Bab 10. Istri Sah

“Sampai kapan saya harus tidur di sofa seperti ini?”

Pertanyaan yang keluar dari mulut Daren, membuat Dera tidak jadi menutup matanya. Gadis itu memiringkan tubuh, jadi menghadap ke arah sofa.

“Salah sendiri. Lagian, Om bisa tidur di kamar lain. Kenapa masih memaksa di sini?” cibir Dera.

“Bukankah sepasang suami-istri harus tidur di kamar yang sama? Rasanya tidak etis, jika suami-istri itu tidur di kamar berbeda. Apa tanggapan orang lain?”

“Tapi, kan, kita menikah karena terpaksa,” sahut Dera tidak terima.

“Apa pun alasannya. Pernikahan ini sudah terdaftar di negara dan sah dimata agama,” jelas Daren.

Malas berdebat, Dera memilih membelakangi Daren. Kesal rasanya mendengar penjelasan pria itu, tetapi memang itulah kenyataannya. Dera pun tidak bisa menyangkal, karena memang dia istri sah Daren.

Ketika akan membalikkan badan kembali, Dera dikagetkan dengan kedatangan Daren yang langsung tidur di sampingnya. Pria itu memiringkan tubuh, hingga keduanya saling menatap dalam satu ranjang yang sama.

“Dan ini pun wajib bagi suami-istri, yaitu tidur satu ranjang,” tekan Daren sambil tersenyum mengejek.

“Om ....”

“Apa? Benar, kan? Kamu pasti sudah diberi tahu oleh Ibu,” ucap Daren.

“Terserah aja.” Dera langsung membelakangi Daren, gadis itu menarik selimut hingga sebatas leher.

Berusaha memejamkan mata, Dera malah tidak bisa tidur. Yang tadinya mengantuk, malah semakin terjaga. Pergerakan Daren, membuat jantungnya berdebar-debar. Ingin tahu apa yang pria itu lakukan, tetapi Dera gengsi untuk berbalik kembali.

“Mau dikasih pembatas di tengah-tengah, hm?” tanya Daren.

“Iya ...,” lirih Dera.

“Iya, apa?” Daren sengaja menggoda gadis itu, agar mau berbalik dan berbicara dengan melihat dia.

Ternyata, wajah datar nan dingin Daren tidak selalu pria itu tampilkan. Ada sifat menggoda yang selalu Daren berikan pada Dera, dan sukses membuatnya kesal parah.

“Iya. Kasih pembatas di tengah-tengah!” cetus Dera membuat Daren tertawa kecil.

“Nah, gitu. Tidak baik berbicara sambil membelakangi lawan bicara.”

“Iya, Om. Terima kasih sudah diberi tahu,” kata Dera sambil memutar bola matanya, malas.

Malam itu, suami-istri yang katanya menikah karena sebuah keterpaksaan, tidur dalam satu ranjang yang sama. Pembatas yang Daren berikan atas persetujuan Dera, dihilangkan oleh gadis itu sendiri.

Memeluk erat tubuh Daren, seolah suaminya adalah bantal guling yang selalu menemani dia tidur. Pun, mendapat tepukan lembut dipunggung, membuat Dera semakin lelap dengan mimpi indahnya.

**

Merasa tenggorokan kering dan perlu dibasahi oleh air, perlahan Dera mengerjapkan mata. Kedua tangannya yang masih setia memeluk tubuh Daren, belum terlepas. Sampai nyawa yang sudah terkumpul sepenuhnya, barulah dia sadar. Gadis itu langsung menarik tangan, menjauhkan tubuhnya dari Daren.

“Astaga, nggak mungkin. Nggak mungkin, aku ... peluk dia,” ucap Dera sambil menggelengkan kepalanya.

Dera cepat-cepat turun dari kasur. Untung saja dia yang bangun lebih dulu, kalau sampai Daren, sudah pasti pria itu akan meledek dirinya. Jantung Dera masih berdebar tak karuan, mendapat kenyataan bahwa dia yang melanggar batas yang sudah mereka buat dan sepakati.

“Semoga saja, Om Daren tidak terbangun saat aku tidur tadi. Bisa bahaya.” Dera berucap sambil meremas kedua tangannya.

Niat untuk membasahi kerongkongan sudah musnah, yang ada malah rasa gugup. Namun, melihat wajah damai Daren. Ada kemungkinan pria itu tertidur sangat pulas. Dan Dera sangat berharap seperti itu.

Karena sudah trauma dan tidak ingin hal itu terulang kembali, Dera memilih tidur di sofa. Dia tahu, mungkin pagi nanti badannya akan sakit-sakit semua. Namun, kembali tidur di samping Daren juga tidak membuatnya nyaman. Jadi, Dera memilih yang aman-aman saja.

“Semoga tidak ada drama tidur sambil berjalan, terus memeluk Om-om itu lagi,” harap Dera.

**

Ayunis—teman Dera yang baru kembali dari Surabaya, mengajak gadis itu untuk ketemuan di kafe terdekat. Dera yang memang sangat rindu dengan si bawel, setuju saja. Bahkan, gadis itu yang paling antusias.

Pukul sebelas siang, Dera sudah bersiap-siap untuk pergi. Saat akan menuruni anak tangga, dia berpapasan dengan Daren yang sedang menaiki anak tangga menuju kamar. Pria itu melihat penampilan istrinya dari ujung kaki sampai kepala. Dress putih tulang melekat indah ditubuh Dera, dipadu dengan sneakers berwarna senada. Wajah Dera pun tampak cerah, dengan make up tipis yang sudah dia poleskan.

“Mau ke mana?” tanya Daren dingin. Tatapannya tidak lepas dari wajah Dera.

“Ketemu temen,” jawab Dera santai. Hendak menuruni anak tangga kembali, tetapi langsung ditahan oleh Daren.

“Laki-laki atau perempuan? Dan, lagi, kenapa tidak izin padaku lebih dulu jika ingin pergi?”

“Izin? Harus banget, ya?” Dera balik bertanya. Dengan dahi berkerut.

“Jelas, karena aku suamimu!” sahut Daren. Cengkaman di pergelangan tangan Dera semakin erat.

“Aku ingin pergi menemui teman perempuanku di kafe terdekat sini. Maka, aku meminta izin pada Om untuk segera pergi. Udah, kan?”

Daren tidak menjawab ucapan Dera, tetapi pria itu malah meremas telapak tangan Dera yang sudah dia genggam. Ada rasa tak rela melepaskan gadis itu pergi, tetapi ketika melihat raut wajah kesal Dera sudah tampak. Mau tidak mau, Daren melepas genggamannya.

“Baiklah, saya mengizinkan kamu pergi. Tapi, jangan pulang terlalu sore,” pesan Daren.

“Hmm. Bawel, deh.” Dera langsung menuruni anak tangga. Berjalan cepat meninggalkan rumah karena takut temannya sudah menunggu.

**

Dera sudah sampai di kafe, tempat janjian dia dan Ayunis. Sambil menunggu temannya datang, Dera memesan makanan lebih dulu. Gadis itu memperhatikan sekitar, interior kafe tidak terlalu mewah, tetapi terkesan sangat bersih dan rapi.

Tidak lama, orang yang dia tunggu-tunggu akhirnya datang. Ayunis langsung memeluk Dera yang dibalas oleh gadis itu. Mereka melepas rindu sejenak, barulah duduk.

“Aku sudah mendengar kabar pernikahanmu dari Vera. Sungguh, aku tidak menyangka,” ucap Ayunis.

“Sudah kuduga, pasti Vera yang akan lebih dulu bercerita,” gerutu Dera.

Ayunis langsung saja tertawa. “Dia sudah menganggap aku Kakak. Sudah pasti akan menceritakan semuanya.”

Si empu hanya bisa menghembuskan napas pelan. Lalu menyesap minuman yang sudah dia pesan tadi, beserta mencomot satu kentang goreng.

“Sejak dulu aku memang tidak pernah suka dengan Pandu. Kelihatannya saja dia baik, tetapi di balik semua itu, dia munafik,” kata Ayunis dengan wajah geram.

“Sudahlah, aku juga sudah berusaha untuk melupakan dia dan kejadian itu.”

“Tidak bisa, Der. Pandu harus diberi pelajaran. Enak sekali dia, sudah menyakiti kamu. Eh, malah Om-nya yang menikahi kamu, doubel sakitnya,” bantah Ayunis.

Sebagai seseorang yang sudah berteman dengan Dera sejak kecil, tidak terima jika temannya disakiti seperti itu.

“Terus aku harus apa? Menghukum Pandu? Dia saja sudah menghilang.”

Melihat wajah sendu Dera, Ayunis menghampiri sahabatnya dan memeluk gadis itu dengan erat.

“Sabar, ya. Aku yakin, kamu bisa melewati ini semua. Ingat, masih ada aku, Ibu dan Vera yang sayang sama kamu.”

**

Maaf. Othor baru bisa up. Kemarin saya sangat riweuh dengan sekolah yang sudah full day. Tapi, insyaAllah saya akan berusaha membagi sedikit waktu untuk melanjutkan cerita ini.

Jangan lupa tap favorit, like, dan komen. Jika ingin berikan vote dan hadiah agar saya semangat, boleh saja😁

 Dapet bonus om Daren, nih.

 

 

 

Terpopuler

Comments

Indra Davais

Indra Davais

aku juga lebih seneng wajah bule dr oppa lebih cocok

2024-01-22

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

SUKA DGN VISUAL DAREN,, MSKI KBULE BULEAN, TPI LBH OKE DRIPADA VISUAL OPPA2 KOREA.

2023-12-21

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

NAHHHH,, SAHABAT LO AZA GK SUKA LO SAMA PANDU...

2023-12-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kabar Menyakitkan
2 Bab 2. Lelaki Pengganti
3 Bab 3. Pernikahan
4 Bab 4. Berbagi Makanan
5 Bab 5. Pesan Ibu
6 Bab 6. Ajakan untuk Pindah
7 Bab 7. Nyonya Algra
8 Bab 8. Belanja
9 Bab 9. Nasi Goreng
10 Bab 10. Istri Sah
11 Bab 11. Defenisi Tampan yang Sesungguhnya
12 Bab 12. Mengalir Seperti Air
13 Bab 13. Bahagiamu, Bahagiaku
14 Bab 14. Hadiah
15 Bab 15. Makan Malam
16 Bab 16. Aku-Kamu
17 Bab 17. Merajuk
18 Bab 18. Penjelasan
19 Bab 19. First kiss
20 Bab 20. Cium Pagi
21 Bab 21. Usapan Lembut
22 Bab 22. Lingerie
23 Bab 23. Madu Pernikahan
24 Bab 24. Perhatian Daren
25 Bab 25. Hinaan Jilia
26 Bab 26. Melepas Rindu pada Ibu
27 Bab 27. Ngidam?
28 Bab 28. Tatapan Meremehkan
29 Bab 29. Dera Marah?
30 Bab 30. Cemburu?
31 Bab 31. Menantu Kesayangan
32 Bab 32. Daren Frustrasi
33 Bab 33. Tidak ada Alasan untuk tak Mencintainya
34 Bab 34. Obat Perangsang
35 Bab 35. Mengulang Kembali
36 Bab 36. Buket
37 Bab 37. Berusaha Mencintaimu
38 Bab 38. Secercah Kebahagiaan
39 Bab 39. Komplain
40 Bab 40. Sakit
41 Bab 41. Positif
42 Bab 42. Bebek
43 Bab 43. Makhluk Astral
44 Bab 44. Akting
45 Bab 45. Harta
46 Bab 46. Teror?
47 Bab 47. 'Aku kembali.'
48 Bab 48. Bertemu
49 Bab 49. Takkan Pergi
50 Bab 50. Aku Mencintaimu, Mas.
51 Bab 51. Terima Kasih
52 Bab 52. Ingin Berbicara Sesuatu?
53 Bab 53. Tamu tak Diundang
54 Bab 54. Penjelasan
55 Bab 55. Vera Mengorek Informasi
56 Bab 56. Bertemu Mima
57 Bab 57. Virus Cinta
58 Bab 58. Flashback
59 Bab 59. Bakar-bakar
60 Bab 60. Bertemu
61 Bab 61. Tidak Perawan Lagi
62 Bab 62. Selalu Rindu
63 Bab 63. Menangis Bersama
64 Bab 64. Resep Mendatangkan Cinta?
65 Bab 65. Semakin Cinta
66 Bab 66. Apa yang Terjadi dengan Pak Befan?
67 Bab 67. Vera vs Mima
68 Bab 68. Pipis.
69 Bab 69. Welcome
70 Bab 70. Aku Setia
71 Bab 71. Tumben
72 Bab 72. Berdamai
73 Bab 73. Hanya Sebagai Teman
74 Bab 74. Pergi
75 Bab 75. Jemput Aku
76 Bab 76. Menuju Ending
77 Bab 77. Ending
78 Pengumuman
79 Boncap 1
80 Boncap 2
81 Boncap 3
82 Season 2: 1
83 Season 2: 2
84 Season 2: 3
85 Season 2: 4
86 Season 2: 5
87 Season 2: 6
88 Season 2: 7
89 Season 2: 8
90 Season 2: 9
91 Season 2: 10
92 Season 2: 11
93 Season 2: 12
94 Season 2: 13
95 Season 2: 14
96 Season 2: 15
97 Season 2: 16
98 Season 2: 17
99 Season 2: 18
100 Season 2: 19
101 Season 2: 20
102 Season 2: 21
103 Season 2: 22
104 Season 2: 23
105 Season 2: 24
106 Season 2: 25
107 Season 2: 26
108 Season 2: 27
109 Season 2: 28
110 Season 2: 29
111 Season 2: 30
112 Season 2: 31
113 Season 2: 32
114 Season 2: 33
115 Season 2: 34
116 Season 2: 35
117 Season 2: 36 Tamat
118 Pengumuman
119 Extra Part
120 Pengumuman
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1. Kabar Menyakitkan
2
Bab 2. Lelaki Pengganti
3
Bab 3. Pernikahan
4
Bab 4. Berbagi Makanan
5
Bab 5. Pesan Ibu
6
Bab 6. Ajakan untuk Pindah
7
Bab 7. Nyonya Algra
8
Bab 8. Belanja
9
Bab 9. Nasi Goreng
10
Bab 10. Istri Sah
11
Bab 11. Defenisi Tampan yang Sesungguhnya
12
Bab 12. Mengalir Seperti Air
13
Bab 13. Bahagiamu, Bahagiaku
14
Bab 14. Hadiah
15
Bab 15. Makan Malam
16
Bab 16. Aku-Kamu
17
Bab 17. Merajuk
18
Bab 18. Penjelasan
19
Bab 19. First kiss
20
Bab 20. Cium Pagi
21
Bab 21. Usapan Lembut
22
Bab 22. Lingerie
23
Bab 23. Madu Pernikahan
24
Bab 24. Perhatian Daren
25
Bab 25. Hinaan Jilia
26
Bab 26. Melepas Rindu pada Ibu
27
Bab 27. Ngidam?
28
Bab 28. Tatapan Meremehkan
29
Bab 29. Dera Marah?
30
Bab 30. Cemburu?
31
Bab 31. Menantu Kesayangan
32
Bab 32. Daren Frustrasi
33
Bab 33. Tidak ada Alasan untuk tak Mencintainya
34
Bab 34. Obat Perangsang
35
Bab 35. Mengulang Kembali
36
Bab 36. Buket
37
Bab 37. Berusaha Mencintaimu
38
Bab 38. Secercah Kebahagiaan
39
Bab 39. Komplain
40
Bab 40. Sakit
41
Bab 41. Positif
42
Bab 42. Bebek
43
Bab 43. Makhluk Astral
44
Bab 44. Akting
45
Bab 45. Harta
46
Bab 46. Teror?
47
Bab 47. 'Aku kembali.'
48
Bab 48. Bertemu
49
Bab 49. Takkan Pergi
50
Bab 50. Aku Mencintaimu, Mas.
51
Bab 51. Terima Kasih
52
Bab 52. Ingin Berbicara Sesuatu?
53
Bab 53. Tamu tak Diundang
54
Bab 54. Penjelasan
55
Bab 55. Vera Mengorek Informasi
56
Bab 56. Bertemu Mima
57
Bab 57. Virus Cinta
58
Bab 58. Flashback
59
Bab 59. Bakar-bakar
60
Bab 60. Bertemu
61
Bab 61. Tidak Perawan Lagi
62
Bab 62. Selalu Rindu
63
Bab 63. Menangis Bersama
64
Bab 64. Resep Mendatangkan Cinta?
65
Bab 65. Semakin Cinta
66
Bab 66. Apa yang Terjadi dengan Pak Befan?
67
Bab 67. Vera vs Mima
68
Bab 68. Pipis.
69
Bab 69. Welcome
70
Bab 70. Aku Setia
71
Bab 71. Tumben
72
Bab 72. Berdamai
73
Bab 73. Hanya Sebagai Teman
74
Bab 74. Pergi
75
Bab 75. Jemput Aku
76
Bab 76. Menuju Ending
77
Bab 77. Ending
78
Pengumuman
79
Boncap 1
80
Boncap 2
81
Boncap 3
82
Season 2: 1
83
Season 2: 2
84
Season 2: 3
85
Season 2: 4
86
Season 2: 5
87
Season 2: 6
88
Season 2: 7
89
Season 2: 8
90
Season 2: 9
91
Season 2: 10
92
Season 2: 11
93
Season 2: 12
94
Season 2: 13
95
Season 2: 14
96
Season 2: 15
97
Season 2: 16
98
Season 2: 17
99
Season 2: 18
100
Season 2: 19
101
Season 2: 20
102
Season 2: 21
103
Season 2: 22
104
Season 2: 23
105
Season 2: 24
106
Season 2: 25
107
Season 2: 26
108
Season 2: 27
109
Season 2: 28
110
Season 2: 29
111
Season 2: 30
112
Season 2: 31
113
Season 2: 32
114
Season 2: 33
115
Season 2: 34
116
Season 2: 35
117
Season 2: 36 Tamat
118
Pengumuman
119
Extra Part
120
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!