Bab 4. Berbagi Makanan

“Judes.”

Alat make up ditangan hampir saja melayang, Dera mengusap dadanya sabar. Dia mencoba untuk melupakan kejadian tadi dan kembali fokus mengusap make up di wajah. Ketika masih asyik, pintu diketuk dari luar. Dengan malas Dera bangkit, lalu berjalan untuk menghampiri benda kokoh yang berdiri tegak itu.

“Ada apa, Ver?” tanya Dera sambil melihat Vera yang berdiri di depan kamarnya.

“Tante minta aku buat anterin makanan ini,” jawab Vera seraya menyodorkan nampan berisi makanan dan minum.

“Kok, banyak, sih?” protes Dera.

Pasalnya gadis itu selalu makan dengan porsi sedikit untuk menjaga berat badan. Namun, yang Vera bawakan kali ini, seperti ingin memberi makan dua orang.

“Ini bukan untuk kamu saja, tetapi Om Daren juga. Udah sana, bawa masuk,” kata Vera sambil menyodorkan nampan hingga mau tidak mau Dera ambil.

“Ngapain dia pakai dikasih juga, lagian nanti bisa ambil sendiri di daPur.”

“Dih, nggak gitu juga kali. Lagian, dia, ‘kan, suami kamu,” ujar Vera.

“Suami pengganti,” sahut Dera malas.

“Bodoh, ah. Yang penting suami.”

Vera pergi meninggalkan Dera. Sesekali gadis itu berbalik, untuk mengejek sepupunya. Ingin sekali Dera melempar sandal yang dia pakai, tetapi masih memiliki jiwa kemanusiaan. Jadi, mau tidak mau dia harus selalu sabar.

Nampan berisi makanan yang Vera antar tadi, Dera taruh di meja rias. Sedangkan gadis itu, kembali sibuk dengan wajahnya. Entah sudah berapa menit, Daren belum keluar juga dari kamar mandi. Dera yang sudah merasa sangat gerah, kesal pada pria di dalam sana.

“Apa memang Om-om kalau mandi itu lama?” tanya Dera pada dirinya sendiri. Sesekali dia mendesah kecil, karena pintu tak kunjung terbuka.

“Kalau tahu begini, nggak bakalan aku kasih dia tumpangan,” gerutu Dera.

Tidak lama setelah itu, pintu kamar mandi terbuka. Daren keluar sudah berpakaian lengkap, wajahnya pun kelihatan segar. Ditangannya terdapat pakaian kotor yang dia pakai tadi.

“Kamu mandi atau tidur?” tanya Dera ketus.

“Mandi,” jawab Daren santai.

“Mandi selama itu? Bertapa kali!”

“Biasa aja, sih.”

“Iya, sih. Om-om, ‘kan, emang biasa begitu,” sahut Dera. Sebelum berlalu masuk ke kamar mandi, dia sempat menatap Daren sinis.

**

Dera masih tidak percaya, bahwa sekarang dia sudah menjadi seorang istri. Pernikahan yang dia impikan dulu, kini menjadi kenyataan. Sayangnya, sang kepala rumah tangga, bukan sosok yang dia idam-idamkan. Bahkan, jarak umur mereka terpaut begitu jauh. Namun, ibu selalu meyakinkan dia, bahwa umur bukan patokan dari sebuah pernikahan.

“Kenapa piringnya satu? Saya juga lapar.” Setelah lama saling diam, Daren membuka suara lebih dulu.

Pandangan pria itu beralih dari nampan ke wajah Dera, sedangkan sang istri hanya mengedikkan bahu, tak acuh.

“Tanya aja sama cicak didinding,” sahut Dera.

“Oh, baiklah.”

Dera pikir pria itu benaran mau bertanya pada cicak, tidak tahunya Daren pergi untuk mengambil piring di dapur. Dera menghela napasnya, sebelum Daren yang meminum air putih ini, dia lebih dulu meminumnya.

Daren kembali membawa satu piring beserta sendok, tidak lupa juga pria itu mengambil minum untuk dirinya. Ketika akan membagi makanan, Daren bingung karena tidak tahu porsi makan Dera. Dia hanya takut milik gadis itu terlalu kebanyakan.

“Aku makan porsi sedikit,” ucap Dera. Daren mengangguk, mengerti.

Sore ini berbagi makanan, entah apa lagi yang harus Dera bagi setelah ini. Rasanya masih canggung, berada dalam satu atap bahkan ruangan dengan pria yang tidak dia kenal. Dulu, Pandu pernah bilang akan mengenalkan dia pada pamannya, tetapi tidak jadi karena kesibukan Dera. Meskipun Daren juga masih memiliki wajah tampan, tetap saja, Dera belum bisa terbiasa. Apalagi mengingat umur keduanya.

“Saya boleh numpang tidur?” tanya Daren setelah kembali dari menaruh piring di dapur.

Dera bergeming. Matanya berulang kali mengerjap, memastikan bahwa yang Daren ucapkan benar adanya.

“Numpang? Di kamarku?” tanya balik gadis itu, tentunya dengan wajah bingung.

“Hmm.”

“Hah?”

“Iya, Dera. Tidak mungkin saya menumpang di kamar Ibu,” tekan Daren.

Melihat seisi kamar, hanya ada satu ranjang. Meskipun cukup untuk dua orang, tetapi Dera tidak ingin Daren tidur di sana. Membayangkannya saja, dia sudah ngeri.

“Jangan tidur di ranjangku!”

“Terus?” Sebelah alis Daren terangkat. Jujur, dia semakin tampan meskipun usianya juga semakin bertambah.

“Ya, di sofa, gitu,” celetuk Dera.

“Badan saya akan sakit-sakit,” ujar Daren.

“Terserah! Intinya, jangan tidur di ranjangku!”

Dera beranjak keluar dari kamar. Berlama-lama bersama Daren, tidak aman untuk jantungnya. Banyak hal yang dia pikirkan, terutama tentang hak. Dera takut Daren akan memintanya hari ini juga, sungguh dia tidak akan bisa memberikan.

Ternyata di ruang tamu sudah sepi, dekorasi pun sudah tidak ada lagi. Dera memilih duduk di sofa, tangannya tergerak mengambil remot untuk menonton sinetron di TV.

“Loh, pengantin baru, kok, ada di luar?” Vera datang dari dapur, langsung menjatuhkan bokongnya di samping Dera.

“Apaan, sih, kamu!”

“Kok, marah? ‘Kan, emang bener, pengantin baru,” celetuk Vera sambil tertawa.

Menghembuskan napas kasar, Dera menjawab, “Masih nggak percaya, kalau om-om itu suamiku.”

“Huff. Terima apa adanya, Der. Meskipun sebenarnya aku juga masih nggak percaya.”

“Tuh, ‘kan, sama.”

“Terus maunya kamu gimana? Apa kamu masih memikirkan Pandu? Bukannya kamu sendiri yang bilang, kalau Pandu bukan orang baik. Jadi, sebaiknya kamu tidak perlu memikirkan itu, karena akan menyakiti kamu saja,” tutur Vera.

“Nggak gampang juga melupakan dan menerima orang baru, Ver. Aku butuh waktu.” Dera menunduk dengan wajah sendu.

“Dera, semangat. Aku yakin kamu bisa.” Vera mengepalkan tangannya, memberikan semangat pada sepupu yang paling dia sayang.

“Terima kasih karena selalu mendukung aku.”

“Sama-sama.”

Keduanya lalu kembali sibuk menonton TV sambil ngemil kaca telur yang Vera bawa dari dapur. Sesekali tawa mereka terdengar, ketika ada adegan komedi.

Melihat itu, Hamidah merasa sedikit lega. Setidaknya sang putri tidak murung terus, meski dia tahu, itu hanya gambaran luar saja, tidak dengan hati Dera. Hamidah berharap Daren mampu menyembuhkan hati Dera dan berusaha menjadi suami yang baik. Mengingat sikap putrinya belum sepenuhnya menerima pernikahan ini.

Daren yang berada di kamar, merasa sakit karena harus tidur dengan kaki ditekuk. Sebab, sofa di kamar Dera tidak sepanjang tubuhnya. Alhasil pria itu kembali duduk, menatap kasur Dera dengan keinginan berbaring di sana. Andai saja dia berani, sudah sejak tadi melupakan larangan Dera dan tidur dengan nyaman di kasur berwarna merah mudah itu.

Karena tidak tahu harus melakukan apa, Daren memilih keluar dari dalam kamar. Niatnya ingin mencari Dera, meminta izin untuk beristirahat sejenak di kasur gadis itu. Melihat sang istri di ruang tamu, Daren langsung menghampirinya.

“Eh, ada Om Daren,” celetuk Vera karena lebih dulu melihat Daren.

Dera menoleh, memasang wajah datar.

“Boleh tidur di kasurmu? Badanku sakit semua, karena sofa di kamar tidak sepanjang tubuhku,” izin Daren, menatap Dera lama.

Sang empu melotot, sedangkan Vera mengerjapkan matanya berulang kali karena tidak percaya dengan drama sepupunya ini.

“Ini maksudnya apa, Der?”

“Hush, anak kecil diam!”

 

Terpopuler

Comments

Ari Peny

Ari Peny

klo gk mau bilg aja gk usah nikah beres toh yg malu jg kamu dw knp malah nyakitin yg nolong sok kecantikan sombong amat jd gadis

2024-08-16

0

Hera Dita

Hera Dita

tapi tidak boleh dong benci ke orang yg sudah berkorban buat kamu....

2024-04-05

3

Hera Dita

Hera Dita

pantes pandu kabur... emang gak patut di jadiin istri, apalagi panutan buat anak anak nanti.

2024-04-05

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kabar Menyakitkan
2 Bab 2. Lelaki Pengganti
3 Bab 3. Pernikahan
4 Bab 4. Berbagi Makanan
5 Bab 5. Pesan Ibu
6 Bab 6. Ajakan untuk Pindah
7 Bab 7. Nyonya Algra
8 Bab 8. Belanja
9 Bab 9. Nasi Goreng
10 Bab 10. Istri Sah
11 Bab 11. Defenisi Tampan yang Sesungguhnya
12 Bab 12. Mengalir Seperti Air
13 Bab 13. Bahagiamu, Bahagiaku
14 Bab 14. Hadiah
15 Bab 15. Makan Malam
16 Bab 16. Aku-Kamu
17 Bab 17. Merajuk
18 Bab 18. Penjelasan
19 Bab 19. First kiss
20 Bab 20. Cium Pagi
21 Bab 21. Usapan Lembut
22 Bab 22. Lingerie
23 Bab 23. Madu Pernikahan
24 Bab 24. Perhatian Daren
25 Bab 25. Hinaan Jilia
26 Bab 26. Melepas Rindu pada Ibu
27 Bab 27. Ngidam?
28 Bab 28. Tatapan Meremehkan
29 Bab 29. Dera Marah?
30 Bab 30. Cemburu?
31 Bab 31. Menantu Kesayangan
32 Bab 32. Daren Frustrasi
33 Bab 33. Tidak ada Alasan untuk tak Mencintainya
34 Bab 34. Obat Perangsang
35 Bab 35. Mengulang Kembali
36 Bab 36. Buket
37 Bab 37. Berusaha Mencintaimu
38 Bab 38. Secercah Kebahagiaan
39 Bab 39. Komplain
40 Bab 40. Sakit
41 Bab 41. Positif
42 Bab 42. Bebek
43 Bab 43. Makhluk Astral
44 Bab 44. Akting
45 Bab 45. Harta
46 Bab 46. Teror?
47 Bab 47. 'Aku kembali.'
48 Bab 48. Bertemu
49 Bab 49. Takkan Pergi
50 Bab 50. Aku Mencintaimu, Mas.
51 Bab 51. Terima Kasih
52 Bab 52. Ingin Berbicara Sesuatu?
53 Bab 53. Tamu tak Diundang
54 Bab 54. Penjelasan
55 Bab 55. Vera Mengorek Informasi
56 Bab 56. Bertemu Mima
57 Bab 57. Virus Cinta
58 Bab 58. Flashback
59 Bab 59. Bakar-bakar
60 Bab 60. Bertemu
61 Bab 61. Tidak Perawan Lagi
62 Bab 62. Selalu Rindu
63 Bab 63. Menangis Bersama
64 Bab 64. Resep Mendatangkan Cinta?
65 Bab 65. Semakin Cinta
66 Bab 66. Apa yang Terjadi dengan Pak Befan?
67 Bab 67. Vera vs Mima
68 Bab 68. Pipis.
69 Bab 69. Welcome
70 Bab 70. Aku Setia
71 Bab 71. Tumben
72 Bab 72. Berdamai
73 Bab 73. Hanya Sebagai Teman
74 Bab 74. Pergi
75 Bab 75. Jemput Aku
76 Bab 76. Menuju Ending
77 Bab 77. Ending
78 Pengumuman
79 Boncap 1
80 Boncap 2
81 Boncap 3
82 Season 2: 1
83 Season 2: 2
84 Season 2: 3
85 Season 2: 4
86 Season 2: 5
87 Season 2: 6
88 Season 2: 7
89 Season 2: 8
90 Season 2: 9
91 Season 2: 10
92 Season 2: 11
93 Season 2: 12
94 Season 2: 13
95 Season 2: 14
96 Season 2: 15
97 Season 2: 16
98 Season 2: 17
99 Season 2: 18
100 Season 2: 19
101 Season 2: 20
102 Season 2: 21
103 Season 2: 22
104 Season 2: 23
105 Season 2: 24
106 Season 2: 25
107 Season 2: 26
108 Season 2: 27
109 Season 2: 28
110 Season 2: 29
111 Season 2: 30
112 Season 2: 31
113 Season 2: 32
114 Season 2: 33
115 Season 2: 34
116 Season 2: 35
117 Season 2: 36 Tamat
118 Pengumuman
119 Extra Part
120 Pengumuman
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1. Kabar Menyakitkan
2
Bab 2. Lelaki Pengganti
3
Bab 3. Pernikahan
4
Bab 4. Berbagi Makanan
5
Bab 5. Pesan Ibu
6
Bab 6. Ajakan untuk Pindah
7
Bab 7. Nyonya Algra
8
Bab 8. Belanja
9
Bab 9. Nasi Goreng
10
Bab 10. Istri Sah
11
Bab 11. Defenisi Tampan yang Sesungguhnya
12
Bab 12. Mengalir Seperti Air
13
Bab 13. Bahagiamu, Bahagiaku
14
Bab 14. Hadiah
15
Bab 15. Makan Malam
16
Bab 16. Aku-Kamu
17
Bab 17. Merajuk
18
Bab 18. Penjelasan
19
Bab 19. First kiss
20
Bab 20. Cium Pagi
21
Bab 21. Usapan Lembut
22
Bab 22. Lingerie
23
Bab 23. Madu Pernikahan
24
Bab 24. Perhatian Daren
25
Bab 25. Hinaan Jilia
26
Bab 26. Melepas Rindu pada Ibu
27
Bab 27. Ngidam?
28
Bab 28. Tatapan Meremehkan
29
Bab 29. Dera Marah?
30
Bab 30. Cemburu?
31
Bab 31. Menantu Kesayangan
32
Bab 32. Daren Frustrasi
33
Bab 33. Tidak ada Alasan untuk tak Mencintainya
34
Bab 34. Obat Perangsang
35
Bab 35. Mengulang Kembali
36
Bab 36. Buket
37
Bab 37. Berusaha Mencintaimu
38
Bab 38. Secercah Kebahagiaan
39
Bab 39. Komplain
40
Bab 40. Sakit
41
Bab 41. Positif
42
Bab 42. Bebek
43
Bab 43. Makhluk Astral
44
Bab 44. Akting
45
Bab 45. Harta
46
Bab 46. Teror?
47
Bab 47. 'Aku kembali.'
48
Bab 48. Bertemu
49
Bab 49. Takkan Pergi
50
Bab 50. Aku Mencintaimu, Mas.
51
Bab 51. Terima Kasih
52
Bab 52. Ingin Berbicara Sesuatu?
53
Bab 53. Tamu tak Diundang
54
Bab 54. Penjelasan
55
Bab 55. Vera Mengorek Informasi
56
Bab 56. Bertemu Mima
57
Bab 57. Virus Cinta
58
Bab 58. Flashback
59
Bab 59. Bakar-bakar
60
Bab 60. Bertemu
61
Bab 61. Tidak Perawan Lagi
62
Bab 62. Selalu Rindu
63
Bab 63. Menangis Bersama
64
Bab 64. Resep Mendatangkan Cinta?
65
Bab 65. Semakin Cinta
66
Bab 66. Apa yang Terjadi dengan Pak Befan?
67
Bab 67. Vera vs Mima
68
Bab 68. Pipis.
69
Bab 69. Welcome
70
Bab 70. Aku Setia
71
Bab 71. Tumben
72
Bab 72. Berdamai
73
Bab 73. Hanya Sebagai Teman
74
Bab 74. Pergi
75
Bab 75. Jemput Aku
76
Bab 76. Menuju Ending
77
Bab 77. Ending
78
Pengumuman
79
Boncap 1
80
Boncap 2
81
Boncap 3
82
Season 2: 1
83
Season 2: 2
84
Season 2: 3
85
Season 2: 4
86
Season 2: 5
87
Season 2: 6
88
Season 2: 7
89
Season 2: 8
90
Season 2: 9
91
Season 2: 10
92
Season 2: 11
93
Season 2: 12
94
Season 2: 13
95
Season 2: 14
96
Season 2: 15
97
Season 2: 16
98
Season 2: 17
99
Season 2: 18
100
Season 2: 19
101
Season 2: 20
102
Season 2: 21
103
Season 2: 22
104
Season 2: 23
105
Season 2: 24
106
Season 2: 25
107
Season 2: 26
108
Season 2: 27
109
Season 2: 28
110
Season 2: 29
111
Season 2: 30
112
Season 2: 31
113
Season 2: 32
114
Season 2: 33
115
Season 2: 34
116
Season 2: 35
117
Season 2: 36 Tamat
118
Pengumuman
119
Extra Part
120
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!