Chapter 9

ITALIA, Gedung Markas LexBlack

"Pierro barang-barang senjata kita yang baru apakah sudah datang, apa kau sudah memeriksanya sedetail mungkin? Aku tidak mau kau sampai lalai?" kata Alexander ketika sekarang mereka berada di ruangan khusus di gedung basecamp LexBlack ini.

"Sudah Tuan, saya sudah memeriksanya semua. Dan semuanya lengkap, aman. Tidak ada yang mengikuti ataupun ada hal aneh pada saat pengiriman. Barang lengkap dan asli. Orang sipil tidak mengetahui senjata ilegal masuk melalui pelabuhan" jawab Pierro.

"Bagus. Pastikan semuanya selalu rapih dan aman, kita harus selalu menjaga relasi dengan kepolisian disini untuk tetap lancar dengan bisnis kita. Aku sudah melihat laporanmu dari Samuel semuanya bagus. Namun tetap waspada, jangan sampai terlena. Tetap saja ada musuhku yang ingin menghancurkan bisnis ini, semuanya tetap waspada" titah Alexander serius dan dingin.

"Siap Tuan!" Jawab serempak Pierro dan Samuel.

"Samuel, kapan orang Jepang itu akan datang?".

"Mungkin setengah jam lagi Tuan, tadi Kaze sekretarisnya sudah memberitahu saya lewat pesan singkat sepuluh menit yang lalu. Mereka kini sedang dalam perjalanan."

Alexander pun tidak menjawab hanya mengiyakan lewat anggukan, lalu menuangkan minuman anggur lagi ke gelas slokinya. Selagi menunggu kedatangan orang jepang tersebut, pikiran Alex melanglangbuana jauh memikirkan kembali tentang perkataan sang ayah.

'Sebelum papah meninggal, aku ingin melihat kamu menikah Alex. Usiamu sudah 30 tahun, usiamu sudah matang untuk menikah. Papah ingin memiliki menantu terlebih dahulu..'

Kata kata yang pernah diucapkan ayahnya tempo lalu terngiang kembali di telinga Alex seperti sebuah kaset yang sedang disetel berkali kali, sehingga membuat otak Alex berpikir keras atas kata kata ini. Bukannya Alex pusing gegara tidak mau mewujudkan permintaan ayahnya yang satu itu, hanya saja 'dengan siapakah dia harus menjalin hubungan pernikahan?'.

 Luka yang masih ada pun belum sepenuhnya kering, untuk saat ini Alex masih ragu untuk berhubungan dengan wanita lain. Hingga sekelibat bayangan sekretaris barunya terlihat di bayangan otaknya, ya dia Sersi.

'Apa aku harus meminta dia untuk menikah denganku saja dengan sistem perjanjian ya, kawin kontrak sepertinya tidak akan menyakiti dia daripada harus berpura-pura suka atau memaksanya. Dia bisa diajak bernegosiasi tidak ya. Hmm, apa itu ide yang bagus?' batin Alexander bermonolog bertanya pada dirinya sendiri.

'Apa dengan aku menikah mendadak seperti ini papah akan senang, tapi bagaimana jika papah tahu nantinya? Aku tidak yakin jika perempuan itu mau aku ajak kawin kontrak? Arrgh, hal ini membuat kepalaku sakit', batin Alexander bersuara kembali sembari menyalurkan efek ekspresi muram durja ke wajah Alexander yang sedang meminum minuman anggurnya.

Ketika Alexander sedang sibuk dengan pikirannya sendiri, datanglah rombongan para orang Jepang itu. Kaze sang kaki tangan dari Jirosama menyapa Samuel terlebih dahulu sebelum pergi ke hadapan Alexander.

"Konbanwa Samyueru-san, messēji o okutta bakari no kazedesu. Anata to dai kunshu o mata sete kureta watashi to Jirō-san o yurushitekudasai" ucap Kaze pada Samuel dengan memakai bahasa dan aksen jepang.

"Hai, daijōbudesu, haitte kudasai. Arekusandā-shi wa sudeni naka o matteimasu" jawab Samuel dengan aksen jepang juga.

"Ternyata anda pandai dalam berbahasa ya, kepercayaan Alexander memang selalu unggul dalam segala hal!" timpal Jirosama ketika mendengar jawaban dari Samuel.

"Terimakasih Tuan Jirosama, saya hanya mengimbangi. Mari tuan silahkan, Tuan Alexander sudah menunggu anda di dalam!" ajak Samuel dengan sopan menunduk sebentar lalu berjalan menuju ruangan dimana Alexander berada diikuti oleh rombongan Jirosama Hirata.

Setelah mereka berhasil masuk ke gedung markas bawah tanah LexBlack, terlihat ada satu pintu mewah yang bercat hitam pekat dengan lambang macan kumbang hitam disana. Yakni ruangan khusus milik Alexander yang biasa dia pakai untuk menjalin bisnis bersama rekan dan ketua mafia lainnya.

"Tuan Alex, ini Tuan Jirosama Hirata yang ingin bertemu dengan anda." tutur Samuel pada bosnya yang sedang duduk.

"Ya, silahkan duduk Jirosama. Minumlah dulu supaya badanmu hangat, jarak dari jepang ke Italia sangatlah jauh. Badanmu pasti dingin berlama - lama dipesawat" ucap Alex pada Jirosama ketika dia berhasil duduk disana. Dan kaze bersama Samuel, di kursi yang lain namun masih satu ruangan.

"Ah, kau bisa saja Alex. Tapi tawaranmu boleh juga!" jawab Jirosama kemudian menuangkan anggur ke gelasnya.

"Apa yang bisa kubantu Jirosama? Sampai kau sanggup datang ke Italia hanya untuk bertemu denganku?" tanya Alex kemudian.

"Aku datang kesini untuk membeli amunisi dan senjata yang terbaru yang kau miliki, aku butuh banyak senjata karena aku akan mengadakan perang dengan klan lain".

"Perang? Apakah klan kalian bermusuhan, biasanya dalam satu klan tergabung beberapa organisasi yang bernaung. Biar aku tebak,salah satu organisasi dibawah klanmu ada seorang pengkhianatkah?" tanya Alexander berusaha menebak alasan Jirosama yang ternyata sudah dia kenal sejak lama. Jirosama teman semasa kuliahnya waktu di Jerman.

"Ya kau benar Alex, salah satu klan dibawah naunganku ada yang berpihak ke kubu musuh. Dia menghianatiku, membuat anggota keluargaku terancam dan usahaku ikut mereka hancurkan. Sebab itulah aku kesini ingin meminta bantuanmu" kata Jirosama menjelaskan dan mengatakan dia saat ini butuh tambahan pasukan dan bala bantuan.

"Hmm, apa kau ingin aku ikut turun tangan juga? Apa yang akan kau lakukan dipeperangan nanti, apa kau sudah memiliki strategi yang jenius untuk mengalahkan kubu lawan?" tanya Alexander dengan raut wajah dingin dan kejamnya.

"Itu terserah kamu Alex, aku tidak akan memaksamu. Mengingat kau selalu berada dibalik layar, aku hanya perlu beberapa tambahan pasukan dan banyak amunisi serta senjata yang akan ku pakai nanti pada saat perang melawan klan kapak hitam. Aku ingin membuat perhitungan pada mereka!!" jawab Jirosama tegas.

"Hmm sepertinya kali ini aku akan ikut turun tangan, aku sudah lama tidak berolahraga. Dipeperanganmu adalah momen yang tepat bagiku untuk mengasah seberapa kuat sekarang kemampuanku."

"Ya Alex, aku sangat senang jika kau mau ikut serta dalam perang antar klanku. Sudah saatnya kau muncul ke permukaan dan membuktikan bahwa ketua 'Black Panther' sangat bengis,kejam, tanpa belas kasihan. Sehingga kau akan disegani oleh banyak orang. Pamormu akan semakin kuat" tutur Jirosama.

"Ya tapi untuk saat ini belum waktunya, aku akan ikut berperang tetapi tetap memakai kostum lamaku. Lalu, bagaimana dengan perjanjian bisnis kita yang kau kirim di e-mail tempo lalu?" tanya Alexander tanpa berbasa basi dengan langsung menanyakan kepastian kerjasama bisnis yang akan dijalin antara mereka berdua.

"Ya setelah ini aku ingin menjalin kerjasama bisnis denganmu, setelah peperanganku selesai. Aku bersedia mengedarkan barangmu dinegaraku ke depannya, dan aku ingin meminta senjata laras panjang yang bagus untuk seluruh anak buahku" ucap Jirosama menjelaskan maksudnya.

"Oke, semoga berbisnis denganmu menguntungkan. Aku tidak suka orang orang bermuka dua, jangan sampai kau mengecewakanku Jirosama. Kau akan tahu sendiri konsekuensi yang kau dapat jika kau menyeleweng dari aturan-aturanku ke depannya!" Tutur Alexander sembari meminum anggurnya perlahan.

"Ya, aku tahu. Aku ingin senjata dikirim besok pagi Alex, karena 5 hari lagi aku akan berperang. Aku butuh stok senjata yang banyak, dan bantuan tambahan pasukan secepatnya. Dan masalah strategi penyerangan, aku akan memberitahumu nanti setelah waktunya tiba. Karena aku juga masih memata matai pergerakan mereka".

"Ya oke, Pierro akan mengurusnya besok untukmu. Dan untuk bantuan pasukan orang, mungkin aku akan memberikan 400 orang saja. Karena mereka terbagi dalam pekerjaannya masing masing".

"Terimakasih Alex, itu cukup banyak. Bantuanmu berharga bagiku teman, kalau begitu aku akan kembali ke Hokkaido. Terimakasih telah meluangkan waktumu untuk bertemu denganku teman lama."

"No problemo Jirosama.. teman harus saling membantukan!" ucapnya dengan tersenyum miring.

***

Hiruk pikuk padatnya orang yang sedang mengantri makanan di kantin kantor membuat suasana menjadi bising. Sersi yang juga ikut makan di kantin kantor pada saat jam istirahat, harus ikut mengantri juga untuk mendapat giliran memesan makanan.

Hari ini cuaca cukup panas, dan juga ditambah disini kebanyakan ruangan dipasangi AC. Hawa panas diluar dan dingin di dalam. Membuatnya merasa sangat haus dan ingin meminum minuman segar, jadi Sersi pun berniat akan memesan spaghetti pedas dan es jeruk dingin sepertinya cocok untuk menu makan siangnya kali ini.

Tak lama kemudian, setelah mendapatkan giliran memesan makanan. Sersi pun segera memesan makanannya, lalu 10 menit kemudian makanannya pun jadi dan ia membawa makanannya dinampan, dan membawanya ke meja makan yang kosong. Sersi pun mulai menyantap makanannya dengan lahap, tidak dipungkiri dirinya merasa sangat lapar. Karena pagi ini dia kesiangan dan melewatkan sarapannya, membuat dia merasa sangat sangat lapar sekarang.

Saat sedang memakan makanannya, tiba-tiba ponselnya berdering. Dia pikir itu telpon ternyata hanya sebuah pesan LINE dari kakaknya adryan.

[Hai Sersi, ini kakak. Kak Adryan kirim pesan lewat nomer yang lain, karena hp kakak yang lama disita ibu. Bagaimana kabarmu, sudah hampir sebulan kamu tidak mengirimi kakak kabar? Apakah kau melupakan kakakmu ini?]

[Iya kak. Maaf aku sangat sibuk awal awal pindah ke sini karena sedang mencari pekerjaan dan hal lainnya. Kakak tenang saja, aku disini baik - baik saja. Aku tidak melupakan kakak kok!]

[Oh iya, apa sekarang kamu sudah bekerja sekarang? Syukurlah kalau kamu baik - baik saja.]

[Iya kak, aku sudah bekerja. Aku bekerja di kantor AR Group, dan bagusnya jadi sekretaris dari CEO AR Group. Gajihnya lumayan besar, cukup untuk memenuhi kebutuhanku disini.]

[Wah baguslah kamu sangat beruntung. Aku sudahi dulu ya, aku mendengar ada langkah kaki ke arah kamar kakak. Sepertinya ibu, lain kali kakak akan mengirimu pesan lagi]

Sersi tidak membalas lagi pesan dari kakaknya Adryan. Karena dia agak sedikit kurang mood ketika mendengar kata 'ibu'. Jadi dia pun melanjutkan aktivitasnya memakan kembali makanannya dan menyimpan kembali ponselnya.

Skip

Sersi sedang sibuk dengan dokumen-dokumen yang dia sedang dibaca, diteliti, dipahami dan dikerjakan sekarang dimejanya, hal ini terlihat oleh Alexander dari kejauhan. Alexander melihatnya dan betapa indahnya diri Sersi jika diperhatikan sedetail ini. Wajah khas wanita asia seperti dari negara korea, yang memiliki kulit seputih susu, dan mempunyai badan yang seksi nan berisi tidak dipungkiri Alex pun mulai tertarik dengan hadirnya Sersi di hidupnya sakarang. Walaupun masih sebatas atasan dan karyawan, tapi ini sungguh membuat harinya terasa berbeda dari biasanya.

Tapi Alex masih takut untuk membuka hati, karena dia masih belum tahu kedepannya dia akan bisa sanggup apa tidak menjalin hubungan kembali. Namun ketika teringat ucapan ayahnya, keyakinan Alexander mulai goyah. Sampai terbersit akan mengajak Sersi untuk menikah namun hanya sebagai kawin kontrak yang pasti ada perjanjian diatas kertas hitam dan putih.

'Apa aku harus melakukan sandiwara itu?', Alex bermonolog.

'Sepertinya tidak salah juga untuk mencoba.'

"Ehm.. Sersi, apakah kau sangat begitu sibuk dengan pekerjaanmu?" tanya sang CEO dari mejanya.

Sontak pertanyaan yang dilontarkan Alex membuat Sersi agak terdiam, karena tumben bosnya ini bertanya padanya. Biasanya hanya seperlunya saja, itu pun hanya seputaran pekerjaan. Ada angin apa pikirnya .

"Eh.. ehm iya Tuan. Dokumen yang saya kerjakan menyangkut kerjasama dengan beberapa relasi dan laporan keuangan. Juga grafik yang menunjukkan harga saham untuk 3 tahun ke depan." Jawabnya jujur karena memang itulah yang dia kerjakan sekarang.

"Oke, lanjutkan pekerjaanmu." ucap Alex akhirnya.

'Ah, tidak bisa. Jangan sekarang ini terlalu mendadak, mana bisa aku langsung mengajaknya bekerja sama tanpa menyelidiki asal usul dan siapa perempuan ini. Aku harus cari tahu dulu.' kata batin Alex.

Dia mengurungkan niatnya untuk bertanya segala hal tentang Sersi, ini terlalu cepat. Yang niatnya Alexander akan menanyakan tentang perihal kawin kontrak itu, kepada Sersi dia urungkan.

'Ah aku sudah gila mungkin. Mana mungkin aku dengannya, mungkin aku terlalu pusing dan bingung dengan permintaan papah. Ah sudahlah' batin Alexander kesal sendiri.

"Iya Tuan" jawab Sersi.

'orang aneh, ada apa dengan bosku ini? Seperti orang yang sedang kacau' batin Sersi bersuara menduga-duga perihal perilaku bosnya yang sedari tadi suka diam melamun, menggerutu sendiri, dan seperti memikirkan sesuatu yang berat. Tapi dirinya tak mau ambil pusing, toh itu bukan urusannya.

Lalu dia pun kembali bekerja dengan serius.

***

Enam bulan berlalu sudah, Sersi bekerja disini sebagai asisten pribadi sekretaris CEO AR Group. Sersi cukup puas dengan bekerja disini, dia mendapatkan gaji yang menurutnya besar. Seketika ia senang jika sudah memasuki akhir bulan, karena pada saat itulah dia gajihan dan dengan senang hati menunggu pesan notifikasi uang masuk ke rekening banknya.

Gaji yang diterima Sersi selama enam bulan bekerja menjadi sekretaris di AR Group cukup untuknya bertahan hidup di negara London ini sendiri, juga masih ada sisa untuk dia pakai jalan - jalan dan menabung. Selama enam bulan ini, Sersi sudah bisa membeli leptop baru, dan hp baru. Ya bukan tanpa alasan, karena dia juga menjadi penulis di salah satu platform memungkinkan dia untuk memiliki fasilitas yang lebih oke untuk membuat karyanya lebih bagus.

"Sersi, apa sudah kamu selesaikan dokumen yang kemarin?" Samuel menghampiri Sersi yang sedang serius melihat ke dalam komputernya.

"Oh ya Pak, ini. Saya sudah selesaikan dan saya sudah baca keseluruhannya, menurut saya harga tanah itu terlalu mahal. Jauh dari harga pasar, dan bagi hasil keuntungannya pun kurang adil." tutur Sersi menceritakan dokumen yang dia kerjakan kemarin.

"Baiklah, kinerja kamu semakin bagus. Mana dokumennya akan saya bawa." ucap Samuel.

"Oh baik pak, ini silahkan." kata Sersi sembari memberikan dokumen itu.

"Oke, kembalilah bekerja. Pekerjaan kamu bagus, tingkatkan."

"Terimakasih Pak Samuel." Jawabnya tersenyum ramah.

Samuel pun hanya mengangguk kemudian pergi, dan Sersi kembali ke ruangannya. Yakni ruangan yang sama dengan Alex. Selama enam bulan berlangsung, Alex merasa ada keanehan di dalam dirinya. Dia selalu ingin terus melihat Sersi sekretarisnya setiap hari, membelikannya makanan, dan merasa marah jika Sersi berinteraksi dengan lelaki lain jika kedapatan dia melihat Sersi sedang mengobrol dengan karyawan pria.

Dari hari ke hari, rasanya dia semakin nyaman dengan kehadiran seorang Sersi dihidupnya. Walaupun dia belum yakin ini sebuah rasa suka atau hanya terbiasa dengan adanya Sersi. Padahal hubungan mereka hanya sebatas atasan dan bawahan saja, tapi entah mengapa Alex merasa nyaman dengan perempuan ini. Sehari tak melihatnya, serasa ada yang kurang saja.

Alex sudah enam bulan lamanya selalu memikirkan tentang idenya itu, dia terus menunda nunda sampai selama ini. Tapi ia gelisah juga, karena dari hari ke hari kondisi ayahnya semakin lemah dan Alex takut bahwa ayahnya akan...

'aku tidak mendapatkan cara lain? Aku tidak bisa mencari wanita lain dan sembrono menikahi asal wanita saja. Dialah wanita yang paling cocok untuk aku ajak kerjasama, dia sehat dan baik juga. Mungkin Sersi akan mengerti, menawarinya kawin kontrak mungkin tidak akan buruk' batinnya bersuara meyakinkan dirinya sendiri.

Dan ketika Alex sibuk dengan pikirannya, tiba - tiba pintu terbuka dan ternyata Sersi sudah kembali ke ruangannya. Maka dengan tekad yang kuat demi mewujudkan keinginan terakhir ayahnya, dia akan melakukan hal ini. Alex tidak ada cara lain lagi, mungkin Sersi wanita yang cocok untuk dia kenalkan kepada ayahnya. Mengingat selama dua bulan ini dia cukup tahu perilaku dan kepribadian Sersi. Wanita itu wanita baik baik, hanya saja sedikit tomboy pikirnya jika diluar kantor.

Mungkin nanti Alex, akan menelusuri tentang asal usul Sersi dan siapa saja keluarga kandung Sersi setelah kawin kontrak itu terlaksana. Demi ayahnya, dia ingin ayahnya bahagia. Dia tidak ingin mengecewakan lagi seperti yang sudah dia lakukan kepada ibunya walaupun ibunya tidak tahu, tetapi tetap saja dia melanggar janjinya.

"Sersi, kemarilah sebentar! Ada yang ingin aku bicarakan padamu!" ucap Alex ketika melihat Sersi masuk ke dalam ruangan.

Sersi yang baru saja menutup pintu sontak menoleh, dan menganggukkan kepala. Kemudian menghampiri Alexander, dan berdiri di hadapan Alex tepat di depan mejanya. Alexander yang melihat itu, kemudian menyuruhnya duduk.

"Duduklah, aku ingin berbicara serius denganmu. Ini menyangkut masalah penting diluar masalah kantor dan pekerjaan, duduklah dulu!" ucap Alex pada Sersi.

Sersi pun tersenyum membungkuk hormat, kemudian duduk di kursi di depan meja Alexander. Kini mereka berhadapan, dan jujur membuat jantung Sersi dag dig dug tak karuan dia gugup dan grogi.

'wah gila gila.. Tuan Alex dari dekat begini tampan sekali. Mimpi apa aku semalam, bisa berdekatan dengan pria tampan begini.' batin Sersi menjerit jerit melihat ketampanan bosnya ini yang seperti Dewa Yunani.

"Hmm, aku ingin menawarimu kerjasama. Aku akan memberikan apapun yang kamu ajukan jika kamu mau menerima kerjasama ini. Mungkin ini hal yang membuatmu sedikit terkejut, tetapi aku sangat butuh pertolonganmu untuk saat ini.." Alex menjeda ucapannya, membuat Sersi yang mendengarnya penasaran hingga melontarkan pertanyaan.

"Kalau boleh tahu, kerjasama yang seperti apa ya Tuan?!" tanya polos Sersi.

"Kerjasama ini cukup mudah. Dan gampang untuk dilakukan olehmu, anggap saja kita saling memanfaatkan. Kau mendapat uangku, dan aku mendapatkan pertolonganmu. Aku ingin kamu bersandiwara menjadi kekasihku dihadapan papahku, bersikaplah seolah-olah kita sepasang kekasih. Lalu aku akan menikahimu, tetapi bukan dalam artian menikah benaran. Aku hanya ingin kita menikah secara kontrak, membuat perjanjian hitam diatas putih. Aku tidak akan melakukan apa apa padamu, aku hanya ingin mendapatkan status suami istri saja dan aku tidak akan melarangmu melakukan berbagai hal. kamu akan kuberikan kebebasan dalam batas wajar. Setelah 1 tahun, pernikahan selesai. Kita akan bercerai, dan kau bisa sepenuhnya menjalin hubungan baru kembali dengan pria pilihanmu." ucap Alex lugas pada Sersi dengan tatapan serius, dan wajah datarnya.

Sersi yang mendengarnya hanya bisa diam, tercengang dengan perkataan bosnya yang mengatakan hal itu. Hingga otak dia tidak bisa mencerna kata - kata Alex saking kagetnya dia mendapat ajakan kerjasama yang tidak masuk akal ini. Otaknya jadi blank seketika.

Apa! Apa apaan ini!!

"Hah...!?" Sersi matanya terbelalak kaget.

'Apa pria ini sudah gila?' batinnya bersuara. Ingin sekali meneriakinya sekarang juga didepan wajahnya, tapi Sersi masih ingat bahwa pria didepannya ini adalah atasannya. Jadi dia hanya bisa menjerit di dalam hati dan menahan amarahnya.

Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Bab 10 (Pengungkapan Identitas)
11 Bab 11
12 Bab 12 (Menjenguk Papah Di Portland)
13 Bab 13 (Berperang Membantu Jirosama)
14 Bab 14 (Kepulangan Sang Tuan Muda)
15 Bab 15 (Bertemu Lagi Dengan Sekretaris Cantik)
16 Bab 16 (Tugas Sersi Selesai)
17 Bab 17 (Bibi Arrabella Datang Ke Kantor)
18 Bab 18 (Fakta Kebenaran Sersi)
19 Bab 19 (Keputus Asaan Alden)
20 Bab 20 (Bertemu Dean Mendadak)
21 Bab 21 (Menerima Tawaran Kawin Kontrak)
22 Bab 22 (Peraturan Nikah Kontrak)
23 Bab 23 (Memberitahu Pernyataan Palsu)
24 Bab 24 (Kehampaan Sang CEO)
25 Bab 25 (Disuruh Pindah Ke Apartemen CEO)
26 Bab 26 (Fitting Baju Pengantin)
27 Bab 27 (Papah Menginginkan Cucu)
28 Bab 28 (Cemburu Tanpa Alasan)
29 Bab 29 (Akad Pernikahan Alexander dan Sersi)
30 Bab 30 (Pergi Bekerja Kembali)
31 Bab 31 (Hadirnya Mantan Alex)
32 Bab 32 (Mulai Saling Suka)
33 Bab 33 (Bodyguard untuk Sersi)
34 Bab 34 (Dinner With Dean)
35 Bab 35 (Ketakutan Sersi dan Kegalauan Alex)
36 Bab 36 (Bertemu Dengan Paman Chang dan Bibi Melda)
37 Bab 37 (Alex Jadi Posesif)
38 Bab 38 (Pergi Ke Light Vision)
39 Bab 39 (Sersi Diterima Jadi Penulis Kontrak)
40 Bab 40 (Sersi Diculik!)
41 Bab 41 (Sersi Disekap)
42 Bab 42 (Menyusun Rencana)
43 Bab 43 (Menyelamatkan Sersi)
44 Bab 44 (Sersi berhasil selamat dan kejahatan Ellea terungkap)
45 Bab 45 (SERSI SADAR DARI PINGSAN)
46 Bab 46 (Kembali Pulang)
47 Bab 47 (Drama Tertidur di Bathtub)
48 Chapter 2
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Bab 10 (Pengungkapan Identitas)
11
Bab 11
12
Bab 12 (Menjenguk Papah Di Portland)
13
Bab 13 (Berperang Membantu Jirosama)
14
Bab 14 (Kepulangan Sang Tuan Muda)
15
Bab 15 (Bertemu Lagi Dengan Sekretaris Cantik)
16
Bab 16 (Tugas Sersi Selesai)
17
Bab 17 (Bibi Arrabella Datang Ke Kantor)
18
Bab 18 (Fakta Kebenaran Sersi)
19
Bab 19 (Keputus Asaan Alden)
20
Bab 20 (Bertemu Dean Mendadak)
21
Bab 21 (Menerima Tawaran Kawin Kontrak)
22
Bab 22 (Peraturan Nikah Kontrak)
23
Bab 23 (Memberitahu Pernyataan Palsu)
24
Bab 24 (Kehampaan Sang CEO)
25
Bab 25 (Disuruh Pindah Ke Apartemen CEO)
26
Bab 26 (Fitting Baju Pengantin)
27
Bab 27 (Papah Menginginkan Cucu)
28
Bab 28 (Cemburu Tanpa Alasan)
29
Bab 29 (Akad Pernikahan Alexander dan Sersi)
30
Bab 30 (Pergi Bekerja Kembali)
31
Bab 31 (Hadirnya Mantan Alex)
32
Bab 32 (Mulai Saling Suka)
33
Bab 33 (Bodyguard untuk Sersi)
34
Bab 34 (Dinner With Dean)
35
Bab 35 (Ketakutan Sersi dan Kegalauan Alex)
36
Bab 36 (Bertemu Dengan Paman Chang dan Bibi Melda)
37
Bab 37 (Alex Jadi Posesif)
38
Bab 38 (Pergi Ke Light Vision)
39
Bab 39 (Sersi Diterima Jadi Penulis Kontrak)
40
Bab 40 (Sersi Diculik!)
41
Bab 41 (Sersi Disekap)
42
Bab 42 (Menyusun Rencana)
43
Bab 43 (Menyelamatkan Sersi)
44
Bab 44 (Sersi berhasil selamat dan kejahatan Ellea terungkap)
45
Bab 45 (SERSI SADAR DARI PINGSAN)
46
Bab 46 (Kembali Pulang)
47
Bab 47 (Drama Tertidur di Bathtub)
48
Chapter 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!