Chapter 5

7 Hari kemudian..

Semburat berwarna merah mulai terpancar dari ufuk timur sana. Cuaca cukup bagus hari ini, kemungkinan hari ini cuaca akan sangat cerah. Sersi yang sedari tadi sudah bangun, dan menyibukkan diri dengan bersih-bersih apartemen memutuskan hari ini dirinya akan pergi berkeliling di sekitar kota London.

Karena pikiran dan hatinya sudah berkata

'I am need healing'. Dia jenuh menunggu kabar dari para perusahaan yang tak kunjung membawa kabar baik baginya, jadi Sersi butuh hiburan untuk sejenak melupakan kesedihan dan rasa putus asanya. Dia butuh mencharge pikirannya, untuk kembali mendapatkan semangat hidup.

Selesai semuanya, Sersi langsung mandi pagi dan memilih mengenakan outfit santai. Memakai baju kaos panjang oversize, celana jeans biru, dan sepatu kats. Tak lupa juga dia memakai jaket untuk menambah penampilannya semakin komplit.

Sersi berkeliling menikmati pemandangan kota London yang indah, hati dan pikirannya serasa melayang plong bebas bahagia karena bisa tinggal di kota impiannya dan jauh dari orang-orang yang selalu membuat moodnya rusak. Disini pikirannya lebih tenang dan lebih nyaman.

Sersi pergi ke beberapa tempat wisata yang terindah di London, yaitu pergi ke Westminster Abbey, dan British Museum. Banyak orang dari luar negara Inggris juga yang berkunjung kesana. Ketika sedang berada di British Museum, ponselnya berbunyi.

Sersi pun segera mengambil ponsel yang ada didalam tas slingbagnya dan langsung mengangkat telepon dari Cindy.

[Ya, Hallo Cindy?] ~ ucap Sersi pertama kali ketika sambungan telepon berhasil tersambung.

[Hallo Sersi, bagaimana kabarmu sekarang Sersi? Sudah seminggu ini kamu tak menelpon atau mengirimiku pesan?] ~ Cindy.

[Kabarku baik-baik saja. Aku tengah berjalan-jalan disekitaran kota London, aku jenuh berada di apartemen. Dan maaf seminggu ini tidak menelpon atau mengirim pesan, seminggu ini aku lebih fokus menulis naskah novelku yang sedang kejar target. Jadi aku selalu tidur larut malam. Maaf ya.] ~ Sersi.

[Oh begitukah. Jangan sampai dirimu kelelahan Sersi, tapi baguslah jika dirimu baik-baik saja. Dan bagaimana dengan pekerjaanmu? Masih belum ada yang menerimamu? Kamu masih belum mendapatkan pekerjaan sampai sekarang?] ~ Cindy.

[Ya aku tidak apa-apa. Dan itu.. sampai sekarang aku masih belum bekerja. Waktuku masih free, perusahaan yang terakhir pun memberikan konfirmasi menolak lamaranku. Hanya tinggal ada dua perusahaan lagi yang belum mengirimiku e-mail. Tapi aku masih optimis. Walaupun aku takut aku tidak akan berhasil menjadi karyawan perusahaan besar, aku hampir putus asa.] ~ Sersi.

[Ya ampun, jangan patah semangat Sersi. Jangan dulu merasa putus asa, kamu yang sabar. Kamu masih punya harapan, jikalau kamu tidak diterima disemua perusahaan pun. Kamu masih bisa berkarir dengan mengandalkan kemampuan menulismu itu. Jadi penulis terkenal pun bagus.] ~ kata Cindy memberikan semangat pada sahabatnya yang mulai merasa lesu dan putus asa karena tak kunjung mendapatkan kabar baik dari perusahaan yang dia lamar.

[ Terimakasih Cindy, kamu memang benar. Jadi penulis pun tidak buruk, masih bisa menghasilkan uang juga.] ~ Sersi.

[Iyalah, makanya semangat. Pantang menyerah, jangan putus asa karena gagal dalam satu bidang. Masih banyak bidang lain yang kamu bisa coba. Semangat berjuang temanku. Jangan putus asa lagi.] ~ Cindy.

[Hem, ya aku tidak lagi merasa putus asa.] ~ jawab Sersi.

[Nah begitu. Oh ya, kamu bilang tadi sedang berada diluar kan. Sedang berjalan-jalan dikota, maaf aku menganggu me time mu Sersi. Aku tidak tahu jika kau sedang pergi, aku sudahi saja ya. Aku tutup telponnya sekarang, bye.] ~ Cindy.

[Iya tidak apa-apa, bye.]

[Oke, Bye.] dan sambungan telepon pun terputus.

Sersi pun lekas menyimpan kembali ponselnya kembali ke dalam tas, dan berniat akan keluar dari museum dan mencari restoran terdekat untuk makan siang. Tidak terasa, waktu sudah hampir menjelang siang karena Sersi terlalu asyik dengan pikiran dan dunianya sendiri.

Sersi pun ketika sesudah diluar gedung museum, dirinya pergi ke pinggir jalan untuk menghentikan taksi dan menyuruh supir untuk pergi ke restoran terdekat. Dan 'Bengal Village' jadi tujuan Sersi, hanya itu restoran yang autentik dan terdekat dari museum. Dia tidak bisa memilih tempat yang lebih jauh, perutnya telah meronta minta diisi.

25 menit kemudian...

"Terimakasih pak, ini biaya taksinya kembaliannya ambil saja!." ucap Sersi pada driver taksi.

"Baik, Nona. Saya juga terimakasih." Jawab sang driver sopan.

Sersi pun tersenyum dan mengangguk sebagai balasan perkataan untuk driver tadi, dan setelah itu Sersi langsung memasuki Bengal Village. Dia lebih memilih duduk di dekat jendela besar, dan kemudian memanggil pelayan lalu memesan beberapa makanan lumayan banyak dan satu hal yang wajib jika dia makan harus selalu ada 'hot chocolate'. Alias coklat panas.

***

Sepulang Sersi dari acara healingnya, dia langsung pergi mandi karena merasa badannya yang sudah lengket. Selesai makan siang di Bengal Village, dia langsung kembali pulang ke apartemen dan berniat akan membuat lanjutan naskah novel yang harus dia update malam ini.

Setengah jam kemudian, Sersi selesai mandi dan sudah memakai pakaian santainya. Hanya memaki kaus dan celana pendek, membuat tubuhnya terlihat seksi. Karena kaos dan celananya yang ketat. Sersi pun setelah selesai semuanya, mengambil leptop diatas meja dan membawanya ke atas kasur tempat tidurnya. Sersi akan melanjutkan naskah nya siang ini, lebih cepat lebih baik pikirnya.

Sebelum menulis naskah novelnya, seperti biasa Sersi pasti akan membuka dahulu sosial medianya, dan memeriksa e-mailnya. Untuk mengetahui perkembangan kabar konfirmasi perusahaan untuk dirinya, diterima apa tidaknya kerja di perusahaan negara London.

Tetapi..

"Wah, ini ada e-mail masuk pagi tadi jam 10, dari AR Group!!." ucapnya.

Sersi sedikit terbelalak, ketika melihat di kotak masuk e-mailnya ada e-mail yang berasal dari AR Group. Sersi penasaran apa isinya, dia diterima atau ditolak lagi kali ini. Tapi dia belum berani membukanya. Namun didalam hatinya, Sersi berharap semoga ini kabar baik untuknya.

Dengan memberanikan diri, Sersi mengklik tombol ENTER dan pesan e-mail pun terlihat. Sersi membacanya dengan serius dari atas sampai ke bawah, sampai dia merasa terharu akan e-mail yang baru saja dia baca barusan.

"Mimpi apa aku semalam ya tuhan? Ya Tuhan kau memberiku kejutan yang sangat indah hari ini." memasang wajah polosnya tidak percaya akan apa yang telah dia baca.

"Wah, akhirnya. Dewi keberuntungan berpihak kepadaku, AR Group memberikan aku kesempatan untuk berkarir disana.. Aku harus latihan untuk persiapan interview besok! Yeah harus!!" ucapnya sendiri menyemangati diri sendiri dan berusaha menepis grogi yang berlebih. Walaupun dirinya merasa masih tidak percaya, dirinya dapat memiliki kesempatan untum masuk bekerja di perusahaan terbesar di Negara Inggris ini.

***

Keesokan harinya...

Suara alarm yang nyaring bergema diseluruh ruangan kamar Sersi. Dia pun akhirnya terbangun, dan segera mengambil ponselnya yang berada diatas nakas.

'WAKTUNYA INTERVIEW DI AR GROUP'

Pengingat itu terletak di layar ponsel Sersi, setelah alarm itu berbunyi. Sersi pun, dengan wajah ceria dan penuh harapan semoga interview hari ini lancar dan dia bisa diterima. Sersi pun bangun dari tempat tidur, dan langsung pergi mandi. Pagi ini dia mandi dengan air hangat, karena cuaca diluar saat ini terasa dingin baginya.

Aroma strawberry menguar diseluruh ruangan kamar mandi, ketika Sersi menggosokkan sabun beraroma buah itu ke seluruh badan. Aroma strawberry ini berasal dari sabun mandi favorit Sersi yang sering dia pakai, begitu juga aroma shampoonya.

Setengah jam berlalu, Sersi selesai mandi. Dia pun membuka lemari dan mencari cari baju yang dia kira cocok untuk interview hari ini, Sersi ingin terlihat lebih menarik, dan cantik tetapi tetap mengedapankan kesopanan dan kerapihan.

Akhirnya dia pun memilih kemeja putih polos dibalut blazer hitam, dan rok span hitam selutut juga tidak lupa high heels merah menyala. Baru kali ini dia melihat dirinya seperti ini dipantulan cermin lemarinya, ternyata tidak begitu buruk penampilannya terlihat seperti karyawan perempuan lainnya. Baru kali ini Sersi memakai baju setelan kantor yang menurutnya feminim, biasanya dia hanya memakai baju kaos dan setelan jeans saja. Karena dulu waktu di sicily, dia hanya bekerja di sebuah toko saja sambil bekerja di tempat hiburan malam sebagai pelayan sebagai pekerjaan sampingan. Hidupnya kurang beruntung disana, walaupun hidup bersama dengan 'keluarga'. Tapi bagi Sersi, kata 'keluarga' itu tidak lagi seindah dulu.

Selesai semua dengan pakaian, tatanan rambut, juga polesan makeup natural diwajahnya yang sudah rampung dan sudah memastikan barang yang akan dia bawa pagi ini ke kantor AR Group sudah dia bawa. Sersi pun pergi ke arah dapur untuk sarapan terlebih dahulu, dan dia membuka kulkasnya unyuk melihat ada bahan makanan apa untuk ia masak pagi ini sebagai menu sarapan paginya.

Sersi pun setelah berpikir beberapa saat memutuskan untuk mengambil spaghetti instan dan menyeduh coklat panas sebagai menu sarapannya pagi ini. Lebih menghemat waktu pikirnya.

Tidak butuh waktu lama sekitar 15 menit, sarapannya sudah jadi dan dia pun melahap sarapannya dengan perasaan membuncah. Tetapi tegang juga, gugup juga. Sersi mengira - ngira nanti interview akan seperti apa dan dengan siapa dia di interview.

Karena Sersi pun tahu tentang perusahaan AR Group ini dari laman internet yang ia baca, bukan tidak mungkin Sersi tidak mengetahui. Mengingat AR Group perusahaan terbesar ketiga di London ini. Menurut artikel yang dia baca di internet tempo lalu, pemilik sekaligus CEO AR Group ini dikatakan masih sangat muda dan tampan. Jujur, itu membuat Sersi penasaran. Setampan apa orangnya, sampai netizen banyak yang memuji dia dan bahkan media kabar berita pun sama. Karena hampir diseluruh laman berita tidak disertai dengan foto sang CEO, membuat Sersi penasaran juga.

Tak terasa Sersi hampir selesai menghabiskan sarapannya, tinggal coklat panasnya saja yang belum dia tenggak habis. Sersi pun menenggak coklat panasnya sampai tandas, lalu mengambil ponselnya dari tas untuk memesan taksi online. Dia tidak mau terlambat dihari dimana dia akan di interview, dia tidak ingin merusak image awalnya. Dia harus taat aturan dinegara orang ini, mungkin ke depannya dia juga akan beradaptasi dengan hal lainnya.

***

Sersi turun dari taksi dan segera membayar ongkos sesuai nominal yang tertera di argo. Dengan langkah percaya diri dia pun berjalan memasuki gedung kantor AR Group itu. Setelah di lobby kantor, dia menghampiri resepsionis yang waktu itu pertama kali Sersi titipkan lamaran pekerjaan.

"Selamat pagi Nona! Nona datang kembali kesini untuk keperluan apa, ada yang bisa saya bantu lagi Nona?." tanya sang resepsionis ketika Sersi menghampirinya dan berdiri di depan mejanya.

"Emm, itu saya kesini karena menerima e-mail. Saya disuruh datang jam 9 pagi untuk di interview kerja hari ini." kata Sersi menjelaskan kedatangannya kesini.

"Oh baik, Nona bisa pergi ke lantai paling atas. Yaitu lantai 9, Nona temui saja pak Samuel Harris. Untuk lebih jelasnya, nanti Nona akan diberitahu oleh beliau."

"Baik, terimakasih!." jawab Sersi sopan. Dan langsung berjalan menuju lift, dan memencet tombol panah bawah.

Tidak lama kemudian, pintu lift pun terbuka. Sersi pun masuk ke dalam lift dan memencet tombol angka 9 disana. Sesampainya di sana, Sersi berjalan menyusuri lorong yang mengarah ke ruangan CEO. Disepanjang perjalanan menuju ruangan Pak Samuel Harris, Sersi melihat ke sekeliling kantor dan merasa takjub.

'Wah kantornya sangat elegan. Tempat kerjanya saja sudah sebagus ini, nyaman dan mewah. Bagaimana dengan gajihnya ya, pasti gajihnya juga besar?' batin Sersi bersuara ketika dirinya merasa takjub dengan semua interior kantor ini yang sangat mewah.

15 menit dia berjalan menyusuri lorong, terlihat di depan ada juga orang-orang yang sedang berkumpul. Sersi pikir, mungkin mereka juga dipanggil untuk di interview kerja. Kebanyakan perempuan yang berada disana, dan penampilannya pun seksi juga cantik. Membuat Sersi agak minder melihat mereka, Sersi pun mempercepat langkahnya dan ikut bergabung disana bersama yang lain.

"Maaf, apakah kamu juga akan melakukan interview kerja hari ini. Harus disinikah menunggu giliran antrian interview kerjanya?." tanya Sersi pada wanita berambut blonde yang sedang fokus pada ponselnya.

Wanita itu pun mendongak dan tersenyum ramah.

"Iya, kamu tunggu disini juga. Kita menunggu sampai Pak Samuel keluar dari ruangan CEO, mereka sedang ada kepentingan dulu. Duduklah disini." ucap wanita itu pada Sersi.

"Oh iya, baik terimakasih!." Sersi pun duduk disebelah wanita itu. Dan kini dirinya merasa tegang dan gugup secara tiba - tiba, ternyata saingannya banyak sekali. Dia takut harapannya lolos lagi.

"Emm, ngomong-ngomong kita belum berkenalan. Namaku Selly." sambil menjulurkan tangannya ke Sersi.

"Aku Sersi", jawab Sersi sambil membalas jabatan tangan wanita berambut blonde itu yang ternyata bernama Selly.

Mereka pun melepaskan jabatan tangannya, dan kembali mengobrol ringan sambil menunggu Samuel keluar dari ruangan sang CEO. Sampai pada akhirnya mereka larut dalam obrolannya, Sersi pun agak merasa rileks karena mendapat teman pertamanya disini setelah hampir setengah bulan di London. Hingga..

Pintu ruangan CEO terbuka, dan Samuel keluar dari sana sambil membawa beberapa berkas ditangannya. Melihat Samuel pertama kali, sungguh membuat siapa saja terpukau. Sekretaris sekaligus orang kepercayaan Alexander ini memang tampan, dengan tubuhnya yang tinggi besar dan menebarkan aura ketegasan. Namun tidak lupa juga dengan kesan dingin dan tatapan tajam bak elang yang siap menerkamnya menambah kesan killer pada dirinya.

"Oke, kalian semua persiapkan diri kalian. Saya Samuel Harris, yang akan menginterview kalian hari ini, nanti sekretaris saya yang akan memanggil kalian satu persatu ke ruangan saya." ujarnya lalu langsung memasuki ruangannya.

Setelah Samuel berhasil berhasil masuk ke ruangannya, Selly menyikut Sersi sambil tersenyum senyum. Membuat Sersi bingung, apa maksudnya. Melihat-lihat ke arah ruangan Pak Samuel.

"Ser, kamu lihatkan. Itu Pak Samuel Harris kaki tangan perusahaan AR Group ini, wajahnya tampan sekali bukan. Laki laki yang berkerja disini selalu tidak pernah gagal, pasti selalu rupawan semuanya." kata Selly menjelaskan.

"Apa kamu tahu rumor bahwa katanya CEO AR Group ini masih muda, masih lajang pula? Kamu sudah tahu bagaimana rumornya dan siapa dia?." cerocos Selly pada Sersi dengan nada rendah. Selly tak ingin obrolannya diketahui orang lain.

"Emm, iya. Aku juga pernah baca di salah satu laman berita, CEO AR Group ini bernama Alexander Rudwig. Tapi aku belum tahu orangnya yang mana, karena di media tidak menampilkan fotonya." jawab Sersi sambil mengedikkan bahu.

"Woah,, ternyata namanya Alexander. Sepertinya, CEO kita lebih tampan dari Pak Samuel ya kan. Aku jadi ingin melihat, semoga aja aku bisa lolos interview hari ini. Dan bisa kerja disini, biar bisa lihat bos besar secara langsung. Media hanya menutupi, karena CEO kita itu katanya tertutup orangnya. Kamu hebat bisa sampai menemukan nama lengkap bos, aku saja yang sudah searching tidak menemukannya." cerocos Selly kembali.

Sersi hanya ber 'oh' ria saja menanggapi setiap omongan dan omongan dari Selly. Melihat Selly yang cerewet dan terobsesi dengan cowok tampan, mengingatkannya ke Cindy. Sahabatnya pun memiliki kepribadian yang sama seperti Selly. Selalu 'kepo' alias ingin tahu dan cerewet badai.

"SELLY ANASTASIA", terdengar suara panggilan dari sekretaris pak Samuel.

Selly pun melihat ke arah ruangan pak Samuel, dan ketika melihat ada orang keluar darisana. Ia pun langsung berdiri dari duduknya, dan menepuk pundak Sersi.

"Aku pergi dulu ya, aku dipanggil giliran interview. Semoga berhasil kamu ya! Semoga kita bisa bekerja disini sama sama bye, aku masuk dulu." kata Selly terus berjalan masuk ke ruangannya Pak Samuel.

Sersi hanya menjawab dengan anggukan. Sersi pun selepas Selly pergi, mengambil ponselnya yang berada didalam tas slingbagnya. Dia mengirimkan pesan ke Cindy, dia lupa memberikan kabar baik pada sahabat lamanya ini.

To : Cindy

From : Sersi

[Cin, pagi ini aku sedang berada di kantor AR Group. Mau interview kerja, kemarin aku dapat email. Doakan aku semoga berhasil! Benar kata kamu, harapan masih ada untukku. Terimakasih, kamu peramal yang baik ternyata]

From : Cindy

To : Sersi

[Wah benarkah. Kalau begitu selamat ya ser! Iya aku akan doakan kamu semoga interview kerja kamu hari ini lancar dan bisa lolos, bisa keterima kerja disana. Wah aku masih tidak menyangka kamu akan menjadi karyawan perusahaan besar! Semoga kamu senang dengan pekerjaan barumu nanti]

From : Sersi

To : Cindy

[Iya makasih ya, Cin. Aku juga tidak menyangka, dari pelayan toko jadi pegawai kantoran seperti ini. Ya semoga saja aku akan nyaman bekerja disini, semuanya memang harus dirubah kan! Hidupku harus berubah, semangat sukses]

From : Cindy

To : Sersi

[Iya. Hmm, memang kamu harus bisa berubah demi masa depan kamu juga Ser. Buktikan bahwa kamu bisa hidup mandiri sendiri, sukses, dan wanita yang memiliki karir cemerlang. Semangat sayang]

From : Sersi

To : Cindy

[Terimakasih ya Cin supportnya!]

Chattingan pun berakhir sampai disitu, karena terlihat Cindy off dari keterangan status terakhir dilihatnya. Sersi pun menyimpan kembali ponselnya, dan kembali menunggu gilirannya untuk diinterview kerja. Sampai akhirnya.

"SERSI VILHAUC", Sersi mendengar namanya dipanggil.

Dirinya pun segera berdiri dari duduknya, dan menghampiri pintu ruangan Samuel. Dengan hati yang kembali tegang, dan gugup membuat wajahnya sedikit agak pucat . Tetapi, dengan percaya dirinya dia memutar knop pintu dan alhasil pintunya pun terbuka. Sersi pun perlahan mulai memasuki ruangan ini dengan perasaan yang tegang. Dia berjalan ke arah meja Pak Samuel.

"Silahkan duduk, Nona! Kita akan mulai interview, mana dokumen yang saya butuhkan?", ucapnya.

Sersi pun menyerahkan dokumennya, dan Samuel pun membacanya dengan seksama. Sampai pada akhirnya sesi interview itu pun dimulai.

'Jangan gugup, jangan grogi. Semangat Sersi, kamu pasti bisa. Semoga aku bisa lancar menjawab semua pertanyaan. Ya Tuhan bantu aku.' doa Sersi di dalam hatinya.

Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Bab 10 (Pengungkapan Identitas)
11 Bab 11
12 Bab 12 (Menjenguk Papah Di Portland)
13 Bab 13 (Berperang Membantu Jirosama)
14 Bab 14 (Kepulangan Sang Tuan Muda)
15 Bab 15 (Bertemu Lagi Dengan Sekretaris Cantik)
16 Bab 16 (Tugas Sersi Selesai)
17 Bab 17 (Bibi Arrabella Datang Ke Kantor)
18 Bab 18 (Fakta Kebenaran Sersi)
19 Bab 19 (Keputus Asaan Alden)
20 Bab 20 (Bertemu Dean Mendadak)
21 Bab 21 (Menerima Tawaran Kawin Kontrak)
22 Bab 22 (Peraturan Nikah Kontrak)
23 Bab 23 (Memberitahu Pernyataan Palsu)
24 Bab 24 (Kehampaan Sang CEO)
25 Bab 25 (Disuruh Pindah Ke Apartemen CEO)
26 Bab 26 (Fitting Baju Pengantin)
27 Bab 27 (Papah Menginginkan Cucu)
28 Bab 28 (Cemburu Tanpa Alasan)
29 Bab 29 (Akad Pernikahan Alexander dan Sersi)
30 Bab 30 (Pergi Bekerja Kembali)
31 Bab 31 (Hadirnya Mantan Alex)
32 Bab 32 (Mulai Saling Suka)
33 Bab 33 (Bodyguard untuk Sersi)
34 Bab 34 (Dinner With Dean)
35 Bab 35 (Ketakutan Sersi dan Kegalauan Alex)
36 Bab 36 (Bertemu Dengan Paman Chang dan Bibi Melda)
37 Bab 37 (Alex Jadi Posesif)
38 Bab 38 (Pergi Ke Light Vision)
39 Bab 39 (Sersi Diterima Jadi Penulis Kontrak)
40 Bab 40 (Sersi Diculik!)
41 Bab 41 (Sersi Disekap)
42 Bab 42 (Menyusun Rencana)
43 Bab 43 (Menyelamatkan Sersi)
44 Bab 44 (Sersi berhasil selamat dan kejahatan Ellea terungkap)
45 Bab 45 (SERSI SADAR DARI PINGSAN)
46 Bab 46 (Kembali Pulang)
47 Bab 47 (Drama Tertidur di Bathtub)
48 Chapter 2
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Bab 10 (Pengungkapan Identitas)
11
Bab 11
12
Bab 12 (Menjenguk Papah Di Portland)
13
Bab 13 (Berperang Membantu Jirosama)
14
Bab 14 (Kepulangan Sang Tuan Muda)
15
Bab 15 (Bertemu Lagi Dengan Sekretaris Cantik)
16
Bab 16 (Tugas Sersi Selesai)
17
Bab 17 (Bibi Arrabella Datang Ke Kantor)
18
Bab 18 (Fakta Kebenaran Sersi)
19
Bab 19 (Keputus Asaan Alden)
20
Bab 20 (Bertemu Dean Mendadak)
21
Bab 21 (Menerima Tawaran Kawin Kontrak)
22
Bab 22 (Peraturan Nikah Kontrak)
23
Bab 23 (Memberitahu Pernyataan Palsu)
24
Bab 24 (Kehampaan Sang CEO)
25
Bab 25 (Disuruh Pindah Ke Apartemen CEO)
26
Bab 26 (Fitting Baju Pengantin)
27
Bab 27 (Papah Menginginkan Cucu)
28
Bab 28 (Cemburu Tanpa Alasan)
29
Bab 29 (Akad Pernikahan Alexander dan Sersi)
30
Bab 30 (Pergi Bekerja Kembali)
31
Bab 31 (Hadirnya Mantan Alex)
32
Bab 32 (Mulai Saling Suka)
33
Bab 33 (Bodyguard untuk Sersi)
34
Bab 34 (Dinner With Dean)
35
Bab 35 (Ketakutan Sersi dan Kegalauan Alex)
36
Bab 36 (Bertemu Dengan Paman Chang dan Bibi Melda)
37
Bab 37 (Alex Jadi Posesif)
38
Bab 38 (Pergi Ke Light Vision)
39
Bab 39 (Sersi Diterima Jadi Penulis Kontrak)
40
Bab 40 (Sersi Diculik!)
41
Bab 41 (Sersi Disekap)
42
Bab 42 (Menyusun Rencana)
43
Bab 43 (Menyelamatkan Sersi)
44
Bab 44 (Sersi berhasil selamat dan kejahatan Ellea terungkap)
45
Bab 45 (SERSI SADAR DARI PINGSAN)
46
Bab 46 (Kembali Pulang)
47
Bab 47 (Drama Tertidur di Bathtub)
48
Chapter 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!