Sersi dan Alex pun sudah turun ke lantai dasar dan menuju loby. Ketika mereka berhasil keluar dari gedung AR Group, terlihat mobil Roll Royce sudah menunggu di depan jalan. Clark membukakan pintu mobil ketika Alexander sudah mendekati, dan Alexander pun masuk juga Sersi ke dalam mobil.
Clark pun menutup pintu mobil setelah Sersi berhasil masuk, dan dia juga masuk ke dalam mobil lalu mengemudinya. Melajukan Roll Royce itu ke Verge. Sebuah hotel yang paling elit dan pelayanan terbaik yang selalu dikedepankan, dan juga terdapat restoran di lantai dasar yang mengutamakan menu western food dan timur tengah. Menu favorit yang Alexander suka dan juga tempatnya yang nyaman dan mewah pastinya.
Alexander dan Sersi, duduk bersampingan di dalam mobil tersebut. Sersi merasa canggung, baru kali ini dia berkendara bersama bossnya lagi setelah sekian lama. Karena setelah satu bulan masuk kerja, dia sudah tidak mengikuti meeting meeting seperti ini. Karena dia menghabiskan waktunya bekerja hanya di gedung perusahaan AR Group, selalu Samuel yang dibawa. Jadi dia baru kali ini, mengikuti kembali meeting dengan klien.
Sedangkan Alexander menatap melihat dengan detail setiap inchi dan lekuk tubuh Sersi, rambut panjang coklat lurus, hidung mancung, pipi yang bulat chubby, bibir yang sexy merah muda dan kulit mulus bersih bak susu menambah kecantikannya. Jujur Alex terkesima juga dengan kecantikan Sersi jika diamati dari dekat begini. Apalagi tubuhnya juga sehat dan seksi.
'Kau memang cantik sekali', batin Alex berkata.
Namun, Alex tersadar dari lamunannya. Dan mengubah pandangan jadi melihat ke depan, dia tidak boleh menaruh perasaan apa apa untuknya, dia tak ingin terluka lagi sehingga sekelebat kilas bayangan Ellea kembali terlihat dan membuat Alex menggalau seketika.
*******
"Selamat siang Alex, senang bertemu denganmu lagi", ucap Chang Dodo ketika melihat Alexander datang, dan langsung menyambut dengan pelukan cool.
"Siang juga Pak Chang. Saya juga senang bertemu dengan anda,"
"Bagaimana keadaan Alden, apa dia membaik. Semenjak Marissa meninggal dia terlihat kurang bersemangat menjalani hidup?", tanya Chang kepada Alexander anak dari sahabatnya.
Ya Chang Dodo merupakan sahabat ayahnya sejak lama.
"Hmm, kondisi papah baik - baik saja untuk saat ini. Masih melakukan berbagai terapi, papah masih dalam pengawasan dokter Pak Chang", seru Alexander pada sahabat ayahnya tersebut.
Dan ketika Chang Dodo, menoleh ke arah Sersi. Sontak dia melihat dari atas ke bawah, dan menanyakannya kepada Alex secara langsung. Karena tidak biasanya dia menerima karyawan perempuan.
"Hmmm, dia pacarmu Alex?", Tanya Chang ketika tatapannya jatuh ke Sersi.
"Bukan, dia sekretaris pribadiku. Namun aku suka padanya paman, jadi aku akan menikahinya dalam waktu dekat mungkin...", ucap Alexander enteng.
Dan Sersi yang mendengarnya secara spontan mendelik dan langsung merah padam amarahnya, dia meledak - ledak bisa bisanya dia secara enteng bilang begitu bahkan dia belum menyetujuinya. Dia tak ingin menikah bukan dengan orang yang dia suka, Alex menurutnya adalah pria yang bukan kriterianya dan memiliki moral yang kurang bagus.
Sersi pun tak terima, dan akan menjawab semua kesalahpahaman ini.
"Maaf Tuan, saya tidak akan menikah dengan Tuan Muda. Mungkin Tuan Mudanya hanya bergurau. Karena saya..", ucap Sersi pada Chang yang sedang makan semangkuk mie hangat diatas meja kerjanya.
"Kalau menikah asli pun tak apa, biar Alex mandiri dan lebih bertanggung jawab", ucap Chang kemudian duduk ditempat yang sudah dipersiapkan.
Sersi hanya tersenyum pasrah, dia tidak ingin banyak bicara kemudian duduk dan mendengarkan perbincangan antara Alexander dan Chang. Sersi memasang kuping lamat lamat untuk mendengarkan jalannya rapat dan ikut menuliskan poin poin penting apa saja harus dia ketahui.
"Bagaimana kalau kita pesan makanannya sekarang saja, sembari menunggu kita membahas pembangunan pusat pembelanjaan yang akan aku laksanakan 10 bulan ke depan", tutur Pak Chang pada Alexander.
"Boleh paman, silahkan. Dia juga belum makan, alangkah baiknya kita berdiskusi sambil menyantap hidangan makan siang".
Pak Chang pun memanggil kepala pelayan dan memesan menu yang paling favorit dan mewah disini, setelah berhasil mencatat semua pesanan klien kepala pelayan langsung pergi untuk memberi tahu koki di kitchen.
Kembali ke Alexander dan Pak Chang, mereka pun mulai membicarakan mengenai kerjasama untuk membangun pusat perbelanjaan di wilayah strategis baru yang akan Chang Dodo garap diwilayah dekat pusat kota. Karena lahan tanah kosong itu berdekatan dengan pemukiman penduduk dan juga perumahan elit, juga dekat dengan gedung - gedung sekolah, memungkinkan jika membangun pusat perbelanjaan disana.
Karena pasti orang - orang yang tinggal di perumahan dan pemukiman disana, akan membeli barang kebutuhan mereka ke toko yang lebih dekat untuk menghemat waktu dan keuntungan lainnya, lahan ini bertepatan dengan jalan hidup yang banyak dilalui orang banyak. Sehingga memudahkan mereka dalam mencari dan menggaet customer baru dengan mengadakan diskon atau event - event tertentu untuk menarik minat pengunjung.
"Bagaimana Alex, bagus bukan? Kita akan mendapatkan keuntungan yang banyak jika pusat perbelanjaan ini benar dibangun. Aku sudah cek lokasi dan tempatnya", kata Pak Chang meyakinkan Alexander bahwa proyek ini akan membuat keuntungan yang besar.
"Ya paman, lokasi ini memang bagus jika dibangun mall maupun hotel. Selain tempatnya yang strategis, dan dekat dengan berbagai fasilitas lainnya. Memungkinkan customer baru mudah didapat. Tapi membangun pusat perbelanjaan yang paman mau memakan waktu yang cukup lama, mungkin sekitar setahunan sampai dua tahun",
"Ya memang tapi aku ingin mempersingkat waktu, aku ingin pembangunan mall perbelanjaan ini hanya 10 bulan saja. Biarlah aku mengeluarkan banyak biaya asalkan proyek pembangunan ini cepat selesai. Aku akan mengirimkan dana 2triliun padamu, aku akan memberimu saham 35%."
"Tapi itu dana yang sangat besar, apa paman sudah memperhitungkan semuanya. Sudah memperkirakan apakah keuntungannya akan mengembalikan dana yang sudah keluar besar ini, aku sanggup membuat mall ini dengan waktu yang cepat namun dana yang dikeluarkan pun tidak sedikit",
"Tidak usah khawatir Alex, aku sudah menghitung dan memperkirakan semuanya. Pembangunan pusat perbelanjaan ini akan sangat menguntungkan sekali",
"Oke, paman. Kita deal. Dokumennya akan ku bawa, aku akan mengecek ulang lokasi dan mengurus semuanya. Terimakasih paman sudah mempercayaiku dalam proyek ini", tutur Alexander pada Chang Dodo.
"Aku percaya padamu, kau penerus A2 Corporation. Pastilah kau sangat pandai dalam berbisnis dan melakukan proyek dengan baik, bahkan kehebatanmu dalam membangun bisnis lebih hebat dari ayahmu",
"Paman terlalu memuji, aku hanya beruntung bisa menaikkan perusahaan dalam waktu singkat", jawabnya.
"Haha, tidak aku serius. Aku akan menunggu kabar selanjutnya darimu tentang proyek ini, kirim saja lewat e-mail jika kau sudah beres memikirkannya. Ini dokumennya bacalah dulu, aku harap kerjasama kita menuai laba yang banyak",
"Baik paman, nanti Sersi yang akan mengirim e-mail kepada paman", sambil menoleh ke arah Sersi yang ternyata sedang melahap makanannya.
Sersi mendengarkan meeting juga menulis beberapa poin penting ini sambil memakan makanan yang sudah datang, ketika bosnya Alexander dan Pak Chang sedang asyik membahas proyek pembangunan mall pusat perbelanjaan ini. Dia sudah tidak ingin menahan rasa malunya, dia sudah sangat lapar karena sebelumnya dia tidak sempat makan siang jugakan.
Niatnya yang akan pergi ke kantin kantor untuk makan malah mengharuskannya ikut meeting bersama Alexander sang pria diktator ini. Sersi, yang merasa disebut namanya langsung matanya membulat karena malu dia sedang mengunyah makanannya penuh dimulutnya. Jadi yang dia lakukan hanya tersenyum kemudian mengangguk, karena jika bicara mulutnya tidak bisa karena penuh dengan makanan.
Pembahasan proyek ini pun selesai setelah 1 jam setengah berlalu, Sersi dan Alexander juga Chang Dodo pergi meninggalkan restoran Verge tersebut. Clark sudah sigap ada di depan jalan, dia membukakan pintu untuk Alexander dan juga Sersi.
"Tuan maaf saya lancang, tadi Samuel menelepon saya untuk memberitahukan kepada Tuan Muda. Tuan Muda tolong datang ke Portland Hospital untuk menemui Tuan Besar. Kondisinya semakin lemah, Nona Sofia sudah ada disana menunggu anda!", ucap Clark sebelum Alexander masuk ke dalam mobilnya itu.
"Oke, kita Portland sekarang. Katakan pada Samuel gantikan aku untuk memantau proyek property ke Birmingham", titah Alex pada Clark.
"Baik Tuan, saya akan sampaikan kepada Samuel", jawab Clark sembari membungkuk hormat.
Alexander pun mengangguk lalu masuk ke dalam mobil Roll Royce mewah tersebut, diikuti Sersi yang ikut masuk ke dalam mobil.
Clark pun melajukan mobilnya menuju Portland Hospital langsung tanpa mengantarkan Sersi terlebih dahulu ke kantor AR Group.
Sersi yang mengetahui bahwa jalan ini bukan menuju ke arah kantor seketika merasa heran, apakah dia juga akan ikut ke rumah sakit portland. Yang dimaksud Tuan Besar itu apakah ayahnya, Sersi bertanya tanya di dalam hatinya. Kenapa dia harus ikutserta toh dia cuman karyawan sajakan, atau mungkin karena arahnya berlawanan dengan arah kantor sehingga dia hanya dibawa untuk menunggu di dalam mobil pikirnya. Buat apa juga dia masuk kan, keluarga bukan kekasih juga bukan.
Diantara Alexander dan Sersi saling diam, tak ada obrolan basa basi atau pun obrolan membahas pekerjaan. Sersi sibuk dengan dirinya sendiri yang memainkan ponsel, dan Alex sibuk memandangi Sersi. Sesekali Alex juga menelan salivanya ketika melihat kancing kemeja Sersi yang terlepas satu di depan dadanya. Membuat sedikit belahan bukit indah itu terlihat mengintip dibalik baju kemeja putihnya.
Alex cukup tergoda melihat bukit putih, nan kencang itu. Karena diapun lelaki normal, ketika melihatnya dia dapat mengira bahwa ukuran bukit Sersi cukup besar. Terbukti dari bulatan bukit yang sedikit menonjol karena tertekan bra, membuat darahnya sedikit berdesir.
'****! Apa dia daritadi kancingnya terbuka seperti itu, apa dia tidak sadar. Sungguh ceroboh, membuatku ingin merasakannya arrgh', batin Alexander dengan susah payah menelan salivanya.
Sehingga Alex berusaha menenangkan dirinya, dan berniat akan memberitahunya. Apa iya dia akan biarkan, dan itu akan membuat mata lelaki lain tergoda. Alex merasa marah membayangkannya, tanpa sadar dia mulai merasa cemburu buta tidak jelas padahal status mereka pun bukan siapa siapa hanya atasan dan bawahan tapi Alex berpikir sedemikian rupa.
"Ehemm,, Kamu Sersi, lihat bajumu. Kancing kemejamu terbuka, apa kamu sengaja menggoda saya?", Kata Alexander tanpa menoleh ke arah Sersi, masih tetap lurus ke depan.
Sersi yang mendengar itu, langsung mengalihkan pandangannya dari ponsel dan melihat ke arah dadanya. Dan benar saja, kancing kemejanya yang paling atas terbuka dua buah. Dan belahan dadanya terlihat, dengan terburu - buru Sersi membenarkan kembali kancing bajunya dan merapikannya kembali.
"Maaf, saya tidak tahu. Bukan menggoda anda!", seru Sersi agak naik karena marah dan malu.
'Issh, bisa - bisanya aku gak sadar daritadi kancing kemeja ini kebuka, kasihan bukit indahku terekspose', batin Sersi menggerutu. Merutuki kebodohannya.
Sersi yang bertindak salah tingkah, dan kemudian diam seribu bahasa karena malu. Membuat Alexander terkekeh di dalam hatinya, merasa lucu atas apa yang Sersi lakukan. Dia benar benar tidak sadar dengan bajunya yang kancingnya terbuka.
'Dasar wanita ceroboh!', batin Alex bersuara.
________
"Wah, bagus sekali gaunnya Cindy. Kamu yang mendesain gaun ini?", kata ibunya cindy memuji hasil karya anak semata wayangnya tersebut.
"Iya bu, ini hasil desain aku sama mendiang Andreas waktu itu. Aku juga gak nyangka, nyatanya akan secantik dan sebagus ini", ucapnya berbinar melihat gaun yang dia desain sudah selesai dijahit.
"Alhamdulilah ya nak, kamu menang lomba desainnya. Semoga cita - cita kamu segera terwujud nak, ibu selalu doakan kamu yang terbaik", ucap ibunya bangga.
"Iya bu, makasih ya bu. Oh iya, ini.. ", ucap Cindy menyodorkan amplop coklat yang berisikan uang hadiah dari lomba desain.
"Ini apa nak?", tanya ibunya pada Cindy sambil membuka amplop tersebut.
Dan alangkah terkejutnya bu Anna, karena di dalamnya terdapat uang yang lumayan banyak. Dia tergugu, kemudian menangis terharu. Kemudian memeluk Cindy senang, bangga atas keberhasilan anaknya. Kemudian bu Anna merenggangkan pelukannya dan..
"Nak, kamu mendapat hadiah uang yang sangat banyak. Uangmu jangan kasih ke ibu, biarlah buat dirimu sendiri. Penuhi kebutuhanmu, nikmatilah keberhasilanmu. Ini hasil jerih payahmu", ucap bu Anna pada Cindy.
"Ibu jangan begitu. Itu uang 15juta bu, hadiah dari lomba desain gaun. Gapapa, aku kasih ibu sebagian karena ibu pasti butuhkan. Aku sudah ambil bagianku, sisanya untuk ibu saja. Aku ingin membahagiakan ibu, terima ya bu?", ucap Cindy agar ibunya mau menerimanya.
Ibunya kembali menitikkan air mata, dan memeluk kembali putrinya itu.
"Terimakasih nak", jawab bu Anna.
"Iya bu, sama sama. Besok kita ke mall depan ya belanja kebutuhan rumah dan beli baju baru buat ibu", kata Cindy ingin membawa ibunya berjalan - jalan.
Ibunya menganggukkan kepala tanda setuju dengan ajakan anaknya.
******
Waktu sudah menjelang sore hari, dan Cindy berniat akan melipat dan merapihkan gaunnya. Dia sudah berjanji akan mengirimkan gaun ini kepada sahabatnya Sersi.
Karena Cindy ingin sahabatnya ini melihat hasil karyanya ini sekaligus menghadiahkannya kepada Sersi, karena dia ingat 5 hari lagi Sersi akan berulang tahun. Jadi Cindy menghadiahkan gaun ini, walaupun menurutnya sederhana namun tetap elegan.
"Kamu pastilah cantik pakai ini, ah andai kamu masih disini pasti aku bisa melihatmu secara langsung ketika pakai gaun ini", ucapnya.
Cindy pun melipat dan merapihkannya langsung dimasukkan ke dalam plastik lalu dus kecil. Dia packing karena gaun ini dia akan kirim ke London Inggris dimana Sersi tinggal sekarang.
"Nah selesai juga", ucap Cindy ketika gaun berhasil dia bungkus dan dibentuk paket. Dia mengambil ponselnya, dan membuka aplikasi pesannya yang sudah lama tidak dia buka karena kesibukannya dengan skripsi dan hal lain. Membuatnya tidak sempat mengaktifkan aplikasi pesannya itu.
Sehingga ketika baru saja membuka aplikasi pesannya, beberapa pesan membrudal masuk dan juga dari grup. Namun Cindy berniat akan mengirimkan pesan pada Sersi, bahwa desain gaunnya yang waktu itu sudah selesai jahit dan siap dikirim ke London.
Cindy pun memfoto paket tersebut, lalu mengirimkannya pada Sersi.
[Ser ini aku sudah bungkus gaunnya, aku paketkan ya. Besok aku akan kirimkan ini, sambil mengantar ibu ke mall depan. Aku menang juara 2 loh, gaun ini untukmu. Walau pun 5 hari lagi kamu ulang tahunnya, tapi aku ucapin Happy Birthday ya Sersi. Semoga kamu kehidupan kedepannya semakin baik, panjang umur, sehat dan yang baik baik untuk kamu. Semoga suka dengan gaunnya ya! Kirimkan fotonya jika gaun ini sudah sampai ya!]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments