Connecting Door

“Papi serius ingin pensiun?”

“Bukankah sejak lima tahun yang lalu, kalian menginginkan papi untuk segera pensiun?”

Ivona mengangguk cepat. Sejak lima tahun yang lalu, kedua anak Andreas—Ivander dan Ivona— memang menginginkan ayah mereka menghabiskan masa tua hanya dengan bersantai. Tak lagi memikirkan keruwetan dalam menjalani perusahaan.

Toh, Andreas tetaplah pemilik saham terbesar di Bratajaya Corporation. Pria lanjut usia itu sebenarnya tak perlu lagi bekerja di perusahaan. Karena hanya dengan bersantai saja, uang milyaran rupiah, bisa masuk dengan mudah ke rekening pribadinya.

“Usia Papi sudah 70 tahun, memang sudah saatnya Papi beristirahat dari pekerjaan kantor. Mas Ivan dan Ivon akan berusaha menjalankan perusahaan ini dengan baik!”

Andreas menganggukkan kepalanya. “Kalian ingatlah selalu, perusahaan ini didirikan dengan susah payah oleh kakek kalian, menjadi berkembang berkat kerja keras nenek kalian!”

“Dan bertambah maju, berkat Papi kami,” ucap Ivona. Putri bungsu Andreas itu seketika beringsut ke dalam pelukan sang ayah. Senyum Andreas terkembang mendengar penuturan putrinya.

“Papi akan memersiapkan semuanya. Sebelum papi pensiun, papi harus membuat Qei dan Ivan menjadi dekat. Kamu bantulah papi!”

“Siap 86!” ujar Ivona dengan semangat. Ayah dan anak itu pun sibuk memikirkan strategi untuk membuat Ivander jatuh hati akan pesona Qeiza.

Dan, satu hari setelah pembicaraan itu. Saat Qeiza dan Ivander baru saja tiba di kantor, sehabis pertemuan dengan klien baru mereka, Andreas meminta kedua anak kandungnya— Ivander dan Ivona— serta Qeiza, untuk berkumpul di ruang kerjanya.

“Papi memutuskan akan pensiun, dan tidak lagi berkegiatan di perusahaan, tiga bulan lagi!”

Kalimat pembuka yang dilontarkan oleh Andreas, membuat mata Qeiza membulat. Belum satu tahun dia bekerja di perusahaan itu, sebagai sekretaris pribadi CEO Bratajaya Corporation.

Lantas, haruskan dirinya keluar dari perusahaan, karena sang CEO sudah tak lagi memangku jabatan?

Ataukah, dirinya akan dipindah tugaskan ke bagian administrasi, seperti surat permohonan lamaran kerja yang dibuatnya tahun lalu?

Jika bisa memilih, tentu Qeiza akan memilih dipindah tugaskan menjadi staff biasa. Karena itu berarti, dirinya masih memiliki pekerjaan untuk menafkahi ibu dan anaknya. Bahkan, rumor kedekatannya dengan Andreas pun akan cepat menghilangkan jika dirinya hanya seorang staff biasa.

Namun, agaknya hal itu tidak akan terjadi. Karena Andreas meminta Qeiza untuk terus menjadi sekretaris pribadi CEO Bratajaya Corporation.

“Saya minta tolong agar Kamu mau untuk mengurus Mas Ivan,” ucap Andreas. Sengaja Andreas melabeli Ivander dengan sebutan 'mas.' Andreas berharap, nantinya, Qeiza akan memanggil Ivander dengan sebutan Mas Ivander.

“Sebenarnya, aku ingin Kamu menjadi asisten pribadiku, Qei. Tapi Mas Ivan sepertinya lebih membutuhkan Kamu,” ucap Ivona.

“Kalau Kamu mau Qeiza menjadi sekretaris pribadimu, tidak apa-apa Von. Mas bisa kok, tanpa sekretaris pribadi. Tim sekretaris kan sudah ada. Jadi, mas pikir, mas belum membutuhkan sekretaris pribadi.”

Ucapan Ivander itu, langsung dibantah oleh sang ayah. “Kalau keluar kota atau keluar negeri, Kamu pasti akan membutuhkan asisten pribadi. Wong memakai dasi saja kamu tidak becus! Apa iya, Kamu akan terus memakai dasi kupu-kupu? Atau Kamu akan menunjukkan dasimu yang tidak rapi itu kepada klien? Qeiza bisa mengurusi Kamu dengan baik, seperti dia mengurusi papi.”

Ivona seketika terkekeh-kekeh mendengar penuturan sang ayah. Terlebih ketika melihat wajah Qeiza saat mengetahui jika ada proyek di luar kota yang harus dirinya tangani berdua, bersama Ivander.

Selama tiga bulan ini, ada dua proyek di luar kota yang harus ditangani oleh Qeiza dan Ivander. Yang satu proyek di Yogyakarta dan satunya di Madura. Qeiza sebenarnya sudah tau mengenai proyek tersebut. Dirinya bahkan beberapa kali memberi masukan kepada Andreas, saat pria lanjut usia itu meminta pendapatnya mengenai proyek di Yogyakarta dan Madura itu.

Qeiza bahkan sudah memesan hotel dengan connecting door di Yogyakarta dan Madura sejak bulan lalu. Karena Andreas dan Ivander terbiasa menginap dengan kamar yang saling terhubung.

Dan, di sinilah Qeiza dan Ivander berada. Di sebuah hotel bintang lima di kota Yogyakarta. Qeiza dan Ivander kini berada di depan kamar masing-masing.

Qeiza merebahkan tubuhnya setelah menempuh perjalanan Jakarta-Yogyakarta. Untungnya mereka menempuh perjalanan itu menggunakan pesawat. Hingga hanya butuh waktu tempuh satu jam sejak pesawat lepas landas, mereka sudah tiba di kota istimewa itu.

Netra wanita itu kini menatap sebuah pintu yang berada tak jauh dari ranjang yang kini ditidurinya. Pintu yang menghubungkan kamarnya dengan kamar Ivander. Mengembuskan napas panjang, Qeiza berharap hal ini tidak terendus oleh para staff di Bratajaya Corporation.

Entah apa yang akan mereka gunjingkan, jika tau janda beranak satu itu, tidur di kamar yang saling terkoneksi dengan calon CEO Bratajaya Corporation.

Dan, ketika fajar menyingsing, mereka bersama-sama menuju restoran hotel yang menyajikan sarapan dengan tema buffet. Qeiza dan Ivander sama-sama memilih menu sarapan yang mereka senangi.

Jika Qeiza memilih nasi goreng, jus melon dan beberapa macam irisan buah untuk mengawali harinya, Ivander hanya mengambil dua lembar roti gandum dan segelas susu segar.

Sejak pertama kali ikut meeting di luar kota bersama Andreas dan Ivander, delapan bulan lalu, pria itu selalu menyantap menu sama yang untuk sarapan.

Ini pertama kalinya bagi Qeiza dan Ivander duduk bersama di satu meja. Biasanya, ada Andreas di antara mereka. Suasana canggung pun begitu terasa di meja itu. Tak ada yang berani untuk memulai obrolan. Bahkan, sejak mereka bertemu di depan pintu kamar masing-masing. Sepasang manusia dewasa itu hanya saling melempar senyum tipis dan sedikit mengangguk sebagai rasa hormat kepada satu sama lain.

'Ehem!'

Suara berdehem Ivander, membuat Qeiza menatap pria itu. Begitupun dengan Ivander. Beberapa detik mereka saling tatap, hingga Ivander merasa sedikit gugup saat mata mereka bertemu. Pembicaraan dirinya dengan sang ayah dan adik di ruang kerja Andreas, kembali terngiang di pikirannya.

Kala itu, saat Andreas memberitahukan perihal keinginannya untuk pensiun, dan Qeiza telah keluar dari ruang kerja CEO Bratajaya Corporation, ayah dan kedua anaknya itu, kembali melanjutkan pembicaraan mereka. Pembicaraan yang membuat Ivander sedikit tersulut emosi.

“Coba kamu perhatikan Qeiza, Van. Dia cerdas, cekatan, lembut dan perhatian. Qei juga cantik, ya ... walau tak secantik istrimu!” ucap Andreas.

Ivander tersenyum tipis mendengar ucapan sang ayah. Sama seperti penilaian Ivona beberapa bulan lalu, Ivander juga menganggap rumor yang beredar di perusahaan mereka adalah benar.

Sang ayah terpikat dengan Qeiza dan ingin menikahinya.

Ivander sebenarnya tak masalah jika sang ayah ingin mengakhiri masa dudanya yang sudah berlangsung selama dua puluh tahun.

Tapi, dengan Qeiza?

Wanita itu terlalu muda untuk sang ayah. Walaupun, Qeiza memang wanita yang sesempurna itu, menurut Ivander.

Berkali-kali wanita itu ikut dengannya dan sang ayah ke luar kota bahkan ke luar negeri, wanita itu memang terlihat begitu perhatian dan menyayangi Andreas dengan tulus.

Tapi, Qeiza terlihat begitu menghormati sang ayah. Jelas sekali jika wanita itu menganggap sang ayah hanya sebatas atasan dan Ivander sudah memastikan sendiri, jika Qeiza hanya menganggap Andreas seperti ayahnya sendiri.

Bisakah wanita itu menerima cinta sang ayah?

Begitulah pikir Andreas.

Tapi, kalimat yang terlontar dari bibir pria lanjut usia itu, membuatnya kecewa.

“Dibandingkan Evelyn, wanita seperti Qei lah, yang papi inginkan untuk menjadi menantu di keluarga Bratajaya.”

“Pi, sampai kapan sih Papi tidak bisa menerima Ev?! Seperti halnya Papi yang hanya mencintai Mami, Ivan pun hanya akan mencintai Ev setulus hati!” kilah Ivander.

“Papi dan Ivon hanya ingin Kamu merasa bahagia, Van. Merasa utuh!”

“Mas, akui saja jika Kamu itu kesepian! Akui secara jantan! Jangan bersembunyi dari kata cinta yang Mas banggakan itu.” Kali ini Ivona angkat bicara. “Apa Mas yakin, jika rasa cinta Mas Ivan masih sama besarnya?! Aku yakin, setelah bertahun-tahun, rasa cinta itu sudah pudar karena sikap Kak Ev?!

Pria itu menatap tajam sang adik. Bisa-bisanya Ivona menusuknya dari belakang seperti ini. Padahal adik kesayangannya itu, dulu begitu mendukungnya di hadapan Andreas.

Di mana letak kesalahan dari seorang pria yang senantiasa menjaga cinta buat sang istri?

Bukankah ayah kandungnya juga tak bisa menggantikan sang istri di hati dan kehidupannya? Bahkan setelah ibu mereka tiada.

“Ini pasti karena anak lagi, kan Pi?”

Terpopuler

Comments

Lin

Lin

semoga jadi sama qeiza

2022-08-05

2

As

As

uhuuy 😅

2022-07-30

2

Mei

Mei

nahlo 👀

2022-07-28

5

lihat semua
Episodes
1 Awas, Si Pelakor lewat!
2 Namaku, Qeiza Hikaru
3 Menjadi Sekretaris Pribadi CEO
4 Penggunjing Ulung
5 Muslihat Andreas
6 Connecting Door
7 Salah Tingkah
8 Nyaman?
9 Saya Membutuhkanmu!
10 Ceraikan Dia,
11 Surat Pengunduran Diri
12 Aku Kesepian
13 Ternyata janda itu!
14 Candle Light Dinner
15 Ngambek
16 Maaf
17 Sekamar
18 Haruskah menjebaknya?
19 Penyesalan Qeiza
20 Ancaman Andreas
21 Permohonan Evelyn
22 Keputusan Qeiza
23 Pilihan Qeiza
24 Penolakan Melati
25 Siasat
26 The Day
27 Kekesalan Evelyn
28 Mabuk kepayang
29 Pelakor
30 Dasar Pelakor!
31 Spekulasi
32 Makan siang bersama
33 Tuntutan Evelyn
34 Penyihir
35 Lemah
36 Hasrat Evelyn
37 Masih tanda tanya
38 Dini hari
39 Perceraian
40 Dedemit
41 Siapa dia?
42 Bagian dari rencana
43 Kecemburuan Qeiza
44 Nasihat Melati
45 Mantap berpisah
46 Pantas saja
47 Cemas
48 Agenda Evelyn
49 Azab Pelakor
50 Pelakor itu apa?
51 Permainan Ivander
52 Penggrebekan
53 Berusaha berkelit
54 Tuntutan
55 Anniversary ke-11
56 Kebebasan
57 Yang dinanti
58 Ngidam
59 Sekretaris pribadi Ivander
60 Rekor baru Evelyn
61 Titik balik Evelyn
62 Jatuh miskin
63 Amarah seorang CEO
64 Dunia baru Evelyn
65 Karena Evelyn
66 Penyakit Evelyn
67 Amarah Qeiza
68 Sean Bratajaya
69 Sakit yang dirasa Qeiza
70 Bertemu Sean
71 Hidup sempurna
72 Tak bisa memaafkan
73 Harapan Evelyn
74 Amarah Evelyn
75 Penerus Klan Bratajaya
76 Suami siaga
77 Kepasrahan Andreas
78 Keluarga Bratajaya
79 Glamping
80 Kisah Evelyn dimulai
81 Tempat tinggal baru Evelyn
82 Pekerjaan baru
83 Selamat datang di neraka
84 Bantu aku, Qei
85 akhir kisah Evelyn
86 Perasaan bersalah
87 Ternyata
88 Danu
89 Demi kita
90 Menagih janji
91 Memonopoli Qeiza
92 Honeymoon ke-2
93 surprise
94 Vacation
95 Berita baru
96 Berpulang
97 Pembacaan surat wasiat
98 Janji Raka dan Qiana
99 draft tgl 5 - End
100 Mencintai Qiana
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Awas, Si Pelakor lewat!
2
Namaku, Qeiza Hikaru
3
Menjadi Sekretaris Pribadi CEO
4
Penggunjing Ulung
5
Muslihat Andreas
6
Connecting Door
7
Salah Tingkah
8
Nyaman?
9
Saya Membutuhkanmu!
10
Ceraikan Dia,
11
Surat Pengunduran Diri
12
Aku Kesepian
13
Ternyata janda itu!
14
Candle Light Dinner
15
Ngambek
16
Maaf
17
Sekamar
18
Haruskah menjebaknya?
19
Penyesalan Qeiza
20
Ancaman Andreas
21
Permohonan Evelyn
22
Keputusan Qeiza
23
Pilihan Qeiza
24
Penolakan Melati
25
Siasat
26
The Day
27
Kekesalan Evelyn
28
Mabuk kepayang
29
Pelakor
30
Dasar Pelakor!
31
Spekulasi
32
Makan siang bersama
33
Tuntutan Evelyn
34
Penyihir
35
Lemah
36
Hasrat Evelyn
37
Masih tanda tanya
38
Dini hari
39
Perceraian
40
Dedemit
41
Siapa dia?
42
Bagian dari rencana
43
Kecemburuan Qeiza
44
Nasihat Melati
45
Mantap berpisah
46
Pantas saja
47
Cemas
48
Agenda Evelyn
49
Azab Pelakor
50
Pelakor itu apa?
51
Permainan Ivander
52
Penggrebekan
53
Berusaha berkelit
54
Tuntutan
55
Anniversary ke-11
56
Kebebasan
57
Yang dinanti
58
Ngidam
59
Sekretaris pribadi Ivander
60
Rekor baru Evelyn
61
Titik balik Evelyn
62
Jatuh miskin
63
Amarah seorang CEO
64
Dunia baru Evelyn
65
Karena Evelyn
66
Penyakit Evelyn
67
Amarah Qeiza
68
Sean Bratajaya
69
Sakit yang dirasa Qeiza
70
Bertemu Sean
71
Hidup sempurna
72
Tak bisa memaafkan
73
Harapan Evelyn
74
Amarah Evelyn
75
Penerus Klan Bratajaya
76
Suami siaga
77
Kepasrahan Andreas
78
Keluarga Bratajaya
79
Glamping
80
Kisah Evelyn dimulai
81
Tempat tinggal baru Evelyn
82
Pekerjaan baru
83
Selamat datang di neraka
84
Bantu aku, Qei
85
akhir kisah Evelyn
86
Perasaan bersalah
87
Ternyata
88
Danu
89
Demi kita
90
Menagih janji
91
Memonopoli Qeiza
92
Honeymoon ke-2
93
surprise
94
Vacation
95
Berita baru
96
Berpulang
97
Pembacaan surat wasiat
98
Janji Raka dan Qiana
99
draft tgl 5 - End
100
Mencintai Qiana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!