Bab 19. First kiss

Kisahnya menyedihkan, tetapi ada yang lebih menyakitkan lagi. Bayangkan perasaan Daren, harus mengetahui perbuatan keji antara istrinya dan sepupunya. Keduanya sama-sama orang yang dia percayai, malah membuatnya terluka. Meskipun kisah Daren dan Dera sama-sama diselingkuhi, tetapi Dera merasa apa yang Daren alami lebih dari dia.

Tatapan Dera masih tertuju pada Daren. Bahu pria itu naik turun, ya, Daren menangis. Setelah tertawa sungkan, pria itu kembali meneteskan air matanya. Dera biarkan saja agar pikiran dan beban Daren bisa plong.

Beringsut, Dera mendekat pada Daren. Jemari lentik menyentuh kedua bahu suaminya, menarik pelan, Dera membawa tubuh berguncang Daren dalam pelukannya. Kedua tangan Dera tak henti mengusap punggung kekar suaminya itu.

“Cengeng,” celetuk Dera. Daren semakin mengeratkan pelukan dengan sesenggukan yang mulai terdengar.

“K-kamu yang suruh aku nangis,” sahut Daren lirih.

“Iya, iya. Ya, udah, lanjut lagi.”

Di peluk Dera seperti ini, membuat Daren menjadi nyaman. Rasanya pria itu tak ingin melepaskan barang sejenak, karena pelukan Dera sangat memabukkan. Tanpa sungkan, pria itu semakin menangis. Yang awalnya menangis karena mengingat masa lalu, berubah menjadi tangis bahagia karena perhatian Dera.

Berbeda dengan Dera, lama-lama dia juga pegal. Ingin melepaskan, tetapi takut Daren kembali menangis. Akhirnya gadis itu pasrah, mengusap lirih sambil menguap.

“Masih lama nangisnya, Om?” tanya Dera sambil menutup mulut karena terus-terusan menguap.

Daren terkekeh, dia segera melepaskan pelukan Dera. Akhirnya gadis itu bisa merenggang otot tangan.

“Maaf,” cicit Daren.

“Nggak apa lah. Aku pun pernah nangis,” kata Dera sambil membenarkan bantalnya.

“Kamu cewek. Hal biasa. Sedangkan aku, cowok, malu-maluin namanya,” sahut Daren.

“Dih, nggak gitu konsepnya lah. Uda, deh, mending tidur.” Dera mulai membaringkan tubuh. Tak lupa dia memberi bantal guling di tengah-tengah kasur, sebagai pembatas antara dia dan Daren.

Tatapan kecewa tentu saja tersirat dimata Daren. Dia ingin seperti sebelum-sebelumnya, bisa memeluk Dera ketika tidur. Namun, keinginannya itu terlalu berlebihan. Mana mungkin Dera mau dipeluk kembali.

“Selamat malam. Semoga mimpi indah,” ujar Daren. Ikut berbaring dan menyelimuti tubuhnya.

Keduanya mulai memejamkan mata, tak sampai sepuluh menit, Daren sudah menyelami alam mimpi. Berbeda dengan Dera, gadis itu bolak-balik karena tak bisa tidur. Yang tadinya sangat mengantuk, sirna begitu saja.

Saat berbalik badan, refleks Dera terkejut karena wajah Daren sangat dekat dengannya. Pria itu, menaruh kepalanya di bantal guling.  

Baru Dera sadari, ternyata Daren cukup tampan ketika dilihat dari dekat begini. Bahkan, gadis itu tak bosan terus menatap wajah Daren. Meneliti satu-persatu, dari mulai kening sampai dagu. Perlahan, jemari Dera menyentuh wajah Daren. Berhenti di hidung bangir pria itu, Dera mengusapnya lembut.

Merasa tak nyaman, Daren berusaha membuka mata karena geli dihidungnya. Hampir saja dia terlonjak, kalau tidak sadar bahwa perempuan di depan dia adalah istrinya. Sama-sama terkejut, Dera langsung melepaskan tangannya dari wajah pria itu.

“Ehem.” Keduanya tampak kikuk. Dera menggaruk kepala yang tak gatal.

Baru saja akan berbalik, lengan Dera ditahan oleh Daren. Entah kapan hilangnya, tetapi bantal guling yang awalnya sebagai pembatas, sudah musnah entah ke mana. Dan lagi, jarak antara Dera dan Daren sangat dekat.

“Om ...,” cicit Dera takut.

“Hmm.” Daren hanya berdehem. Menatap wajah Dera dengan intens.

“Kenapa?” tanya Dera. Raut wajah gadis itu, masih tampak begitu ketakutan.

Bukannya menjawab, Daren malah memajukan wajahnya. Sontak, Dera menutup mata dengan jantung yang sudah berdebar hebat. Harum mint dari napas Daren, menyapu seluruh wajah Dera membuat bulu kuduk gadis itu meremang.

Astaga.

Hampir lima menit Dera tak merasakan terjadi sesuatu, dia berinisiatif untuk membuka matanya. Baru saja terbuka, dia dibuat terkejut dengan benda kenyal yang menempel dengan secepat kilat. Daren sengaja mencium gadis itu ketika Dera membuka mata.

“Om, hmpp ....”

Bibir Dera kembali dibungkam, bahkan dengan berani Daren ********** lembut. Jantung tidak aman, darah berdesir membuat bulu kuduk semakin berdiri tegak. Cumbuan Daren berubah menjadi agresif, bibir pria itu bahkan sudah menjelajahi leher Dera, memberikan tanda kepemilikan di sana.

“Eugh ...,” lenguh Dera.

Ini pertama kali, pertama kalinya Dera merasakan sensasi ciuman dengan seorang pria. Selama dia pacaran dengan Pandu, mentok di pelukan dan pegangan tangan saja. Awalnya Dera ingin mendorong Daren, tetapi ketika pria itu kembali mencumbu bibirnya, dengan erat Dera memegang kaus yang Daren gunakan. Dia juga membalas ciuman Daren.

Lama kelamaan, ciuman itu berubah menjadi semakin panas. Daren melepas bibir Dera, beralih membuka kaus yang dia kenakan hingga terlihat roti sobek yang sangat menggiurkan. Dera meneguk ludah susah payah, tatapan tak lepas dari perut kotak-kotak Daren.

“Om. Ngapain buka baju?” tanya Dera. Berusaha mengembalikan suasana seperti semula.

“Menurut kamu?”

Belum sempat Dera menjawab, bibirnya diserang kembali. Gadis itu menikmati setiap gigitan dan ******* yang Daren berikan. Kedua tangan Dera sudah berada di leher Daren, memeluk pria itu erat.

Tangan Daren menjalar, menurun dan menurun. Saat akan menaikkan piama yang Dera pakai, dering ponsel menghentikan aktivitasnya. Dengan cepat Dera mendorong tubuh Daren.

“Ada yang telepon, Om,” kata Dera sambil menunjuk ponsel Daren di meja.

“Biarin.”

“Angkat. Siapa tahu penting.”

“Gak penting.” Daren ingin melanjutkan aksinya, tetapi langsung ditahan Dera.

“Apaan, sih? Angkat sana.”

Akhirnya pria itu mengalah, meraih ponsel dan menggeser tombol hijau. Daren turun dari ranjang saat penelepon di seberang sana mulai serius.

“Abangmu masuk rumah sakit. Penyakit jantungnya kumat.”

Daren memutus sambungan telepon setelah ibu Pandu memberitahu alamat rumah sakit. Pria itu berlalu dari sana menuju walk in closed untuk berganti baju. Dera hanya memperhatikan dari ranjang, tanpa mau bertanya.

“Aku akan pergi ke rumah sakit, ayah Pandu masuk rumah sakit karena penyakitnya kumat. Kamu segeralah tidur, jangan begadang!” kata Daren setelah keluar.

“Boleh aku ikut?”

“Sebaiknya kamu di rumah saja. Tidak baik angin malam untuk kesehatanmu,” cegah Daren. Dera menghembuskan napas, kecewa.

“Baiklah.”

Sebelum pergi, Daren mendekat pada Dera. Pria itu menyodorkan tangannya ke arah sang istri.

“Apa?” tanya Dera bingung.

“Salim,” jawab Daren sambil menggoyangkan tangannya.

Dera menurut saja, segera menyalami Daren dengan takzim. Yang dibalas dengan kecupan di dahi.

Selepas kepergian Daren, Dera menyentuh dadanya. Masih terasa degupan kencang di sana, dia menghela napas dengan kasar.

Apa jadinya kalau tadi ibu Pandu tidak menelepon? Mungkin saja aku sudah tak perawan lagi.

Dera bergidik ngeri, membayangkan malam panas bersama Daren. Segera dia pukul kepalanya, lalu menyembunyikan di balik selimut. Tiba-tiba dia teringat dengan ciuman tadi, agak aneh, tapi dia menikmati karena rasanya cukup manis.

“Ahkk! Apa yang terjadi denganmu, Dera!”

##

Sebenarnya ini bab mau di up malam tadi, tetapi karena kendala jaringan, saya baru bisa up pagi ini

 

Terpopuler

Comments

Hera Dita

Hera Dita

kukira pandu anak yatim juga, ternyata masih ada ayahnya.
soalnya waktu minta maaf ke keluarga dera, gak ada ku baca ayah pandu, padahal harusnya kan ayah pandu yg minta maaf, sebagai pemimpin keluarga.

2024-04-06

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

SMG SETELH CIUMAN PANAS TADI, LO MULAI BUKA HATI LO BUAT TRIMA DAREN...

2023-12-21

1

guntur 1609

guntur 1609

satang gak jadi alias gatot

2023-07-17

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kabar Menyakitkan
2 Bab 2. Lelaki Pengganti
3 Bab 3. Pernikahan
4 Bab 4. Berbagi Makanan
5 Bab 5. Pesan Ibu
6 Bab 6. Ajakan untuk Pindah
7 Bab 7. Nyonya Algra
8 Bab 8. Belanja
9 Bab 9. Nasi Goreng
10 Bab 10. Istri Sah
11 Bab 11. Defenisi Tampan yang Sesungguhnya
12 Bab 12. Mengalir Seperti Air
13 Bab 13. Bahagiamu, Bahagiaku
14 Bab 14. Hadiah
15 Bab 15. Makan Malam
16 Bab 16. Aku-Kamu
17 Bab 17. Merajuk
18 Bab 18. Penjelasan
19 Bab 19. First kiss
20 Bab 20. Cium Pagi
21 Bab 21. Usapan Lembut
22 Bab 22. Lingerie
23 Bab 23. Madu Pernikahan
24 Bab 24. Perhatian Daren
25 Bab 25. Hinaan Jilia
26 Bab 26. Melepas Rindu pada Ibu
27 Bab 27. Ngidam?
28 Bab 28. Tatapan Meremehkan
29 Bab 29. Dera Marah?
30 Bab 30. Cemburu?
31 Bab 31. Menantu Kesayangan
32 Bab 32. Daren Frustrasi
33 Bab 33. Tidak ada Alasan untuk tak Mencintainya
34 Bab 34. Obat Perangsang
35 Bab 35. Mengulang Kembali
36 Bab 36. Buket
37 Bab 37. Berusaha Mencintaimu
38 Bab 38. Secercah Kebahagiaan
39 Bab 39. Komplain
40 Bab 40. Sakit
41 Bab 41. Positif
42 Bab 42. Bebek
43 Bab 43. Makhluk Astral
44 Bab 44. Akting
45 Bab 45. Harta
46 Bab 46. Teror?
47 Bab 47. 'Aku kembali.'
48 Bab 48. Bertemu
49 Bab 49. Takkan Pergi
50 Bab 50. Aku Mencintaimu, Mas.
51 Bab 51. Terima Kasih
52 Bab 52. Ingin Berbicara Sesuatu?
53 Bab 53. Tamu tak Diundang
54 Bab 54. Penjelasan
55 Bab 55. Vera Mengorek Informasi
56 Bab 56. Bertemu Mima
57 Bab 57. Virus Cinta
58 Bab 58. Flashback
59 Bab 59. Bakar-bakar
60 Bab 60. Bertemu
61 Bab 61. Tidak Perawan Lagi
62 Bab 62. Selalu Rindu
63 Bab 63. Menangis Bersama
64 Bab 64. Resep Mendatangkan Cinta?
65 Bab 65. Semakin Cinta
66 Bab 66. Apa yang Terjadi dengan Pak Befan?
67 Bab 67. Vera vs Mima
68 Bab 68. Pipis.
69 Bab 69. Welcome
70 Bab 70. Aku Setia
71 Bab 71. Tumben
72 Bab 72. Berdamai
73 Bab 73. Hanya Sebagai Teman
74 Bab 74. Pergi
75 Bab 75. Jemput Aku
76 Bab 76. Menuju Ending
77 Bab 77. Ending
78 Pengumuman
79 Boncap 1
80 Boncap 2
81 Boncap 3
82 Season 2: 1
83 Season 2: 2
84 Season 2: 3
85 Season 2: 4
86 Season 2: 5
87 Season 2: 6
88 Season 2: 7
89 Season 2: 8
90 Season 2: 9
91 Season 2: 10
92 Season 2: 11
93 Season 2: 12
94 Season 2: 13
95 Season 2: 14
96 Season 2: 15
97 Season 2: 16
98 Season 2: 17
99 Season 2: 18
100 Season 2: 19
101 Season 2: 20
102 Season 2: 21
103 Season 2: 22
104 Season 2: 23
105 Season 2: 24
106 Season 2: 25
107 Season 2: 26
108 Season 2: 27
109 Season 2: 28
110 Season 2: 29
111 Season 2: 30
112 Season 2: 31
113 Season 2: 32
114 Season 2: 33
115 Season 2: 34
116 Season 2: 35
117 Season 2: 36 Tamat
118 Pengumuman
119 Extra Part
120 Pengumuman
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1. Kabar Menyakitkan
2
Bab 2. Lelaki Pengganti
3
Bab 3. Pernikahan
4
Bab 4. Berbagi Makanan
5
Bab 5. Pesan Ibu
6
Bab 6. Ajakan untuk Pindah
7
Bab 7. Nyonya Algra
8
Bab 8. Belanja
9
Bab 9. Nasi Goreng
10
Bab 10. Istri Sah
11
Bab 11. Defenisi Tampan yang Sesungguhnya
12
Bab 12. Mengalir Seperti Air
13
Bab 13. Bahagiamu, Bahagiaku
14
Bab 14. Hadiah
15
Bab 15. Makan Malam
16
Bab 16. Aku-Kamu
17
Bab 17. Merajuk
18
Bab 18. Penjelasan
19
Bab 19. First kiss
20
Bab 20. Cium Pagi
21
Bab 21. Usapan Lembut
22
Bab 22. Lingerie
23
Bab 23. Madu Pernikahan
24
Bab 24. Perhatian Daren
25
Bab 25. Hinaan Jilia
26
Bab 26. Melepas Rindu pada Ibu
27
Bab 27. Ngidam?
28
Bab 28. Tatapan Meremehkan
29
Bab 29. Dera Marah?
30
Bab 30. Cemburu?
31
Bab 31. Menantu Kesayangan
32
Bab 32. Daren Frustrasi
33
Bab 33. Tidak ada Alasan untuk tak Mencintainya
34
Bab 34. Obat Perangsang
35
Bab 35. Mengulang Kembali
36
Bab 36. Buket
37
Bab 37. Berusaha Mencintaimu
38
Bab 38. Secercah Kebahagiaan
39
Bab 39. Komplain
40
Bab 40. Sakit
41
Bab 41. Positif
42
Bab 42. Bebek
43
Bab 43. Makhluk Astral
44
Bab 44. Akting
45
Bab 45. Harta
46
Bab 46. Teror?
47
Bab 47. 'Aku kembali.'
48
Bab 48. Bertemu
49
Bab 49. Takkan Pergi
50
Bab 50. Aku Mencintaimu, Mas.
51
Bab 51. Terima Kasih
52
Bab 52. Ingin Berbicara Sesuatu?
53
Bab 53. Tamu tak Diundang
54
Bab 54. Penjelasan
55
Bab 55. Vera Mengorek Informasi
56
Bab 56. Bertemu Mima
57
Bab 57. Virus Cinta
58
Bab 58. Flashback
59
Bab 59. Bakar-bakar
60
Bab 60. Bertemu
61
Bab 61. Tidak Perawan Lagi
62
Bab 62. Selalu Rindu
63
Bab 63. Menangis Bersama
64
Bab 64. Resep Mendatangkan Cinta?
65
Bab 65. Semakin Cinta
66
Bab 66. Apa yang Terjadi dengan Pak Befan?
67
Bab 67. Vera vs Mima
68
Bab 68. Pipis.
69
Bab 69. Welcome
70
Bab 70. Aku Setia
71
Bab 71. Tumben
72
Bab 72. Berdamai
73
Bab 73. Hanya Sebagai Teman
74
Bab 74. Pergi
75
Bab 75. Jemput Aku
76
Bab 76. Menuju Ending
77
Bab 77. Ending
78
Pengumuman
79
Boncap 1
80
Boncap 2
81
Boncap 3
82
Season 2: 1
83
Season 2: 2
84
Season 2: 3
85
Season 2: 4
86
Season 2: 5
87
Season 2: 6
88
Season 2: 7
89
Season 2: 8
90
Season 2: 9
91
Season 2: 10
92
Season 2: 11
93
Season 2: 12
94
Season 2: 13
95
Season 2: 14
96
Season 2: 15
97
Season 2: 16
98
Season 2: 17
99
Season 2: 18
100
Season 2: 19
101
Season 2: 20
102
Season 2: 21
103
Season 2: 22
104
Season 2: 23
105
Season 2: 24
106
Season 2: 25
107
Season 2: 26
108
Season 2: 27
109
Season 2: 28
110
Season 2: 29
111
Season 2: 30
112
Season 2: 31
113
Season 2: 32
114
Season 2: 33
115
Season 2: 34
116
Season 2: 35
117
Season 2: 36 Tamat
118
Pengumuman
119
Extra Part
120
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!