Bab 15 (Bertemu Lagi Dengan Sekretaris Cantik)

Delapan hari berlalu semenjak kepergian Alexander yang entah kemana, Sersi pun menjadi sibuk dengan urusan kantor yang dia handle dalam delapan hari ini. Karena Samuel tidak ada, maka Sersilah yang mengerjakan semuanya. Membuat dia lebih ekstra lagi dalam bekerja di kantor, membuatnya kurang tidur karena terlalu gila kerja.

"Kapan dia akan datang? Setumpuk pekerjaan dan dokumen seperti tiada akhir aku kerjakan setiap hari hmmm.." keluh Sersi dimeja kerjanya sambil memijat pelipisnya.

Dia pun keluar sejenak dari ruangannya dan menuju kantin sekadar membeli minuman dingin yang akan mendinginkan pikirannya, dia butuh sesuatu yang segar. Walaupun belum jam istirahat namun kali ini dia terpaksa melanggar karena sudah terlalu pusing dengan setumpuk pekerjaan.

Sersi pun sampai di kantin kantor dan memesan es jeruk yang banyak esnya. Berhasil mendapatkan minumannya, Sersi berniat kembali ke ruangannya untuk melanjutkan pekerjaannya sambil membawa segelas es jeruk yang dia pesan tadi. Baru saja Sersi akan masuk ke dalam lift, ponselnya berdering menandakan ada yang menelponnya.

Sersi pun melihat id caller pemanggil dan dia mengkerutkan kening ketika melihat hanya deretan nomor saja disana.

'Siapa ini? Nomornya asing, tapi angkat dulu lah kali ya!?' batinnya bermonolog.

Sersi pun menggeser icon hijau, menerima panggilan dari seberang sana. Dan menepi dahulu dari hadapan pintu lift, agar tidak menghalangi orang - orang yang akan masuk ke dalam lift.

"Halo?!" Sapa Sersi duluan ke seberang sana.

"Halo Sersi! Aku sudah lama tidak melihatmu?" Suara laki laki terdengar dari sana, namun membuat Sersi terbengong suara siapakah ini.

"Hmmm, maaf kamu siapa ya? Nomormu tidak ada di ponselku, apa kita berteman?" Jawab Sersi merasa familiar dengan suara ini, namun lupa siapakah orang ini.

"Hei kita aku Dean, aku teman kuliah Cindy sahabatmu. Kita pernah menjadi teman kerja di pizza? Ingat" orang diseberang sana mengingatkan akan dirinya.

"Ooh kamu, hai Dean. Iya aku juga sudah lama tidak melihatmu, apa kabarmu? Apa kau masih menjadi buaya yang selalu memangsa perempuan hmmm?" Sersi mengingatnya dan menyindir temannya itu yang terkenal dengan julukan 'playboy' itu.

"Hahaha, kau masih saja begitu. Aku bukan memangsa perempuan, merekalah yang tidak mau berkomitmen denganku. Aku berganti - ganti karena belum ada yang cocok wajarlah, mumpung masih muda. Karena aku juga gantengkan?".

"Percaya diri sekali kamu Dean, terserah kamu saja. Jangan jadi brengsek Dean, aku tidak mau memiliki teman yang hobby menyakiti wanita!".

"Iya tidak rubah galak. Haha" Dean menggoda Sersi agar memancing kemarahannya.

"Hei Dean, panggil seperti itu lagi aku akan memblokir nomormu! Aku bukan rubah!!".

"Iya.. iya.. jangan diblokir dong. Baru aja dapet nomor kamu dari Cindy masa mau blokir gitu aja, oh ya kamu sekarang kerja dimana? Aku lihat kamu tidak lagi selalu berbarengan bersama Cindy beberapa bulan ini?".

"Oh jadi kamu tahu nomorku dari Cindy. Iya aku pindah kerja Dean, sudah dulu ya. Aku mau kerja lagi, pekerjaanku banyak. Bye!".

Klik telepon pun diputus secara sepihak oleh Sersi, tanpa memberi kesempatan Dean berbicara lagi. Sersi pun langsung menuju lantai atas, dan ingin kembali melanjutkan pekerjaannya. Karena dia harus segera merampungkan laporan grafik saham untuk beberapa bulan ke depan.

Perusahaan Alexander kini sedang berada di titik bagus, setiap bulan selalu mendapatkan keuntungan yang besar. Produk yang dipasarkan secara global dan lokal menuai hasil yang bagus, konsumsi pasar sangat tinggi dan konsumen suka dengan produk yang diluncurkan oleh AR Group. Apalagi produk makanan yang diproduksi AR Group memiliki tempat produksi yang bersih dan memberikan kepuasan kepada konsumen dengan menyajikan rasa yang enak.

Ditambah lagi penghasilan dari beberapa bisnisnya yang lain seperti dari mall, dan proyek lainnya. Membuat keuntungan mencapai milyaran, sungguh fantastis bukan.

********

Hari sudah menjelang siang hari ketika Alexander berhasil mendarat kembali di London Inggris, dia turun dari pesawat beserta Samuel dibelakangnya.

"Tuan, silahkan!" Clark mempersilahkan Alexander masuk ke dalam mobil Roll Royce mewah hitam yang sedari tadi sudah menunggu kedatangannya. Sedangkan Samuel masuk ke kursi depan dekat dengan pengemudi.

Mobil mewah itu pun, melaju meninggalkan landasan pesawat yang dipakai pesawat pribadi Alexander untuk mendarat. Clark menyetir mobil dengan kecepatan sedang.

"Clark, apa Sofia mengalami kesulitan selama aku tidak ada? Apa wanita itu masih dirumah atau dia bersikap tidak ramah pada Sofia?" tanya Alexander pada Clark, ingin mengetahui interaksi antara Sofia dan Sersi selagi dia tidak ada disini.

"Setahu saya tidak Tuan. Nona Sofia tidak mengalami kesulitan apa pun, karena selalu ada Miss Sersi yang membantunya. Dalam pengetahuan perusahaan dan bisnis pun Nona Sofia mengalami kemajuan karena setiap malam Miss Sersi membimbingnya dengan baik. Menurut saya Miss sangat baik terhadap Nona Sofia, mereka terlihat begitu akrab Tuan. Dan selama 8 hari ini Miss berada di mansion sesuai perintah Tuan menemani Nona Sofia" tutur Clark.

"Hmm, begitukah?" Alexander memastikan, ternyata mendekatkan perempuan sebegitu mudahnya ya. Atau mungkin karena umur mereka tidak begitu jauh pikirnya.

"Iya Tuan, Nona Sofia lebih ceria dari biasanya. Dan setiap sore saya selalu mengantarkan Nona dan Miss menjenguk Tuan Besar. Kondisinya semakin baik setelah kritis kemarin, puji tuhan Tuan".

"Baguslah kalau begitu, kita pergi ke Verge dulu Clark. Kita makan siang dulu disana, aku akan langsung ke kantor setelah makan siang selesai kasihan dia pasti banyak kerjaan menghandle kerjaan yang biasanya dikerjakan olehmu Samuel".

"Baik Tuan!" Jawab Clark.

Dan Samuel hanya terkekeh kepada atasannya yang sudah akrab itu.

"Iya Tuan, saya kira Miss pasti sangat lelah. Mengingat kerajaan bisnis Tuan sangat banyak, pasti sekarang setumpuk dokumen sedang dikerjakannya".

"Ya kau benar Samuel, tapi kita lihat seberapa cepat dia bekerja. Aku ingin melihat kemampuannya". Ucap Alexander tersenyum misterius, entah apa yang dia pikirkan.

__________

Pintu ruangan 'CEO AR Group' terbuka, membuat Sersi reflek menoleh. Dan ternyata yang masuk adalah atasannya Alexander Rudwig.

Diiringi Samuel yang ikut masuk dibelakang mengikuti Alexander. Terlihat Samuel akan menghampiri ke arahnya, maka Sersi berdiri dan bersikap hormat dengan terpaksa karena tak ingin Samuel mengetahui bahwa dia sedang kesal dengan 'pria diktator' itu.

Sersi pikir Samuel tak mengetahui bahwa Alexander memintanya untuk kawin kontrak.

"Selamat siang Tuan Alexander, Tuan Samuel" sapa Sersi membungkuk hormat.

"Iya selamat siang Sersi, apakah selama Tuan pergi ada berkas penting yang harus ditinjau? Mengingat delapan hari kamu yang mengerjakan semuanya disini?" tanya Samuel pada Sersi yang kini berdiri di hadapan meja Sersi, sedangkan Alexander sudah duduk dimejanya.

Niatnya pura - pura tidak peduli konsepnya, agar seperti Samuel tidak mengetahui niatnya ingin mengajak nikah kontrak dengan Sersi. Padahal Samuel lah yang memberikan ide ide dan informasi yang Alex butuhkan.

"Emmm.. ini Tuan. Ada beberapa berkas yang sudah saya arsip, ini sangat penting. Menyangkut pembangunan proyek baru dengan Tuan Chang, laporan keuangan dari Mall Ravalina dan laporan pemasukan dan pengeluaran perusahaan AR Group yang mengalami peningkatan Tuan. Silahkan tinjau, sudah saya kerjakan semuanya". Jawab Sersi penuh yakin.

Samuel pun menerima berkas itu dan membaca sekilas - sekilas isi dari dokumen itu, lalu membenarkan kacamatanya melihat ke arah Sersi lalu berjalan menuju meja Alexander untuk memberitahukan berkas penting itu.

Alexander membacanya dengan teliti semua berkas yang dilihatnya, semua berkas yang dikerjakan Sersi ternyata sangat bagus dan terperinci. Begitu detail dan mudah dipahami, bersyukurlah IQ nya ternyata tinggi. Kalaupun dia terlanjur jatuh cinta pada wanita itu, setidaknya wanita itu memiliki kemampuan dan kelebihan dalam berbisnis kedepannya. Dan memiliki anak yang cerdas.

Ah sungguh indah pikirnya. Namun..

'Apa sih aku ini? Kenapa jadi memikirkan hal itu? Aku kayaknya sudah tidak waras' batin Alex menggerutu.

Membuat ekspresinya ditekut dan tidak mengenakan, membuat Samuel terheran dengan sikap tuannya itu.

"Mengapa Tuan, apakah laporannya kurang memuaskan. Kinerja Sersi kurang baik bagi Tuan?" tanya Samuel akhirnya.

"Tidak.. tidak.. kerja dia cukup bagus, beberapa berkas ini melaporkan juga ada investor baru yang mendanai perusahaan kita. Rupanya dia sangat pandai dalam mencari investor yang mau mempercayai AR Group dengan sedemikian rupa. Itu sangat bagus bukan?" Tutur Alexander pada bodyguardnya itu.

"Iya Tuan, memang miss memiliki pesonanya sendiri" jawab Samuel.

"Oke, aku akan tanda tangani berkas dari paman Chang. Dia memberikan saham yang lumayan besar untuk perusahaan AR Group, dan kamu kirimkan berkas ini padanya. Kita akan mulai proyek ini seminggu lagi. Kamu cek lokasi dan atur semuanya. Suruh tyler mengawasi proyek dilapangan nanti!" Perintah Alexander.

"Berkas lainnya, akan aku tinjau nanti. Taruhlah dulu, aku ingin melihat seberapa maju perusahaan kita dengan adanya Sersi".

"Baik Tuan, saya akan atur semuanya. Saya mohon izin kembali ke ruang kerja".

"Ya, terimakasih Samuel." Ucap Alexander dengan tulus. Membuat Samuel mengerutkan kening, tumben atasannya ini bisa bilang terima kasih kepadanya. Biasanya tidak, toh dia selalu galak pada anak buahnya yang lain.

'Bos Alex, pasti sedang jatuh cinta ini mah' batin Samuel berkata sendiri.

"Iya Tuan sama - sama. Saya permisi dulu" ucap Samuel lalu langsung melenggang pergi meninggalkan ruangan itu. Menyisakan Alex dan Sersi yang saling diam dan sibuk dengan pekerjaan masing - masing.

******

Sore hari telah tiba, waktu sudah menunjukkan pukul 4 dan selesailah sudah jam kerjanya. Membuat Sersi dan karyawan lain merasa senang karena akan segera pulang dan bertemu dengan keluarga dirumah, atau hanya sekedar ingin merebahkan badan melepas penat dan lelah akibat kerja seharian dihadapan komputer.

Sersi sedang berkemas membereskan barang - barangnya, dia bersiap akan segera pulang sore ini. Karena Alexander sudah datang dari urusannya diluar kota, maka pastilah Sersi akan pulang kembali ke apartemennya dan melakukan aktivitasnya seperti biasa. Dia bukan tidak mau berada dikediaman Rudwig yang mewah, namun dia merasa tidak pantas berada disana. Mengingat dia hanya dijadikan sebagai guru pembimbing bisnis adiknya dan penjaga adiknya.

Sersi sudah tidak sabar segera ingin pulang kembali ke apartemennya. Walaupun sederhana, namun setidaknya membuatnya nyaman dan harga sewanya masih dalam batas wajar.

"Kamu mau kemana, ayo kita turun bersama. Bukankah kau selalu diantar jemput oleh Clark selama ini" ucap Alexander pada sekretarisnya itu.

"Mau pulang Tuan" jawab Sersi singkat dan melanjutkan langkahnya keluar dari ruangan bosnya itu.

Alexander dengan percaya diri tanpa ragu, mengekori langkah kaki Sersi berjalan. Kini mereka sedang berada dalam lift untuk turun ke loby dan pulang kembali ke mansion secepatnya.

Membuat Sersi keheranan karena setelah sampai di depan diluar gedung perusahaan AR Group sebuah mobil Fancy Hitam telah menunggu didepan jalan. Keluarlah sosok pria yang sudah dikenalnya terlebih dulu, yakni Clark. Dia cukup tampan bagi Sersi, kalau hanya untuk jadi seorang supir saja.

"Silahkan Tuan Alexander, Miss Sersi" Ucap Clark pada atasannya dan sekretaris atasannya.

Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Bab 10 (Pengungkapan Identitas)
11 Bab 11
12 Bab 12 (Menjenguk Papah Di Portland)
13 Bab 13 (Berperang Membantu Jirosama)
14 Bab 14 (Kepulangan Sang Tuan Muda)
15 Bab 15 (Bertemu Lagi Dengan Sekretaris Cantik)
16 Bab 16 (Tugas Sersi Selesai)
17 Bab 17 (Bibi Arrabella Datang Ke Kantor)
18 Bab 18 (Fakta Kebenaran Sersi)
19 Bab 19 (Keputus Asaan Alden)
20 Bab 20 (Bertemu Dean Mendadak)
21 Bab 21 (Menerima Tawaran Kawin Kontrak)
22 Bab 22 (Peraturan Nikah Kontrak)
23 Bab 23 (Memberitahu Pernyataan Palsu)
24 Bab 24 (Kehampaan Sang CEO)
25 Bab 25 (Disuruh Pindah Ke Apartemen CEO)
26 Bab 26 (Fitting Baju Pengantin)
27 Bab 27 (Papah Menginginkan Cucu)
28 Bab 28 (Cemburu Tanpa Alasan)
29 Bab 29 (Akad Pernikahan Alexander dan Sersi)
30 Bab 30 (Pergi Bekerja Kembali)
31 Bab 31 (Hadirnya Mantan Alex)
32 Bab 32 (Mulai Saling Suka)
33 Bab 33 (Bodyguard untuk Sersi)
34 Bab 34 (Dinner With Dean)
35 Bab 35 (Ketakutan Sersi dan Kegalauan Alex)
36 Bab 36 (Bertemu Dengan Paman Chang dan Bibi Melda)
37 Bab 37 (Alex Jadi Posesif)
38 Bab 38 (Pergi Ke Light Vision)
39 Bab 39 (Sersi Diterima Jadi Penulis Kontrak)
40 Bab 40 (Sersi Diculik!)
41 Bab 41 (Sersi Disekap)
42 Bab 42 (Menyusun Rencana)
43 Bab 43 (Menyelamatkan Sersi)
44 Bab 44 (Sersi berhasil selamat dan kejahatan Ellea terungkap)
45 Bab 45 (SERSI SADAR DARI PINGSAN)
46 Bab 46 (Kembali Pulang)
47 Bab 47 (Drama Tertidur di Bathtub)
48 Chapter 2
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Bab 10 (Pengungkapan Identitas)
11
Bab 11
12
Bab 12 (Menjenguk Papah Di Portland)
13
Bab 13 (Berperang Membantu Jirosama)
14
Bab 14 (Kepulangan Sang Tuan Muda)
15
Bab 15 (Bertemu Lagi Dengan Sekretaris Cantik)
16
Bab 16 (Tugas Sersi Selesai)
17
Bab 17 (Bibi Arrabella Datang Ke Kantor)
18
Bab 18 (Fakta Kebenaran Sersi)
19
Bab 19 (Keputus Asaan Alden)
20
Bab 20 (Bertemu Dean Mendadak)
21
Bab 21 (Menerima Tawaran Kawin Kontrak)
22
Bab 22 (Peraturan Nikah Kontrak)
23
Bab 23 (Memberitahu Pernyataan Palsu)
24
Bab 24 (Kehampaan Sang CEO)
25
Bab 25 (Disuruh Pindah Ke Apartemen CEO)
26
Bab 26 (Fitting Baju Pengantin)
27
Bab 27 (Papah Menginginkan Cucu)
28
Bab 28 (Cemburu Tanpa Alasan)
29
Bab 29 (Akad Pernikahan Alexander dan Sersi)
30
Bab 30 (Pergi Bekerja Kembali)
31
Bab 31 (Hadirnya Mantan Alex)
32
Bab 32 (Mulai Saling Suka)
33
Bab 33 (Bodyguard untuk Sersi)
34
Bab 34 (Dinner With Dean)
35
Bab 35 (Ketakutan Sersi dan Kegalauan Alex)
36
Bab 36 (Bertemu Dengan Paman Chang dan Bibi Melda)
37
Bab 37 (Alex Jadi Posesif)
38
Bab 38 (Pergi Ke Light Vision)
39
Bab 39 (Sersi Diterima Jadi Penulis Kontrak)
40
Bab 40 (Sersi Diculik!)
41
Bab 41 (Sersi Disekap)
42
Bab 42 (Menyusun Rencana)
43
Bab 43 (Menyelamatkan Sersi)
44
Bab 44 (Sersi berhasil selamat dan kejahatan Ellea terungkap)
45
Bab 45 (SERSI SADAR DARI PINGSAN)
46
Bab 46 (Kembali Pulang)
47
Bab 47 (Drama Tertidur di Bathtub)
48
Chapter 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!