Bab 5. Pesan Ibu

Suasana makan malam kali ini begitu menegangkan. Empat orang yang berada di sana, saling diam. Fokus pada makanan tanpa ada yang membuka suara. Begitu pun Dera, mulutnya terasa kelu meskipun hanya ingin meminta tuangkan air putih saja. Alhasil, dia memilih untuk menahan haus.

“Masakannya enak.” Daren berucap sambil tersenyum kikuk. Entah apa maksud pria itu, tetapi yang tertangkap dimata Dera, seperti ingin mencairkan suasana.

“Terima kasih, Daren,” balas ibu sambil tersenyum. Beliau kelihatan bahagia, mendapat pujian dari menantu barunya.

“Sama-sama, Bu. Tapi ini benaran enak,” ucap Daren lagi-lagi. Dera memutar bola matanya, malas.

Kembali hening. Vera hanya mendengar obrolan singkat tadi tanpa berniat untuk ikut. Dia tetap fokus pada nasi goreng yang masih separuh, melahap dengan penuh kenikmatan. Jujur, masakan ibu Hamidah memang sangat enak, Vera dan Dera tidak akan pernah rela melewatkan setiap waktu makan di rumah.

Sudah menghabiskan dua centong nasi goreng, Daren meraih gelas berisi air putih dan menenggak hingga tandas. Pria itu berniat bangun untuk menaruh piring di westafel, tetapi ibu Hamidah menolak.

“Biar Dera saja, Nak. Jangan repot-repot sampai turun tangan begini,” larang ibu. Daren tidak jadi pergi.

“Kok, Dera, sih, Bu!” protes gadis itu.

“Kan, kamu ini istri saya. Ya, memang sudah tugas istri, melayani suami dengan baik,” sahut ibu.

Dera hanya bisa menghembuskan napas kasar, beranjak dari duduk membawa semua piring kotor di meja untuk dicuci. Gadis itu sengaja berlama-lama mencuci piring, agar tidak terlibat percakapan dengan ibu dan Daren. Sedangkan Daren, dia masih bingung ingin memulai percakapan dengan baik. Niatnya ingin membawa Dera pindah, belum mampu terlontarkan.

“Maaf, ya, kalau anak Ibu sikapnya begitu. Dia memang judes, tetapi sebenarnya Dera itu baik, kok,” papar ibu.

“Tidak masalah, Bu. Saya maklum, kok.” Daren tersenyum, agar ibu percaya dia memang tidak masalah dengan sikap Dera. Meski, kadang kesal.

“Ibu sangat bersyukur, karena yang menjadi suami Dera adalah kamu. Kalau saja Pandu, Ibu tidak bisa menjamin kebahagiaan Dera,” lirih ibu Hamidah.

Daren masih terus tersenyum simpul. “Ibu, yang menjamin kebahagiaan Dera adalah Tuhan. Sedangkan Daren ini, hanya perantaranya saja. Daren tahu, harus apa dan melakukan apa. Ibu doakan saja, semoga kami selalu baik-baik saja,” ucap Daren.

Mendengar itu, Hamidah ingin menangis sambil memeluk Daren. Awalnya dia tidak percaya dan takut sebab putrinya menikah dengan pria yang lebih tua, daripada Dera. Nyatanya sekarang, Hamidah sangat bersyukur karena mendapatkan menantu seperti Daren.

“Ekhem.” Daren berdehem. “Sebenarnya saya ingin meminta izin pada Ibu, untuk membawa Dera pindah ke rumah saya.”

“Kapan, Nak?” tanya Hamidah.

“Rencananya besok, Bu. Tapi, kalau memang Ibu masih ingin bersama Dera, saya bisa mengundur harinya,” ucap Daren.

“Tidak perlu! Sekarang ini, Dera adalah tanggung jawab kamu. Kalau memang begitu niat kamu, Ibu setuju. Karena semua ini yang terbaik untuk kalian, biar bisa lebih mandiri lagi.”

“Syukurlah kalau memang Ibu tidak keberatan.” Daren tersenyum.

“Justru Ibu sangat senang. Pesan Ibu cuma satu, ketika kalian ada masalah nantinya, selesaikan dengan cara baik-baik. Sebab, setiap rumah tangga pasti akan ada kesalahpahaman. Ibu harap, kalian bisa sama-sama dewasa ketika hal itu terjadi nantinya,” pesan ibu. “Dan satu lagi, tolong jaga putri semata wayang Ibu dengan sebaik yang kamu bisa. Karena, jika kamu menyakiti Dera, maka kamu juga menyakiti Ibu, Nak.”

“Baik, Ibu, Daren akan selalu ingat pesan itu,” jawab Daren mantap.

Hamidah menepuk pundak Daren sebelum pergi. Sedangkan Vera, gadis itu sudah sejak tadi masuk kamar karena ada tugas kuliah. Selesai mencuci semua piring, Dera kembali ke meja makan. Semua sayur di meja, sudah dirapikan, bahkan meja itu pun sudah kembali kinclong.

Justru yang dia temukan adalah Daren, pria itu masih duduk dengan nyaman. Sorot mata elang, tertuju pada Dera yang berdiri di dekat meja.

“Kenapa masih di sini?” tanya Dera dengan salah satu alis yang sengaja dinaikkan.

“Lalu saya harus kemana?” Daren balik bertanya, sambil menaikturunkan alisnya.

Dera segera membuang muka, malas melihat wajah tengil milik Daren. Rupa-rupanya, pria itu bisa menggoda dirinya juga.

“Ya, di kamar. Kan, nggak mungkin di loteng,” sinis Dera.

“Kamar siapa, Dera? Kamar kamu?”

“Nggak, lah. Enak banget!”

Keduanya kembali diam. Sesekali Dera menggaruk kepala yang tidak gatal. Benar, kalau tidak tidur di kamarnya, lantas pria berstatus suaminya itu tidur di mana. Sedangkan di rumah ini, hanya ada tiga kamar. Dan semua kamar sudah ada pemiliknya.

“Om bisa tidur di tempat dingin?” tanya Dera.

“Om?” Daren menatap tidak percaya. Panggilan macam apa itu? Apakah ada suami-istri yang memiliki panggilan seperti itu?

“Iya. Kan, emang om-om,” jawab Dera santai.

“Tapi kamu bisa memanggil dengan panggilan yang lain,” sangkal Daren.

“Apa? Abang? Atau Mas? Nggak cocok!” Dera tertawa setelah berbicara.

“Ya, terserah kamu saja.” Daren membuang mukanya, seperti kesal pada Dera. Tapi gadis itu bodoh amat, dan kembali mendesak Daren dengan pertanyaan.

“Jawab. Bisa tidur di tempat dingin, kan?”

“Kenapa? Kamu menyuruhku tidur di lantai?” sahut Daren.

“Kalau tidak mau, ya, sudah. Om bisa tidur di ruang tamu saja.”

Dera berniat pergi, tetapi tangannya dicengkal oleh Daren. Pria itu sudah berdiri, pandangan keduanya saling bertemu. Namun, lebih dulu Dera memutuskan kontak mata.

“Aku mau tidur di lantai, asalkan di kamar kamu,” ujar Daren.

“Cih.”

**

Dera sudah menyiapkan tempat untuk Daren tidur, karpet yang dia lapisi lagi dengan selimut. Lalu gadis itu mengambil bantal dan selimut baru, untuk diberikan pada Daren.

“Apa kamu pikir seperti ini, malam pertama pengantin baru?”

Gerakan Dera yang sedang memasang seprai, terhenti mendengar ucapan Daren. Mata gadis itu melotot tajam, pada pria yang kini juga menatap ke arahnya.

“Terus? Harus gimana?” tanya Dera sambil menaikturunkan sebelah alisnya.

“Kamu, ‘kan, tahu kalau saya ini seorang duda. Sudah pasti saya akan memin—“

“Sts, diam! Atau aku usir Om, biar tidur di luar saja,” ucap Dera. Memotong ucapan Daren.

“Baiklah.”

Akhirnya Daren memilih membaringkan tubuhnya di karpet yang sudah dilapisi selimut itu. Tidak lupa pula, dia juga menutup bagian tubuhnya dari atas sampai leher dengan selimut pemberian Dera. Sengaja Daren tidur dengan posisi miring ke arah ranjang, agar dapat melihat wajah Dera ketika tidur. Sayangnya gadis itu berbalik, memunggungi dia.

“Awas aja, kalau macam-macam!” ancam Dera. Daren terkekeh kecil.

“Kamu takut?” tanya pria itu remeh.

Tentu saja hal itu, membuat Dera langsung membalikkan badan karena merasa diremehkan.

“Siapa? Aku? Hahaha, enggaklah!”

“Yakin?” Daren menaikturunkan sebelah alisnya, menggoda Dera.

“Sudah, tidur!”

 **

Terima kasih untuk yang sudah membaca karya ini. Jangan lupa like dan komen, ya, guys. Kalau mau, juga boleh kasih kembang atau kopi buat om Daren dan Dera.

Sedikit Visual haluan othor. Kalian bisa berhalu dengan visual yang lain. Itu hak kalian🙏

Om Daren Algra, guys.

Sedangkan ini, mbak Dera dengan wajah judesnya.

Terpopuler

Comments

Ari Peny

Ari Peny

thor dera kok gitu

2024-08-17

0

Hera Dita

Hera Dita

tamu aja gak pantes di giniin... lah ini suami.. ladang pahalanya istri...

2024-04-05

0

Hera Dita

Hera Dita

judes itu cara ngomongnya ketus. bukan kelakuannya.

2024-04-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kabar Menyakitkan
2 Bab 2. Lelaki Pengganti
3 Bab 3. Pernikahan
4 Bab 4. Berbagi Makanan
5 Bab 5. Pesan Ibu
6 Bab 6. Ajakan untuk Pindah
7 Bab 7. Nyonya Algra
8 Bab 8. Belanja
9 Bab 9. Nasi Goreng
10 Bab 10. Istri Sah
11 Bab 11. Defenisi Tampan yang Sesungguhnya
12 Bab 12. Mengalir Seperti Air
13 Bab 13. Bahagiamu, Bahagiaku
14 Bab 14. Hadiah
15 Bab 15. Makan Malam
16 Bab 16. Aku-Kamu
17 Bab 17. Merajuk
18 Bab 18. Penjelasan
19 Bab 19. First kiss
20 Bab 20. Cium Pagi
21 Bab 21. Usapan Lembut
22 Bab 22. Lingerie
23 Bab 23. Madu Pernikahan
24 Bab 24. Perhatian Daren
25 Bab 25. Hinaan Jilia
26 Bab 26. Melepas Rindu pada Ibu
27 Bab 27. Ngidam?
28 Bab 28. Tatapan Meremehkan
29 Bab 29. Dera Marah?
30 Bab 30. Cemburu?
31 Bab 31. Menantu Kesayangan
32 Bab 32. Daren Frustrasi
33 Bab 33. Tidak ada Alasan untuk tak Mencintainya
34 Bab 34. Obat Perangsang
35 Bab 35. Mengulang Kembali
36 Bab 36. Buket
37 Bab 37. Berusaha Mencintaimu
38 Bab 38. Secercah Kebahagiaan
39 Bab 39. Komplain
40 Bab 40. Sakit
41 Bab 41. Positif
42 Bab 42. Bebek
43 Bab 43. Makhluk Astral
44 Bab 44. Akting
45 Bab 45. Harta
46 Bab 46. Teror?
47 Bab 47. 'Aku kembali.'
48 Bab 48. Bertemu
49 Bab 49. Takkan Pergi
50 Bab 50. Aku Mencintaimu, Mas.
51 Bab 51. Terima Kasih
52 Bab 52. Ingin Berbicara Sesuatu?
53 Bab 53. Tamu tak Diundang
54 Bab 54. Penjelasan
55 Bab 55. Vera Mengorek Informasi
56 Bab 56. Bertemu Mima
57 Bab 57. Virus Cinta
58 Bab 58. Flashback
59 Bab 59. Bakar-bakar
60 Bab 60. Bertemu
61 Bab 61. Tidak Perawan Lagi
62 Bab 62. Selalu Rindu
63 Bab 63. Menangis Bersama
64 Bab 64. Resep Mendatangkan Cinta?
65 Bab 65. Semakin Cinta
66 Bab 66. Apa yang Terjadi dengan Pak Befan?
67 Bab 67. Vera vs Mima
68 Bab 68. Pipis.
69 Bab 69. Welcome
70 Bab 70. Aku Setia
71 Bab 71. Tumben
72 Bab 72. Berdamai
73 Bab 73. Hanya Sebagai Teman
74 Bab 74. Pergi
75 Bab 75. Jemput Aku
76 Bab 76. Menuju Ending
77 Bab 77. Ending
78 Pengumuman
79 Boncap 1
80 Boncap 2
81 Boncap 3
82 Season 2: 1
83 Season 2: 2
84 Season 2: 3
85 Season 2: 4
86 Season 2: 5
87 Season 2: 6
88 Season 2: 7
89 Season 2: 8
90 Season 2: 9
91 Season 2: 10
92 Season 2: 11
93 Season 2: 12
94 Season 2: 13
95 Season 2: 14
96 Season 2: 15
97 Season 2: 16
98 Season 2: 17
99 Season 2: 18
100 Season 2: 19
101 Season 2: 20
102 Season 2: 21
103 Season 2: 22
104 Season 2: 23
105 Season 2: 24
106 Season 2: 25
107 Season 2: 26
108 Season 2: 27
109 Season 2: 28
110 Season 2: 29
111 Season 2: 30
112 Season 2: 31
113 Season 2: 32
114 Season 2: 33
115 Season 2: 34
116 Season 2: 35
117 Season 2: 36 Tamat
118 Pengumuman
119 Extra Part
120 Pengumuman
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1. Kabar Menyakitkan
2
Bab 2. Lelaki Pengganti
3
Bab 3. Pernikahan
4
Bab 4. Berbagi Makanan
5
Bab 5. Pesan Ibu
6
Bab 6. Ajakan untuk Pindah
7
Bab 7. Nyonya Algra
8
Bab 8. Belanja
9
Bab 9. Nasi Goreng
10
Bab 10. Istri Sah
11
Bab 11. Defenisi Tampan yang Sesungguhnya
12
Bab 12. Mengalir Seperti Air
13
Bab 13. Bahagiamu, Bahagiaku
14
Bab 14. Hadiah
15
Bab 15. Makan Malam
16
Bab 16. Aku-Kamu
17
Bab 17. Merajuk
18
Bab 18. Penjelasan
19
Bab 19. First kiss
20
Bab 20. Cium Pagi
21
Bab 21. Usapan Lembut
22
Bab 22. Lingerie
23
Bab 23. Madu Pernikahan
24
Bab 24. Perhatian Daren
25
Bab 25. Hinaan Jilia
26
Bab 26. Melepas Rindu pada Ibu
27
Bab 27. Ngidam?
28
Bab 28. Tatapan Meremehkan
29
Bab 29. Dera Marah?
30
Bab 30. Cemburu?
31
Bab 31. Menantu Kesayangan
32
Bab 32. Daren Frustrasi
33
Bab 33. Tidak ada Alasan untuk tak Mencintainya
34
Bab 34. Obat Perangsang
35
Bab 35. Mengulang Kembali
36
Bab 36. Buket
37
Bab 37. Berusaha Mencintaimu
38
Bab 38. Secercah Kebahagiaan
39
Bab 39. Komplain
40
Bab 40. Sakit
41
Bab 41. Positif
42
Bab 42. Bebek
43
Bab 43. Makhluk Astral
44
Bab 44. Akting
45
Bab 45. Harta
46
Bab 46. Teror?
47
Bab 47. 'Aku kembali.'
48
Bab 48. Bertemu
49
Bab 49. Takkan Pergi
50
Bab 50. Aku Mencintaimu, Mas.
51
Bab 51. Terima Kasih
52
Bab 52. Ingin Berbicara Sesuatu?
53
Bab 53. Tamu tak Diundang
54
Bab 54. Penjelasan
55
Bab 55. Vera Mengorek Informasi
56
Bab 56. Bertemu Mima
57
Bab 57. Virus Cinta
58
Bab 58. Flashback
59
Bab 59. Bakar-bakar
60
Bab 60. Bertemu
61
Bab 61. Tidak Perawan Lagi
62
Bab 62. Selalu Rindu
63
Bab 63. Menangis Bersama
64
Bab 64. Resep Mendatangkan Cinta?
65
Bab 65. Semakin Cinta
66
Bab 66. Apa yang Terjadi dengan Pak Befan?
67
Bab 67. Vera vs Mima
68
Bab 68. Pipis.
69
Bab 69. Welcome
70
Bab 70. Aku Setia
71
Bab 71. Tumben
72
Bab 72. Berdamai
73
Bab 73. Hanya Sebagai Teman
74
Bab 74. Pergi
75
Bab 75. Jemput Aku
76
Bab 76. Menuju Ending
77
Bab 77. Ending
78
Pengumuman
79
Boncap 1
80
Boncap 2
81
Boncap 3
82
Season 2: 1
83
Season 2: 2
84
Season 2: 3
85
Season 2: 4
86
Season 2: 5
87
Season 2: 6
88
Season 2: 7
89
Season 2: 8
90
Season 2: 9
91
Season 2: 10
92
Season 2: 11
93
Season 2: 12
94
Season 2: 13
95
Season 2: 14
96
Season 2: 15
97
Season 2: 16
98
Season 2: 17
99
Season 2: 18
100
Season 2: 19
101
Season 2: 20
102
Season 2: 21
103
Season 2: 22
104
Season 2: 23
105
Season 2: 24
106
Season 2: 25
107
Season 2: 26
108
Season 2: 27
109
Season 2: 28
110
Season 2: 29
111
Season 2: 30
112
Season 2: 31
113
Season 2: 32
114
Season 2: 33
115
Season 2: 34
116
Season 2: 35
117
Season 2: 36 Tamat
118
Pengumuman
119
Extra Part
120
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!