Bab 12. Mengalir Seperti Air

"Berusaha menerima takdir Tuhan, itu lebih indah."

~Bae Lla~

Satu Minggu sudah umur pernikahan Daren dan Dera. Hubungan keduanya masih tetap sama dengan awal menikah. Daren pun, tidak meminta Dera untuk ini dan itu. Dia mengerti, tidak mudah menerima orang baru dalam hidupnya. Apalagi, seseorang yang tidak Dera cinta.

Pagi ini Daren sudah masuk bekerja, Dera membantu menyiapkan segala keperluan pria itu. Bahkan, Dera sampai bolak balik dari dapur ke kamar.

“Urus saja makanan, saya bisa mengurus diri sendiri,” ucap Daren. Tidak ingin Dera kelelahan, meski itu memang kewajiban istri.

“Tas kerjanya aku bawa turun, nanti kalau sudah mau pergi baru aku kasih.” Dera langsung beranjak setelah berucap.

Tanpa berlama-lama, Daren segera menyiapkan diri dengan baik. Apalagi ini awal masuk kerja kembali setelah menikah, sudah pasti akan banyak godaan dari karyawan maupun tangan kanannya.

Daren langsung turun untuk sarapan. Pria itu duduk di kursi yang sudah Dera siapkan untuknya. Dera melayani Daren dengan baik, meski sesekali mencebik kesal karena Daren mengerjainya.

“Saya tidak suka ayam semur, ingin ayam goreng saja,” pinta Daren sambil menunjuk paha ayam di depannya.

Dera mendesah kesal, bukannya ayam semur kesukaan Daren? Tapi tiba-tiba pria itu malah meminta tukar dengan ayam goreng. Dera merasa, dia sedang dikerjai oleh Daren.

“Punya tangan, kan? Ambil sendiri lah!” cetus Dera. Memilih duduk di tempatnya, tanpa mengambilkan apa yang suaminya mau.

“Bukankah tugas istri itu melayani suami?”

“Aku sudah berusaha melayani Om, tapi Om-nya aja yang malah ngelunjak!” geram Dera.

Melihat wajah imut itu memerah, Daren tertawa kecil sambil meminta maaf. Dia mengaku memang sedang mengerjai Dera, membuat sang empu semakin kesal.

Daren mencoba mencairkan suasana dengan terus bertanya pada Dera tentang hari-hari gadis itu, tetapi yang ditanyai, hanya menjawab singkat. Daren tertawa dalam hati, rupanya sang istri tengah ngambek.

“Sepertinya saya akan pulang telat, soalnya banyak pekerjaan yang harus diurus,” ujar Daren saat akan pergi bekerja.

“Hmm.” Dera hanya berdehem saja.

“Kamu tidak perlu masak makan siang. Dan juga, masak makan malamnya sedikit saja, karena saya mungkin akan makan di kantor,” kata Daren.

“Iya, iya,” jawab gadis itu. Raut wajahnya masih terlihat, cemberut.

Daren mengangguk, mengusap pucuk kepala Dera dengan lembut. Setelahnya dia masuk ke dalam mobil. Sesaat akan mengemudi mobilnya, Daren membuka jendela tepat dia berada.

“Mau saya bawain apa nanti?” tanya Daren sambil melepas kaca matanya.

“Harimau,” jawab Dera asal. Tentu saja mengundang tawa Daren.

“Oke. Sepuluh harimau bakalan memenuhi rumah ini.”

“Cih.”

“Jadi, kamu ingin dibelikan apa?” tanya Daren sekali lagi.

“Martabak telur dua porsi,” jawab Dera.

“Oke. Selamat bertemu nanti malam.”

Akhirnya mobil Daren pergi meninggalkan halaman luas rumahnya. Dera memilih masuk, ketika tidak melihat mobil sang suami lagi. Sekarang gadis itu malah bingung, ingin melakukan apa untuk menghilangkan rasa bosan.

Lantai rumah sudah mengkilap, begitu pun dengan jendela dan lemari kaca. Bagian guci, juga sudah dibersihkan. Kini Dera beralih ke kamar, dia mencari pakaian kotor Daren. Namun, Dera tidak menemukannya. Bahkan, pakaiannya sendiri yang niatnya akan dia cuci setelah masak, sudah hilang dari keranjang.

“Astaga, pakaianku ke mana? Apa pelayan yang mencucinya?” Dera bertanya-tanya dalam hati.

Kalau benar pelayan yang mencuci, Dera merasa risi karena itu barang pribadinya. Rumah dan seisinya ini, oke saja kalau pelayan yang mengerjakan. Tapi tidak dengan baju miliknya.

“Terus sekarang aku harus ngapain?”

**

Sore harinya, selesai membersihkan diri Dera memilih duduk di bangku halaman rumah. Yang dibuat seperti di kafe-kafe, ada payung yang melindungi dari sinar matahari.

Ini sangat membosankan, hanya makan, tidur dan melihat-lihat rumah kembali. Dera ingin keluar, tetapi sangat malas meminta izin pada Daren. Kalau dia pergi tanpa izin, sudah pasti pria itu akan mengadu pada ibu. Dan Dera, sangat benci dengan adu-mengadu.

Salah satu pelayan, yang bekerja menyapu halaman. Datang menghampiri Dera, berdiri tepat di depan gadis itu.

“Apa Nyonya bosan di rumah terus?” tanya pelayan itu. Usia yang tidak terpaut jauh dengan Dera, membuat keduanya kelihatan sebaya.

“Iya, nih. Pengin jalan-jalan, tapi nggak tahu ke mana,” keluh Dera.

Memang dari semua pelayan di rumah ini, yang paling dekat hanya Mbok Ida dan gadis di depan Dera.

“Atau mau Reva temenin, Nyonya?” tawar Reva.

“Benaran? Reva mau nemenin aku?” tanya Dera lagi, memastikan.

Reva mengangguk saja. Dera langsung berdiri dengan gembiranya, dia meminta Reva untuk segera menyelesaikan pekerjaan, agar mereka bisa pergi dengan cepat.

“Kamu mau mengajak Nyonya jalan-jalan?” Salah satu teman Reva, yang usianya lebih tua dari gadis itu, bertanya dengan mata melotot.

“I-itu, anu ....”

“Kamu jangan macam-macam, kalau Tuan marah. Kamu juga yang susah.”

“Iya, Kak.”

Reva hanya menunduk saja sampai temannya pergi. Gadis itu melanjutkan kembali pekerjaannya, menyapu seluruh halaman rumah. Dera yang sudah tidak sabar, langsung menghampiri Reva.

“Reva, ayo cepetan kita pergi,” ajak Dera.

“Tapi, Nyonya. Sepertinya saya tidak bisa mengantar, pekerjaan masih menumpuk,” ujar Reva takut-takut.

Mendengar penuturan pelayannya, Dera kecewa. Dia berbalik badan, berjalan meninggalkan Reva. Kini Dera hanya dapat melihat lalu lalang di depan rumahnya, sesekali gadis itu menghela napas. Tiba-tiba dia rindu dengan ibu dan Vera, biasanya mereka pergi jalan-jalan sore bersama.

“Itu si Om-om, kapan, sih, pulangnya,” desah Reva.

Ketika Dera akan beranjak, klakson menghentikan langkahnya. Terlihat mobil Daren memasuki halaman rumah. Bukannya pria itu akan pulang malam? Kenapa sudah sampai di sini saja?

Tidak jadi masuk lebih dulu, Dera menunggu Daren keluar dari mobil.

“Katanya mau pulang malam?” Dera langsung melayangkan pertanyaan, membuat Daren terkekeh.

“Kenapa? Kangen?” tebak pria itu.

“Dih, PD!”

“Hahaha.”

Keduanya berjalan beriringan masuk ke dalam rumah. Dera mengikuti Daren masuk ke kamar sambil membawa tas kerja pria itu. Sesampainya di kamar, Dera kembali bertanya sebelum suaminya masuk ke dalam kamar mandi.

“Belum jawab tadi. Kenapa pulang cepat?”

“Karena pekerjaan saya sudah di-handle tangan kanan saya,” jawab Daren.

“Oh.” Dera hanya ber’oh’ ria saja.

Setelah itu dia melepas kepergian Daren untuk membersihkan diri. Sambil menunggu, Dera menyiapkan pakaian untuk pria itu pakai. Meski, belum sepenuhnya menerima, Dera tetap akan mengerjakan apa yang sudah menjadi kewajibannya, kecuali hak Daren.

“Apa kamu bosan, di rumah terus?” Daren keluar hanya menggunakan handuk sebagai penutup tubuh bagian bawahnya.

“Bisa tidak, ganti baju dulu!” teriak Dera kesal.

“Iya, iya. Baiklah.”

Daren kembali masuk ke kamar mandi, memakai pakaian yang sudah dipilihkan Dera. Ketika dia keluar, Dera masih di sana. Daren jadi berpikir, sepertinya sang istri tengah menunggunya.

“Kenapa, hm?” tanya Daren sambil menjatuhkan bokongnya di tepi kasur, samping Dera.

Dera menghela napas pelan. “Kangen ibu. Aku juga bosan di rumah terus.”

“Mau ke rumah ibu?”

“Boleh?”

“Boleh, lah. Sekarang kamu siap-siap, kita langsung pergi.”

“Yeeee!” Dera bersorak gembira.

Daren senyum-senyum melihat tingkah Dera. Sehari tidak bertemu, rindu menyeruak pada gadis itu. Ingin memeluk, tetapi takut ditolak. Jadi, Daren harus melakukan dengan perlahan. Menyenangkan Dera dulu, nanti baru anu-anu.

“Martabaknya mana, Om!” teriak Dera dari ruang ganti.

Senyum Daren memudar. Pria itu menggaruk tengkuk yang tidak gatal, dan bersiap untuk kabur.

“Kelupaan!” teriak Daren balik. Berlari secepat kilat, bersembunyi di kamar lain.

 **

Hari ini tidak ada visual, soalnya om Daren sibuk ngedate sama othor.

Terpopuler

Comments

Hera Dita

Hera Dita

akhirnya waras juga dera...

2024-04-05

0

Eika

Eika

Baru ini lelaki kaya, gak lebay kasih perintah ke anak buah terus.
Mandiri...lanjut....semangat Thor

2022-09-13

1

Ayudha fitri Humairoh

Ayudha fitri Humairoh

perempuan nya nggak tau terima kasih sudah di tolong dari rasa malu malah seenaknya sama suami

2022-09-12

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kabar Menyakitkan
2 Bab 2. Lelaki Pengganti
3 Bab 3. Pernikahan
4 Bab 4. Berbagi Makanan
5 Bab 5. Pesan Ibu
6 Bab 6. Ajakan untuk Pindah
7 Bab 7. Nyonya Algra
8 Bab 8. Belanja
9 Bab 9. Nasi Goreng
10 Bab 10. Istri Sah
11 Bab 11. Defenisi Tampan yang Sesungguhnya
12 Bab 12. Mengalir Seperti Air
13 Bab 13. Bahagiamu, Bahagiaku
14 Bab 14. Hadiah
15 Bab 15. Makan Malam
16 Bab 16. Aku-Kamu
17 Bab 17. Merajuk
18 Bab 18. Penjelasan
19 Bab 19. First kiss
20 Bab 20. Cium Pagi
21 Bab 21. Usapan Lembut
22 Bab 22. Lingerie
23 Bab 23. Madu Pernikahan
24 Bab 24. Perhatian Daren
25 Bab 25. Hinaan Jilia
26 Bab 26. Melepas Rindu pada Ibu
27 Bab 27. Ngidam?
28 Bab 28. Tatapan Meremehkan
29 Bab 29. Dera Marah?
30 Bab 30. Cemburu?
31 Bab 31. Menantu Kesayangan
32 Bab 32. Daren Frustrasi
33 Bab 33. Tidak ada Alasan untuk tak Mencintainya
34 Bab 34. Obat Perangsang
35 Bab 35. Mengulang Kembali
36 Bab 36. Buket
37 Bab 37. Berusaha Mencintaimu
38 Bab 38. Secercah Kebahagiaan
39 Bab 39. Komplain
40 Bab 40. Sakit
41 Bab 41. Positif
42 Bab 42. Bebek
43 Bab 43. Makhluk Astral
44 Bab 44. Akting
45 Bab 45. Harta
46 Bab 46. Teror?
47 Bab 47. 'Aku kembali.'
48 Bab 48. Bertemu
49 Bab 49. Takkan Pergi
50 Bab 50. Aku Mencintaimu, Mas.
51 Bab 51. Terima Kasih
52 Bab 52. Ingin Berbicara Sesuatu?
53 Bab 53. Tamu tak Diundang
54 Bab 54. Penjelasan
55 Bab 55. Vera Mengorek Informasi
56 Bab 56. Bertemu Mima
57 Bab 57. Virus Cinta
58 Bab 58. Flashback
59 Bab 59. Bakar-bakar
60 Bab 60. Bertemu
61 Bab 61. Tidak Perawan Lagi
62 Bab 62. Selalu Rindu
63 Bab 63. Menangis Bersama
64 Bab 64. Resep Mendatangkan Cinta?
65 Bab 65. Semakin Cinta
66 Bab 66. Apa yang Terjadi dengan Pak Befan?
67 Bab 67. Vera vs Mima
68 Bab 68. Pipis.
69 Bab 69. Welcome
70 Bab 70. Aku Setia
71 Bab 71. Tumben
72 Bab 72. Berdamai
73 Bab 73. Hanya Sebagai Teman
74 Bab 74. Pergi
75 Bab 75. Jemput Aku
76 Bab 76. Menuju Ending
77 Bab 77. Ending
78 Pengumuman
79 Boncap 1
80 Boncap 2
81 Boncap 3
82 Season 2: 1
83 Season 2: 2
84 Season 2: 3
85 Season 2: 4
86 Season 2: 5
87 Season 2: 6
88 Season 2: 7
89 Season 2: 8
90 Season 2: 9
91 Season 2: 10
92 Season 2: 11
93 Season 2: 12
94 Season 2: 13
95 Season 2: 14
96 Season 2: 15
97 Season 2: 16
98 Season 2: 17
99 Season 2: 18
100 Season 2: 19
101 Season 2: 20
102 Season 2: 21
103 Season 2: 22
104 Season 2: 23
105 Season 2: 24
106 Season 2: 25
107 Season 2: 26
108 Season 2: 27
109 Season 2: 28
110 Season 2: 29
111 Season 2: 30
112 Season 2: 31
113 Season 2: 32
114 Season 2: 33
115 Season 2: 34
116 Season 2: 35
117 Season 2: 36 Tamat
118 Pengumuman
119 Extra Part
120 Pengumuman
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1. Kabar Menyakitkan
2
Bab 2. Lelaki Pengganti
3
Bab 3. Pernikahan
4
Bab 4. Berbagi Makanan
5
Bab 5. Pesan Ibu
6
Bab 6. Ajakan untuk Pindah
7
Bab 7. Nyonya Algra
8
Bab 8. Belanja
9
Bab 9. Nasi Goreng
10
Bab 10. Istri Sah
11
Bab 11. Defenisi Tampan yang Sesungguhnya
12
Bab 12. Mengalir Seperti Air
13
Bab 13. Bahagiamu, Bahagiaku
14
Bab 14. Hadiah
15
Bab 15. Makan Malam
16
Bab 16. Aku-Kamu
17
Bab 17. Merajuk
18
Bab 18. Penjelasan
19
Bab 19. First kiss
20
Bab 20. Cium Pagi
21
Bab 21. Usapan Lembut
22
Bab 22. Lingerie
23
Bab 23. Madu Pernikahan
24
Bab 24. Perhatian Daren
25
Bab 25. Hinaan Jilia
26
Bab 26. Melepas Rindu pada Ibu
27
Bab 27. Ngidam?
28
Bab 28. Tatapan Meremehkan
29
Bab 29. Dera Marah?
30
Bab 30. Cemburu?
31
Bab 31. Menantu Kesayangan
32
Bab 32. Daren Frustrasi
33
Bab 33. Tidak ada Alasan untuk tak Mencintainya
34
Bab 34. Obat Perangsang
35
Bab 35. Mengulang Kembali
36
Bab 36. Buket
37
Bab 37. Berusaha Mencintaimu
38
Bab 38. Secercah Kebahagiaan
39
Bab 39. Komplain
40
Bab 40. Sakit
41
Bab 41. Positif
42
Bab 42. Bebek
43
Bab 43. Makhluk Astral
44
Bab 44. Akting
45
Bab 45. Harta
46
Bab 46. Teror?
47
Bab 47. 'Aku kembali.'
48
Bab 48. Bertemu
49
Bab 49. Takkan Pergi
50
Bab 50. Aku Mencintaimu, Mas.
51
Bab 51. Terima Kasih
52
Bab 52. Ingin Berbicara Sesuatu?
53
Bab 53. Tamu tak Diundang
54
Bab 54. Penjelasan
55
Bab 55. Vera Mengorek Informasi
56
Bab 56. Bertemu Mima
57
Bab 57. Virus Cinta
58
Bab 58. Flashback
59
Bab 59. Bakar-bakar
60
Bab 60. Bertemu
61
Bab 61. Tidak Perawan Lagi
62
Bab 62. Selalu Rindu
63
Bab 63. Menangis Bersama
64
Bab 64. Resep Mendatangkan Cinta?
65
Bab 65. Semakin Cinta
66
Bab 66. Apa yang Terjadi dengan Pak Befan?
67
Bab 67. Vera vs Mima
68
Bab 68. Pipis.
69
Bab 69. Welcome
70
Bab 70. Aku Setia
71
Bab 71. Tumben
72
Bab 72. Berdamai
73
Bab 73. Hanya Sebagai Teman
74
Bab 74. Pergi
75
Bab 75. Jemput Aku
76
Bab 76. Menuju Ending
77
Bab 77. Ending
78
Pengumuman
79
Boncap 1
80
Boncap 2
81
Boncap 3
82
Season 2: 1
83
Season 2: 2
84
Season 2: 3
85
Season 2: 4
86
Season 2: 5
87
Season 2: 6
88
Season 2: 7
89
Season 2: 8
90
Season 2: 9
91
Season 2: 10
92
Season 2: 11
93
Season 2: 12
94
Season 2: 13
95
Season 2: 14
96
Season 2: 15
97
Season 2: 16
98
Season 2: 17
99
Season 2: 18
100
Season 2: 19
101
Season 2: 20
102
Season 2: 21
103
Season 2: 22
104
Season 2: 23
105
Season 2: 24
106
Season 2: 25
107
Season 2: 26
108
Season 2: 27
109
Season 2: 28
110
Season 2: 29
111
Season 2: 30
112
Season 2: 31
113
Season 2: 32
114
Season 2: 33
115
Season 2: 34
116
Season 2: 35
117
Season 2: 36 Tamat
118
Pengumuman
119
Extra Part
120
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!