Bab 7. Nyonya Algra

Hamidah meminta putri dan menantunya untuk pergi setelah jam makan siang. Jadi, setelah selesai makan siang bersama, Dera membantu membereskan dapur lebih dulu. Soal pakaian, Dera sudah packing tadi bersama dengan Vera. Setelah ini, mereka bisa langsung pergi saja.

Daren tengah sibuk memanasi mobilnya yang tidak dipakai selama dua hari, sambil menunggu Dera. Cuaca hari ini cukup panas, matahari berada di atas hingga teriknya begitu menyengat.

Rumah Dera berada di kompleks kelas sedang, halaman rumahnya tidak terlalu lebar. Ditumbuhi dengan berbagai pohon seperti, jambu dan mangga. Daren sendiri berada di dekat jalan kompleks, melihat-lihat mobilnya.

“Halo, Adek.”

Ketika masih sibuk dengan mobil, seorang wanita paruh baya menyapa Daren. Pria itu menatap datar, sedangkan si perempuan tersenyum centil.

“Ya, Bu, ada apa?” tanya Daren.

“Kamu, kok, ganteng banget, sih?” Perempuan itu balik bertanya, kalau dikisarkan, mungkin umurnya sekitar empat puluh lebih.

Sambil senyum-senyum, perempuan itu mau mencolek wajah Daren, tetapi segera pria itu tepis. Dia hanya tidak ingin muncul kesalahpahaman pada keluarga Dera.

“Maaf, saya permisi,” pamit Daren ingin pergi, tetapi tangannya dicengkal.

“Kok, buru-buru, sih. Kenalan dulu lah. Nama aku, Surti,” ucap perempuan bernama Surti itu.

Karena dari awal sudah merasa risi, sekuat tenaga Daren berusaha melepaskan tangan Surti yang menggenggam pergelangan tangannya. Namun, semakin ingin dilepas, Surti semakin mencekam kuat. Perempuan itu tersenyum centil sambil mengedipkan sebelah matanya.

Hamidah yang baru keluar dan melihat itu, langsung berlari menghampiri menantunya. Dia menggeram marah pada Surti, yang langsung membuat nyali si perempuan centil menciut seketika.

“Lepas tangan menantuku!” geram Hamidah.

Tanpa pikir panjang, Surti langsung melepaskannya. “Hehehe, nggak sengaja tadi, Mbak,” kilah Surti.

“Nggak sengaja, nggak sengaja. Ini nggak sengaja, mau?” Hamidah mengepalkan tangannya, mengancam Surti.

“Jangan, Mbak. Nanti wajah saya nggak cantik lagi.”

“Mending kamu pulang sana, jangan meresahkan tetangga satu kompleks. Dikeroyok, baru tahu,” omel Hamidah. Surti mengangguk, langsung beranjak pergi.

Akhirnya Daren bisa bernapas lega, tetapi itu berarti sebentar sebab ibu mertuanya menatap dia masih dengan wajah garang. Daren meringis sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal.

“Surti memang begitu, suka menggoda suami orang. Semua ibu-ibu di sini, meradang karenanya,” ucap ibu.

“Maaf, ya, Bu. Saya tidak tahu,” ujar Daren merasa bersalah.

“Lagian Ibu tidak menyalahkan kamu, kok. Itu si Surti yang perlu dikasih pelajaran.”

Meski memiliki jiwa lemah lembut, ternyata dibalik itu ada sifat galak dan judes juga pada ibu Hamidah. Benar, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Dera pun memiliki sifat begitu, Daren terkikik kecil mengingatnya.

“Kalau begitu Daren pamit masuk, ya, Bu,” pamit Daren.

“Iya. Sepertinya istri kamu juga sudah selesai berberes,” sahut Hamidah.

Langsung saja Daren masuk ke dalam rumah, dia langsung disambut tatapan horor oleh Dera. Gadis itu tengah berkacak pinggang sambil melotot ke arahnya.

“Tadi katanya mau bantuin masukin buku-buku aku, kenapa masih berserak di kamar semua?!” omel Dera masih dengan berkacak pinggang.

Setelah ibu, Daren harus menghadapi istrinya juga. Pria itu menggaruk tengkuk sambil nyengir polos.

“Saya lupa,” balas Daren.

“Huff.” Dera menghela napas kasar, beranjak dari hadapan Daren.

Melihat itu, tentu saja Daren harus mengejarnya. Dia tidak mau Dera ngambek dan mereka tidak jadi pergi. Sampai di kamar, ternyata Dera tengah duduk di sofa. Langsung saja, Daren menyusun semua buku milik Dera ke dalam tas.

“Tadi ditanyai apa saja, sama, Mbak Surti?” Dera membuka suara, membuat aktivitas Daren terhenti.

“Tidak ada, Ibu itu hanya berkenalan saja,” jawab Daren jujur.

“Oh.”

“Iya. Memangnya kenapa?”

“Nggak.”

“Atau kamu cemburu?” goda Daren sambil mengedipkan sebelah matanya.

Dera membuang wajah sambil mendecih. “Dih, geer!”

Tawa pelan Daren terdengar, pria itu kembali fokus menyusun buku ketika Dera pergi ke kamar mandi. Semua barang yang akan istrinya bawa, sudah selesai dimasukkan ke dalam koper dan tas. Sedangkan dia, hanya membawa dua baju saja kemarin. Satu baju sudah masuk ke dalam koper Dera, sedangkan satu lagi, yang dia pakai.

Sekembalinya Dera dari kamar mandi, langsung diajak Daren untuk pergi. Mengingat waktu sudah mau mulai sore. Takutnya, ketika sampai nanti, mereka tidak bisa langsung berberes.

“Ingat pesan Ibu, ya. Kalian harus saling mengerti dan memahami. Dera juga, jangan judes-judes, nggak boleh,” pesan ibu. Dera mengangguk lemah.

Dia memeluk ibu lama, setelah itu beralih ke Vera. Gadis yang usianya di bawah Dera, menangis karena akan ditinggal kakak sepupu. Selama ini, Vera selalu bersama-sama dengan Dera, jadi wajar kalau ada rasa tidak rela. Namun, Vera segera melepaskan pelukan Dera, menangkup wajah itu dan mengecup singkat pipi Dera.

“Baik-baik jadi istri, jangan marah-marah terus. Entar yang ada, Om Daren kabur,” celetuk Vera yang langsung mendapat pukulan pada bahunya.

“Anak kecil sok tahu!”

“Kalau begitu, kami pamit, ya, Bu.” Daren menyalami ibu dan Vera, bergantian dengan Dera.

Sebelum benar-benar masuk ke dalam mobil, Dera melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan. Air mata mulai merembes dari kedua sudut mata, tetapi langsung Dera usap karena tidak ingin membuat ibu sedih juga. Ketika dia sudah benar-benar masuk, Daren langsung menghidupkan mesin mobil dan kendaraan beroda empat itu mulai bergerak naik ke atas jalan kompleks.

Selama perjalanan, tidak ada percakapan antara mereka. Masing-masing sibuk dengan aktivitas.  Sesekali Daren melirik Dera, gadis itu bersandar pada pintu sambil bermain ponsel. Wajahnya masih tampak murung, bukannya jelek, malah menambah kesan imut.

“Mau berhenti beli sesuatu?” tanya Daren. Sengaja ingin mencairkan suasana.

Dengan segera Dera menegakkan badannya dan menggeleng. “Tidak. Aku hanya ingin segera sampai di rumah.”

“Baiklah, sebentar lagi kita akan sampai,” ucap Daren.

Menempuh perjalanan hampir setengah jam, mobil Daren mulai memasuki kawasan kompleks kelas atas. Yang terlihat rumah-rumah megah berjejer rapi. Dera mengerjapkan matanya berulang kali, tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

Mobil berhenti di depan gerbang yang menjulang tinggi nan kokoh. Berulang kali Daren membunyikan klakson, agar gerbang segera dibuka oleh satpam. Setelah terbuka, pria itu langsung memasukkan mobilnya ke halaman yang lebar nan luas dengan pepohonan yang tampak asri.

“Om, ini rumah siapa?” tanya Dera dengan wajah bingung.

“Ya, rumah kita,” jawab Daren sambil membuka pintu mobil.

Pria itu membantu satpam mengeluarkan barang. Dera yang masih dilanda kebingungan, ikut keluar dan menyejajar langkah Daren.

“Rumah kita? Apa nggak salah?”

“Nggak Dera Calista. Rumah ini memang punya saya, tetapi ketika sudah menikah dengan kamu. Rumah ini punya kamu juga,” jelas Daren gemas.

“Tapi ini terlalu besar. Aku tidak sanggup kalau harus membersihkan seluruh ruangan sendiri,” papar Dera.

“Kamu tidak perlu kerja, karena di sini sudah ada pembantu yang akan mengerjakan semuanya. Nikmati saja hari-harimu sebagai Nyonya Algra,” sahut Daren.

Dera mencebik kesal, mendahului Daren dengan wajah cemberut. “Jelasin sekalian pamer. Dasar Om-om!” teriak Dera.

Daren hanya tertawa kecil melihat kelakuan istrinya itu.

**

Jangan lupa like, komen, hadiah dan vote, ya, gaes. Biar othor semakin semangat ngelanjutin cerita ini.

Seimut ini, pantes saja Om Daren suka. Hihihi😅

Haduh, Om. Nggak tahan aku tuh😂

Maaf kalau komennya ada yang belum othor balas. Kalau memang ada waktu, pasti othor akan balas kok.

Terpopuler

Comments

Hera Dita

Hera Dita

emang gimana caranya kasih hadiah...

2024-04-05

0

Hera Dita

Hera Dita

lah... pamernya dimana?
kecuali kalo Daren nyebutin semua asetnya... baru bisa dibilang pamer.../Curse/ ini author nya agak gak fokus kayanya...

2024-04-05

0

Hera Dita

Hera Dita

wow.... ini umurnya berapa sih dera? baru 18 tahun ya?
padahal psikis wanita berusia 20tahun keatas, apalagi didukung pendidikan intelektual yg mumpuni... harusnya gak begini...

2024-04-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kabar Menyakitkan
2 Bab 2. Lelaki Pengganti
3 Bab 3. Pernikahan
4 Bab 4. Berbagi Makanan
5 Bab 5. Pesan Ibu
6 Bab 6. Ajakan untuk Pindah
7 Bab 7. Nyonya Algra
8 Bab 8. Belanja
9 Bab 9. Nasi Goreng
10 Bab 10. Istri Sah
11 Bab 11. Defenisi Tampan yang Sesungguhnya
12 Bab 12. Mengalir Seperti Air
13 Bab 13. Bahagiamu, Bahagiaku
14 Bab 14. Hadiah
15 Bab 15. Makan Malam
16 Bab 16. Aku-Kamu
17 Bab 17. Merajuk
18 Bab 18. Penjelasan
19 Bab 19. First kiss
20 Bab 20. Cium Pagi
21 Bab 21. Usapan Lembut
22 Bab 22. Lingerie
23 Bab 23. Madu Pernikahan
24 Bab 24. Perhatian Daren
25 Bab 25. Hinaan Jilia
26 Bab 26. Melepas Rindu pada Ibu
27 Bab 27. Ngidam?
28 Bab 28. Tatapan Meremehkan
29 Bab 29. Dera Marah?
30 Bab 30. Cemburu?
31 Bab 31. Menantu Kesayangan
32 Bab 32. Daren Frustrasi
33 Bab 33. Tidak ada Alasan untuk tak Mencintainya
34 Bab 34. Obat Perangsang
35 Bab 35. Mengulang Kembali
36 Bab 36. Buket
37 Bab 37. Berusaha Mencintaimu
38 Bab 38. Secercah Kebahagiaan
39 Bab 39. Komplain
40 Bab 40. Sakit
41 Bab 41. Positif
42 Bab 42. Bebek
43 Bab 43. Makhluk Astral
44 Bab 44. Akting
45 Bab 45. Harta
46 Bab 46. Teror?
47 Bab 47. 'Aku kembali.'
48 Bab 48. Bertemu
49 Bab 49. Takkan Pergi
50 Bab 50. Aku Mencintaimu, Mas.
51 Bab 51. Terima Kasih
52 Bab 52. Ingin Berbicara Sesuatu?
53 Bab 53. Tamu tak Diundang
54 Bab 54. Penjelasan
55 Bab 55. Vera Mengorek Informasi
56 Bab 56. Bertemu Mima
57 Bab 57. Virus Cinta
58 Bab 58. Flashback
59 Bab 59. Bakar-bakar
60 Bab 60. Bertemu
61 Bab 61. Tidak Perawan Lagi
62 Bab 62. Selalu Rindu
63 Bab 63. Menangis Bersama
64 Bab 64. Resep Mendatangkan Cinta?
65 Bab 65. Semakin Cinta
66 Bab 66. Apa yang Terjadi dengan Pak Befan?
67 Bab 67. Vera vs Mima
68 Bab 68. Pipis.
69 Bab 69. Welcome
70 Bab 70. Aku Setia
71 Bab 71. Tumben
72 Bab 72. Berdamai
73 Bab 73. Hanya Sebagai Teman
74 Bab 74. Pergi
75 Bab 75. Jemput Aku
76 Bab 76. Menuju Ending
77 Bab 77. Ending
78 Pengumuman
79 Boncap 1
80 Boncap 2
81 Boncap 3
82 Season 2: 1
83 Season 2: 2
84 Season 2: 3
85 Season 2: 4
86 Season 2: 5
87 Season 2: 6
88 Season 2: 7
89 Season 2: 8
90 Season 2: 9
91 Season 2: 10
92 Season 2: 11
93 Season 2: 12
94 Season 2: 13
95 Season 2: 14
96 Season 2: 15
97 Season 2: 16
98 Season 2: 17
99 Season 2: 18
100 Season 2: 19
101 Season 2: 20
102 Season 2: 21
103 Season 2: 22
104 Season 2: 23
105 Season 2: 24
106 Season 2: 25
107 Season 2: 26
108 Season 2: 27
109 Season 2: 28
110 Season 2: 29
111 Season 2: 30
112 Season 2: 31
113 Season 2: 32
114 Season 2: 33
115 Season 2: 34
116 Season 2: 35
117 Season 2: 36 Tamat
118 Pengumuman
119 Extra Part
120 Pengumuman
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1. Kabar Menyakitkan
2
Bab 2. Lelaki Pengganti
3
Bab 3. Pernikahan
4
Bab 4. Berbagi Makanan
5
Bab 5. Pesan Ibu
6
Bab 6. Ajakan untuk Pindah
7
Bab 7. Nyonya Algra
8
Bab 8. Belanja
9
Bab 9. Nasi Goreng
10
Bab 10. Istri Sah
11
Bab 11. Defenisi Tampan yang Sesungguhnya
12
Bab 12. Mengalir Seperti Air
13
Bab 13. Bahagiamu, Bahagiaku
14
Bab 14. Hadiah
15
Bab 15. Makan Malam
16
Bab 16. Aku-Kamu
17
Bab 17. Merajuk
18
Bab 18. Penjelasan
19
Bab 19. First kiss
20
Bab 20. Cium Pagi
21
Bab 21. Usapan Lembut
22
Bab 22. Lingerie
23
Bab 23. Madu Pernikahan
24
Bab 24. Perhatian Daren
25
Bab 25. Hinaan Jilia
26
Bab 26. Melepas Rindu pada Ibu
27
Bab 27. Ngidam?
28
Bab 28. Tatapan Meremehkan
29
Bab 29. Dera Marah?
30
Bab 30. Cemburu?
31
Bab 31. Menantu Kesayangan
32
Bab 32. Daren Frustrasi
33
Bab 33. Tidak ada Alasan untuk tak Mencintainya
34
Bab 34. Obat Perangsang
35
Bab 35. Mengulang Kembali
36
Bab 36. Buket
37
Bab 37. Berusaha Mencintaimu
38
Bab 38. Secercah Kebahagiaan
39
Bab 39. Komplain
40
Bab 40. Sakit
41
Bab 41. Positif
42
Bab 42. Bebek
43
Bab 43. Makhluk Astral
44
Bab 44. Akting
45
Bab 45. Harta
46
Bab 46. Teror?
47
Bab 47. 'Aku kembali.'
48
Bab 48. Bertemu
49
Bab 49. Takkan Pergi
50
Bab 50. Aku Mencintaimu, Mas.
51
Bab 51. Terima Kasih
52
Bab 52. Ingin Berbicara Sesuatu?
53
Bab 53. Tamu tak Diundang
54
Bab 54. Penjelasan
55
Bab 55. Vera Mengorek Informasi
56
Bab 56. Bertemu Mima
57
Bab 57. Virus Cinta
58
Bab 58. Flashback
59
Bab 59. Bakar-bakar
60
Bab 60. Bertemu
61
Bab 61. Tidak Perawan Lagi
62
Bab 62. Selalu Rindu
63
Bab 63. Menangis Bersama
64
Bab 64. Resep Mendatangkan Cinta?
65
Bab 65. Semakin Cinta
66
Bab 66. Apa yang Terjadi dengan Pak Befan?
67
Bab 67. Vera vs Mima
68
Bab 68. Pipis.
69
Bab 69. Welcome
70
Bab 70. Aku Setia
71
Bab 71. Tumben
72
Bab 72. Berdamai
73
Bab 73. Hanya Sebagai Teman
74
Bab 74. Pergi
75
Bab 75. Jemput Aku
76
Bab 76. Menuju Ending
77
Bab 77. Ending
78
Pengumuman
79
Boncap 1
80
Boncap 2
81
Boncap 3
82
Season 2: 1
83
Season 2: 2
84
Season 2: 3
85
Season 2: 4
86
Season 2: 5
87
Season 2: 6
88
Season 2: 7
89
Season 2: 8
90
Season 2: 9
91
Season 2: 10
92
Season 2: 11
93
Season 2: 12
94
Season 2: 13
95
Season 2: 14
96
Season 2: 15
97
Season 2: 16
98
Season 2: 17
99
Season 2: 18
100
Season 2: 19
101
Season 2: 20
102
Season 2: 21
103
Season 2: 22
104
Season 2: 23
105
Season 2: 24
106
Season 2: 25
107
Season 2: 26
108
Season 2: 27
109
Season 2: 28
110
Season 2: 29
111
Season 2: 30
112
Season 2: 31
113
Season 2: 32
114
Season 2: 33
115
Season 2: 34
116
Season 2: 35
117
Season 2: 36 Tamat
118
Pengumuman
119
Extra Part
120
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!