Bab 8. Belanja

Rumah lantai dua bergaya Eropa dengan ornamen yang sangat indah. Cat dinding ruang keluarga berwarna emas, dipadu dengan barang-barang yang hampir berwarna senada. Napasnya tercekat, menatap semua barang di dalam ruangan itu. Mungkin kalau dihitung, harga semua barang di sini melebihi harga rumahnya.

Dera langsung tersadar ketika Daren berdehem cukup keras. Gadis itu tertunduk kecil untuk menghilangkan gugup, barulah kembali menegakkan kepalanya.  

“Mau langsung ke kamar?” tanya Daren.

“Boleh. Aku juga udah capek, pengin segera rebahkan badan,” ucap Dera. Dibalas anggukan oleh Daren.

Lagi, gadis itu mengikuti langkah Daren menuju lantai atas. Yang katanya, di sana letak kamar yang akan Dera tempati. Setiap naik tangga, Dera mengagumi setiap lukisan yang tertempel di dinding. Mulai dari pegunungan, sampai hiruk piruk kota yang terlihat indah dan nyata. Segera Dera alihkan pandangan dan fokus pada langkahnya. Dia tidak ingin ketinggalan Daren, dan berujung nyasar entah kemana. Karena jujur saja, lantai dua juga begitu luas.

Saat pintu kamar terbuka, Dera menatap tidak percaya sekali lagi. Warna abu-abu mendominasi kamar itu, ditambah dengan satu ranjang besar untuk dua orang. Satu set sofa dan satu buah TV, ada lemari tempat barang berharga yang terletak di jajaran pintu. Dera bisa tebak, lemari pakaian pasti ada diruang sendiri, karena sejak tadi, dia menelusuri kamar ini tidak ada lemari pakaian.

“Apa aku akan tidur di sini?” tanya Dera seraya menatap Daren yang tengah membereskan tempat tidur.

“Iya. Kita akan tidur di sini,” jawab Daren tanpa mengalihkan pandangan dari kasur empuk.

“Apa? Kita?”

“Hmm.”

“Bukankah rumah ini besar, sudah pasti memiliki kamar banyak. Tidak mungkin, hanya ada satu kamar ini saja,” ujar Dera.

“Iya, banyak. Tapi saya maunya tidur di sini, kenapa?” Daren menaikturunkan alisnya.

“Kalau gitu, aku saja yang pindah ke kamar lain,” tukas Dera hendak pergi, tetapi tangannya langsung ditarik oleh Daren.

Dera tidak bisa menahan tubuhnya hingga terhuyung menabrak dada bidang Daren. Keduanya saling pandang, mendalami manik mata satu sama lain. Dera bisa merasakan detak jantung Daren yang normal, sedangkan dia, jantungnya berdetak dua kali lipat lebih cepat.

Dengan segera Dera langsung melepaskan diri, dia membenarkan bajunya yang hanya lepek sedikit. Berulang kali gadis itu berdehem, meloloskan rasa gugup yang mendominasi dirinya.

“Mau Om apa, sih? Kalau aku tadi jatuh, gimana?” omel Dera.

“Buktinya kamu tidak jatuh, karena ada saya yang menahan pinggangmu,” sahut Daren.

“Terserah, Om, lah.” Dera memilih pergi ke sofa, duduk di sana sambil melipat kedua tangannya di dada.

Selesai merapikan tempat tidur, Daren beranjak menghampiri Dera. Pria itu duduk tepat di samping sang istri, mengamati wajah cemberut yang nyatanya malah kelihatan imut. Kedua tangan Daren sudah amat gatal ingin mencubit pipi Dera, tetapi urung karena tidak ingin membangunkan harimau yang sedang tidur.

“Kata bibi, beliau belum sempat belanja bahan dapur. Jadi, saya berniat mengajak kamu. Apa kamu mau, belanja denganku?” Daren membuka suara, mencoba mencairkan suasana.

Dera menoleh, menatap wajah Daren yang kali ini sedikit ada senyuman di sana. Rasa lelah yang sejak tadi menghantam tubuh, seolah hilang ketika membayangkan jajanan yang ada di supermarket.

“Ya, udah, aku mau,” jawab Dera.

“Mau langsung pergi, atau istirahat dulu?”

“Sekarang aja, soalnya hari juga mulai sore,” usul Dera. Daren mengangguk.

“Kalau gitu aku mau ganti baju dulu, Om juga ganti sana. Jangan pakai ini, kelihatan jelek,” ucap Dera sambil menjulurkan lidahnya, mengejek Daren.

“Tidak apa jelek, yang penting sudah punya istri yang cantik,” jawab Daren.

Dera mendesah kesal, dengan mengentakkan kaki dia menghampiri kopernya untuk mencari baju yang akan dia kenakan. Sama halnya dengan Daren, pria itu keluar dari kamar untuk ke kamar sebelah. Baju-bajunya ada di sana, dan Daren berniat untuk memakai di sana pula.

Celana jeans hitam yang dipadu dengan sweater putih melekat indah ditubuh Dera. Tidak lupa pula sneakers berwarna putih yang sudah dia siapkan. Sebelum keluar menemui Daren, Dera memoles tipis make up di wajahnya, agar tidak kelihatan pucat. Setelah itu dia mengambil tas gendong di kasur, dan melangkah pergi meninggalkan kamar.

Terpana melihat penampilan Daren dari ujung kaki sampai kepala. Pria itu memakai celana hitam dan kaos oblong berwarna hitam pula yang dilapisi dengan jaket berwarna senada. Konsep Daren hari ini adalah hitam.

“Ayo, pergi. Jangan bilang kamu terpana dengan ketampanan saya,” celetuk Daren.

Dera membuang wajah dengan kesal. “Jadi cowok, kok, ke-geer-an banget.”

“Saya cuma menebak. Kalau pun tidak, masih ada, kok, yang bakalan terpana dengan saya,” ucap Daren sombong.

“Ya ya ya. Terserah, Om, aja.”

**

Mobil Daren memasuki halaman lebar mal kota. Setelah mematikan mesin mobil, pria itu meminta Dera untuk turun. Dera pikir mereka akan belanja di supermarket saja, ternyata Daren malah mengajaknya ke mal. Keduanya berjalan beriringan, tanpa berpegangan tangan. Bahkan, jarak antara Dera dan Daren cukup jauh karena Dera yang terus memberi jarak.

“Sini lagi, nanti kamu hilang. Apalagi suasana sedang ramai sekali,” pinta Daren.

“Apa, sih, Om? Aku udah besar juga,” sahut Dera.

“Sudah cepat, sini. Kalau kamu hilang, saya juga yang repot.”

“Lagian aku nggak minta Om repot.”

“Dera,” panggil Daren penuh penekanan. Mau tidak mau gadis itu menurut, tentunya dengan wajah cemberut karena kesal.

Tempat pertama yang mereka tuju adalah sayur-sayuran. Dera mulai memilih sayur yang dia suka, sambil melihat-lihat harga yang tertempel di sana.

“Di sini mahal-mahal. Gimana kalau kita pindah ke supermarket saja, mungkin harganya sedikit lebih murah,” usul Dera. Memang benar, dia saja sampai meringis ketika melihat harga.

“Pindah? Nggak perlu, capek kalau harus bolak-balik. Udah, kamu pilih saja, yang bayar, kan, saya.”

“Tapi, Om.”

“Pilih saja, Dera. Kalau pun saya harus membeli mal ini, saya sanggup,” ucap Daren.

“Ck, dasar sombong!” cibir Dera.

Karena sudah mendapat perintah untuk membeli saja, akhirnya Dera mengambil semua kebutuhan dapur. Tidak peduli kalau pun harganya sangat menguras dompet, dia terlanjur kesal pada Daren yang sombong itu.

Selesai dengan sayuran, Daren dan Dera kembali berkeliling mal. Sesekali Dera berhenti, untuk sekadar melihat-lihat saja. Sebab, keinginan yang sudah dia susun di rumah, hilang ketika mengetahui harga semua barang di sana. Namun, langkah Dera kembali berhenti ketika melihat patung pria yang sangat dia sukai.

“Oppa Lee Minho, astaga kamu tampan sekali,” ucap Dera sambil menyentuh patung di depannya.

Melihat itu, Daren mencebik kesal. Apa semua perempuan, memang menyukai pria negeri ginseng? Ah, rasanya dia ingin menendang patung itu.

“Dera, ayo pergi,” ajak Daren sambil menarik tas Dera.

Gadis itu menepis, menjawab ajakan Daren dengan kesal, “Aku sedang menikmati ketampanan pria ini, Om. Tolong jangan ganggu!”

“Lebih tampan juga saya.” Dengan percaya diri, Daren memakai kaca mata hitamnya, yang menambah ketampanan pria itu lagi dan lagi.

“Dasar tukang pede!”

 **

Sudah doubel up, ya, gaes. Kita lanjut besok lagi.

Iya, tau, om paling ganteng dah.

Nyonya Algra, nih, gaes. Senggol dong 😂

 

 

 

Terpopuler

Comments

Hera Dita

Hera Dita

Alhamdulillah.... saya tetap mengidolakan suami...

2024-04-05

0

Hera Dita

Hera Dita

beh... suami idaman banget... kaya, pengertian, perhatian, dewasa, sabar, tanggung jawab, mudah mudahan setia...

2024-04-05

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

ARTIS2 DARI NEGERI KAFIR DI IDOLAKN.. YG PARAH YAA CEWEK2, MUSLIM, OPPA2, KOREA KAFIR YG GAK SUNAT ALIAS KULUP DIJADIKN IDOLA...

2023-12-20

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kabar Menyakitkan
2 Bab 2. Lelaki Pengganti
3 Bab 3. Pernikahan
4 Bab 4. Berbagi Makanan
5 Bab 5. Pesan Ibu
6 Bab 6. Ajakan untuk Pindah
7 Bab 7. Nyonya Algra
8 Bab 8. Belanja
9 Bab 9. Nasi Goreng
10 Bab 10. Istri Sah
11 Bab 11. Defenisi Tampan yang Sesungguhnya
12 Bab 12. Mengalir Seperti Air
13 Bab 13. Bahagiamu, Bahagiaku
14 Bab 14. Hadiah
15 Bab 15. Makan Malam
16 Bab 16. Aku-Kamu
17 Bab 17. Merajuk
18 Bab 18. Penjelasan
19 Bab 19. First kiss
20 Bab 20. Cium Pagi
21 Bab 21. Usapan Lembut
22 Bab 22. Lingerie
23 Bab 23. Madu Pernikahan
24 Bab 24. Perhatian Daren
25 Bab 25. Hinaan Jilia
26 Bab 26. Melepas Rindu pada Ibu
27 Bab 27. Ngidam?
28 Bab 28. Tatapan Meremehkan
29 Bab 29. Dera Marah?
30 Bab 30. Cemburu?
31 Bab 31. Menantu Kesayangan
32 Bab 32. Daren Frustrasi
33 Bab 33. Tidak ada Alasan untuk tak Mencintainya
34 Bab 34. Obat Perangsang
35 Bab 35. Mengulang Kembali
36 Bab 36. Buket
37 Bab 37. Berusaha Mencintaimu
38 Bab 38. Secercah Kebahagiaan
39 Bab 39. Komplain
40 Bab 40. Sakit
41 Bab 41. Positif
42 Bab 42. Bebek
43 Bab 43. Makhluk Astral
44 Bab 44. Akting
45 Bab 45. Harta
46 Bab 46. Teror?
47 Bab 47. 'Aku kembali.'
48 Bab 48. Bertemu
49 Bab 49. Takkan Pergi
50 Bab 50. Aku Mencintaimu, Mas.
51 Bab 51. Terima Kasih
52 Bab 52. Ingin Berbicara Sesuatu?
53 Bab 53. Tamu tak Diundang
54 Bab 54. Penjelasan
55 Bab 55. Vera Mengorek Informasi
56 Bab 56. Bertemu Mima
57 Bab 57. Virus Cinta
58 Bab 58. Flashback
59 Bab 59. Bakar-bakar
60 Bab 60. Bertemu
61 Bab 61. Tidak Perawan Lagi
62 Bab 62. Selalu Rindu
63 Bab 63. Menangis Bersama
64 Bab 64. Resep Mendatangkan Cinta?
65 Bab 65. Semakin Cinta
66 Bab 66. Apa yang Terjadi dengan Pak Befan?
67 Bab 67. Vera vs Mima
68 Bab 68. Pipis.
69 Bab 69. Welcome
70 Bab 70. Aku Setia
71 Bab 71. Tumben
72 Bab 72. Berdamai
73 Bab 73. Hanya Sebagai Teman
74 Bab 74. Pergi
75 Bab 75. Jemput Aku
76 Bab 76. Menuju Ending
77 Bab 77. Ending
78 Pengumuman
79 Boncap 1
80 Boncap 2
81 Boncap 3
82 Season 2: 1
83 Season 2: 2
84 Season 2: 3
85 Season 2: 4
86 Season 2: 5
87 Season 2: 6
88 Season 2: 7
89 Season 2: 8
90 Season 2: 9
91 Season 2: 10
92 Season 2: 11
93 Season 2: 12
94 Season 2: 13
95 Season 2: 14
96 Season 2: 15
97 Season 2: 16
98 Season 2: 17
99 Season 2: 18
100 Season 2: 19
101 Season 2: 20
102 Season 2: 21
103 Season 2: 22
104 Season 2: 23
105 Season 2: 24
106 Season 2: 25
107 Season 2: 26
108 Season 2: 27
109 Season 2: 28
110 Season 2: 29
111 Season 2: 30
112 Season 2: 31
113 Season 2: 32
114 Season 2: 33
115 Season 2: 34
116 Season 2: 35
117 Season 2: 36 Tamat
118 Pengumuman
119 Extra Part
120 Pengumuman
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1. Kabar Menyakitkan
2
Bab 2. Lelaki Pengganti
3
Bab 3. Pernikahan
4
Bab 4. Berbagi Makanan
5
Bab 5. Pesan Ibu
6
Bab 6. Ajakan untuk Pindah
7
Bab 7. Nyonya Algra
8
Bab 8. Belanja
9
Bab 9. Nasi Goreng
10
Bab 10. Istri Sah
11
Bab 11. Defenisi Tampan yang Sesungguhnya
12
Bab 12. Mengalir Seperti Air
13
Bab 13. Bahagiamu, Bahagiaku
14
Bab 14. Hadiah
15
Bab 15. Makan Malam
16
Bab 16. Aku-Kamu
17
Bab 17. Merajuk
18
Bab 18. Penjelasan
19
Bab 19. First kiss
20
Bab 20. Cium Pagi
21
Bab 21. Usapan Lembut
22
Bab 22. Lingerie
23
Bab 23. Madu Pernikahan
24
Bab 24. Perhatian Daren
25
Bab 25. Hinaan Jilia
26
Bab 26. Melepas Rindu pada Ibu
27
Bab 27. Ngidam?
28
Bab 28. Tatapan Meremehkan
29
Bab 29. Dera Marah?
30
Bab 30. Cemburu?
31
Bab 31. Menantu Kesayangan
32
Bab 32. Daren Frustrasi
33
Bab 33. Tidak ada Alasan untuk tak Mencintainya
34
Bab 34. Obat Perangsang
35
Bab 35. Mengulang Kembali
36
Bab 36. Buket
37
Bab 37. Berusaha Mencintaimu
38
Bab 38. Secercah Kebahagiaan
39
Bab 39. Komplain
40
Bab 40. Sakit
41
Bab 41. Positif
42
Bab 42. Bebek
43
Bab 43. Makhluk Astral
44
Bab 44. Akting
45
Bab 45. Harta
46
Bab 46. Teror?
47
Bab 47. 'Aku kembali.'
48
Bab 48. Bertemu
49
Bab 49. Takkan Pergi
50
Bab 50. Aku Mencintaimu, Mas.
51
Bab 51. Terima Kasih
52
Bab 52. Ingin Berbicara Sesuatu?
53
Bab 53. Tamu tak Diundang
54
Bab 54. Penjelasan
55
Bab 55. Vera Mengorek Informasi
56
Bab 56. Bertemu Mima
57
Bab 57. Virus Cinta
58
Bab 58. Flashback
59
Bab 59. Bakar-bakar
60
Bab 60. Bertemu
61
Bab 61. Tidak Perawan Lagi
62
Bab 62. Selalu Rindu
63
Bab 63. Menangis Bersama
64
Bab 64. Resep Mendatangkan Cinta?
65
Bab 65. Semakin Cinta
66
Bab 66. Apa yang Terjadi dengan Pak Befan?
67
Bab 67. Vera vs Mima
68
Bab 68. Pipis.
69
Bab 69. Welcome
70
Bab 70. Aku Setia
71
Bab 71. Tumben
72
Bab 72. Berdamai
73
Bab 73. Hanya Sebagai Teman
74
Bab 74. Pergi
75
Bab 75. Jemput Aku
76
Bab 76. Menuju Ending
77
Bab 77. Ending
78
Pengumuman
79
Boncap 1
80
Boncap 2
81
Boncap 3
82
Season 2: 1
83
Season 2: 2
84
Season 2: 3
85
Season 2: 4
86
Season 2: 5
87
Season 2: 6
88
Season 2: 7
89
Season 2: 8
90
Season 2: 9
91
Season 2: 10
92
Season 2: 11
93
Season 2: 12
94
Season 2: 13
95
Season 2: 14
96
Season 2: 15
97
Season 2: 16
98
Season 2: 17
99
Season 2: 18
100
Season 2: 19
101
Season 2: 20
102
Season 2: 21
103
Season 2: 22
104
Season 2: 23
105
Season 2: 24
106
Season 2: 25
107
Season 2: 26
108
Season 2: 27
109
Season 2: 28
110
Season 2: 29
111
Season 2: 30
112
Season 2: 31
113
Season 2: 32
114
Season 2: 33
115
Season 2: 34
116
Season 2: 35
117
Season 2: 36 Tamat
118
Pengumuman
119
Extra Part
120
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!