Bab 9. Nasi Goreng

Semua bahan dapur sudah ada di dalam plastik yang Daren bawa, sedangkan jajanan, ada di plastik Dera. Gadis itu tampak gembira, ketika mendapat apa yang dia mau. Awalnya Dera ngambek karena Daren menarik paksa untuk pergi meninggalkan patung orang yang dia sukai, tetapi setelah diajak ke tempat makanan, Dera langsung tersenyum gembira.

“Ada yang mau kamu beli lagi?” tanya Daren ketika mereka sudah berada di dekat mobil.

“Boleh? Ini udah banyak banget, loh. Nanti uang Om habis,” ucap Dera. Meskipun niatnya memang ingin mengerjai Daren dengan menguras dompet, tetapi ketika melihat wajah pria itu, dia jadi tidak tega.

“Kenapa tidak boleh? Uang saya uang kamu juga,” balas Daren.

“Kalau gitu aku mau beli es Boba, tetapi di pinggir jalan tadi aja, ya. Yang kita lewati mau ke sini,” pinta Dera.

“Pinggir jalan? Kenapa nggak di kafe saja.”

“Aku maunya di pinggir jalan. Titik.”

Dengan cemberut Dera masuk ke dalam mobil lebih dulu, meninggalkan belanjaan yang memang akan Daren masukan ke dalam bagasi mobil. Pria itu hanya menggeleng saja, meski terkesan anak-anak, tetapi dia malah lucu dengan sikap Dera.

Secepatnya Daren memasukkan semua barang, setelah itu dia memilih untuk masuk mobil juga. Tidak lupa memasang sabuk pengaman, mobil mulai dia kemudi dengan kecepatan sedang. Membela jalanan yang cukup padat karena jam pulang kantor.

Sepanjang jalan Dera terus memperhatikan setiap pinggir jalan, mencari gerobak es Boba yang dia temui tadi. Ketika mendapati apa yang dia inginkan, Dera meminta Daren untuk menepikan mobilnya.

“Biar saya saja yang turun. Kamu mau rasa apa?” Daren membuka sabuk pengamannya.

“Vanila dan cokelat,” jawab Dera.

“Baiklah.”

Daren keluar dari mobil untuk membeli pesanan Dera. Dia kembali lagi membawa satu kantong plastik berisi dua cup es Boba milik istrinya. Mobil kembali melaju, membelah jalanan menuju rumah.

Ketika sampai di rumah, Dera langsung membawa sayur-sayuran ke dapur. Niatnya gadis itu yang akan menyusun semua sayuran yang dia beli di kulkas, tetapi bibi datang dan melarangnya.

“Biar Bibi saja, Nyonya,” ucap bibi menghentikan gerakan tangan Dera.

“Nggak apa, kok, Bi. Biar Dera aja,” tolak Dera.

“Lebih baik Nyonya duduk, lagian baru pulang juga, pasti lelah,” kata bibi. Tidak pantang menyerah.

Melihat kegigihan bibi, akhirnya Dera mengangguk. Dia memilih duduk di kursi makan, sambil melihat bibi yang tengah sibuk dengan sayuran. Dera mengambil gelas dan menuang air dari teko.

“Nyonya ingin dimasakan apa untuk makan malam?” Bibi bertanya sambil menatap Dera.

“Tidak perlu, Bi. Karena malam ini, Dera yang akan masak untuk makan malam,” ucap Dera.

“Memangnya kamu bisa makan?”

Daren yang baru datang dari kamar, duduk tepat di samping Dera. Pria itu mengambil gelas minum milik Dera, lalu meneguk air putih di dalamnya hingga tandas. Dera melongo melihat apa yang Daren lakukan, gadis itu bergidik ngeri saat menyadari bahwa Daren meminum air dengan gelas bekasnya.

“Ish, jorok banget, sih. Kayak, nggak bisa ambil gelas sendiri,” ketus Dera.

“Jorok kenapa? Bekas kamu, kan?” tanya Daren sambil menyodorkan gelasnya pada Dera.

“Ya. Dasar jorok!”

“Tidak jorok, karena itu bekas istriku. Kecuali bekas Bibi,” sahut Daren sambil mengedipkan sebelah matanya.

Lagi-lagi Dera hanya bisa mendengkus kesal. Dia memilih mengabaikan Daren dan fokus mencari bahan untuk dimasak. Rupa-rupanya Daren malah mengikuti dia, mengamati setiap gerak-gerik Dera.

“Kamu mau masak apa?” tanya Daren.

“Nasi goreng cumi,” jawab Dera tanpa melihat ke lawan bicaranya.

“Cara masaknya, gimana?” Daren mengikuti ke mana pun Dera pergi.

Gadis itu mencebik kesal, karena terus ditanya ini dan itu.  “Gampang. Tinggal goreng nasi terus dikasih cumi.”

“Itu masak asal namanya, Dera,” ucap Daren sambil geleng-geleng kepala.

Daren mengambil satu buah bawang putih, lalu dia perlihatkan pada Dera. “Haluskan bumbu dulu, atau bisa potong kecil-kecil bawang dan cabai. Tumis hingga harum, barulah kamu masukkan nasi ke dalam bumbu itu,” jelas Daren.

“Iya, tahu, Om! Sepele banget sama aku,” sinis Dera. Beranjak pergi meninggalkan Daren.

“Ya, sudah. Saya tadi cuma memberitahu, soalnya saya pikir kamu tidak tahu. Ternyata lebih jago dari saya,” kata Daren sambil tertawa kecil.

“Mending Om duduk manis aja, deh. Bawel banget!”

“Iya, iya. Mantan calon keponakan.”

**

Nasi goreng cumi sudah terhidang di atas meja, aroma gurih menguar menggelitik indera penciuman Daren. Dia yang mengambil minum di kulkas, berbalik untuk melihat makanan yang Dera masak. Seketika perutnya bergejolak, seolah-olah para cacing berdemo untuk diberi makan.

Langsung saja Daren duduk disalah satu kursi, menatap Dera yang hilir mudik meletakkan buah dan air putih. Istrinya itu sangat telaten.

“Ini, enak, ‘kan?” tanya Daren.

“Hmm.”

“Yakin? Kamu nggak lagi mau ngeracuni saya, kan?” Daren menaikturunkan sebelah alisnya.

“Ya, ampun, tinggal makan juga. Lagian, kalau nasi ini aku racuni, sudah pasti aku mati duluan. Karena tadi, kan, aku yang cobain,” sahut Dera geram.

Daren tertawa kecil melihat reaksi Dera. Dia lekas mengalihkan pandangan dan mulai mengambil piring untuk diisi dengan nasi goreng. Ketika suapan itu masuk ke dalam mulutnya, Daren dapat merasakan enak yang luar biasa. Hingga pria itu tidak ingin berhenti untuk mengunyah.

“Makanya jangan sepele sama aku. Tau-taunya udah habis aja,” sindir Dera seraya menjatuhkan bokongnya di kursi depan Daren.

“Maaf.” Satu kata yang keluar dari mulut Daren. Pria itu kembali melanjutkan makannya.

Dua centong nasi goreng habis dilahap Daren, pria itu meraih gelas berisi air putih dan meneguknya hingga tandas. Melihat Dera masih makan, Daren tidak jadi beranjak pergi.

“Kamu kelihatan baik-baik saja sekarang, berbeda dengan awal mengetahui tentang Pandu.” Daren membuka suara. Otomatis Dera menghentikan makannya, pandangan gadis itu lurus pada Daren.

“Memangnya aku harus bagaimana? Sedih berkepanjangan?” tanya Dera.

“Ya. Aku pikir perempuan akan begitu, jika sedang patah hati. Apalagi dua hari sebelum pernikahan, kabar menyedihkan datang padanya,” lontar Daren.

Dera menghembuskan napas, membebaskan sesak yang kembali datang. “Awalnya memang begitu. Aku hancur, tidak ada semangat hidup karena seolah-olah Tuhan sedang mempermainkanku. Tapi, keadaan membuat aku berpikir jernih. Jika dia pria baik, pasti dia tidak akan melakukan hal keji seperti itu.”

“Bagaimana jika dia melakukan itu karena sebuah alasan?”

“Apa pun alasannya, dia tetap melakukannya, bukan? Aku tidak ingin membuang air mataku lagi, untuk pria seperti dia,” balas Dera.

“Kamu tidak melihat langsung apa yang terjadi, dan mungkin saja semua bukan seperti apa yang kamu pikirkan.” Daren kembali membuka suara.

“Om, kenapa berpikir seperti itu? Aku sudah melupakan semuanya. Aku ... hanya tidak ingin merasa sakit lagi. Hari-hariku ini, sudah sedikit berwarna dengan dukungan Ibu dan Vera. Aku mohon, jangan buat aku untuk kembali jatuh,” lirih Dera.

Daren mengangguk mantap, pria itu memberikan senyuman, meskipun tipis. “Maaf. Dan ... semangat, karena aku selalu ada di sampingmu.”

 **

Maaf baru up, kendala jaringan.

Aku yang selalu ada buat kamu. Eyaaa, kiyut.

 

 

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

EMANG RELA LO REN, KLO DERA KMBALI KE PELUKAN PANDU KPONAKAN LO

2023-12-21

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

KNP DIBILANG JOROK, BEKAS ISTRI SENDIRI, BHKN BAGINDA RASULULLAH SENANTIASA MINUM BEKAS SITI AISYAH ISTRINYA... BELIAU JUGA MAKAN DRI WADAH YG SAMA DGN ISTRI TERCINTA..

2023-12-20

1

Susy Hermaningshih

Susy Hermaningshih

Lanjut thor.... Semangat yaaa... ibu tunggu lagi seneng2 nya niiihhh

2022-07-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kabar Menyakitkan
2 Bab 2. Lelaki Pengganti
3 Bab 3. Pernikahan
4 Bab 4. Berbagi Makanan
5 Bab 5. Pesan Ibu
6 Bab 6. Ajakan untuk Pindah
7 Bab 7. Nyonya Algra
8 Bab 8. Belanja
9 Bab 9. Nasi Goreng
10 Bab 10. Istri Sah
11 Bab 11. Defenisi Tampan yang Sesungguhnya
12 Bab 12. Mengalir Seperti Air
13 Bab 13. Bahagiamu, Bahagiaku
14 Bab 14. Hadiah
15 Bab 15. Makan Malam
16 Bab 16. Aku-Kamu
17 Bab 17. Merajuk
18 Bab 18. Penjelasan
19 Bab 19. First kiss
20 Bab 20. Cium Pagi
21 Bab 21. Usapan Lembut
22 Bab 22. Lingerie
23 Bab 23. Madu Pernikahan
24 Bab 24. Perhatian Daren
25 Bab 25. Hinaan Jilia
26 Bab 26. Melepas Rindu pada Ibu
27 Bab 27. Ngidam?
28 Bab 28. Tatapan Meremehkan
29 Bab 29. Dera Marah?
30 Bab 30. Cemburu?
31 Bab 31. Menantu Kesayangan
32 Bab 32. Daren Frustrasi
33 Bab 33. Tidak ada Alasan untuk tak Mencintainya
34 Bab 34. Obat Perangsang
35 Bab 35. Mengulang Kembali
36 Bab 36. Buket
37 Bab 37. Berusaha Mencintaimu
38 Bab 38. Secercah Kebahagiaan
39 Bab 39. Komplain
40 Bab 40. Sakit
41 Bab 41. Positif
42 Bab 42. Bebek
43 Bab 43. Makhluk Astral
44 Bab 44. Akting
45 Bab 45. Harta
46 Bab 46. Teror?
47 Bab 47. 'Aku kembali.'
48 Bab 48. Bertemu
49 Bab 49. Takkan Pergi
50 Bab 50. Aku Mencintaimu, Mas.
51 Bab 51. Terima Kasih
52 Bab 52. Ingin Berbicara Sesuatu?
53 Bab 53. Tamu tak Diundang
54 Bab 54. Penjelasan
55 Bab 55. Vera Mengorek Informasi
56 Bab 56. Bertemu Mima
57 Bab 57. Virus Cinta
58 Bab 58. Flashback
59 Bab 59. Bakar-bakar
60 Bab 60. Bertemu
61 Bab 61. Tidak Perawan Lagi
62 Bab 62. Selalu Rindu
63 Bab 63. Menangis Bersama
64 Bab 64. Resep Mendatangkan Cinta?
65 Bab 65. Semakin Cinta
66 Bab 66. Apa yang Terjadi dengan Pak Befan?
67 Bab 67. Vera vs Mima
68 Bab 68. Pipis.
69 Bab 69. Welcome
70 Bab 70. Aku Setia
71 Bab 71. Tumben
72 Bab 72. Berdamai
73 Bab 73. Hanya Sebagai Teman
74 Bab 74. Pergi
75 Bab 75. Jemput Aku
76 Bab 76. Menuju Ending
77 Bab 77. Ending
78 Pengumuman
79 Boncap 1
80 Boncap 2
81 Boncap 3
82 Season 2: 1
83 Season 2: 2
84 Season 2: 3
85 Season 2: 4
86 Season 2: 5
87 Season 2: 6
88 Season 2: 7
89 Season 2: 8
90 Season 2: 9
91 Season 2: 10
92 Season 2: 11
93 Season 2: 12
94 Season 2: 13
95 Season 2: 14
96 Season 2: 15
97 Season 2: 16
98 Season 2: 17
99 Season 2: 18
100 Season 2: 19
101 Season 2: 20
102 Season 2: 21
103 Season 2: 22
104 Season 2: 23
105 Season 2: 24
106 Season 2: 25
107 Season 2: 26
108 Season 2: 27
109 Season 2: 28
110 Season 2: 29
111 Season 2: 30
112 Season 2: 31
113 Season 2: 32
114 Season 2: 33
115 Season 2: 34
116 Season 2: 35
117 Season 2: 36 Tamat
118 Pengumuman
119 Extra Part
120 Pengumuman
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1. Kabar Menyakitkan
2
Bab 2. Lelaki Pengganti
3
Bab 3. Pernikahan
4
Bab 4. Berbagi Makanan
5
Bab 5. Pesan Ibu
6
Bab 6. Ajakan untuk Pindah
7
Bab 7. Nyonya Algra
8
Bab 8. Belanja
9
Bab 9. Nasi Goreng
10
Bab 10. Istri Sah
11
Bab 11. Defenisi Tampan yang Sesungguhnya
12
Bab 12. Mengalir Seperti Air
13
Bab 13. Bahagiamu, Bahagiaku
14
Bab 14. Hadiah
15
Bab 15. Makan Malam
16
Bab 16. Aku-Kamu
17
Bab 17. Merajuk
18
Bab 18. Penjelasan
19
Bab 19. First kiss
20
Bab 20. Cium Pagi
21
Bab 21. Usapan Lembut
22
Bab 22. Lingerie
23
Bab 23. Madu Pernikahan
24
Bab 24. Perhatian Daren
25
Bab 25. Hinaan Jilia
26
Bab 26. Melepas Rindu pada Ibu
27
Bab 27. Ngidam?
28
Bab 28. Tatapan Meremehkan
29
Bab 29. Dera Marah?
30
Bab 30. Cemburu?
31
Bab 31. Menantu Kesayangan
32
Bab 32. Daren Frustrasi
33
Bab 33. Tidak ada Alasan untuk tak Mencintainya
34
Bab 34. Obat Perangsang
35
Bab 35. Mengulang Kembali
36
Bab 36. Buket
37
Bab 37. Berusaha Mencintaimu
38
Bab 38. Secercah Kebahagiaan
39
Bab 39. Komplain
40
Bab 40. Sakit
41
Bab 41. Positif
42
Bab 42. Bebek
43
Bab 43. Makhluk Astral
44
Bab 44. Akting
45
Bab 45. Harta
46
Bab 46. Teror?
47
Bab 47. 'Aku kembali.'
48
Bab 48. Bertemu
49
Bab 49. Takkan Pergi
50
Bab 50. Aku Mencintaimu, Mas.
51
Bab 51. Terima Kasih
52
Bab 52. Ingin Berbicara Sesuatu?
53
Bab 53. Tamu tak Diundang
54
Bab 54. Penjelasan
55
Bab 55. Vera Mengorek Informasi
56
Bab 56. Bertemu Mima
57
Bab 57. Virus Cinta
58
Bab 58. Flashback
59
Bab 59. Bakar-bakar
60
Bab 60. Bertemu
61
Bab 61. Tidak Perawan Lagi
62
Bab 62. Selalu Rindu
63
Bab 63. Menangis Bersama
64
Bab 64. Resep Mendatangkan Cinta?
65
Bab 65. Semakin Cinta
66
Bab 66. Apa yang Terjadi dengan Pak Befan?
67
Bab 67. Vera vs Mima
68
Bab 68. Pipis.
69
Bab 69. Welcome
70
Bab 70. Aku Setia
71
Bab 71. Tumben
72
Bab 72. Berdamai
73
Bab 73. Hanya Sebagai Teman
74
Bab 74. Pergi
75
Bab 75. Jemput Aku
76
Bab 76. Menuju Ending
77
Bab 77. Ending
78
Pengumuman
79
Boncap 1
80
Boncap 2
81
Boncap 3
82
Season 2: 1
83
Season 2: 2
84
Season 2: 3
85
Season 2: 4
86
Season 2: 5
87
Season 2: 6
88
Season 2: 7
89
Season 2: 8
90
Season 2: 9
91
Season 2: 10
92
Season 2: 11
93
Season 2: 12
94
Season 2: 13
95
Season 2: 14
96
Season 2: 15
97
Season 2: 16
98
Season 2: 17
99
Season 2: 18
100
Season 2: 19
101
Season 2: 20
102
Season 2: 21
103
Season 2: 22
104
Season 2: 23
105
Season 2: 24
106
Season 2: 25
107
Season 2: 26
108
Season 2: 27
109
Season 2: 28
110
Season 2: 29
111
Season 2: 30
112
Season 2: 31
113
Season 2: 32
114
Season 2: 33
115
Season 2: 34
116
Season 2: 35
117
Season 2: 36 Tamat
118
Pengumuman
119
Extra Part
120
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!