apa yang Terjadi dengan Pak Befan?
67 Bab 67. Vera vs Mima
68 Bab 68. Pipis.
69 Bab 69. Welcome
70 Bab 70. Aku Setia
71 Bab 71. Tumben
72 Bab 72. Berdamai
73 Bab 73. Hanya Sebagai Teman
74 Bab 74. Pergi
75 Bab 75. Jemput Aku
76 Bab 76. Menuju Ending
77 Bab 77. Ending
78 Pengumuman
79 Boncap 1
80 Boncap 2
81 Boncap 3
82 Season 2: 1
83 Season 2: 2
84 Season 2: 3
85 Season 2: 4
86 Season 2: 5
87 Season 2: 6
88 Season 2: 7
89 Season 2: 8
90 Season 2: 9
91 Season 2: 10
92 Season 2: 11
93 Season 2: 12
94 Season 2: 13
95 Season 2: 14
96 Season 2: 15
97 Season 2: 16
98 Season 2: 17
99 Season 2: 18
100 Season 2: 19
101 Season 2: 20
102 Season 2: 21
103 Season 2: 22
104 Season 2: 23
105 Season 2: 24
106 Season 2: 25
107 Season 2: 26
108 Season 2: 27
109 Season 2: 28
110 Season 2: 29
111 Season 2: 30
112 Season 2: 31
113 Season 2: 32
114 Season 2: 33
115 Season 2: 34
116 Season 2: 35
117 Season 2: 36 Tamat
118 Pengumuman
119 Extra Part
120 Pengumuman
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1. Kabar Menyakitkan
2
Bab 2. Lelaki Pengganti
3
Bab 3. Pernikahan
4
Bab 4. Berbagi Makanan
5
Bab 5. Pesan Ibu
6
Bab 6. Ajakan untuk Pindah
7
Bab 7. Nyonya Algra
8
Bab 8. Belanja
9
Bab 9. Nasi Goreng
10
Bab 10. Istri Sah
11
Bab 11. Defenisi Tampan yang Sesungguhnya
12
Bab 12. Mengalir Seperti Air
13
Bab 13. Bahagiamu, Bahagiaku
14
Bab 14. Hadiah
15
Bab 15. Makan Malam
16
Bab 16. Aku-Kamu
17
Bab 17. Merajuk
18
Bab 18. Penjelasan
19
Bab 19. First kiss
20
Bab 20. Cium Pagi
21
Bab 21. Usapan Lembut
22
Bab 22. Lingerie
23
Bab 23. Madu Pernikahan
24
Bab 24. Perhatian Daren
25
Bab 25. Hinaan Jilia
26
Bab 26. Melepas Rindu pada Ibu
27
Bab 27. Ngidam?
28
Bab 28. Tatapan Meremehkan
29
Bab 29. Dera Marah?
30
Bab 30. Cemburu?
31
Bab 31. Menantu Kesayangan
32
Bab 32. Daren Frustrasi
33
Bab 33. Tidak ada Alasan untuk tak Mencintainya
34
Bab 34. Obat Perangsang
35
Bab 35. Mengulang Kembali
36
Bab 36. Buket
37
Bab 37. Berusaha Mencintaimu
38
Bab 38. Secercah Kebahagiaan
39
Bab 39. Komplain
40
Bab 40. Sakit
41
Bab 41. Positif
42
Bab 42. Bebek
43
Bab 43. Makhluk Astral
44
Bab 44. Akting
45
Bab 45. Harta
46
Bab 46. Teror?
47
Bab 47. 'Aku kembali.'
48
Bab 48. Bertemu
49
Bab 49. Takkan Pergi
50
Bab 50. Aku Mencintaimu, Mas.
51
Bab 51. Terima Kasih
52
Bab 52. Ingin Berbicara Sesuatu?
53
Bab 53. Tamu tak Diundang
54
Bab 54. Penjelasan
55
Bab 55. Vera Mengorek Informasi
56
Bab 56. Bertemu Mima
57
Bab 57. Virus Cinta
58
Bab 58. Flashback
59
Bab 59. Bakar-bakar
60
Bab 60. Bertemu
61
Bab 61. Tidak Perawan Lagi
62
Bab 62. Selalu Rindu
63
Bab 63. Menangis Bersama
64
Bab 64. Resep Mendatangkan Cinta?
65
Bab 65. Semakin Cinta
66
Bab 66. Apa yang Terjadi dengan Pak Befan?
67
Bab 67. Vera vs Mima
68
Bab 68. Pipis.
69
Bab 69. Welcome
70
Bab 70. Aku Setia
71
Bab 71. Tumben
72
Bab 72. Berdamai
73
Bab 73. Hanya Sebagai Teman
74
Bab 74. Pergi
75
Bab 75. Jemput Aku
76
Bab 76. Menuju Ending
77
Bab 77. Ending
78
Pengumuman
79
Boncap 1
80
Boncap 2
81
Boncap 3
82
Season 2: 1
83
Season 2: 2
84
Season 2: 3
85
Season 2: 4
86
Season 2: 5
87
Season 2: 6
88
Season 2: 7
89
Season 2: 8
90
Season 2: 9
91
Season 2: 10
92
Season 2: 11
93
Season 2: 12
94
Season 2: 13
95
Season 2: 14
96
Season 2: 15
97
Season 2: 16
98
Season 2: 17
99
Season 2: 18
100
Season 2: 19
101
Season 2: 20
102
Season 2: 21
103
Season 2: 22
104
Season 2: 23
105
Season 2: 24
106
Season 2: 25
107
Season 2: 26
108
Season 2: 27
109
Season 2: 28
110
Season 2: 29
111
Season 2: 30
112
Season 2: 31
113
Season 2: 32
114
Season 2: 33
115
Season 2: 34
116
Season 2: 35
117
Season 2: 36 Tamat
118
Pengumuman
119
Extra Part
120
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!